Dokumen tersebut membahas tentang potensi besar yang dimiliki manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Manusia diciptakan dengan kemampuan berpikir, berkreasi, dan bersekutu dengan Tuhan dan sesama, namun seringkali hanya mengandalkan belas kasihan Tuhan tanpa memaksimalkan potensi yang dimiliki. Agar tujuan penciptaan manusia terpenuhi, yaitu untuk memuliakan Tuhan, manusia diingatkan untuk
1 of 7
Downloaded 19 times
More Related Content
Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)
1. POTENSI BESAR DALAM DIRI MANUSIA
Oleh Betsy Edith Christie, 0906521713
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Arkeologi
Nama Sumber:
1. Materi Rancangan Pembelajaran MPK Agama Kristen
2. Memulai Hidup Baru
3. God’s Answers For Your Every Question for Students
Disusun Oleh:
1. Tim Pengajar MPK Agama Kristen Universitas Indonesia
2. Lea Santoso, Jimmy Kuswadi, dan Tim Staf Perkantas
3. Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer
Data Publikasi:
1. Depok, 2010
2. Jakarta, 2009
3. Jakarta, 2005
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sebagaimana yang tertulis dalam
Kejadian 1:26-29. Akan tetapi, setiap manusia memiliki keunikan tersendiri. Hal ini yang
membedakan manusia berbeda satu sama lainnya ataupun dengan makhluk ciptaan Tuhan
lainnya. Dalam diri setiap manusia memiliki potensi yang besar. Potensi tersebut tentu berbeda
satu sama lainnya. Hal ini dapat terlihat dari setiap bakat yang ada di dalam diri setiap manusia.
Manusia diciptakan Allah dengan sangat istimewa antara lain:
• dapat bersekutu dengan Allah dan dengan sesama manusia;
• mempunyai akal budi, emosi, kesadaran moral, hati nurani, kehendak bebas;
2. • mempunyai kemampuan untuk berpikir, berbicara, bekerja, dan berkreasi.
Hal inilah yang menjadi potensi yang ada di dalam setiap manusia. Potensi besar ini yang
menentukan kualitas dari manusia itu sendiri. Potensi yang ada di dalam diri manusia dapat
menjadi bermakna ketika manusia dapat memaksimalkan potensi tersebut. Dengan demikian,
potensi besar yang ada di dalam diri manusia tidak menjadi sia-sia.
Di dalam Mazmur 8: 6-9 dikatakan mengenai Tuhan memberikan kedudukan tinggi
kepada manusia, yaitu hampir sama seperti Allah. Hal ini dapat menjadi pedoman bagi manusia
untuk semakin berkarya terutama dalam melestarikan bumi ini. Bumi ini diciptakan oleh Tuhan
unutk manusia. Oleh karena itu, sudah sepatutnya manusia melestarikan apa yang telah Allah
ciptakan. Dalam Kejadian 1:26-29 dapat disimpulkan bahwa kodrat seorang manusia adalah
menciptakan sesuatu dari yang ada baik itu dari yang berwujud ataupun tidak berwujud seperti
bakat, potensi, dan kemampuan. Hal ini berbeda dengan Allah yang menciptakan segala sesuatu
dari yang tidak ada menjadi ada.
Hal ini menunjukkan bahwa manusia memang diciptakan dengan potensi yang besar dan
kemampuan-kemampuan istimewa lainnya yang membedakan manusia yang satu dengan
lainnya. Manusia diberikan potensi dan kemampuan tersebut untuk menghasilkan karya dan
tindakan yang berguna. Hal ini kembali lagi kepada tugas manusia itu sendiri yaitu menjaga dan
merawat apa yang telah Allah ciptakan yaitu bumi dan segala isinya.
Manusia dapat mengembangkan seluruh potensi besar yang ada di dalam dirinya. Dengan
mengembangkan potensi besar itu manusia dapat menjadi insan yang kreatif. Hal ini
menyadarkan manusia untuk tidak berdiam diri dalam mencapai sesuatu. Akan tetapi, manusia
dapat memaksimalkan seluruh potensi yang ada di dalam dirinya. Namun, fakta menunjukkan
bahwa manusia terkadang hanya mengharapkan belas kasihan Tuhan tanpa berusaha. Manusia
dapat dikatakan demikian karena terkadang manusia memiliki cita-cita yang tinggi akan tetapi
usaha yang dilakukan tidak berbanding lurus dengan apa yang dicita-citakan. Oleh karena itu,
potensi yang ada di dalam diri manusia harus dimaksimalkan sedemikian rupa sehingga apa yang
dicita-citakan pun dapat terwujud.
Dalam melakukan tindakan terdapat dua macam kesaksian yaitu kesaksian perkataan
dan kesaksian hidup. Kesaksian perkataan adalah kesaksian melalui kata-kata tentang firman
3. Tuhan dan karya-Nya dalam hidup kita. Kesaksian perkataan dapat dilakukan dengan berbagai
cara dan kapan saja. Sedangkan, kesaksian hidup adalah menyaksikan Kristus melalui seluruh
aspek hidup kita, baik melalui pikiran, perkataan maupun perilaku. Kesaksian perkataan dan
kesaksian hidup memiliki kaitan yang erat satu sama lainnya. Apabila satu tidak terpenuhi tidak
akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Kesaksian hidup yang sesungguhnya harus sesuai dengan kesaksian perkataan. Kesaksian
hidup dibangun dengan cara menjalani hidup kekristenan yang setia di hadapan Tuhan di setiap
waktu. Kasih dan kebenaran yang terpancar dari hidup yang demikian akan menjadi daya tarik
untuk menuntun orang kepada Kristus (Kis. 2:46-47) dan membuat orang lain lebih terbuka
mendengar berita Injil.
Kesaksian perkataan dan kesaksian hidup dapat dilakukan untuk menjalani tugas manusia
yang paling nyata yaitu melestarikan bumi ini. Ini merupakan tugas yang memang tidak dapat
ditawar lagi. Manusia diciptakan juga untuk merawat apa yang telah Tuhan ciptakan. Zaman
sekarang manusia identik dengan kegiatan yang berhubungan dengan menjaga lingkungan hidup
yang sudah semakin rentan dengan bahaya seperti pemanasan global. Tindakan nyata manusia
adalah dengan kesaksian perkataan yaitu dengan melakukan seminar yang bertujuan sebagai
pemberitahuan. Di lain hal, manusia pun melakukan kesaksian hidup dengan melakukan
tindakan nyata sebagai bentuk kepedulian lingkungan yaitu dengan menanam pohon ataupun
mengggunakan transportasi umum sebagai upaya untuk mengurangi polusi.
Namun, hal ini belum cukup karena kedua hal tersebut kenyataannya hanya teori belaka.
Kesaksian perkataan dan kesaksian hidup memang dilakukan pula oleh manusia. Akan tetapi,
hanya sebagian saja yang melakukannya. Sehingga, hasil yang diperoleh pun tidak maksimal.
Manusia tentu tidak ingin bumi yang merupakan tempat tinggal bagi manusia menjadi porak
poranda. Bumi yang keadaannya hancur nantinya tidak akan dapat ditempati lagi oleh manusia
dan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Oleh karena itu, hendaknya apa yang manusia lakukan
harus bertujuan untuk melestarikan bumi ini.
Bumi memang tidak hanya diisi oleh manusia yang memang bertanggung jawab akan
tugas mereka yaitu melestarikan bumi. Namun, terdapat pula manusia yang memang lupa akan
tugasnya
tersebut
sehingga
berlaku
semena-mena.
Manusia
yang
demikian
hanya
4. memaksimalkan potensi dari lingkungan tanpa memikirkan lingkungan itu sendiri. Kelompok
manusia tersebut melupakan generasi selanjutnya dan hanya memikirkan kepentingan kelompok
itu sendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa manusia diciptakan hanya untuk
kemuliaan Allah. Salah satu tugas manusia adalah melestarikan bumi ini. Manusia dapat
melakukannya sesuai dengan potensi besar yang ada di dalam diri setiap manusia yang tentunya
beda satu dengan yang lainnya. Manusia memiliki kemampuan menciptakan dari yang berwujud
dan tidak berwujud yaitu potensi, bakat, dan kemampuan-kemampuan. Dengan kemampuan
yang demikian manusia dapat menciptakan apapun sesuai dengan kehendak manusia itu sendiri.
Namun, yang perlu diingat adalah tujuan manusia menciptakan. Tujuan manusia menciptakan
adalah hanya demi memuji dan memuliakan Allah.
Dengan demikia, hendaknya manusia berlaku sesuai dengan Roma 12:11 yang
mengatakan Janganlah hendaknya semangatmu kendor, tetapi jagalah agar rohmu menyala-nyala
dan layanilah Tuhan. Manusia diingatkan untuk terus memaksimalkan potensi besar yang telah
Tuhan berikan. Manusia tidak hanya melakukan kesaksian perkataan namun melakukan pula
kesaksian hidup. Hal ini diperlukan agar manusia dapat menjadi insan yang kreatif. Ini
diperlukan untuk tugas manusia yaitu melestarikan bumi yang merupakan ciptaan Allah.