ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Potensi alam di Sulawesi Utara
Potensi adalah kemampuan berupa kekayaan kenampakan dan sumber daya alam yang dapat
dikembangkan.
Provinsi Sulawesi Utara terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dan memiliki luas wilayah
15.376,99 km2 dengan ibukota Manado. Provinsi ini berbatasan dengan Laut Sulawesi, Samudra
Pasifik dan Republik Filipina di sebelah utara, Laut Maluku di sebelah timur, Teluk Tomini di
sebelah selatan dan Provinsi Gorontalo di sebelah barat. Provinsi ini beribukota di Manado.
Jumlah penduduk sebesar 2,21 juta jiwa (Oktober 2008) dengan tingkat kepadatan penduduk 158
kilometer persegi (2008). Jumlah penduduk usia produktif (Agustus 2008) adalah 1,67 juta jiwa
dengan jumlah angkatan kerja mencapai 1,02 juta orang dan jumlah penduduk bukan angkatan
kerja sebanyak 648 ribu orang. Jumlah penduduk yang bekerja berjumlah 912 ribu orang dan
jumlah pengangguran sebanyak 108 ribu. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah 10,65
persen dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 61,16 persen.
Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 sebanyak 251 ribu jiwa (11,42 persen) dimana 68,4
persen berada di pedesaan. Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2008 sebesar Rp
845.000. Jumlah penerima BLT (2005) menurut kategori sangat miskin sebanyak 33 ribu jiwa,
miskin sebanyak 61 ribu jiwa, dan mendekati miskin sebanyak 34 ribu jiwa.
SUMBER DAYA ALAM
Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
Luas lahan sawah sebesar 100 ribu ha yang meliputi lahan sawah irigasi teknis, lahan sawah
irigasi semi teknis, lahan sawah irigasi non teknis, lahan sawah tadah hujan dan areal sawah
pasang surut. Hasil padi yang diproduksi mencapai 471 ribu ton. Hasil palawija, hortikultura,
sayur-sayuran, buah-buahan sebesar 701 ribu ton dengan luas lahan yang digunakan 342 ribu ha.
Potensi tanaman perkebunan adalah kelapa, cengkeh, pala, kopi, kakao dan vanili. Luas
perkebunan kakao adalah 4 ribu ha. Perkebunan tanaman pala berada di Kabupaten Sangihe dan
Kabupaten Tonasa. Hasil produksi perikanan mencapai 164 ribu ton yang terdiri dari perikanan
tangkap dan perikanan budidaya.
Kehutanan
Hutan di Provinsi Sulawesi Utara seluas 1,88 juta ha yang terdiri dari hutan lindung, hutan
produksi tetap, hutan produksi terbatas, hutan produk konversi dan hutan suaka alam. Hasil
kehutanan yang dihasilkan adalah jenis kayu besi, meranti, kayu lokal lainnya, rotan, damar,
kayu manis, ijuk,daun woka dan lainnya.
Pertambangan
Potensi pertambangan di Provinsi Sulawesi Utara meliputi tembaga, emas, perak, nikel, titanium,
besi, mangan semen, pasir besi/hitam, belerang, kaolin dan bahan galian C seperti pasir, batu,
krikil dan trass.
Tabel 1
Persebaran Potensi Pertambangan
No Potensi Tambang Lokasi
1 Tembaga
Kab. Bolaang Mongondow,
Kab.Minahasa, dan Kab. Sangihe Talaud
2 Emas dan Perak
Kab. Sangihe Talaud, Kab. Minahasa,
Kab. Minahasa Utara, Kab. Minahasa
Selatan dan Kab. Bolaang Mongondow
3 Nikel dan Titanium Kab. Sangihe Talaud
4 Besi Kab. Minahasa
5 Mangan Kab. Minahasa
6 Semen Kab. Bolaang Mongondow
7 Pasir Besi/ Hitam
Kab. Sangihe Talaud, Minahasa dan
Gorontalo
8 Belerang
Kab. Minahasa dan Kab. Bolaang
Mongondow
9 Kaolin Toraget Minahasa
Sedangkan untuk persebaran bahan galian C seperti pasir, batu, krikil dan trass hampir merata di
seluruh Sulawesi Utara.
KONDISI EKONOMI MAKRO TRIWULAN III-2009
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 7,73% (yoy)., dimana konsumsi baik konsumsi
rumah tangga maupun swasta. memberikan kontribusi paling besar. Selain itu, seluruh sektor
juga ikut memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,
terutama aktivitas pembangunan infrastruktur yang membawa multiplier effect pada seluruh
sektor ekonomi yang ada.
