ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
The 7th
University Research Colloqium 2018
Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta
Potensi Ekstrak Etanol Tumbuhan Krinyuh (Chromolaena odorata) sebagai Senyawa
Anti-Bakteri
Muhammad Eka Hidayatullah
1
Jurusan Bosain, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.
(082314839811/eka_adgutici.76@student.uns.ac.id)
1. PENDAHULUAN
Penyakit infeksi merupakan penyebab paling utama tingginya angka kesakitan (mordibity)
dan angka kematian (mortality) terutama pada negara-negara berkembang seperti halnya
Indonesia (Irianto 2013:39-40). WHO menyatakan penyebab tertinggi kematian anak di atas 5
tahun di Indonesia pada kasus tahun 2005 disebabkan oleh penyakit infeksi dari bakteri dan
virus. Hal ini dilatar belakangi karena kepadatan penduduk, minimnya pengetahuan masyarakat
mengenai sumber infeksi, serta kurangnya pedoman dan kebijakan dari pemerintah (Nursidika et
al., 2014:95) bahkan penyekit yang disebabkan oleh mikrooganisme ini menjadi resisten akibat
penggunaan antibiotik melebihi dosis yang ditentukan. Banyak bakteri dan virus memiliki akses
memasuki tumbuh inangnya melalui membran mukosa saluran pernapasan, gastroin testinal,
saluran genitourinari, konjungtiva serta membaran penting yang menutupi bola mata dan
kelopak mata (Irianto 2013:39-40). dari hasil stutdi di atas maka perlu dibuat obat alternatif yang
aman dan tidak membuat bakteri mejadi resisiten.
Pemanfaatkan senyawa aktif fitokimia tumbuhan adalah solusi terbaik. Senyawa-senyawa
ini dipergunakan oleh tumbuhan untuk mempertahankan diri dari predator seperti
mikroorganisme, serangga, dan juga herbivora (Nursidika et al., 2014: 95). Seperti daun krinyuh
(Chromolaena odorata) yang diketahui mengandung senyawa Steroid (Rizeki 2016) dan
Abstrak
Keywords:
Chromolaena
odorata,
Metabolit
sekunder,
Senyawa anti-
bakteri,
Ektrak etanol
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi
ekstrak tumbuhan krinyuh (Chromolaena odorata) sebagai senyawa
anti-bakteri yaitu senyawa dari ektrak etanol daun krinyu seperti
alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid
yang efektif menghabat pertumbuhan bakteri penyakit. Zona hambat
yang dihasilkan ektrak etanol daun krinyu sangat efektif menghabat
Staphylococcus aureus, Enterococcus spp, Coagulase negatif
staphylococcus (CONS), Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa,
Klebsiella pneumonia, Proteus spp, Acinetobacter spp, dan
Citrobacter spp. adalah sebesar 15% (7,8230) dan ketika
dikombinasi dengan siprofloksasin aktivitas penghabatanya mejadi
semakin efektif. Sedangkan kandungan senyawa α-pinene, camphene,
asam okanoik dan asam decanoic mampu menghambat pertumbuhan
MRSA. Tidak hanya pada manusia tetapi juga pada hewan air
seperti ikan bahwa ektrak daun kriyuh mampu mempertahankan
hidup ikan yang terjangkit penyakit akibat infeksi bakteri seperti
Staphylococcus sp. bahkan aplikasinya dapat dipakai pada
pengawetan makanan sehingga tidak terkontaminasi bakteri.
The 7th
University Research Colloqium 2018
Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta
flavonoids (Manguntungi et al, 2016; Biller et al., 1993) dalam (Hadiroseyani et al., 2005:139)
yang diketahui dapat berfungsi sebagai antivirus dan antibakteri (Hadiroseyani et al., 2005:140).
Daun krinyuh (Chromolaena odorata) banyak terdapat di Indonesia yang biasa hidup liar
karena dianggap sebagai gulma (Prawiradiputra 2007) dan beberapa daerah menggunakanya
sebagai obat tradisional untuk diaplikasikan pada manusia dalam membantu pembekuan darah
yang terkena akibat luka tusuk dan sayatan benda tajam kemudian luka bisul atau borok, dan
luka bakar (Mulyani 2017). Melihat potensi daun krinyuh dan penyakit yang resisten antibiotik
yang sering bermunculan baik disebabkan oleh mikroorganisme maupun virus, maka
mendorong para peneliti dibidang kesehatan dan biologi untuk terus mengembangkan dan
menemukan obat-obatan yang sesuai. Di samping memiliki khasiat untuk penyembuhan
penyakit tertentu, juga sangat sedikit efek samping yang ditimbulkan terhadap tubuh manusia.
2. METODE
Tulisan ini menggunakan metode studi pustaka. Objek kajian dan bahan adalah senyawa
daun krinyuh (Chromolaena odorata) yang sudah diteliti dan dipublikasi dalam bentuk jurnal
ilmiah. Sumber data ialah sumber primer yaitu dari hasil penelitian dan Sumber sekunder dari
tulisan-tulisan yang membahas tentang aplikasi ekstrak krinyuh sebagai anti bakteri potensial.
