3. 1. PAHAMI KURIKULUM
2. PAHAMI SILABUS/GBPP
3. SUSUN RPP
4. MEDIANOSIS KEBUTUHAN BELAJAR SISWA
5. MENENTUKAN AKTIVITAS BELAJAR YG AKAN
DIPERBUAT SISWA
6. MENETAP METODE PEMBELAJARAN YG TEPAT
7. MENENTUKAN MEDIA PEMBELAJARAN YG
RELEVAN DG MATERI
8. MENENTUKAN SUMBER BELAJAR PENDUKUNG
9. MENYESUAIKAN KETRSEDIAAN WAKTU DG
CAKUPAN MATERI
10. MENYUSUN PERANGKAT PENILAIAN YG BENAR
4. KEGIATAN AWAL;
- Membuka pelajaran dg salam/doa
- Menyiapkan kondisi kelas dan
siswa
- Menyampaikan pokok materi dan
Melakukan appersepsi
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran sesuai materi
5. 1. Menjelaskan materi scr singkat padat
2. Memperkenalkan atau mencontohkan
penggunaan media/alat peraga
3. Membentuk kelompok
4. Membagikan tugas pd siswa
5. Siswa mengerjakan tugas/LKS
6. Memperagakan media/memainkan peran
7. Siswa memberikan contoh dg menulis/ekplorasi
materi scr individu
8. Mengadakan tanya jawab/diskusi materi
9. Guru bersama siswa membahas tugas yg telah
dikerjakan
10. Memberikan tes/ujian.
6. 1. Menarik kesimpulan materi yg telah
dipelajari
2. Memberikan tugas tindaklanjut materi
3. Memberikan motivasi utk rajin belajar di
rumah
4. Menyampaikan topik materi selanjutnya
5. Menutup pelajaran dg salam/doa.
7. Menilai proses pembelajaran apakah sudah
berjalan sesuai perencanaan/RPP
Menilai ketercapaian hasil
pembelajaran/kompetensi
Mendistribusikan item soal; tulisan, lisan
atau praktik
Mengawasi pelaksanaan ujian
Memeriksa hasil jawaban siswa.
Menyusun laporan hasil belajar/raport;
siswa, oragtua, sekolah.
8. 1. KOREKTOR; Mengoreksi semua kesalahan sikap dan tugas belajar siswa
2.INFORMATOR; Menjadi salah satu sumber pengetahuan dan informasi
bagi kemajuan belajar siswa
3. ORGANISATOR; Sebagai pengelola pembelajaran dan kelas
4. MOTIVATOR; Sebagai pemberi motivasi bagi kesuksesan belajar siswa
utk meraih masa depan
5. INISIATOR; Sebagai pemberi ide, gagasan bagi kesuksesan belajar siswa
6. FASILITATOR: Memfasiltasi siswa dgn sumber belajar dan interaksi
sosial siswa
7. DEMONSTRATOR; Memberikan contoh sikap dan peragaan media selama
pembelajaran siswa
8. MEDIATOR; Memediasi segala aktivitas belajar siswa dg unsur terkait
9. PEMBIMBING; Memberikan wejangan/arahan belajar siswa
10.INSPIRATOR; Memberikan ilham bagi keberhasilan belajar siswa
11. SUPERVISOR: Membimbing dan mengawasi prilaku negatif siswa dlm
belajar
12. EVALUATOR. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000, 43-48)
9. Garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam
program pembelajaran untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Rencana tindakan/rangkaian kegiatan
menggunakan metode, media, dan pemanfaatan
berbagai sumber daya dlm pembelajaran utk
mencapai tujuan yang telah digariskan.
Perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. (Wina Sanjaya, 2007: 126)
Suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien (Kemp,1995)
11. 1. Strategi berarti; rencana, rancangan
2. Metode berarti; cara
mengimplementasikan strategi/rencana
yg sudah disusun
3. Pendekatan berarti; cara/sudut pandang
terhadap proses pembelajaran
4. Tehnik; cara guru menerapkan sebuah
metode pembelajaran
5. Taktik; gaya seorang guru dlm
melaksanakan tehnik mengajar.