Pada September 2009, Kota Manado mencatat deflasi sebesar 0,01% (yoy). Penurunan ini dipicu
oleh ketersediaan kebutuhan bahan pokok yang mampu memenuhi permintaan yang tinggi
menjelang dan pasca hari raya Idul Fitri. Selain itu, realisasi beras miskin pada bulan tersebut
telah mencapai 75%.
Alokasi dana dari pemerintah pusat ke Provinsi Sulawesi Utara diperkirakan mencapai Rp9,22
Triliun atau naik 17,12% dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan komponen penyusunnya, kenaikan dana alokasi pemerintah pusat terutama berasal
dari Dana Perimbangan (DAU/DAK) yang naik 23,45% mencapai jumlah Rp5,34 Triliun.
Berikutnya adalah Dana Sektoral
yang naik 8,38% mencapai Rp3,09 Triliun dan Dana Dekonsentrasi/Tugas Perbantuan yang naik
13,79% mencapai Rp788 milliar.
Pada tingkat provinsi, kinerja keuangan pemerintah hingga triwulan III 2009 relatif lebih baik
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sampai dengan September 2009, total
pengeluaran pemerintah mencapai Rp656,72 milliar atau mencapai 57,96% dari target
pengeluaran dalam APBD-P sebesar Rp1.133,16 milliar. Sementara itu, total penerimaan
pemerintah telah mencapai Rp783,09 milliar atau baru 75,37% dari target
penerimaan dalam APBD-P sebesar Rp1.039,06 milliar. Jumlah penerimaan yang lebih besar
dibandingkan realisasi menyebabkan keuangan pemerintah hingga triwulan III 2009 mengalami
surplus sebesar Rp126,36 milliar.
Potensi Sosial Budaya di Sumatra Utara
Potensi sosial budaya adalah kemampuan yang dapat dikembangkan dari pola kehidupan
yang terdapat pada suatu masyarakat di suatu daerah.
Kebudayaan di Sulawesi Utara. Selain kaya akan sumber daya alam Sulawesi Utara juga kaya
akan seni dan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang. Berbagai seni dan budaya dari
berbagai suku yang ada di Provinsi Sulawesi Utara justru menjadikan daerah nyiur melambai
semakin indah dan mempesona. Berbagai pentas seni dan budaya maupun tradisi dari nenek
moyang memberikan warna tersendiri bagi provinsi yang terkenal akan kecantikan dan
ketampanan nyong dan nona Manado.
Secara garis besar penduduk di Sulawesi Utara terdiri atas 3 suku besar yakni suku minahasa,
suku sangihe dan talaud dan suku bolaang mongondow. Ketiga suku/etnis besar tersebut
memiliki sub etnis yang memiliki bahasa dan tradisi yang berbeda-beda. Tak heran Provinsi
Sulawesi Utara terdapat beberapa bahasa daerah seperti Toulour, Tombulu, Tonsea,
Tontemboan, Tonsawang, Ponosakan dan Bantik (dari Suku Minahasa), Sangie Besar, Siau,
Talaud (dari Sangihe dan Talaud) dan Mongondow, Bolaang, Bintauna, Kaidipang (dari Bolaang
Mongondow)
Propinsi yang terkenal akan semboyan torang samua basudara (kita semua bersaudara) hidup
secara rukun dan berdampingan beberapa golongan agama seperti Kristen, Katolik, Islam,
Hindu, Budha dan Kong Hu Chu. Namun dari keaneka ragaman tersebut bahasa Indonesia masih
menjadi bahasa pemersatu dari berbagai suku dan golongan.
Berikut ini beberapa Kebudayaan di Sulawesi Utara
ï‚· Budaya mapalus. Mapalus merupakan sebuah tradisi budaya suku Minahasa dimana dalam
mengerjakan segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong. Budaya
mapalus mengandung arti yang sangat mendasar. Mapalus juga dikenal sebagai local Spirit and
local wisdom masyarakat di Minahasa
ï‚·
ï‚· Perayaan tulude. Perayaan tulude atau kunci taong (kunci tahun) dilaksanakan pada setiap
akhir bulan januari dan diisi dengan upacara adat yang bersifat keagamaan dimana ungkapan
puji dan syukur terhadap sang pencipta oleh karena berkat dan rahmat yang telah diterima pada
tahun yang telah berlalu sambil memohon berkat serta pengampunan dosa sebagai bekal hidup
pada tahun yang baru
ï‚· Festival figura. Figura merupakan seni dan budaya yang diadopsi dari kesenian yunani klasik.