Fokus tulisan ini adalah studi mengenai hasil-hasil penelitian dan tulisan-tulisan yang sudah ada
mengenai aplikasi ekstrak krinyuh sebagai anti bakteri potensial yang termuat dalam jurnal-
jurnal ilmiah. Data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu berupa hasil penelitian serta data
sekunder berupa tulisan-tulisan yang sudah mencoba membahas mengenai aplikasi ekstrak
krinyuh sebagai anti bakteri dan literarur-literatur yang relevan dengan tulisan ini.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Daun krinyuh (Chromolaena odorata) tersebar di Indonesia. Gulma ini diperkirakan sudah
tersebar di Indonesia sejak tahun 1910-an (Sipayung et al., 1991), dan tidak hanya terdapat di
lahan kering atau pegunungan tetapi juga banyak terdapat di lahan rawa dan lahan basah lainnya
(Thamrin dan Asikin, 2007)
3.1. Taksonomi Chromolaena odorata
Chromolaena odorata (www.eol.org 2012)
Cellular organisms
Superkingdom : Eukaryota
kingdom : Viridiplantae
phylum : Streptophyta
Subphylum : Streptophytina
Genus : Chromolaena
Spesies : C. odorata
Embryophyta; Tracheophyta
Euphyllophyta; Spermatophyta;
Magnoliophyta;
Mesangiospermae;
eudicotyledons; Gunneridae;
Pentapetalae; asterids;
campanulids; Asterales;
Asteraceae; Asteroideae;
Heliantheae alliance;
Eupatorieae;
Referensi : NCBI:txid103745
The 7th
University Research Colloqium 2018
Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta
3.2. Senyawa Chromolaena odorata
Daun krinyuh memiliki senyawa seperti Alkaloid, Flavonoid, Glikosida, Saponin Tanin dan
Steroid/Triterpenoid (Panjaitan, 2017; Damayanti 2012; Marianne et al., 2014:1) (Tabel 1).
Menurut Robinson (1991) senyawa kimia di atas merupakan senyawa kimia yang memiliki
potensi sebagai antibakteri dan antivirus. Daun krinyuh juga mengandung senyawa fenol yang
dapat melindungi sel kulit. Senyawa flavonoid dan tanin termasuk dalam golongan senyawa
fenol, sehingga dapat melindungi kulit juga. Penelitian yang lebih rinci ditunjukan oleh Okwu et
al, (2015) mengenai kandungan lainya dari daun krinyuh yaitu senyawa/minyak esensial seperti
α-pinene, β-pinene, 1,8-cineole, σ-elemene, terpineol, camphene, cymene, linalool, terpinolene
dan α-phallandrene. Asam lemak bebas juga diidentifikasi: yaitu, asam hexanoic (asam caproic),
asam dodecanoic (asam laurat), asam decanoic (asam kaprat) dan asam oktanoat (asam kaprilat).
Tabel 1. Hasil skrining fitokimia ekstrak daun krinyuh hasil penelitian Panjaitan, (2017)
No Parameter Serbuk Simplisia Ekstrak Etanol
1 Alkaloid + +
2 Flavonoid + +
3 Glikosida + +
4 Saponin + +
5 Tanin + +
6 Steroid/Triterpenoid + +
Keterangan: + mengandung golongan senyawa - tidak mengandung golongan senyawa
Tabel 2. Hasil penghabatan Ekstrak Krinyuh terhadap bakteri pemyebab penyakit
No Pelarut Penghambatan Terhadap Bakteri Referensi
1
Ekstrak etanol
daun Krinyuh
Staphylococcus aureus, Enterococcus spp, Coagulase
negatif staphylococcus (CONS), Eschericia coli,
Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia,
Proteus spp, Acinetobacter spp, dan Citrobacter spp
Yutika et al, (2015)
tentang
2
Ekstrak etanol
daun dan hasil
kombinasi
dengan
siprofloksasin
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Panjaitan, (2017)
3
Ekstrak etanol
daun Krinyuh
Staphyloccocus aureus, Escherichia coli dan
Candida albicans
Stanley et al, (2014)
4
Ekstrak etanol
daun Krinyuh
Echeruchia coli dan pada bakteri Staphylococcus
aureus
Munte et al, (2016)
5
Ekstrak etanol
daun Krinyuh
MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus) Okwu et al, (2015a)
6
Ekstrak etanol
daun Krinyuh
MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus) Okwu et al, (2015b)
8
Ekstrak etanol
daun Krinyuh
Staphylococcus sp Lingga et al (2016)
9
Ekstrak etanol
daun Krinyuh
Sebagai pengawet anti-mikroba terhadap makanan Nisba, (2017)
3.3. Aktivitas anti-bakteri Chromolaena odorata
Penelitian Yutika et al, (2015) mengenai aktivitas antibakteri daun krinyuh terhadap bakteri
penyebab luka gangren, menjelaskan bahwa ekstrak etanol dari daun krinyuh mempunyai
aktivitas antibakteri. Hal ini dapat dilihat dari zona hambat dengan konsentrasi terbaik ekstrak
The 7th
University Research Colloqium 2018
Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta
etanolnya sebesar 30% (8,0837) kemudian juga dapat diketahui bahwa konsentrasi efektifnya
ekstrak ini dalam menghambat Staphylococcus aureus, Enterococcus spp, Coagulase negatif
staphylococcus (CONS), Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia,
Proteus spp, Acinetobacter spp, dan Citrobacter spp adalah sebesar 15% (7,8230). Hal yang
sama dijelaskan oleh Panjaitan, (2017) bahwa Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aeruginosa pada KHM 20 mg/ml ektrak daun krinyuh memperlihatkan diameter zona hambat
7.15 mm dan 7.17 mm. namun ketika dikombinasikan siprofloksasin dan ditingkatkan
konsetrasinya diameter zona hambat terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aeruginosa meningkat dan sesuai hingga batas daerah hambat. Menurut (Ditjen POM RI, 1995),
batas daerah hambat dinilai efektif apabila memiliki diameter hambat lebih kurang 14 mm
sampai 16 mm. Hasil uji aktivitas antibakteri diketahui semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol
daun krinyuh maka diameter daerah hambat yang dihasilkan semakin besar.
