2. 2
Agenda
I. Profil Provinsi NAD
II. Perkembangan Ekonomi
III. Perkembangan Perbankan
IV.Outlook
V. Topical Issues
3. 3
I. Profil Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam
Letak : 20-60 Lu
950-980 Bt
Luas wilayah : 57.365,57 km2
Populasi : 4.031.589 jiwa
Penduduk/km2 : 70,28 jiwa/km2
Pemerintahan : 17 kabupaten dan 4 kota
4. Sumber : UNDP2004
Profil Ekonomi & Kesejahteraan 4 1
PDRB Provinsi NAD memberikan kontribusi 2,68% terhadap PDRB nasional.
Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan belum berpengaruh terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat, sehingga nilai IPM Provinsi NAD relatif rendah.
Kontribusi ekonomi yang relatif besar belum
sepenuhnya mampu meningkatkan kesejahteraan
PANGSA
(%)
NOMINAL
(Miliar Rp)
NAD 38,571 2.16 9413.6 8.67 6.97 8.97 28.47 15
NAD* 47,923 2.68 11331.8 34,69 SUMUT 96,233 5.39 7957.8 5.98 6.64 11.02 14.93 7
ZONA MEDAN 144,156 134,804 8.07 7.54 8310.3 6.75 6.84 18.21
SUMBAR 32,023 1.79 7409.2 5.37 6.98 10.38 10.46 8
RIAU 73,577 4.12 13106.8 5.60 8.92 10.74 13.12 5
ZONA PADANG 105,600 5.91 10563.8 5.53 6.85 11.93
JAMBI 15,303 0.86 6028.6 5.02 7.25 6.50 12.45 10
SUMSEL 54,748 3.06 7404.7 6.04 8.94 9.08 20.92 16
BABEL 8,098 0.45 4016.4 4.75 9.00 7.48 22.39 20
BENGKULU 6,846 0.38 4420.2 4.44 4.67 9.14 22.22 14
LAMPUNG 30,807 1.72 8754.5 5.35 5.22 7.37 9.07 18
ZONA PALEMBANG 115,801 6.48 7287.3 5.54 7.37 15.52
SUMATERA 356,205 19.94 8387.1 5.99 7.05 15.67
INDONESIA 1,786,691 100.00 8304.3 5.10 6.40 9.67 16.66
Peringkat
IPM (dari
30 Prov)
Rasio Pddk
Miskin(%)
Pengang-guran
(%)
INFLASI
2004 (%)
LPE
2004/03
(%)
PDRB per
Capita
(ribu Rp)
PDRB ADHB 2003
PROVINSI
365,557 20.46 RasioPddk
1
Sumber data PDRB adalah BPS, sementara data inflasi dari Bank Indonesia
* Pada Provinsi NAD mengugunakan data tahun 2004, kecuali inflasi tahun 2005
5. 5
Quadran PDRB/Kapita dan Kemiskinan
PDRB PER KAPITA IND : Rp 8304.3 ribu
RASIO PENDUDUK MISKIN : 16,66%
QUADRAN I PDRB PK > Rp8304,3
PDD MISKIN > 16,66%
QUADRAN II PDRB PK < Rp8304,3
PDD MISKIN > 16,66%
QUADRAN III PDRB PK < Rp8304,3
PDD MISKIN < 16,66%
QUADRAN IV PDRB PK > Rp8304,3
PDD MISKIN < 16,66%
NAD (28.47, 9378.8)
SUMSEL (20.92, 7404.7)
BENGKULU
(22.39, 4016.4)
LAMPUNG
(22.22, 4420.2
RIAU (13.12, 13106.8)
BABEL (9.07, 8754.5)
NASIONAL
(16.66, 8304.3)
SUMUT (14.93, 7957.8)
SUMBAR (10.46, 7409.2)
JAMBI (12.45, 6028.6)
13,500
12,500
11,500
10,500
9,500
8,500
7,500
6,500
5,500
4,500
3,500
8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0 22.0 24.0 26.0 28.0 30.0
Provinsi NAD berada pada kuadran I, artinya tingkat PDRB/kapita yang dimiliki
cukup tinggi, namun belum mampu menurunkan tingkat pengangguran dan
kemiskinan.