(Wina Sanjaya, 2007: 126-127)
12. Menciptakan kondisi pembelajaran yang
kondusif, menyenangkan, dinamis, dan
sistematis sehingga siswa aktif mengikuti
proses pembelajaran dan mudah mencapai
tujuan pembelajaran yg ditetapkan secara
efektif dan efisien.
PAHAMILAH AKU!
1. Proses pembelajaran dikatakan efektif, jika
pembelajaran menyajikan materi pelajaran
sesuai dg waktu yg tersedia.
2. Proses pembelajaran dikatakan efesien, jika
materi pembelajaran yg disampaikan guru dpt
dipahami dan dikuasai peserta didik secara
maksimal.
13. 1. Rangkaian tindakan/kegiatan pembelajaran
akan tersajikan secara runtut
2. Aktivitas pembelajaran siswa berjalan
dinamis, variatif dan menyenangkan
3. Guru dan siswa terlibat aktif dlm interaksi
pembelajaran dgn porsi tugas yg jelas
4. Memudahkan guru menyajikan materi dan
siswa mengikuti materi pelajaran.
5. Meningkatkan profesionalisme guru dlm
mengajar melalui proses pembelajaran yg
semakin berkualitas.
14. 1.BERORIENTASI PADA TUJUAN; Tujuan
pembelajaran menentukan strategi
pembelajaran yg tepat utk digunakan.
2.AKTIVITAS BELAJAR SISWA; Semua bentuk
aktivitas belajar siswa, baik fisik maupun
mental harus mengarah pd usaha mencapai
tujuan pembelajaran sbg CENTRAL GOAL.
3.INDIVIDUALITAS; Penggunaan berbagai strategi
pembelajaran harus mampu mengaktifkan siswa
dlm belajar utk mencapai ketuntasan individul
dan klasikal.
4. INTEGRITAS; Pengunaan strategi pembelajaran
harus mampu mengembangan semua potensi
siswa; kognitif, afektif dan psikomotorik secara
integrasi. (Wina Sanjaya, 2008, 133)
15. 1. Pertimbangan berhubungan dgn tujuan
pembelajaran yg akan dicapai; mencakup 3
ranah, tingkat tinggi-rendah, dalam-dangkal
2. Pertimbangan berhubungan bahan pelajaran;
cakupan materi; konsep, fakta, hukum,
agama, saintis atau ketersediaan sumber
belajar
3. Pertimbangan berhubungan siswa; tingkat
kematangan belajar, minat-bakat, gaya
belajar, satuan/kelas, semester siswa
4. Pertimbangan berhubungan tehnis; relevansi
strategi dg sifat bahan ajar, metode, media,
efektif-tidaknya utk digunakan.(Wina
Sanjaya, 2008, 129)
16. 1.Strategi Pembelajaran Exposition (Rowntree, 1974)
dan Roy Killen menyebutnya dg Direct Instruction;
Strategi pembelajaran dengan menyajikan materi
dalam bentuk jadi dan siswa hanya dituntut
menguasai bahan tersebut. Contoh; Pembelajaran
Expository dg metode ceramah
2.Strategi Pembelajaran Discovery/Indirect Instruction;
bahan/materi dicari sendiri oleh siswa melalui
berbagai aktivitas belajar, shg tugas guru hanya sbg
fasilitator dan pembimbing. Contoh; Pembelajaran
Inquiry, CTL, Problem Solving.
3.Strategi Pembelajaran Individual; Pembelajaran yg
didisain dan dilaksanakan oleh siswa ybs secara
mandiri melalui interaksi edukatif dg berbagai
sumber belajar selain GURU. Contoh; belajar melalui
Modul, Kaset Audio, Video Conference dll.