Stanley et al, (2014) juga menjelaskan dalam penelitianya tentang efek antimikroba
Chromolaena odorata pada beberapa patogen manusia yang diketahui (seperti Staphyloccocus
aureus, Escherichia coli dan Candida albicans) dilakukan dengan penggunaan pelarut yang
berbeda seperti etanol dan air untuk mengekstraksi daun kemudian menghasilkan penghabtan
yang efektif pada pelarut etanol. Sedangkan pada penelitian Munte et al, (2016) menjelaskan uji
bioaktivitas terhadap bakteri memliki daya hambat pada konsentrasi 15% dengan zona hambat
1,3 cm pada bakteri Echeruchia coli dan 1,0 cm pada bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini
menunjukkan ekstrak daun kirinyuh memiliki kemampuan sebagai anti mikroba
Potensi daun krinyuh tidak hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang belum
mengalami resisten seperti Staphylococcus aureus tetapi juga dapat menghambat pertumbuhan
bakteri yang resisten terhadap antibiotik seperti MRSA hal ini di jelakan oleh Okwu et al,
(2015a) mengenai gas chromatography-mass spectrometry analysis of the anti-MRSA fractions
of Chromolaena odorata menjelaskan bahwa beberapa fraksi yang dibuat dalam penelitiannya
yakni fraksi F2 dan F3 dengan masing-masing kandungan senyawa anti-MRSA tertinggi seperti
α-pinene, camphene, asam okanoik dan asam decanoic dengan fariasi fraksi sebanyak 9 fraksi
(F1-F9) yang diperoleh dari daun krinyuh. Penelitian ini menjelaskan semua fraksi memiliki
efek anti-MRSA. Kemuadian penelitan lainya dari Okwu et al, (2015b) tentang In Vitro Anti-
MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus) Activities of the Partitions and Fractions
of the Crude Aqueous Leaf Extract of Chromolaena Odorata (King and Robinson) juga
menjelakan perbandingan antara dua partisi yang digunakan yaitu menggunakan aquades prtisi
(AP) dan kromatografi partisi (CP) dengan hasil aktivitas penghabatan yaini CP menunjukkan
aktivitas anti-MRSA yang lebih tinggi. Nilai rata-rata zona inhibisi pada konsentrasi 3.13-
25.0mg / ml untuk AP dan CP masing-masing adalah 9.43 ± 1.33mm dan 16.61 ± 0.93mm
Kemudian pada hewan air seperti ikan, Lingga et al (2016) menjelaskan bahwa penggunaan
ekstrak daun krinyuh memberi pengaruh terhadap kelulusan hidup dari ikan nila yang diinfeksi
bakteri Staphylococcus sp. Bahkan krinyuh dapat di pakai sebagai pengawet untuk melindungi
makanan dari bakteri seperti Penelitian Nisba, (2017) mengenai efektifitas ekstrak etanol daun
daun krinyuh yang diaplikasikan sebagai pengawet antimikroba pada sediaan sirup farmasetik
4. KESIMPULAN
Ektrak etanol daun krinyuh (Choromolaena odorata) mampu menghambat pertumbuhan
bakteri patogen pada manusia, hewan dan juga dapat di gunakan sebagai pengawet makanan,
Hal ini di karenakan senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya seperti Alkaloid,
Flavonoid, Glikosida, Saponin Tanin dan Steroid/Triterpenoid. Sedangkan kandungan senyawa
α-pinene, camphene, asam okanoik dan asam decanoic mampu menghambat pertumbuhan
MRSA
The 7th
University Research Colloqium 2018
Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta
REFERENSI
Biller, A. Boppere, M. Ludge Witte and hartamnn, T,. 1993. Pyrrolizidine Alkaloids in
Chromolaena odorata: Chemical and Chemoecological Aspects. Phytochemistry, 35(3): 615-
619.
Ditjen POM RI. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Halaman 7, 854-855, 891
Encyclopedia of life. Chromolaena odorata. [Internet, 05, 2018].
http://eol.org/pages/467611/overview
Hadiroseyani Y., Hafifuddin, Alifuddin M., & Supriyadi H. 2005. Potensi Daun Kirinyuh
(Chromolaena odorata) untuk Pengobatan Penyakit Cacar Pada Ikan Gurame (Osphronemus
gouramy) yang Disebabkan Aeromonas. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (2): 139–144
Hanphakphoom S.S.T., Waranusantigu P., Kangwanrangsan N. & Krajangsang S. 2016.
Antimicrobial Activity of Chromolaena odorata Extracts against Bacterial Human Skin
Infections Modern Applied Science. Vol. 10, No. (2) 1913-1852
Irianto K. 2013. Mikrobiologi Kesehatan. Alfabeta, Bandung, Indonesia.
Murrinie, E. D. 2011. Pemanfaatan Gulma Chromolaena odorata (L.) R.M. King And H. Robinson
Sebagai Pupuk Organik dan Biopestisida. Jurnal Muria.
Marianne, Lesatri D. P., Sukandar E.Y., Kurniati N.F., Nasution R. 2014. Antidiabetic Activity of
Leaves Ethanol Extract Chromolaena odorata (L.) R.M. King on Induced Male Mice with
Alloxan Monohydrate. Jurnal Natural. Vol. 14, (1) 1-4
M. Lingga, S. Hastuti, S dan B. Prayitno. 2016. Pengaruh penambahan daun kirinyuh (Eupatorium
odoratum) pada media pemeliharaan terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan ikan nila
(Oreochromis niloticus) yang diinfeksi bakteri Staphylococcus sp. Prosiding Seminar
Nasional Tahunan Ke-V Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. 245-256
Manguntungi B., Kusuma A.B., Asmawati Y. dan Yunianti. 2016. Pengaruh Kombinasi Ekstrak
Kirinyuh (Chromolaena odorata) dan Sirih (Piper betle L) dalam Pengendalian Penyakit
Vibriosis pada Udang The Influence of Kirinyuh (Chromolaena odorata) and Betel (Piper
betle L) Leaf Extra Combination in Controlling Vibriosis Disease on Shrimp. J. Biota. Vol. 1
(3) 138−144
Mulyani D. 2017. Perbandingan daya hambat ekstrak etanol daun kembang bulan (Tithonia
diversifolia) dengan daun tekelan (Chromolaena odorata) terhadap bakeri Staphylococcus
aureus. Scientia Jurnal Farmasi dan Kesehatan. Vol. 7 (2) 77–82
Munte N., Sartini, Lubis R. 2016. Skrining Fitokimia Dan Antimikroba Ekstrak Daun Kirinyuh
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. BioLink, Vol. 2 (2) 132-140
Nursidika P., Saptarini O. & Rafiqua N. 2014. Aktivitas Antimikrob Fraksi Ekstrak Etanol Buah
Pinang (Areca catechu L) pada Bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus aureus. MKB,
Volume 46 No. 2. 94-99.