Hal ini disebabkan karena pembangunan yang selama ini dilakukan kebanyakan
berupa industri skala besar, sehingga tingkat penyerapan tenaga kerjanya rendah.
PDRB PER CAPITA (Ribu Rp)
RASIO PENDUDUK MISKIN (%)
QUADRAN I
QUADRAN II
QUADRAN III
QUADRAN IV
6. 6
II. PERKEMBANGAN EKONOMI
Perekonomian NAD tahun 2004 mengalami perlambatan pertumbuhan
PDRB Provinsi NAD pada tahun 2004 (berdasarkan harga konstan)
sebesar Rp.39,66 triliun, mengalami penurunan 6,1% (yoy). Bila
tanpa migas sebesar Rp.21,98 triliun, meningkat 2,71% (yoy).
Dari sisi permintaan:
Konsumsi rumah tangga merupakani faktor dominan dalam
menunjang pertumbuhan ekonomi, rasio Marginal Propencity to
Consumse (MPC) 0,23% sementara APC 0,24%. Pertumbuhan
signifikan pada konsumsi pemerintah, seiring dengan pemekaran
wilayah.
Kegiatan perdagangan telah beralih pada perdagangan domestik
(antar provinsi), sementara kegiatan ekspor (migas) cenderung
mengalami penurunan.
Permintaan mengalami peningkatan seiring dengan pelaksanaan
rehabilitasi dan rekonstruksi NAD.
7. 7
Dari sisi penawaran:
Pertumbuhan ekonomi ditopang oleh kontribusi sektor
pertanian, serta sektor jasa. Sementara pertumbuhan sektor
migas dan industri pengolahan cenderung turun.
Perekonomian masih berada di bawah tingkat potensial, karena
belum stabilnya perkembangan sektor riil, selain itu masih
terbatasnya lembaga keuangan di daerah tingkat 2 (kabupaten),
yang merupakan lembaga intermediasi bagi sektor riil.
Pasca bencana alam, kegiatan produksi beralih pada UMKM,
sementara industri skala besar mengalami perlambatan
pertumbuhan, belum adanya investasi-investasi baru.
9. 9
Terjadi pertumbuhan signifikan pada sektor keuangan dan
jasa, masing-masing sebesar, 17,6% dan 19,2%.
Pada sektor inti, terjadi pertumbuhan positif pada sektor
pertanian, yaitu 5,66% dan kontribusinya terhadap PDRB
cukup besar, sebesar 21,07%.
Pertumbuhahan industri pengolahan di NAD menurun,
dan terjadi transformasi struktur ekonomi dari industri
besar kepada usaha skala kecil (UMKM).
10. 10
Perkembangan Perdagangan Luar Negeri (non-Migas)
Perkembangan Ekspor Netto
NAD
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Ekspor impor Nett Ekspor
2000 2001 2002 2003 2004 2005
US $ juta
Provinsi NAD mencatat surplus perdagangan luar negeri non-migas yg
relatif besar, terutama dari ekspor pupuk, tetapi pada triwulan IV-2005
ekspor pupuk terhenti akibat kelangkaan gas alam cair yang merupakan
baku baku utama untuk produksi pupuk, digantikan oleh komoditi kopi dan
kayu serta produk olahannya.
Nilai ekspor bersih pada tahun 2005 (s/d Nevember 2005) sebesar US$
39,53 juta, meningkat 13,17% dibandingkan tahun 2004 yang berjumlah US$
34,93 juta.
11. 11
II. Perkembangan Perbankan NAD
Kinerja perbankan membaik, namun fungsi intermediasi masih relatif
rendah.
Jumlah Bank di Provinsi NAD, sebanyak;
Bank Umum: 16 Bank, dengan 207 kantor bank
BPR : 20 Bank, 18 di wil.ker KBI Banda Aceh dan 2 di
wil.ker KBI Lhokseumawe.