4.Strategi Pembelajaran Kelompok; Pembelajaran yg
dilakukan scr beregu dlm kelompok kecil atau klasikal
dgn tdk mengutamakan kelebihan individu siswa
(Wina Sanjaya, 2008, 128-129)
17. Strategi Pembelajaran Deduktif; Strategi
pembelajaran yg dimulai dg mempelajari
konsep-konsep umum materi yg bersifat
abstrak kemudian menuju penarikan
kesimpulan yg konkrit
Strategi Pembelajaran Induktif; Strategi
pembelajaran yg dimulai dg mempelajari
bahan yg nyata dan contoh konkrit kemudian
menuju bahan yg sukar/kompleks=dari
materi khusus ke umum (Wina Sanjaya, 2008,
129)
18. 1. Tujuan pembelajaran
2. Serangkaian kegiatan guru
dan siswa/tatap muka
3. Metode yg variatif
4. Media pembelajaran yg
relevan.
5. Pengelolaan kelas yg dinamis
6. Penilaian pembelajaran.
19. Syarat guru profesional harus memiliki 4
kompetensi sbb:
1.Kompetensi Pedagogik; Mengetahui landasan
kependidikan, mampu mengelola pembelajaran
dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian,
memahami kurikulum, psikologi belajar, paham
berbagai metode mengajar.
2.Kompetensi Personal; memiliki kepribadian yg
mantap, berwibawa, arif, loyal, dan akhlak
mulia
3.Kompetensi Profesional; memiliki keilmuan yg
luas sesuai bidang yg diajarkan, memiliki
ketrampilan praktis dlm menjalankan tugas
mengajar
4.Kompetensi Sosial; kemampuan guru utk bergaul
dgn anak didik, sesama guru, wali murid,
masyarakat secara baik.
20. 1. Keterampilan membuka pelajaran
2. Keterampilan menjelaskan meteri
3. Keterampilan bertanya
4. Keterampilan memberikan penguatan
5. Keterampilan mengadakan variasi mengajar
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok
7. Keterampilan megajar kelompok kecil dan
perorangan
8. Keterampilan mengelola kelas
9. Keterampilan menilai pembelajaran
10. Keterampilan menutup pelajaran.
21. Ketrampilan mengelola kelas adalah; upaya
memberdayakan potensi kelas secara optimal utk
mendukung proses interaksi edukatif dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
Hal yg perlu diperhatikan dlm pengelolaan kelas
al:
1. Ukuran dan bentuk kelas
2. Bentuk, ukuran bangku dan meja siswa
3. Jumlah siswa dlm kelas
4. Jumlah kelompok siswa dlm kelas
5. Komposisi siswa dalam setiap kelompok; alaki-
prempuan, pindar-sedang, rajin-malas (Cony
Setiawan dkk, 1985: 64)
22. 1. Pengaturan tempat duduk; Posisi
berhadapan, setengah lingkaran, berbaris ke
belakang.
2. Pengaturan alat mengajar; perpustakaan
kelas, media pengajaran, papan dan
spidol/kapur tulis, papan presensi siswa.
3. Penataan keindahan dan kebersihan kelas;
pajanagan hiasan dindidng utk membantuk
pengajaran, penenmpatan almari buku di
depan almari olahraga di belakang, jadwal
kebersihan kelas.
4. Ventilasi dan tata cahaya; ventilasi kelas yg
terbuka masuk udara, cahaya masuk dari kiri
jangan berlawanan dgn bagian depan.
23. 1. Pembentukan organisasi kelas; ketua, wakil,
sekretaris, bendahara, anggota.
2. Peyusunan jadwal kebersihan setiap hari
3. Pengelompokan anak didik berdasarkan jenis
kelamin, kecepatan, sifatnya, kesenangan
berkawan, minat-bakat, kemampuan.