Nisba M. N. 2017. Uji efektifitas ekstrak etanol daun botto’-botto’ (Choromolaena odorata L)
sebagai pengawet antimikroba pada sediaan sirup farmasetik .Skripsi. Fakultas Kedokteran
Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Okwu M.U., Okorie T.G., Agba M.I. dan Ofeimun O.J. 2015a. Gas Chromatography-Mass
Spectrometry Analysis of the anti-MRSA fractions of Chromolaena odorata (L.) R.M. King
& H. Rob. leaves International Journal of Pharmacology and Clinical Sciences. Vol 4 (2)
16-22
Okwu M.U., Okorie T.G. And Agba M.I. 2015b. In Vitro Anti-MRSA (Methicillin-Resistant
Staphylococcus Aureus) Activities of the Partitions and Fractions of the Crude Aqueous Leaf
Extract of Chromolaena Odorata (King and Robinson). IOSR Journal of Pharmacy and
Biological Sciences. Vol. 10 (1) 136-141
The 7th
University Research Colloqium 2018
Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta
Panjaitan Y.R. 2017. Uji kombinasi ekstrak etanol daun putihan (Chromolaena odorata) DENGAN
siprofloksasin terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aeruginosa. Skripsi. Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara Medan
Prawiradiputra, B.R. 2007. Kirinyu (Chromolaena odorata (L.) R.M. King dan H. Robinson: Gulma
padang rumput yang merugikan. Bulletin Ilmu Peternakan Indonesia (WARTAZOA), 17(1):
46-52
Padmawinata, K. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi.Penerbit ITB. Bandung (
Terjemahan dari Robinson, T. 1991. The Organic Constituens of Higher Plant, 6th ed).
Rizeki E. 2016. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Gulma Siam (Chromolaena odorata L.) dan
Lama Perendaman Terhadap Pengawetan Cabai Merah (Capsicum annum L.). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Biologi, Vol. 1 (1) 29-46
Stanley M.C., Ifeanyi O.E., Nwakaego C.C. and Esther I.O. 2014. Antimirobial effects of
Chromolaena odorata on some human pathogens. Int.J.Curr.Microbiol.App.Sci Vol. 3 (3)
1006-1012
Sipayung, A. , R.D. de Chenon, and P.S. Sudharto. 1991. Observations on Chromolaena odorata
(L.) R.M. King and H. Robinson in Indonesia. Second International Workshop on the
Biological Control and Management of Chromolaena odorata. Biotrop, Bogor.
Thamrin, M., S. Asikin, Mukhlis, dan A. Budiman. 2007. Potensi ekstrak flora lahan rawa sebagai
pestisida nabati. hlm. 23-31. A. Supriyo, A. , M. Noor, I. Ar-Riza, dan D. Nazemi (Ed).
Monograf: Keanekaragaman Flora dan Buah-buahan Eksotik Lahan Rawa. Balai Besar Peneli
t ian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Bogor.
www.ncbi.com. Chromolaena odorata. [Internet, 05, 2018].
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/Taxonomy/Browser/wwwtax.cgi?id=103745.
M. Yutika, R. Rusli dan Ramadhan A.M. 2015. Aktivitas antibakteri daun kirinyuh (Chromolaena
odorata (L.) R.M.King & H.Rob.) terhadap bakteri gangren. Prosiding Seminar Nasional
Kefarmasian Ke-2 Samarinda. 75-81

More Related Content

Similar to Potensi Ekstrak Etanol Tumbuhan Krinyuh (Chromolaena odorata) sebagai Senyawa Anti-Bakteri.pdf (20)

SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGASISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
Josua Sitorus
Ìý
Kanker dan teratogenesis
Kanker dan teratogenesisKanker dan teratogenesis
Kanker dan teratogenesis
Helmon Chan
Ìý
Pekerti gitam adura
Pekerti gitam aduraPekerti gitam adura
Pekerti gitam adura
Herman Yuliandoko
Ìý
SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...
SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...
SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...
Repository Ipb
Ìý
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...
Repository Ipb
Ìý
3 rofiq1
3 rofiq13 rofiq1
3 rofiq1
akhidianz
Ìý
Pf
PfPf
Pf
Nyun Dhy
Ìý
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
Repository Ipb
Ìý
Efektivitas buah ciplukan (physalis angulata linn.) terhadap kanker payudara
Efektivitas buah ciplukan (physalis angulata linn.) terhadap kanker payudaraEfektivitas buah ciplukan (physalis angulata linn.) terhadap kanker payudara
Efektivitas buah ciplukan (physalis angulata linn.) terhadap kanker payudara
Yuvita Anggraini
Ìý
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
Ririn lestari sri Rahayu
Ìý
Jurnal Teknologi Pertanian
Jurnal Teknologi PertanianJurnal Teknologi Pertanian
Jurnal Teknologi Pertanian
Rina Dewi Setyowati
Ìý
Buku10
Buku10Buku10
Buku10
Zacky Zacky
Ìý
Paper benalu muthi
Paper benalu muthiPaper benalu muthi
Paper benalu muthi
Kesuma Yudha
Ìý
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
AlazizSetiawan1
Ìý
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIKFITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
SofiaNofianti
Ìý
1-3-20 Uji Daya Bunuh Ekstrak daun Acacia nilotica terhadap Bakteri-Syarifah-...
1-3-20 Uji Daya Bunuh Ekstrak daun Acacia nilotica terhadap Bakteri-Syarifah-...1-3-20 Uji Daya Bunuh Ekstrak daun Acacia nilotica terhadap Bakteri-Syarifah-...
1-3-20 Uji Daya Bunuh Ekstrak daun Acacia nilotica terhadap Bakteri-Syarifah-...
SyarifahMiftahulELJa1
Ìý
SENYAWA ANTIBAKTERI DARI JAMUR ENDOFIT TANAMAN OBAT (Kajian Penelitian : Fito...