Jumlah total aset perbankan pada akhir tahun 2005 sebesar Rp.16,59
triliun.
Penghimpunan dana mencapai Rp.13,89 triliun
Jumlah penyaluran kredit (berdasarkan lokasi proyek) sebesar Rp.4,99
triliun, sehingga rasio LDR sebesar 36,03%.
12. 12
Kinerja perbankan membaik, namun penyaluran kredit cenderung
melambat ..
PERKEMBANGAN INDIKATOR KEUANGAN PERBANKAN NAD
1=Rp.Triliun
Indikator 2002 2003 2004 2005 2005
y-o-y (%)
Aset 7.608 9.880 10.784 16.588 53,82
DPK 6.083 7.656 7.952 13.887 74,64
Kredit 1.578 2.123 3.201 3.634 13,55
Undirbused Loan 178 112 126 177
LDR (%) 25,94 27,73 40,25 26,17 -
Kredit Non Lancar 47 56 89 111 -24,24
NPL (%) 2,98 2,65 2,80 3,06 -
L/R 91 69 56 -83 -250,13
Pertumbuhan total aset, utamanya dipengaruhi oleh peningkatan DPK
sebesar 74,64% (y-o-y)
Pertumbuhan kredit/pembiayaan yang cenderung lambat, karena
perkembangan sektor riil yang belum stabil dan meningkatnya suku bunga
13. 13
Komposisi DPK
Tahun 2005 jumlahnya Rp.13,9 triliun, meningkat
74,64% (yoy).
Menurut kompisisinya terdiri dari simpanan giro Rp.7,28
triliun (52,4%), simpanan tabungan Rp.4 triliun (28,8%)
dan simpanan deposito Rp.2,6 triliun (18,8%).
DPK perbankan NAD memiliki tingkat likuiditas yang
tinggi dan berpengaruh terhadap diversifikasi
penempatan dana oleh perbankan.
14. 14
Komposisi Kredit
Pada tahun 2005 jumlahnya sebesar 3,6 triliun, meningkat 13,55% (yoy)2.
Sebagian besar merupakan kredit/pembiayaan Non KUK, jumlahnya
mencapai Rp.2,09 triliun (57,58%).
Menurut tingkat pertumbuhannya, terbesar pada kredit/pembiayaan
modal kerja sebesar 23%, kredit/pembiayaan konsumsi 15,79%,
sementara jumlah kredit/pembiayaan mengalami penurunan sebesar
8,72%.
Jumlah kredit/pembiayaan modal kerja Rp. 865,5 miliar, konsumsi
Rp.2,33 triliun, dan investasi Rp.451,9 miliar.
Perkembangan kredit/pembiayaan ini dipengaruhi oleh perkembangan
sektor riil pasca bencana alam gempa bumi dan tsunami, yang sebagian
besar merupakan UMKM.
2 PEKDA Provinsi NAD, triwulan IV-2005
15. 15 Kondisi Perekonomian dan
Perbankan pada saat ini:
Sentra produksi tersebar pada kabupaten-kabupaten,
ditunjukkan dengan beragamnya hasil alam yang dihasilkan
oleh tiap daerah.
Pertumbuhan ekonomi pada skala rendah, dan penggerak
perekonomian berada pada UMKM.
Kendala yang dihadapi oleh UMKM, yaitu:
1. Pengembangan usaha terbatas, karena terbatasnya dana
untuk modal kerja.
2. Sulitnya mengakses dunia perbankan, karena lokasinya
hanya pada beberapa kabupaten tertentu dan diwilayah
perkotaan.
16. 16
A. Lembaga Keuangan:
Untuk membantu perkembangan UMKM, dibutuhkan
lembaga keuangan, dan yang cenderung lebih cocok untuk
Provinsi NAD adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR),
karena:
1. Dasar hukumnya jelas dan berada dibawah pengawasan
BankIndonesia.