4. Penanganan prilaku negatif siswa dlm proses
pembelajaran; malas masuk, menganggu
teman, menyontek, merokok, melawan
guru, memukul teman, keluar masuk kelas,
mengantuk.
24. 1. Pendekatan individual
2. Pendekatan kolektif
3. Pendekatan rasional
4. Pendekatan humanistik
5. Pendekatan bervariasi
6. Pendekatan sosial.
Secara umum, pendekatan dibagi 2; teacher
learning centered berdasarkan teori belajar
Konstruktivistik dan student learning centered
berdasarkan teori belajar Behavioristik.
25. Metode: cara yg dipergunakan utk mencapai
tujuan. Metode pembelajaran: cara yg
dipergunakan guru dlm menyajikan materi
pelajaran kpd siswa selama proses pembelajaran
utk mencapai tujuan pembelajaran yg sudah
ditetapkan pd suatu mata pelajaran.
Menurut Winarno Surakhmat, ada 5 faktor yg
mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran al:
1. Berbagai macam tujuan pembelajaran
2. Berbagai tingkat kematangan anak didik
3. Berbagai situasi/keadaan siswa
4. Berbagai fasilitas yg pendukung (tersedia/tidak)
5. Kemampuan dan pribadi guru yg berbeda-beda.
26. 1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya jawab
3. Metode Diskusi
4. Metode Latihan (drill)
5. Metode Pemberian tugas(resitasi)
6. Metode Demonstrasi
7. Metode Ekperimen
8. Metode Kerja kelompok
9. Metode Sosiodrama (bermain peran)
10. Metode Karya wisata (Abu Ahmadi)
27. DARI SEKIAN BANYAK METODE
PEMBELAJARAN MEMILIKI KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN. TIDAK ADA SATU METODE YG
PALING SEMPURNA UTK DIGUNAKAN, MAKA
GURU HARUS MAMPU MENGKOMBINASIKAN
BERBAGAI METODE SELAMA PROSES
PEMBELAJARAN AGAR SISWA TIDAK MUDAH
BOSAN.
29. BEHAVIORISTIK identik dg GURU
TEMPO DULU KONSTRUKTIVISTIK seharusnya identik
dg GURU TEMPO KINI
1. Pembelajaran berpusat pd guru;
ceramah melulu, siswa dianggap
botol yg harus dituangkan air sampai
penuh, bahkan tumpah/tidak muat
lagi.
2. Terikat dg aturan yg sangat disiplin;
hukuman, sanksi dll.
3. Dominan mempertahankan
keseragaman siswa; seragam
tulisan, kursi, kelas, gaya bekajar,
bakat, minat, dll disamaratakan.
4. Guru sebagai dewa, satu-satunya
sumber belajar di kelas.
5. Guru sebagai otoritas yg berkuasa
dlm sgl kontek pembelajaran; jika A
tdk bisa B maka selanjut wajib C.
6. Pembelajaran cenderung statis dan
menakutkan; menoton, seram,
pemarah dll.
7. Berbagai aktivitas pembelajaran
dominan diperankan oleh guru;
media, ilustrasi, demonstrasi, main
peran, peragaan dll.
1. Pembelajaran berpusat pd siswa; kerja
tugas, unjuk kerja, diskusi, main peran dll
scr aktif.
2. Longgar dg aturan; jika siswa bisa
dimaafkan n diperbaiki, mengapa hrs
dihukum dg kata2 yg kasar, caci maki,
bahkan hinaan.
3. Menghargai dinamika/beda siswa; variasi
tulisan sbg gaya belajar, potensi, bakat,
minat siswa, posisi meja, bentuk kls dll.
4. Guru sebagai fasiltator yg mengantar
siswa pd berbagai sumber belajar; buku,
media massa, perpustakaan, dan internet.
5. Guru sebagai fatner yg bersahabat dlm sgl
kontek pembelajaran; saling mengisi
sebab gagasan/ilmu guru tdk selalu
permanen benaran utk ditaati siswa.