SENYAWA ANTIBAKTERI DARI JAMUR ENDOFIT TANAMAN OBAT (Kajian Penelitian : Fito...SENYAWA ANTIBAKTERI DARI JAMUR ENDOFIT TANAMAN OBAT (Kajian Penelitian : Fito...
SENYAWA ANTIBAKTERI DARI JAMUR ENDOFIT TANAMAN OBAT (Kajian Penelitian : Fito...
azhari72
Ìý
BIJI PEPAYA.pdf
BIJI PEPAYA.pdfBIJI PEPAYA.pdf
BIJI PEPAYA.pdf
desi972093
Ìý
Perbaikan jurnal.docx
Perbaikan jurnal.docxPerbaikan jurnal.docx
Perbaikan jurnal.docx
AstiVebriyanti
Ìý
SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGASISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
Josua Sitorus
Ìý
Kanker dan teratogenesis
Kanker dan teratogenesisKanker dan teratogenesis
Kanker dan teratogenesis
Helmon Chan
Ìý
SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...
SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...
SINTESIS DAN UJI SITOTOKSIK IN VITRO SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA T...
Repository Ipb
Ìý
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...
Repository Ipb
Ìý
3 rofiq1
3 rofiq13 rofiq1
3 rofiq1
akhidianz
Ìý
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
Repository Ipb
Ìý
Efektivitas buah ciplukan (physalis angulata linn.) terhadap kanker payudara
Efektivitas buah ciplukan (physalis angulata linn.) terhadap kanker payudaraEfektivitas buah ciplukan (physalis angulata linn.) terhadap kanker payudara
Efektivitas buah ciplukan (physalis angulata linn.) terhadap kanker payudara
Yuvita Anggraini
Ìý
Jurnal Teknologi Pertanian
Jurnal Teknologi PertanianJurnal Teknologi Pertanian
Jurnal Teknologi Pertanian
Rina Dewi Setyowati
Ìý
Paper benalu muthi
Paper benalu muthiPaper benalu muthi
Paper benalu muthi
Kesuma Yudha
Ìý
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
AlazizSetiawan1
Ìý
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIKFITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
SofiaNofianti
Ìý
1-3-20 Uji Daya Bunuh Ekstrak daun Acacia nilotica terhadap Bakteri-Syarifah-...
1-3-20 Uji Daya Bunuh Ekstrak daun Acacia nilotica terhadap Bakteri-Syarifah-...1-3-20 Uji Daya Bunuh Ekstrak daun Acacia nilotica terhadap Bakteri-Syarifah-...
1-3-20 Uji Daya Bunuh Ekstrak daun Acacia nilotica terhadap Bakteri-Syarifah-...
SyarifahMiftahulELJa1
Ìý
SENYAWA ANTIBAKTERI DARI JAMUR ENDOFIT TANAMAN OBAT (Kajian Penelitian : Fito...
SENYAWA ANTIBAKTERI DARI JAMUR ENDOFIT TANAMAN OBAT (Kajian Penelitian : Fito...SENYAWA ANTIBAKTERI DARI JAMUR ENDOFIT TANAMAN OBAT (Kajian Penelitian : Fito...
SENYAWA ANTIBAKTERI DARI JAMUR ENDOFIT TANAMAN OBAT (Kajian Penelitian : Fito...
azhari72
Ìý
BIJI PEPAYA.pdf
BIJI PEPAYA.pdfBIJI PEPAYA.pdf
BIJI PEPAYA.pdf
desi972093
Ìý
Perbaikan jurnal.docx
Perbaikan jurnal.docxPerbaikan jurnal.docx
Perbaikan jurnal.docx
AstiVebriyanti
Ìý

Potensi Ekstrak Etanol Tumbuhan Krinyuh (Chromolaena odorata) sebagai Senyawa Anti-Bakteri.pdf

  • 1. The 7th University Research Colloqium 2018 Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Potensi Ekstrak Etanol Tumbuhan Krinyuh (Chromolaena odorata) sebagai Senyawa Anti-Bakteri Muhammad Eka Hidayatullah 1 Jurusan Bosain, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. (082314839811/eka_adgutici.76@student.uns.ac.id) 1. PENDAHULUAN Penyakit infeksi merupakan penyebab paling utama tingginya angka kesakitan (mordibity) dan angka kematian (mortality) terutama pada negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia (Irianto 2013:39-40). WHO menyatakan penyebab tertinggi kematian anak di atas 5 tahun di Indonesia pada kasus tahun 2005 disebabkan oleh penyakit infeksi dari bakteri dan virus. Hal ini dilatar belakangi karena kepadatan penduduk, minimnya pengetahuan masyarakat mengenai sumber infeksi, serta kurangnya pedoman dan kebijakan dari pemerintah (Nursidika et al., 2014:95) bahkan penyekit yang disebabkan oleh mikrooganisme ini menjadi resisten akibat penggunaan antibiotik melebihi dosis yang ditentukan. Banyak bakteri dan virus memiliki akses memasuki tumbuh inangnya melalui membran mukosa saluran pernapasan, gastroin testinal, saluran genitourinari, konjungtiva serta membaran penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata (Irianto 2013:39-40). dari hasil stutdi di atas maka perlu dibuat obat alternatif yang aman dan tidak membuat bakteri mejadi resisiten. Pemanfaatkan senyawa aktif fitokimia tumbuhan adalah solusi terbaik. Senyawa-senyawa ini dipergunakan oleh tumbuhan untuk mempertahankan diri dari predator seperti mikroorganisme, serangga, dan juga herbivora (Nursidika et al., 2014: 95). Seperti daun krinyuh (Chromolaena odorata) yang diketahui mengandung senyawa Steroid (Rizeki 2016) dan Abstrak Keywords: Chromolaena odorata, Metabolit sekunder, Senyawa anti- bakteri, Ektrak etanol Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi ekstrak tumbuhan krinyuh (Chromolaena odorata) sebagai senyawa anti-bakteri yaitu senyawa dari ektrak etanol daun krinyu seperti alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid yang efektif menghabat pertumbuhan bakteri penyakit. Zona hambat yang dihasilkan ektrak etanol daun krinyu sangat efektif menghabat Staphylococcus aureus, Enterococcus spp, Coagulase negatif staphylococcus (CONS), Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia, Proteus spp, Acinetobacter spp, dan Citrobacter spp. adalah sebesar 15% (7,8230) dan ketika dikombinasi dengan siprofloksasin aktivitas penghabatanya mejadi semakin efektif. Sedangkan kandungan senyawa α-pinene, camphene, asam okanoik dan asam decanoic mampu menghambat pertumbuhan MRSA. Tidak hanya pada manusia tetapi juga pada hewan air seperti ikan bahwa ektrak daun kriyuh mampu mempertahankan hidup ikan yang terjangkit penyakit akibat infeksi bakteri seperti Staphylococcus sp. bahkan aplikasinya dapat dipakai pada pengawetan makanan sehingga tidak terkontaminasi bakteri.
  • 2. The 7th University Research Colloqium 2018 Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta flavonoids (Manguntungi et al, 2016; Biller et al., 1993) dalam (Hadiroseyani et al., 2005:139) yang diketahui dapat berfungsi sebagai antivirus dan antibakteri (Hadiroseyani et al., 2005:140). Daun krinyuh (Chromolaena odorata) banyak terdapat di Indonesia yang biasa hidup liar karena dianggap sebagai gulma (Prawiradiputra 2007) dan beberapa daerah menggunakanya sebagai obat tradisional untuk diaplikasikan pada manusia dalam membantu pembekuan darah yang terkena akibat luka tusuk dan sayatan benda tajam kemudian luka bisul atau borok, dan luka bakar (Mulyani 2017). Melihat potensi daun krinyuh dan penyakit yang resisten antibiotik yang sering bermunculan baik disebabkan oleh mikroorganisme maupun virus, maka mendorong para peneliti dibidang kesehatan dan biologi untuk terus mengembangkan dan menemukan obat-obatan yang sesuai. Di samping memiliki khasiat untuk penyembuhan penyakit tertentu, juga sangat sedikit efek samping yang ditimbulkan terhadap tubuh manusia. 2. METODE Tulisan ini menggunakan metode studi pustaka. Objek kajian dan bahan adalah senyawa daun krinyuh (Chromolaena odorata) yang sudah diteliti dan dipublikasi dalam bentuk jurnal ilmiah. Sumber data ialah sumber primer yaitu dari hasil penelitian dan Sumber sekunder dari tulisan-tulisan yang membahas tentang aplikasi ekstrak krinyuh sebagai anti bakteri potensial. Fokus tulisan ini adalah studi mengenai hasil-hasil penelitian dan tulisan-tulisan yang sudah ada mengenai aplikasi ekstrak krinyuh sebagai anti bakteri potensial yang termuat dalam jurnal- jurnal ilmiah. Data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu berupa hasil penelitian serta data sekunder berupa tulisan-tulisan yang sudah mencoba membahas mengenai aplikasi ekstrak krinyuh sebagai anti bakteri dan literarur-literatur yang relevan dengan tulisan ini. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Daun krinyuh (Chromolaena odorata) tersebar di Indonesia. Gulma ini diperkirakan sudah tersebar di Indonesia sejak tahun 1910-an (Sipayung et al., 1991), dan tidak hanya terdapat di lahan kering atau pegunungan tetapi juga banyak terdapat di lahan rawa dan lahan basah lainnya (Thamrin dan Asikin, 2007) 3.1. Taksonomi Chromolaena odorata Chromolaena odorata (www.eol.org 2012) Cellular organisms Superkingdom : Eukaryota kingdom : Viridiplantae phylum : Streptophyta Subphylum : Streptophytina Genus : Chromolaena Spesies : C. odorata Embryophyta; Tracheophyta Euphyllophyta; Spermatophyta; Magnoliophyta; Mesangiospermae; eudicotyledons; Gunneridae; Pentapetalae; asterids; campanulids; Asterales; Asteraceae; Asteroideae; Heliantheae alliance; Eupatorieae; Referensi : NCBI:txid103745
  • 3. The 7th University Research Colloqium 2018 Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta 3.2. Senyawa Chromolaena odorata Daun krinyuh memiliki senyawa seperti Alkaloid, Flavonoid, Glikosida, Saponin Tanin dan Steroid/Triterpenoid (Panjaitan, 2017; Damayanti 2012; Marianne et al., 2014:1) (Tabel 1). Menurut Robinson (1991) senyawa kimia di atas merupakan senyawa kimia yang memiliki potensi sebagai antibakteri dan antivirus. Daun krinyuh juga mengandung senyawa fenol yang dapat melindungi sel kulit. Senyawa flavonoid dan tanin termasuk dalam golongan senyawa fenol, sehingga dapat melindungi kulit juga. Penelitian yang lebih rinci ditunjukan oleh Okwu et al, (2015) mengenai kandungan lainya dari daun krinyuh yaitu senyawa/minyak esensial seperti α-pinene, β-pinene, 1,8-cineole, σ-elemene, terpineol, camphene, cymene, linalool, terpinolene dan α-phallandrene. Asam lemak bebas juga diidentifikasi: yaitu, asam hexanoic (asam caproic), asam dodecanoic (asam laurat), asam decanoic (asam kaprat) dan asam oktanoat (asam kaprilat). Tabel 1. Hasil skrining fitokimia ekstrak daun krinyuh hasil penelitian Panjaitan, (2017) No Parameter Serbuk Simplisia Ekstrak Etanol 1 Alkaloid + + 2 Flavonoid + + 3 Glikosida + + 4 Saponin + + 5 Tanin + + 6 Steroid/Triterpenoid + + Keterangan: + mengandung golongan senyawa - tidak mengandung golongan senyawa Tabel 2. Hasil penghabatan Ekstrak Krinyuh terhadap bakteri pemyebab penyakit No Pelarut Penghambatan Terhadap Bakteri Referensi 1 Ekstrak etanol daun Krinyuh Staphylococcus aureus, Enterococcus spp, Coagulase negatif staphylococcus (CONS), Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia, Proteus spp, Acinetobacter spp, dan Citrobacter spp Yutika et al, (2015) tentang 2 Ekstrak etanol daun dan hasil kombinasi dengan siprofloksasin Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Panjaitan, (2017) 3 Ekstrak etanol daun Krinyuh Staphyloccocus aureus, Escherichia coli dan Candida albicans Stanley et al, (2014) 4 Ekstrak etanol daun Krinyuh Echeruchia coli dan pada bakteri Staphylococcus aureus Munte et al, (2016) 5 Ekstrak etanol daun Krinyuh MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus) Okwu et al, (2015a) 6 Ekstrak etanol daun Krinyuh MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus) Okwu et al, (2015b) 8 Ekstrak etanol daun Krinyuh Staphylococcus sp Lingga et al (2016) 9 Ekstrak etanol daun Krinyuh Sebagai pengawet anti-mikroba terhadap makanan Nisba, (2017) 3.3. Aktivitas anti-bakteri Chromolaena odorata Penelitian Yutika et al, (2015) mengenai aktivitas antibakteri daun krinyuh terhadap bakteri penyebab luka gangren, menjelaskan bahwa ekstrak etanol dari daun krinyuh mempunyai aktivitas antibakteri. Hal ini dapat dilihat dari zona hambat dengan konsentrasi terbaik ekstrak