Seni ini lebih dekat dengan seni pantomim atau seni menirukan laku atau watak dari seseorang
tokoh yang dikenal atau diciptakan. Figura merupakan kesenian yang dapat menghadirkan
dramaturgi pendek terhadap sosok atau perilaku tokoh-tokoh yang dianggap berperan dalam
mengisi tradisi baik buruknya sosok dan watak seorang manusia. Oleh pemerintah kota
Manado festival figura diselenggarakan dalam rangka pesta kunci taong layaknya perayaan
tulude yang dilaksanakan oleh masyarakat sangihe
ï‚· Toa Pe Kong atau Cap go meh. Seperti didaerah lainnya, perayaan/upacara ini juga rutin
dilaksanakan di Sulawesi Utara apa terlebih di Kota Manado. Upacara ini dimeriahkan
dengan atraksi dari Ince Pia yakni seorang yang memotong-motong badan dan mengiris lidah
dengan pedang yang tajam serta menusuk pipi dengan jarum besar yang tajam akan tetapi si
Ince Pia tidak terluka .
ï‚· Pengucapan syukur. Pengucapan syukur merupakan tradisi masyarakat Minahasa yang
mengucap syukur atas segala berkat yang telah Tuhan berikan. Biasanya pengucapan syukur
dilaksanakan setelah panen dan dikaitkan dengan acara keagamaan untuk mensyukuri berkat
Tuhan yang dirasakan terlebih panen yang dinikmati. Acara pengucapan syukur ini
dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat suku Minahasa pada hari Minggu umumnya antara
bulan Juni hingga Agustus. Saat pengucapan syukur hampir setiap keluarga menyediakan
makanan untuk para tamu yang akan datang berkunjung apa terlebih makanan khas seperti nasi
jaha dan dodol.
ï‚· Festival Pinawetengan. Festival yang dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 7 Juli, diawali
dengan melakukan upacara adat di batu pinawetengan kemudian dilanjutkan dengan menggelar
pertunjukan seni dan budaya Sulawesi Utara di Institut Seni dan Budaya Sulawesi Utara.
Selain itu, Sulawesi Utara memiliki banyak kesenian yang terus dilestarikan hingga saat ini.
Beberapa seni dan budaya di Sulawesi Utara bisa anda lihat dengan mengklik tautan ini. Itulah
beberapa Kebudayaan di Sulawesi Utara yang hingga kini masih rutin dilaksanakan dan
dilestarikan oleh masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara.

More Related Content

Potensi alam di sulawesi utara

  • 1. Potensi alam di Sulawesi Utara Potensi adalah kemampuan berupa kekayaan kenampakan dan sumber daya alam yang dapat dikembangkan. Provinsi Sulawesi Utara terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dan memiliki luas wilayah 15.376,99 km2 dengan ibukota Manado. Provinsi ini berbatasan dengan Laut Sulawesi, Samudra Pasifik dan Republik Filipina di sebelah utara, Laut Maluku di sebelah timur, Teluk Tomini di sebelah selatan dan Provinsi Gorontalo di sebelah barat. Provinsi ini beribukota di Manado. Jumlah penduduk sebesar 2,21 juta jiwa (Oktober 2008) dengan tingkat kepadatan penduduk 158 kilometer persegi (2008). Jumlah penduduk usia produktif (Agustus 2008) adalah 1,67 juta jiwa dengan jumlah angkatan kerja mencapai 1,02 juta orang dan jumlah penduduk bukan angkatan kerja sebanyak 648 ribu orang. Jumlah penduduk yang bekerja berjumlah 912 ribu orang dan jumlah pengangguran sebanyak 108 ribu. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah 10,65 persen dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 61,16 persen. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 sebanyak 251 ribu jiwa (11,42 persen) dimana 68,4 persen berada di pedesaan. Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2008 sebesar Rp 845.000. Jumlah penerima BLT (2005) menurut kategori sangat miskin sebanyak 33 ribu jiwa, miskin sebanyak 61 ribu jiwa, dan mendekati miskin sebanyak 34 ribu jiwa. SUMBER DAYA ALAM Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Luas lahan sawah sebesar 100 ribu ha yang meliputi lahan sawah irigasi teknis, lahan sawah irigasi semi teknis, lahan sawah irigasi non teknis, lahan sawah tadah hujan dan areal sawah pasang surut. Hasil padi yang diproduksi mencapai 471 ribu ton. Hasil palawija, hortikultura, sayur-sayuran, buah-buahan sebesar 701 ribu ton dengan luas lahan yang digunakan 342 ribu ha. Potensi tanaman perkebunan adalah kelapa, cengkeh, pala, kopi, kakao dan vanili. Luas perkebunan kakao adalah 4 ribu ha. Perkebunan tanaman pala berada di Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Tonasa. Hasil produksi perikanan mencapai 164 ribu ton yang terdiri dari perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Kehutanan Hutan di Provinsi Sulawesi Utara seluas 1,88 juta ha yang terdiri dari hutan lindung, hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, hutan produk konversi dan hutan suaka alam. Hasil kehutanan yang dihasilkan adalah jenis kayu besi, meranti, kayu lokal lainnya, rotan, damar, kayu manis, ijuk,daun woka dan lainnya. Pertambangan Potensi pertambangan di Provinsi Sulawesi Utara meliputi tembaga, emas, perak, nikel, titanium, besi, mangan semen, pasir besi/hitam, belerang, kaolin dan bahan galian C seperti pasir, batu, krikil dan trass. Tabel 1 Persebaran Potensi Pertambangan No Potensi Tambang Lokasi 1 Tembaga Kab. Bolaang Mongondow, Kab.Minahasa, dan Kab. Sangihe Talaud 2 Emas dan Perak Kab. Sangihe Talaud, Kab. Minahasa, Kab. Minahasa Utara, Kab. Minahasa
  • 2. Selatan dan Kab. Bolaang Mongondow 3 Nikel dan Titanium Kab. Sangihe Talaud 4 Besi Kab. Minahasa 5 Mangan Kab. Minahasa 6 Semen Kab. Bolaang Mongondow 7 Pasir Besi/ Hitam Kab. Sangihe Talaud, Minahasa dan Gorontalo 8 Belerang Kab. Minahasa dan Kab. Bolaang Mongondow 9 Kaolin Toraget Minahasa Sedangkan untuk persebaran bahan galian C seperti pasir, batu, krikil dan trass hampir merata di seluruh Sulawesi Utara. KONDISI EKONOMI MAKRO TRIWULAN III-2009 Pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 7,73% (yoy)., dimana konsumsi baik konsumsi rumah tangga maupun swasta. memberikan kontribusi paling besar. Selain itu, seluruh sektor juga ikut memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama aktivitas pembangunan infrastruktur yang membawa multiplier effect pada seluruh sektor ekonomi yang ada. Pada September 2009, Kota Manado mencatat deflasi sebesar 0,01% (yoy). Penurunan ini dipicu oleh ketersediaan kebutuhan bahan pokok yang mampu memenuhi permintaan yang tinggi menjelang dan pasca hari raya Idul Fitri. Selain itu, realisasi beras miskin pada bulan tersebut telah mencapai 75%. Alokasi dana dari pemerintah pusat ke Provinsi Sulawesi Utara diperkirakan mencapai Rp9,22 Triliun atau naik 17,12% dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan komponen penyusunnya, kenaikan dana alokasi pemerintah pusat terutama berasal dari Dana Perimbangan (DAU/DAK) yang naik 23,45% mencapai jumlah Rp5,34 Triliun. Berikutnya adalah Dana Sektoral yang naik 8,38% mencapai Rp3,09 Triliun dan Dana Dekonsentrasi/Tugas Perbantuan yang naik 13,79% mencapai Rp788 milliar. Pada tingkat provinsi, kinerja keuangan pemerintah hingga triwulan III 2009 relatif lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sampai dengan September 2009, total pengeluaran pemerintah mencapai Rp656,72 milliar atau mencapai 57,96% dari target pengeluaran dalam APBD-P sebesar Rp1.133,16 milliar. Sementara itu, total penerimaan pemerintah telah mencapai Rp783,09 milliar atau baru 75,37% dari target penerimaan dalam APBD-P sebesar Rp1.039,06 milliar. Jumlah penerimaan yang lebih besar dibandingkan realisasi menyebabkan keuangan pemerintah hingga triwulan III 2009 mengalami surplus sebesar Rp126,36 milliar. Potensi Sosial Budaya di Sumatra Utara Potensi sosial budaya adalah kemampuan yang dapat dikembangkan dari pola kehidupan yang terdapat pada suatu masyarakat di suatu daerah. Kebudayaan di Sulawesi Utara. Selain kaya akan sumber daya alam Sulawesi Utara juga kaya akan seni dan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang. Berbagai seni dan budaya dari berbagai suku yang ada di Provinsi Sulawesi Utara justru menjadikan daerah nyiur melambai semakin indah dan mempesona. Berbagai pentas seni dan budaya maupun tradisi dari nenek moyang memberikan warna tersendiri bagi provinsi yang terkenal akan kecantikan dan ketampanan nyong dan nona Manado. Secara garis besar penduduk di Sulawesi Utara terdiri atas 3 suku besar yakni suku minahasa, suku sangihe dan talaud dan suku bolaang mongondow. Ketiga suku/etnis besar tersebut memiliki sub etnis yang memiliki bahasa dan tradisi yang berbeda-beda. Tak heran Provinsi