2. Modal yang dibutuhkan untuk mendirikannya relatif kecil.
3. Lokasi BPR dapat menjangkau hingga tingkat kecamatan.
4. Dalam operasionalnya, BPR lebih flexibel dibandingkan Bank
Umum.
17. 17 Indikator Pendukung perluasaan
jaringan BPR:
1. Perbandingan Jaringan BPR1:
Provinsi Jumlah
Bank
Jumlah
Kantor
DPK
(Rp.miliar)
Kredit
(Rp.miliar)
NAD2 20 21 36 35
Sumatera Utara 53 72 228 239
Sumatera Barat 101 129 245 267
Jawa Barat 525 612 2.743 2.927
Jawa Timur 340 628 1.651 2.021
Jawa Tengah 566 1.015 3.250 3.680
Yogyakarta 63 107 680 789
Daerah yang perkembangan UMKMnya pesat, umumnya memiliki
jaringan BPR yang tersebar.
1Selain NAD, data s/d Juni 2005
2 Data s/d Desember 2005
18. 18
2. Kecenderungan Penyaluran Kredit untuk UMKM.
PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN NAD
1=Rp. Miliar
KETERANGA
N
2002 2003 2004 2005
2005
y-o-y (%)
KUK 843,44 1.223,37 1.701,30 2.085,18 22,56
Non KUK 734,45 899,68 1.499,35 1.549,24 3,33
JUMLAH 1.577,89 2.123,05 3.200,65 3.634,42 13,55
Animo perbankan untuk menyalurkan kredit pada UMKM
ditandai dengan jumlah KUK yang mencapai Rp.2,09 triliun
(57,37% dari total kredit/pembiayaan)
19. 19
B. Perluasan Jaringan Bank
Umum:
1. Implementasi dari PBI No.8/PBI/2006:
Intinya memberikan kemudahan bagi bank umum
konvensional untuk memberikan pelayanan syariah,
sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Demand masyarakat terhadap jasa dan produk bank
meningkat.
3. Ekspektasi perkembangan usaha meningkat,
dipengaruhi oleh kepastian mengenai arah kebijakan
pembangunan Provinsi NAD.
20. 20
C. Undirbused loan:
Undirbused Loan (jumlah kredit yang belum digunakan):
Mencerminkan tingkat ekspektasi debitur terhadap perkembangan
dunia usaha
Semakin rendah, maka ekspektasi semakin positif.
Pada triwulan IV-2005 jumlahnya Rp.177 miliar, meningkat 40,41% (yoy)
PASCA PILKADA:
Asumsi: - Stabilitas politik stabil
- No Undirbused Loan
1. JUMLAH KREDIT/PEMBIAYAAN YANG BERHASIL DISALURKAN AKAN
MENINGKAT
2. BERPENGARUH POSITIF TERHADAP RASIO INTERMEDIASI (LDR)
21. 21
IV.
OUTLOOK
Perekonomian tahun 2006 akan meningkat, dipengaruhi
oleh:
Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang semakin aktif.
Meningkatnya aliran uang tunai ke Provinsi NAD (terutama dana
untuk rehabilitasi dan rekonstruksi)
Pertumbuhan sektor riil yang positif (perkiraan) pasca Pilkada.
Perluasan jaringan perbankan, sekaligus memperkuat
kelembagaan keuangan mikro. Hal ini akan meningkatkan
money multiplier effects dalam perekonomian dan membantu
perkembangan UMKM
22. 22
V. Topical Issues
Bandara Sultan Iskandar Muda akan dijadikan bandara
berskala internasional dan mulai dilakukan perluasannya,
diharapkan tahun 2007 telah dapat berfungsi.
Pemda NAD mampu merealisasikan pendapatannya
sebesar 167% dari target 1,65 triliun, ini akan berpengaruh
terhadap kemampuan investasi pemerintah untuk
membantu pemulihan ekonomi.
Bank Indonesia melakukan kerjasama dengan GTZ untuk
memperkuat lembaga keuangan mikro
Meningkatnya supply bahan pangan, dipengaruhi oleh
pelaksanaan musim panen di beberapa daerah.