  • 4. The 7th University Research Colloqium 2018 Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta etanolnya sebesar 30% (8,0837) kemudian juga dapat diketahui bahwa konsentrasi efektifnya ekstrak ini dalam menghambat Staphylococcus aureus, Enterococcus spp, Coagulase negatif staphylococcus (CONS), Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia, Proteus spp, Acinetobacter spp, dan Citrobacter spp adalah sebesar 15% (7,8230). Hal yang sama dijelaskan oleh Panjaitan, (2017) bahwa Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa pada KHM 20 mg/ml ektrak daun krinyuh memperlihatkan diameter zona hambat 7.15 mm dan 7.17 mm. namun ketika dikombinasikan siprofloksasin dan ditingkatkan konsetrasinya diameter zona hambat terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa meningkat dan sesuai hingga batas daerah hambat. Menurut (Ditjen POM RI, 1995), batas daerah hambat dinilai efektif apabila memiliki diameter hambat lebih kurang 14 mm sampai 16 mm. Hasil uji aktivitas antibakteri diketahui semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol daun krinyuh maka diameter daerah hambat yang dihasilkan semakin besar. Stanley et al, (2014) juga menjelaskan dalam penelitianya tentang efek antimikroba Chromolaena odorata pada beberapa patogen manusia yang diketahui (seperti Staphyloccocus aureus, Escherichia coli dan Candida albicans) dilakukan dengan penggunaan pelarut yang berbeda seperti etanol dan air untuk mengekstraksi daun kemudian menghasilkan penghabtan yang efektif pada pelarut etanol. Sedangkan pada penelitian Munte et al, (2016) menjelaskan uji bioaktivitas terhadap bakteri memliki daya hambat pada konsentrasi 15% dengan zona hambat 1,3 cm pada bakteri Echeruchia coli dan 1,0 cm pada bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini menunjukkan ekstrak daun kirinyuh memiliki kemampuan sebagai anti mikroba Potensi daun krinyuh tidak hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang belum mengalami resisten seperti Staphylococcus aureus tetapi juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang resisten terhadap antibiotik seperti MRSA hal ini di jelakan oleh Okwu et al, (2015a) mengenai gas chromatography-mass spectrometry analysis of the anti-MRSA fractions of Chromolaena odorata menjelaskan bahwa beberapa fraksi yang dibuat dalam penelitiannya yakni fraksi F2 dan F3 dengan masing-masing kandungan senyawa anti-MRSA tertinggi seperti α-pinene, camphene, asam okanoik dan asam decanoic dengan fariasi fraksi sebanyak 9 fraksi (F1-F9) yang diperoleh dari daun krinyuh. Penelitian ini menjelaskan semua fraksi memiliki efek anti-MRSA. Kemuadian penelitan lainya dari Okwu et al, (2015b) tentang In Vitro Anti- MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus) Activities of the Partitions and Fractions of the Crude Aqueous Leaf Extract of Chromolaena Odorata (King and Robinson) juga menjelakan perbandingan antara dua partisi yang digunakan yaitu menggunakan aquades prtisi (AP) dan kromatografi partisi (CP) dengan hasil aktivitas penghabatan yaini CP menunjukkan aktivitas anti-MRSA yang lebih tinggi. Nilai rata-rata zona inhibisi pada konsentrasi 3.13- 25.0mg / ml untuk AP dan CP masing-masing adalah 9.43 ± 1.33mm dan 16.61 ± 0.93mm Kemudian pada hewan air seperti ikan, Lingga et al (2016) menjelaskan bahwa penggunaan ekstrak daun krinyuh memberi pengaruh terhadap kelulusan hidup dari ikan nila yang diinfeksi bakteri Staphylococcus sp. Bahkan krinyuh dapat di pakai sebagai pengawet untuk melindungi makanan dari bakteri seperti Penelitian Nisba, (2017) mengenai efektifitas ekstrak etanol daun daun krinyuh yang diaplikasikan sebagai pengawet antimikroba pada sediaan sirup farmasetik 4. KESIMPULAN Ektrak etanol daun krinyuh (Choromolaena odorata) mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada manusia, hewan dan juga dapat di gunakan sebagai pengawet makanan, Hal ini di karenakan senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya seperti Alkaloid, Flavonoid, Glikosida, Saponin Tanin dan Steroid/Triterpenoid. Sedangkan kandungan senyawa α-pinene, camphene, asam okanoik dan asam decanoic mampu menghambat pertumbuhan MRSA
  • 5. The 7th University Research Colloqium 2018 Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta REFERENSI Biller, A. Boppere, M. Ludge Witte and hartamnn, T,. 1993. Pyrrolizidine Alkaloids in Chromolaena odorata: Chemical and Chemoecological Aspects. Phytochemistry, 35(3): 615- 619. Ditjen POM RI. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 7, 854-855, 891 Encyclopedia of life. Chromolaena odorata. [Internet, 05, 2018]. http://eol.org/pages/467611/overview Hadiroseyani Y., Hafifuddin, Alifuddin M., & Supriyadi H. 2005. Potensi Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata) untuk Pengobatan Penyakit Cacar Pada Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) yang Disebabkan Aeromonas. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (2): 139–144 Hanphakphoom S.S.T., Waranusantigu P., Kangwanrangsan N. & Krajangsang S. 2016. Antimicrobial Activity of Chromolaena odorata Extracts against Bacterial Human Skin Infections Modern Applied Science. Vol. 10, No. (2) 1913-1852 Irianto K. 2013. Mikrobiologi Kesehatan. Alfabeta, Bandung, Indonesia. Murrinie, E. D. 2011. Pemanfaatan Gulma Chromolaena odorata (L.) R.M. King And H. Robinson Sebagai Pupuk Organik dan Biopestisida. Jurnal Muria. Marianne, Lesatri D. P., Sukandar E.Y., Kurniati N.F., Nasution R. 2014. Antidiabetic Activity of Leaves Ethanol Extract Chromolaena odorata (L.) R.M. King on Induced Male Mice with Alloxan Monohydrate. Jurnal Natural. Vol. 14, (1) 1-4 M. Lingga, S. Hastuti, S dan B. Prayitno. 2016. Pengaruh penambahan daun kirinyuh (Eupatorium odoratum) pada media pemeliharaan terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diinfeksi bakteri Staphylococcus sp. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Ke-V Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. 245-256 Manguntungi B., Kusuma A.B., Asmawati Y. dan Yunianti. 2016. Pengaruh Kombinasi Ekstrak Kirinyuh (Chromolaena odorata) dan Sirih (Piper betle L) dalam Pengendalian Penyakit Vibriosis pada Udang The Influence of Kirinyuh (Chromolaena odorata) and Betel (Piper betle L) Leaf Extra Combination in Controlling Vibriosis Disease on Shrimp. J. Biota. Vol. 1 (3) 138−144 Mulyani D. 2017. Perbandingan daya hambat ekstrak etanol daun kembang bulan (Tithonia diversifolia) dengan daun tekelan (Chromolaena odorata) terhadap bakeri Staphylococcus aureus. Scientia Jurnal Farmasi dan Kesehatan. Vol. 7 (2) 77–82 Munte N., Sartini, Lubis R. 2016. Skrining Fitokimia Dan Antimikroba Ekstrak Daun Kirinyuh Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. BioLink, Vol. 2 (2) 132-140 Nursidika P., Saptarini O. & Rafiqua N. 2014. Aktivitas Antimikrob Fraksi Ekstrak Etanol Buah Pinang (Areca catechu L) pada Bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus aureus. MKB, Volume 46 No. 2. 94-99. Nisba M. N. 2017. Uji efektifitas ekstrak etanol daun botto’-botto’ (Choromolaena odorata L) sebagai pengawet antimikroba pada sediaan sirup farmasetik .Skripsi. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Okwu M.U., Okorie T.G., Agba M.I. dan Ofeimun O.J. 2015a. Gas Chromatography-Mass Spectrometry Analysis of the anti-MRSA fractions of Chromolaena odorata (L.) R.M. King & H. Rob. leaves International Journal of Pharmacology and Clinical Sciences. Vol 4 (2) 16-22 Okwu M.U., Okorie T.G. And Agba M.I. 2015b. In Vitro Anti-MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus) Activities of the Partitions and Fractions of the Crude Aqueous Leaf Extract of Chromolaena Odorata (King and Robinson). IOSR Journal of Pharmacy and Biological Sciences. Vol. 10 (1) 136-141
  • 6. The 7th University Research Colloqium 2018 Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Panjaitan Y.R. 2017. Uji kombinasi ekstrak etanol daun putihan (Chromolaena odorata) DENGAN siprofloksasin terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Skripsi. Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan Prawiradiputra, B.R. 2007. Kirinyu (Chromolaena odorata (L.) R.M. King dan H. Robinson: Gulma padang rumput yang merugikan. Bulletin Ilmu Peternakan Indonesia (WARTAZOA), 17(1): 46-52 Padmawinata, K. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi.Penerbit ITB. Bandung ( Terjemahan dari Robinson, T. 1991. The Organic Constituens of Higher Plant, 6th ed). Rizeki E. 2016. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Gulma Siam (Chromolaena odorata L.) dan Lama Perendaman Terhadap Pengawetan Cabai Merah (Capsicum annum L.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, Vol. 1 (1) 29-46 Stanley M.C., Ifeanyi O.E., Nwakaego C.C. and Esther I.O. 2014. Antimirobial effects of Chromolaena odorata on some human pathogens. Int.J.Curr.Microbiol.App.Sci Vol. 3 (3) 1006-1012 Sipayung, A. , R.D. de Chenon, and P.S. Sudharto. 1991. Observations on Chromolaena odorata (L.) R.M. King and H. Robinson in Indonesia. Second International Workshop on the Biological Control and Management of Chromolaena odorata. Biotrop, Bogor. Thamrin, M., S. Asikin, Mukhlis, dan A. Budiman. 2007. Potensi ekstrak flora lahan rawa sebagai pestisida nabati. hlm. 23-31. A. Supriyo, A. , M. Noor, I. Ar-Riza, dan D. Nazemi (Ed). Monograf: Keanekaragaman Flora dan Buah-buahan Eksotik Lahan Rawa. Balai Besar Peneli t ian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Bogor. www.ncbi.com. Chromolaena odorata. [Internet, 05, 2018]. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/Taxonomy/Browser/wwwtax.cgi?id=103745. M. Yutika, R. Rusli dan Ramadhan A.M. 2015. Aktivitas antibakteri daun kirinyuh (Chromolaena odorata (L.) R.M.King & H.Rob.) terhadap bakteri gangren. Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-2 Samarinda. 75-81