  • 3. Sulawesi Utara terdapat beberapa bahasa daerah seperti Toulour, Tombulu, Tonsea, Tontemboan, Tonsawang, Ponosakan dan Bantik (dari Suku Minahasa), Sangie Besar, Siau, Talaud (dari Sangihe dan Talaud) dan Mongondow, Bolaang, Bintauna, Kaidipang (dari Bolaang Mongondow) Propinsi yang terkenal akan semboyan torang samua basudara (kita semua bersaudara) hidup secara rukun dan berdampingan beberapa golongan agama seperti Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu. Namun dari keaneka ragaman tersebut bahasa Indonesia masih menjadi bahasa pemersatu dari berbagai suku dan golongan. Berikut ini beberapa Kebudayaan di Sulawesi Utara ï‚· Budaya mapalus. Mapalus merupakan sebuah tradisi budaya suku Minahasa dimana dalam mengerjakan segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong. Budaya mapalus mengandung arti yang sangat mendasar. Mapalus juga dikenal sebagai local Spirit and local wisdom masyarakat di Minahasa ï‚· ï‚· Perayaan tulude. Perayaan tulude atau kunci taong (kunci tahun) dilaksanakan pada setiap akhir bulan januari dan diisi dengan upacara adat yang bersifat keagamaan dimana ungkapan puji dan syukur terhadap sang pencipta oleh karena berkat dan rahmat yang telah diterima pada tahun yang telah berlalu sambil memohon berkat serta pengampunan dosa sebagai bekal hidup pada tahun yang baru ï‚· Festival figura. Figura merupakan seni dan budaya yang diadopsi dari kesenian yunani klasik. Seni ini lebih dekat dengan seni pantomim atau seni menirukan laku atau watak dari seseorang tokoh yang dikenal atau diciptakan. Figura merupakan kesenian yang dapat menghadirkan dramaturgi pendek terhadap sosok atau perilaku tokoh-tokoh yang dianggap berperan dalam mengisi tradisi baik buruknya sosok dan watak seorang manusia. Oleh pemerintah kota Manado festival figura diselenggarakan dalam rangka pesta kunci taong layaknya perayaan tulude yang dilaksanakan oleh masyarakat sangihe ï‚· Toa Pe Kong atau Cap go meh. Seperti didaerah lainnya, perayaan/upacara ini juga rutin dilaksanakan di Sulawesi Utara apa terlebih di Kota Manado. Upacara ini dimeriahkan dengan atraksi dari Ince Pia yakni seorang yang memotong-motong badan dan mengiris lidah dengan pedang yang tajam serta menusuk pipi dengan jarum besar yang tajam akan tetapi si Ince Pia tidak terluka . ï‚· Pengucapan syukur. Pengucapan syukur merupakan tradisi masyarakat Minahasa yang mengucap syukur atas segala berkat yang telah Tuhan berikan. Biasanya pengucapan syukur dilaksanakan setelah panen dan dikaitkan dengan acara keagamaan untuk mensyukuri berkat Tuhan yang dirasakan terlebih panen yang dinikmati. Acara pengucapan syukur ini dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat suku Minahasa pada hari Minggu umumnya antara bulan Juni hingga Agustus. Saat pengucapan syukur hampir setiap keluarga menyediakan makanan untuk para tamu yang akan datang berkunjung apa terlebih makanan khas seperti nasi jaha dan dodol. ï‚· Festival Pinawetengan. Festival yang dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 7 Juli, diawali dengan melakukan upacara adat di batu pinawetengan kemudian dilanjutkan dengan menggelar pertunjukan seni dan budaya Sulawesi Utara di Institut Seni dan Budaya Sulawesi Utara. Selain itu, Sulawesi Utara memiliki banyak kesenian yang terus dilestarikan hingga saat ini. Beberapa seni dan budaya di Sulawesi Utara bisa anda lihat dengan mengklik tautan ini. Itulah beberapa Kebudayaan di Sulawesi Utara yang hingga kini masih rutin dilaksanakan dan dilestarikan oleh masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara.