際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PROSPEK PEREKONOMIAN PROVINSI 
NAD PASCA PILKADA 
Banda Aceh, 22 Februari 2006
2 
Agenda 
I. Profil Provinsi NAD 
II. Perkembangan Ekonomi 
III. Perkembangan Perbankan 
IV.Outlook 
V. Topical Issues
3 
I. Profil Provinsi Nanggroe Aceh 
Darussalam 
Letak : 20-60 Lu 
950-980 Bt 
Luas wilayah : 57.365,57 km2 
Populasi : 4.031.589 jiwa 
Penduduk/km2 : 70,28 jiwa/km2 
Pemerintahan : 17 kabupaten dan 4 kota
Sumber : UNDP2004 
Profil Ekonomi & Kesejahteraan 4 1 
 PDRB Provinsi NAD memberikan kontribusi 2,68% terhadap PDRB nasional. 
 Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan belum berpengaruh terhadap peningkatan 
kesejahteraan masyarakat, sehingga nilai IPM Provinsi NAD relatif rendah. 
Kontribusi ekonomi yang relatif besar belum 
sepenuhnya mampu meningkatkan kesejahteraan  
PANGSA 
(%) 
NOMINAL 
(Miliar Rp) 
NAD 38,571 2.16 9413.6 8.67 6.97 8.97 28.47 15 
NAD* 47,923 2.68 11331.8 34,69 SUMUT 96,233 5.39 7957.8 5.98 6.64 11.02 14.93 7 
ZONA MEDAN 144,156 134,804 8.07 7.54 8310.3 6.75 6.84 18.21 
SUMBAR 32,023 1.79 7409.2 5.37 6.98 10.38 10.46 8 
RIAU 73,577 4.12 13106.8 5.60 8.92 10.74 13.12 5 
ZONA PADANG 105,600 5.91 10563.8 5.53 6.85 11.93 
JAMBI 15,303 0.86 6028.6 5.02 7.25 6.50 12.45 10 
SUMSEL 54,748 3.06 7404.7 6.04 8.94 9.08 20.92 16 
BABEL 8,098 0.45 4016.4 4.75 9.00 7.48 22.39 20 
BENGKULU 6,846 0.38 4420.2 4.44 4.67 9.14 22.22 14 
LAMPUNG 30,807 1.72 8754.5 5.35 5.22 7.37 9.07 18 
ZONA PALEMBANG 115,801 6.48 7287.3 5.54 7.37 15.52 
SUMATERA 356,205 19.94 8387.1 5.99 7.05 15.67 
INDONESIA 1,786,691 100.00 8304.3 5.10 6.40 9.67 16.66 
Peringkat 
IPM (dari 
30 Prov) 
Rasio Pddk 
Miskin(%) 
Pengang-guran 
(%) 
INFLASI 
2004 (%) 
LPE 
2004/03 
(%) 
PDRB per 
Capita 
(ribu Rp) 
PDRB ADHB 2003 
PROVINSI 
365,557 20.46 RasioPddk 
1 
Sumber data PDRB adalah BPS, sementara data inflasi dari Bank Indonesia 
* Pada Provinsi NAD mengugunakan data tahun 2004, kecuali inflasi tahun 2005
5 
Quadran PDRB/Kapita dan Kemiskinan 
PDRB PER KAPITA IND : Rp 8304.3 ribu 
RASIO PENDUDUK MISKIN : 16,66% 
QUADRAN I PDRB PK > Rp8304,3 
PDD MISKIN > 16,66% 
QUADRAN II PDRB PK < Rp8304,3 
PDD MISKIN > 16,66% 
QUADRAN III PDRB PK < Rp8304,3 
PDD MISKIN < 16,66% 
QUADRAN IV PDRB PK > Rp8304,3 
PDD MISKIN < 16,66% 
NAD (28.47, 9378.8) 
SUMSEL (20.92, 7404.7) 
BENGKULU 
(22.39, 4016.4) 
LAMPUNG 
(22.22, 4420.2 
RIAU (13.12, 13106.8) 
BABEL (9.07, 8754.5) 
NASIONAL 
(16.66, 8304.3) 
SUMUT (14.93, 7957.8) 
SUMBAR (10.46, 7409.2) 
JAMBI (12.45, 6028.6) 
13,500 
12,500 
11,500 
10,500 
9,500 
8,500 
7,500 
6,500 
5,500 
4,500 
3,500 
8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0 22.0 24.0 26.0 28.0 30.0 
 Provinsi NAD berada pada kuadran I, artinya tingkat PDRB/kapita yang dimiliki 
cukup tinggi, namun belum mampu menurunkan tingkat pengangguran dan 
kemiskinan. 
 Hal ini disebabkan karena pembangunan yang selama ini dilakukan kebanyakan 
berupa industri skala besar, sehingga tingkat penyerapan tenaga kerjanya rendah. 
PDRB PER CAPITA (Ribu Rp) 
RASIO PENDUDUK MISKIN (%) 
QUADRAN I 
QUADRAN II 
QUADRAN III 
QUADRAN IV
6 
II. PERKEMBANGAN EKONOMI 
Perekonomian NAD tahun 2004 mengalami perlambatan pertumbuhan 
PDRB Provinsi NAD pada tahun 2004 (berdasarkan harga konstan) 
sebesar Rp.39,66 triliun, mengalami penurunan 6,1% (yoy). Bila 
tanpa migas sebesar Rp.21,98 triliun, meningkat 2,71% (yoy). 
Dari sisi permintaan: 
 Konsumsi rumah tangga merupakani faktor dominan dalam 
menunjang pertumbuhan ekonomi, rasio Marginal Propencity to 
Consumse (MPC) 0,23% sementara APC 0,24%. Pertumbuhan 
signifikan pada konsumsi pemerintah, seiring dengan pemekaran 
wilayah. 
 Kegiatan perdagangan telah beralih pada perdagangan domestik 
(antar provinsi), sementara kegiatan ekspor (migas) cenderung 
mengalami penurunan. 
 Permintaan mengalami peningkatan seiring dengan pelaksanaan 
rehabilitasi dan rekonstruksi NAD.
7 
Dari sisi penawaran: 
 Pertumbuhan ekonomi ditopang oleh kontribusi sektor 
pertanian, serta sektor jasa. Sementara pertumbuhan sektor 
migas dan industri pengolahan cenderung turun. 
 Perekonomian masih berada di bawah tingkat potensial, karena 
belum stabilnya perkembangan sektor riil, selain itu masih 
terbatasnya lembaga keuangan di daerah tingkat 2 (kabupaten), 
yang merupakan lembaga intermediasi bagi sektor riil. 
 Pasca bencana alam, kegiatan produksi beralih pada UMKM, 
sementara industri skala besar mengalami perlambatan 
pertumbuhan, belum adanya investasi-investasi baru.
8 
Perkembangan PDRB 
(berdasarkan harga konstan tahun 2000) 
No SEKTOR 
TAHUN GROWTH (%) 
2000 2001 2002 2003 2004 2003 2004 
1 Pertanian 7.453,8 7.662,1 7.648,8 7.911,0 8.358,7 3,4 5,66 
2 Pertamb & Penggalian 12.225,5 8.819,2 14.705,9 16.155,6 12.944,9 9,9 -20,1 
3 Industri Pengolahan 6.496,9 6.108,8 7.122,7 7.237,9 6.914,8 1,6 -4,5 
4 
Listrik, Gas dan Air 
Bersih 43,6 44,6 43,2 50,5 60,4 17,0 19,5 
5 Bangunan 1.748,7 1.312,3 1.486,5 1.500,6 1.514,4 1,0 0,92 
6 Perdag, Hotel & Rest. 4.288,2 4.773,9 4.877,8 4.997,6 4.863,4 2,5 -2,7 
7 Pengangkutan & Kom 1.331,7 1.432,5 1.484,2 1.550,8 1.634,0 4,5 5,36 
8 Keuangan & Js Prsh 232,1 251,7 312,0 408,7 480,6 31,0 17,6 
9 Jasa-jasa 2.062,7 2.159,9 2.279,7 2.426,6 2.893,1 6,4 19,2 
PDRB 35.883,1 32.565,0 39.960,8 42.239,8 39.664,3 5,7 -6,1 
PDRB (non migas) 19.258,5 19.136,2 20.452,5 21.204,0 21.778,4 3,7 2,71 
Share 
2004 (%) 
21,07 
32,64 
17,43 
0,15 
3,82 
12,26 
4,12 
1,21 
7,29 
100,00
9 
 Terjadi pertumbuhan signifikan pada sektor keuangan dan 
jasa, masing-masing sebesar, 17,6% dan 19,2%. 
 Pada sektor inti, terjadi pertumbuhan positif pada sektor 
pertanian, yaitu 5,66% dan kontribusinya terhadap PDRB 
cukup besar, sebesar 21,07%. 
 Pertumbuhahan industri pengolahan di NAD menurun, 
dan terjadi transformasi struktur ekonomi dari industri 
besar kepada usaha skala kecil (UMKM).
10 
Perkembangan Perdagangan Luar Negeri (non-Migas) 
Perkembangan Ekspor Netto 
NAD 
200 
180 
160 
140 
120 
100 
80 
60 
40 
20 
0 
Ekspor impor Nett Ekspor 
2000 2001 2002 2003 2004 2005 
US $ juta 
 Provinsi NAD mencatat surplus perdagangan luar negeri non-migas yg 
relatif besar, terutama dari ekspor pupuk, tetapi pada triwulan IV-2005 
ekspor pupuk terhenti akibat kelangkaan gas alam cair yang merupakan 
baku baku utama untuk produksi pupuk, digantikan oleh komoditi kopi dan 
kayu serta produk olahannya. 
 Nilai ekspor bersih pada tahun 2005 (s/d Nevember 2005) sebesar US$ 
39,53 juta, meningkat 13,17% dibandingkan tahun 2004 yang berjumlah US$ 
34,93 juta.
11 
II. Perkembangan Perbankan NAD 
Kinerja perbankan membaik, namun fungsi intermediasi masih relatif 
rendah. 
 Jumlah Bank di Provinsi NAD, sebanyak; 
 Bank Umum: 16 Bank, dengan 207 kantor bank 
 BPR : 20 Bank, 18 di wil.ker KBI Banda Aceh dan 2 di 
wil.ker KBI Lhokseumawe. 
 Jumlah total aset perbankan pada akhir tahun 2005 sebesar Rp.16,59 
triliun. 
 Penghimpunan dana mencapai Rp.13,89 triliun 
 Jumlah penyaluran kredit (berdasarkan lokasi proyek) sebesar Rp.4,99 
triliun, sehingga rasio LDR sebesar 36,03%.
12 
Kinerja perbankan membaik, namun penyaluran kredit cenderung 
melambat .. 
PERKEMBANGAN INDIKATOR KEUANGAN PERBANKAN NAD 
1=Rp.Triliun 
Indikator 2002 2003 2004 2005 2005 
y-o-y (%) 
Aset 7.608 9.880 10.784 16.588 53,82 
DPK 6.083 7.656 7.952 13.887 74,64 
Kredit 1.578 2.123 3.201 3.634 13,55 
Undirbused Loan 178 112 126 177 
LDR (%) 25,94 27,73 40,25 26,17 - 
Kredit Non Lancar 47 56 89 111 -24,24 
NPL (%) 2,98 2,65 2,80 3,06 - 
L/R 91 69 56 -83 -250,13 
 Pertumbuhan total aset, utamanya dipengaruhi oleh peningkatan DPK 
sebesar 74,64% (y-o-y) 
 Pertumbuhan kredit/pembiayaan yang cenderung lambat, karena 
perkembangan sektor riil yang belum stabil dan meningkatnya suku bunga
13 
Komposisi DPK 
 Tahun 2005 jumlahnya Rp.13,9 triliun, meningkat 
74,64% (yoy). 
 Menurut kompisisinya terdiri dari simpanan giro Rp.7,28 
triliun (52,4%), simpanan tabungan Rp.4 triliun (28,8%) 
dan simpanan deposito Rp.2,6 triliun (18,8%). 
DPK perbankan NAD memiliki tingkat likuiditas yang 
tinggi dan berpengaruh terhadap diversifikasi 
penempatan dana oleh perbankan.
14 
Komposisi Kredit 
Pada tahun 2005 jumlahnya sebesar 3,6 triliun, meningkat 13,55% (yoy)2. 
 Sebagian besar merupakan kredit/pembiayaan Non KUK, jumlahnya 
mencapai Rp.2,09 triliun (57,58%). 
 Menurut tingkat pertumbuhannya, terbesar pada kredit/pembiayaan 
modal kerja sebesar 23%, kredit/pembiayaan konsumsi 15,79%, 
sementara jumlah kredit/pembiayaan mengalami penurunan sebesar 
8,72%. 
 Jumlah kredit/pembiayaan modal kerja Rp. 865,5 miliar, konsumsi 
Rp.2,33 triliun, dan investasi Rp.451,9 miliar. 
Perkembangan kredit/pembiayaan ini dipengaruhi oleh perkembangan 
sektor riil pasca bencana alam gempa bumi dan tsunami, yang sebagian 
besar merupakan UMKM. 
2 PEKDA Provinsi NAD, triwulan IV-2005
15 Kondisi Perekonomian dan 
Perbankan pada saat ini: 
 Sentra produksi tersebar pada kabupaten-kabupaten, 
ditunjukkan dengan beragamnya hasil alam yang dihasilkan 
oleh tiap daerah. 
 Pertumbuhan ekonomi pada skala rendah, dan penggerak 
perekonomian berada pada UMKM. 
 Kendala yang dihadapi oleh UMKM, yaitu: 
1. Pengembangan usaha terbatas, karena terbatasnya dana 
untuk modal kerja. 
2. Sulitnya mengakses dunia perbankan, karena lokasinya 
hanya pada beberapa kabupaten tertentu dan diwilayah 
perkotaan.
16 
A. Lembaga Keuangan: 
Untuk membantu perkembangan UMKM, dibutuhkan 
lembaga keuangan, dan yang cenderung lebih cocok untuk 
Provinsi NAD adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR), 
karena: 
1. Dasar hukumnya jelas dan berada dibawah pengawasan 
BankIndonesia. 
2. Modal yang dibutuhkan untuk mendirikannya relatif kecil. 
3. Lokasi BPR dapat menjangkau hingga tingkat kecamatan. 
4. Dalam operasionalnya, BPR lebih flexibel dibandingkan Bank 
Umum.
17 Indikator Pendukung perluasaan 
jaringan BPR: 
1. Perbandingan Jaringan BPR1: 
Provinsi Jumlah 
Bank 
Jumlah 
Kantor 
DPK 
(Rp.miliar) 
Kredit 
(Rp.miliar) 
NAD2 20 21 36 35 
Sumatera Utara 53 72 228 239 
Sumatera Barat 101 129 245 267 
Jawa Barat 525 612 2.743 2.927 
Jawa Timur 340 628 1.651 2.021 
Jawa Tengah 566 1.015 3.250 3.680 
Yogyakarta 63 107 680 789 
Daerah yang perkembangan UMKMnya pesat, umumnya memiliki 
jaringan BPR yang tersebar. 
1Selain NAD, data s/d Juni 2005 
2 Data s/d Desember 2005
18 
2. Kecenderungan Penyaluran Kredit untuk UMKM. 
PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN NAD 
1=Rp. Miliar 
KETERANGA 
N 
2002 2003 2004 2005 
2005 
y-o-y (%) 
KUK 843,44 1.223,37 1.701,30 2.085,18 22,56 
Non KUK 734,45 899,68 1.499,35 1.549,24 3,33 
JUMLAH 1.577,89 2.123,05 3.200,65 3.634,42 13,55 
Animo perbankan untuk menyalurkan kredit pada UMKM 
ditandai dengan jumlah KUK yang mencapai Rp.2,09 triliun 
(57,37% dari total kredit/pembiayaan)
19 
B. Perluasan Jaringan Bank 
Umum: 
1. Implementasi dari PBI No.8/PBI/2006: 
Intinya memberikan kemudahan bagi bank umum 
konvensional untuk memberikan pelayanan syariah, 
sesuai ketentuan yang berlaku. 
2. Demand masyarakat terhadap jasa dan produk bank 
meningkat. 
3. Ekspektasi perkembangan usaha meningkat, 
dipengaruhi oleh kepastian mengenai arah kebijakan 
pembangunan Provinsi NAD.
20 
C. Undirbused loan: 
Undirbused Loan (jumlah kredit yang belum digunakan): 
Mencerminkan tingkat ekspektasi debitur terhadap perkembangan 
dunia usaha 
Semakin rendah, maka ekspektasi semakin positif. 
Pada triwulan IV-2005 jumlahnya Rp.177 miliar, meningkat 40,41% (yoy) 
PASCA PILKADA: 
Asumsi: - Stabilitas politik stabil 
- No Undirbused Loan 
1. JUMLAH KREDIT/PEMBIAYAAN YANG BERHASIL DISALURKAN AKAN 
MENINGKAT 
2. BERPENGARUH POSITIF TERHADAP RASIO INTERMEDIASI (LDR)
21 
IV. 
OUTLOOK 
Perekonomian tahun 2006 akan meningkat, dipengaruhi 
oleh: 
 Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang semakin aktif. 
 Meningkatnya aliran uang tunai ke Provinsi NAD (terutama dana 
untuk rehabilitasi dan rekonstruksi) 
 Pertumbuhan sektor riil yang positif (perkiraan) pasca Pilkada. 
 Perluasan jaringan perbankan, sekaligus memperkuat 
kelembagaan keuangan mikro. Hal ini akan meningkatkan 
money multiplier effects dalam perekonomian dan membantu 
perkembangan UMKM
22 
V. Topical Issues 
 Bandara Sultan Iskandar Muda akan dijadikan bandara 
berskala internasional dan mulai dilakukan perluasannya, 
diharapkan tahun 2007 telah dapat berfungsi. 
 Pemda NAD mampu merealisasikan pendapatannya 
sebesar 167% dari target 1,65 triliun, ini akan berpengaruh 
terhadap kemampuan investasi pemerintah untuk 
membantu pemulihan ekonomi. 
 Bank Indonesia melakukan kerjasama dengan GTZ untuk 
memperkuat lembaga keuangan mikro 
 Meningkatnya supply bahan pangan, dipengaruhi oleh 
pelaksanaan musim panen di beberapa daerah.
23 
Sekian & Terima Kasih

More Related Content

Potensi ekonomi Aceh

  • 1. PROSPEK PEREKONOMIAN PROVINSI NAD PASCA PILKADA Banda Aceh, 22 Februari 2006
  • 2. 2 Agenda I. Profil Provinsi NAD II. Perkembangan Ekonomi III. Perkembangan Perbankan IV.Outlook V. Topical Issues
  • 3. 3 I. Profil Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Letak : 20-60 Lu 950-980 Bt Luas wilayah : 57.365,57 km2 Populasi : 4.031.589 jiwa Penduduk/km2 : 70,28 jiwa/km2 Pemerintahan : 17 kabupaten dan 4 kota
  • 4. Sumber : UNDP2004 Profil Ekonomi & Kesejahteraan 4 1 PDRB Provinsi NAD memberikan kontribusi 2,68% terhadap PDRB nasional. Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan belum berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, sehingga nilai IPM Provinsi NAD relatif rendah. Kontribusi ekonomi yang relatif besar belum sepenuhnya mampu meningkatkan kesejahteraan PANGSA (%) NOMINAL (Miliar Rp) NAD 38,571 2.16 9413.6 8.67 6.97 8.97 28.47 15 NAD* 47,923 2.68 11331.8 34,69 SUMUT 96,233 5.39 7957.8 5.98 6.64 11.02 14.93 7 ZONA MEDAN 144,156 134,804 8.07 7.54 8310.3 6.75 6.84 18.21 SUMBAR 32,023 1.79 7409.2 5.37 6.98 10.38 10.46 8 RIAU 73,577 4.12 13106.8 5.60 8.92 10.74 13.12 5 ZONA PADANG 105,600 5.91 10563.8 5.53 6.85 11.93 JAMBI 15,303 0.86 6028.6 5.02 7.25 6.50 12.45 10 SUMSEL 54,748 3.06 7404.7 6.04 8.94 9.08 20.92 16 BABEL 8,098 0.45 4016.4 4.75 9.00 7.48 22.39 20 BENGKULU 6,846 0.38 4420.2 4.44 4.67 9.14 22.22 14 LAMPUNG 30,807 1.72 8754.5 5.35 5.22 7.37 9.07 18 ZONA PALEMBANG 115,801 6.48 7287.3 5.54 7.37 15.52 SUMATERA 356,205 19.94 8387.1 5.99 7.05 15.67 INDONESIA 1,786,691 100.00 8304.3 5.10 6.40 9.67 16.66 Peringkat IPM (dari 30 Prov) Rasio Pddk Miskin(%) Pengang-guran (%) INFLASI 2004 (%) LPE 2004/03 (%) PDRB per Capita (ribu Rp) PDRB ADHB 2003 PROVINSI 365,557 20.46 RasioPddk 1 Sumber data PDRB adalah BPS, sementara data inflasi dari Bank Indonesia * Pada Provinsi NAD mengugunakan data tahun 2004, kecuali inflasi tahun 2005
  • 5. 5 Quadran PDRB/Kapita dan Kemiskinan PDRB PER KAPITA IND : Rp 8304.3 ribu RASIO PENDUDUK MISKIN : 16,66% QUADRAN I PDRB PK > Rp8304,3 PDD MISKIN > 16,66% QUADRAN II PDRB PK < Rp8304,3 PDD MISKIN > 16,66% QUADRAN III PDRB PK < Rp8304,3 PDD MISKIN < 16,66% QUADRAN IV PDRB PK > Rp8304,3 PDD MISKIN < 16,66% NAD (28.47, 9378.8) SUMSEL (20.92, 7404.7) BENGKULU (22.39, 4016.4) LAMPUNG (22.22, 4420.2 RIAU (13.12, 13106.8) BABEL (9.07, 8754.5) NASIONAL (16.66, 8304.3) SUMUT (14.93, 7957.8) SUMBAR (10.46, 7409.2) JAMBI (12.45, 6028.6) 13,500 12,500 11,500 10,500 9,500 8,500 7,500 6,500 5,500 4,500 3,500 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0 22.0 24.0 26.0 28.0 30.0 Provinsi NAD berada pada kuadran I, artinya tingkat PDRB/kapita yang dimiliki cukup tinggi, namun belum mampu menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Hal ini disebabkan karena pembangunan yang selama ini dilakukan kebanyakan berupa industri skala besar, sehingga tingkat penyerapan tenaga kerjanya rendah. PDRB PER CAPITA (Ribu Rp) RASIO PENDUDUK MISKIN (%) QUADRAN I QUADRAN II QUADRAN III QUADRAN IV
  • 6. 6 II. PERKEMBANGAN EKONOMI Perekonomian NAD tahun 2004 mengalami perlambatan pertumbuhan PDRB Provinsi NAD pada tahun 2004 (berdasarkan harga konstan) sebesar Rp.39,66 triliun, mengalami penurunan 6,1% (yoy). Bila tanpa migas sebesar Rp.21,98 triliun, meningkat 2,71% (yoy). Dari sisi permintaan: Konsumsi rumah tangga merupakani faktor dominan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi, rasio Marginal Propencity to Consumse (MPC) 0,23% sementara APC 0,24%. Pertumbuhan signifikan pada konsumsi pemerintah, seiring dengan pemekaran wilayah. Kegiatan perdagangan telah beralih pada perdagangan domestik (antar provinsi), sementara kegiatan ekspor (migas) cenderung mengalami penurunan. Permintaan mengalami peningkatan seiring dengan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi NAD.
  • 7. 7 Dari sisi penawaran: Pertumbuhan ekonomi ditopang oleh kontribusi sektor pertanian, serta sektor jasa. Sementara pertumbuhan sektor migas dan industri pengolahan cenderung turun. Perekonomian masih berada di bawah tingkat potensial, karena belum stabilnya perkembangan sektor riil, selain itu masih terbatasnya lembaga keuangan di daerah tingkat 2 (kabupaten), yang merupakan lembaga intermediasi bagi sektor riil. Pasca bencana alam, kegiatan produksi beralih pada UMKM, sementara industri skala besar mengalami perlambatan pertumbuhan, belum adanya investasi-investasi baru.
  • 8. 8 Perkembangan PDRB (berdasarkan harga konstan tahun 2000) No SEKTOR TAHUN GROWTH (%) 2000 2001 2002 2003 2004 2003 2004 1 Pertanian 7.453,8 7.662,1 7.648,8 7.911,0 8.358,7 3,4 5,66 2 Pertamb & Penggalian 12.225,5 8.819,2 14.705,9 16.155,6 12.944,9 9,9 -20,1 3 Industri Pengolahan 6.496,9 6.108,8 7.122,7 7.237,9 6.914,8 1,6 -4,5 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 43,6 44,6 43,2 50,5 60,4 17,0 19,5 5 Bangunan 1.748,7 1.312,3 1.486,5 1.500,6 1.514,4 1,0 0,92 6 Perdag, Hotel & Rest. 4.288,2 4.773,9 4.877,8 4.997,6 4.863,4 2,5 -2,7 7 Pengangkutan & Kom 1.331,7 1.432,5 1.484,2 1.550,8 1.634,0 4,5 5,36 8 Keuangan & Js Prsh 232,1 251,7 312,0 408,7 480,6 31,0 17,6 9 Jasa-jasa 2.062,7 2.159,9 2.279,7 2.426,6 2.893,1 6,4 19,2 PDRB 35.883,1 32.565,0 39.960,8 42.239,8 39.664,3 5,7 -6,1 PDRB (non migas) 19.258,5 19.136,2 20.452,5 21.204,0 21.778,4 3,7 2,71 Share 2004 (%) 21,07 32,64 17,43 0,15 3,82 12,26 4,12 1,21 7,29 100,00
  • 9. 9 Terjadi pertumbuhan signifikan pada sektor keuangan dan jasa, masing-masing sebesar, 17,6% dan 19,2%. Pada sektor inti, terjadi pertumbuhan positif pada sektor pertanian, yaitu 5,66% dan kontribusinya terhadap PDRB cukup besar, sebesar 21,07%. Pertumbuhahan industri pengolahan di NAD menurun, dan terjadi transformasi struktur ekonomi dari industri besar kepada usaha skala kecil (UMKM).
  • 10. 10 Perkembangan Perdagangan Luar Negeri (non-Migas) Perkembangan Ekspor Netto NAD 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Ekspor impor Nett Ekspor 2000 2001 2002 2003 2004 2005 US $ juta Provinsi NAD mencatat surplus perdagangan luar negeri non-migas yg relatif besar, terutama dari ekspor pupuk, tetapi pada triwulan IV-2005 ekspor pupuk terhenti akibat kelangkaan gas alam cair yang merupakan baku baku utama untuk produksi pupuk, digantikan oleh komoditi kopi dan kayu serta produk olahannya. Nilai ekspor bersih pada tahun 2005 (s/d Nevember 2005) sebesar US$ 39,53 juta, meningkat 13,17% dibandingkan tahun 2004 yang berjumlah US$ 34,93 juta.
  • 11. 11 II. Perkembangan Perbankan NAD Kinerja perbankan membaik, namun fungsi intermediasi masih relatif rendah. Jumlah Bank di Provinsi NAD, sebanyak; Bank Umum: 16 Bank, dengan 207 kantor bank BPR : 20 Bank, 18 di wil.ker KBI Banda Aceh dan 2 di wil.ker KBI Lhokseumawe. Jumlah total aset perbankan pada akhir tahun 2005 sebesar Rp.16,59 triliun. Penghimpunan dana mencapai Rp.13,89 triliun Jumlah penyaluran kredit (berdasarkan lokasi proyek) sebesar Rp.4,99 triliun, sehingga rasio LDR sebesar 36,03%.
  • 12. 12 Kinerja perbankan membaik, namun penyaluran kredit cenderung melambat .. PERKEMBANGAN INDIKATOR KEUANGAN PERBANKAN NAD 1=Rp.Triliun Indikator 2002 2003 2004 2005 2005 y-o-y (%) Aset 7.608 9.880 10.784 16.588 53,82 DPK 6.083 7.656 7.952 13.887 74,64 Kredit 1.578 2.123 3.201 3.634 13,55 Undirbused Loan 178 112 126 177 LDR (%) 25,94 27,73 40,25 26,17 - Kredit Non Lancar 47 56 89 111 -24,24 NPL (%) 2,98 2,65 2,80 3,06 - L/R 91 69 56 -83 -250,13 Pertumbuhan total aset, utamanya dipengaruhi oleh peningkatan DPK sebesar 74,64% (y-o-y) Pertumbuhan kredit/pembiayaan yang cenderung lambat, karena perkembangan sektor riil yang belum stabil dan meningkatnya suku bunga
  • 13. 13 Komposisi DPK Tahun 2005 jumlahnya Rp.13,9 triliun, meningkat 74,64% (yoy). Menurut kompisisinya terdiri dari simpanan giro Rp.7,28 triliun (52,4%), simpanan tabungan Rp.4 triliun (28,8%) dan simpanan deposito Rp.2,6 triliun (18,8%). DPK perbankan NAD memiliki tingkat likuiditas yang tinggi dan berpengaruh terhadap diversifikasi penempatan dana oleh perbankan.
  • 14. 14 Komposisi Kredit Pada tahun 2005 jumlahnya sebesar 3,6 triliun, meningkat 13,55% (yoy)2. Sebagian besar merupakan kredit/pembiayaan Non KUK, jumlahnya mencapai Rp.2,09 triliun (57,58%). Menurut tingkat pertumbuhannya, terbesar pada kredit/pembiayaan modal kerja sebesar 23%, kredit/pembiayaan konsumsi 15,79%, sementara jumlah kredit/pembiayaan mengalami penurunan sebesar 8,72%. Jumlah kredit/pembiayaan modal kerja Rp. 865,5 miliar, konsumsi Rp.2,33 triliun, dan investasi Rp.451,9 miliar. Perkembangan kredit/pembiayaan ini dipengaruhi oleh perkembangan sektor riil pasca bencana alam gempa bumi dan tsunami, yang sebagian besar merupakan UMKM. 2 PEKDA Provinsi NAD, triwulan IV-2005
  • 15. 15 Kondisi Perekonomian dan Perbankan pada saat ini: Sentra produksi tersebar pada kabupaten-kabupaten, ditunjukkan dengan beragamnya hasil alam yang dihasilkan oleh tiap daerah. Pertumbuhan ekonomi pada skala rendah, dan penggerak perekonomian berada pada UMKM. Kendala yang dihadapi oleh UMKM, yaitu: 1. Pengembangan usaha terbatas, karena terbatasnya dana untuk modal kerja. 2. Sulitnya mengakses dunia perbankan, karena lokasinya hanya pada beberapa kabupaten tertentu dan diwilayah perkotaan.
  • 16. 16 A. Lembaga Keuangan: Untuk membantu perkembangan UMKM, dibutuhkan lembaga keuangan, dan yang cenderung lebih cocok untuk Provinsi NAD adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR), karena: 1. Dasar hukumnya jelas dan berada dibawah pengawasan BankIndonesia. 2. Modal yang dibutuhkan untuk mendirikannya relatif kecil. 3. Lokasi BPR dapat menjangkau hingga tingkat kecamatan. 4. Dalam operasionalnya, BPR lebih flexibel dibandingkan Bank Umum.
  • 17. 17 Indikator Pendukung perluasaan jaringan BPR: 1. Perbandingan Jaringan BPR1: Provinsi Jumlah Bank Jumlah Kantor DPK (Rp.miliar) Kredit (Rp.miliar) NAD2 20 21 36 35 Sumatera Utara 53 72 228 239 Sumatera Barat 101 129 245 267 Jawa Barat 525 612 2.743 2.927 Jawa Timur 340 628 1.651 2.021 Jawa Tengah 566 1.015 3.250 3.680 Yogyakarta 63 107 680 789 Daerah yang perkembangan UMKMnya pesat, umumnya memiliki jaringan BPR yang tersebar. 1Selain NAD, data s/d Juni 2005 2 Data s/d Desember 2005
  • 18. 18 2. Kecenderungan Penyaluran Kredit untuk UMKM. PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN NAD 1=Rp. Miliar KETERANGA N 2002 2003 2004 2005 2005 y-o-y (%) KUK 843,44 1.223,37 1.701,30 2.085,18 22,56 Non KUK 734,45 899,68 1.499,35 1.549,24 3,33 JUMLAH 1.577,89 2.123,05 3.200,65 3.634,42 13,55 Animo perbankan untuk menyalurkan kredit pada UMKM ditandai dengan jumlah KUK yang mencapai Rp.2,09 triliun (57,37% dari total kredit/pembiayaan)
  • 19. 19 B. Perluasan Jaringan Bank Umum: 1. Implementasi dari PBI No.8/PBI/2006: Intinya memberikan kemudahan bagi bank umum konvensional untuk memberikan pelayanan syariah, sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Demand masyarakat terhadap jasa dan produk bank meningkat. 3. Ekspektasi perkembangan usaha meningkat, dipengaruhi oleh kepastian mengenai arah kebijakan pembangunan Provinsi NAD.
  • 20. 20 C. Undirbused loan: Undirbused Loan (jumlah kredit yang belum digunakan): Mencerminkan tingkat ekspektasi debitur terhadap perkembangan dunia usaha Semakin rendah, maka ekspektasi semakin positif. Pada triwulan IV-2005 jumlahnya Rp.177 miliar, meningkat 40,41% (yoy) PASCA PILKADA: Asumsi: - Stabilitas politik stabil - No Undirbused Loan 1. JUMLAH KREDIT/PEMBIAYAAN YANG BERHASIL DISALURKAN AKAN MENINGKAT 2. BERPENGARUH POSITIF TERHADAP RASIO INTERMEDIASI (LDR)
  • 21. 21 IV. OUTLOOK Perekonomian tahun 2006 akan meningkat, dipengaruhi oleh: Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang semakin aktif. Meningkatnya aliran uang tunai ke Provinsi NAD (terutama dana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi) Pertumbuhan sektor riil yang positif (perkiraan) pasca Pilkada. Perluasan jaringan perbankan, sekaligus memperkuat kelembagaan keuangan mikro. Hal ini akan meningkatkan money multiplier effects dalam perekonomian dan membantu perkembangan UMKM
  • 22. 22 V. Topical Issues Bandara Sultan Iskandar Muda akan dijadikan bandara berskala internasional dan mulai dilakukan perluasannya, diharapkan tahun 2007 telah dapat berfungsi. Pemda NAD mampu merealisasikan pendapatannya sebesar 167% dari target 1,65 triliun, ini akan berpengaruh terhadap kemampuan investasi pemerintah untuk membantu pemulihan ekonomi. Bank Indonesia melakukan kerjasama dengan GTZ untuk memperkuat lembaga keuangan mikro Meningkatnya supply bahan pangan, dipengaruhi oleh pelaksanaan musim panen di beberapa daerah.
  • 23. 23 Sekian & Terima Kasih