6. Pembelajaran fleksibel dan
menyenangkan; variatif tdk
membosankan, humanis, pemaaf,
penyabar dll.
7. Memberdayakan motorik siswa dlm
berbagai aktivitas pembelajaran;
berekpresi, peragaan, ilustrasi materi,
mainkan peran dll.
30. Strategi pembelajaran ekspositori; strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi pelajaran secara
optimal.
31. Ada tujuan pembelajaran yg jelas utk dicapai
Menggunakan metode cermah sbg tehnik
mengajar
Berpusat pd guru dlm menyampaikan materi
Guru memberikan contoh peragaan media
Gaya mengajar guru lebih fleksibel dg
mobilitas tinggi tdk menoton
Memberikan kesempatan pd siswa utk
bertanya dan memperagakan materi dan
media.
Kegiatan pembelajaran satu arah.
32. 1. Dapat mengontrol urutan dan keluasan materi
pembelajaran
2. Mudah mengetahui kemampuan siswa dlm
menguasai bahan pelajaran yang disampaikan
3. Efektif utk materi yg luas, sementara itu waktu
yang tersedia untuk belajar terbatas
4. Siswa dapat mendengar melalui penuturan
lansung dari guru, tdk melalui media
5. Siswa dapat melihat/mengobservasi melalui
pelaksanaan demonstrasi
6. Dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran
kelas yang besar
33. 1. Tidak dapat digunakan utk siswa yg tdk memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik
2. Tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap
individu baik perbedaan kemampuan,
pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan
gaya belajar
3. Karena lebih banyak diberikan melalui ceramah,
maka akan sulit mengembangkan kemampuan
siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan
interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis
4. Sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru
seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,
semangat
5. Kegiatan pembelajaran lebih banyak berlangsung
satu arah, antara guru dan siswa saja.
34. 1. Tentukan tujuan pembelajaran yg akan dicapai
2. Pelajari karakteristik materi yg akan diajarkan
3. Pertimbangkan keluasan materi dan waktu yg
tersedia
4. Tentukan tehnik yg akan dilaksanakan dg
metode ceramah
5. Pilih media yg tepat sesuai sifat materi dan
pencapaian tujuan pembelajaran
6. Tentukan kegiatan yg akan dilaksanakan guru
dan siswa
7. Tentukan fasilitas dan sarana yg dibutuhkan
8. Susunlah intrumen penilaian keberhasilan
belajar siswa secara tepat.
9. Berikan tindaklanjut materi pembelajaran; PR
atau tugas LKS dll.
35. Strategi pembelajaran inquiry: strategi
mengajar yang mengkombinasikan rasa
ingin tahu siswa dan metode ilmiah untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis
melalui kegiatan belajar bidang saintis.
36. 1.Membangkitkan rasa ingin tahu siswa scr
mendalam terhadap materi yg dikaji.
2.Mendorong siswa utk berkembang melalui
proses merumuskan pertanyaan,
merumuskan masalah, mengamati, dan
menerapkan informasi baru
3.Meningkatkan pemahaman terhadap
masalah/materi yg dikaji.
4. Meningkatkan semangat bereksplorasi
materi, sehingga siswa belajar secara
aktif.
37. 1. Digunakan pd pelajaran saintis
2. Berpikir kritis dalam ekplorasi masalah
3. Merumuskan berbagai pertanyaan yg
membangkitkan rasa ingin tahu
4. Siswa harus memiliki pemahaman awal
terhadap materi/masalah yg dipelajari
5. Semua siswa aktif dlm memecahkan masalah
yg dipelajari dgn saling silang tanya.
6.
38. 1. Menentukan tujuan pembelajaran
2. Menentukan Hipotesis
3. Menentukan Prosedur
4. Memilih Bahan yg dapat diekplorasi
5. Menentukan arah kegiatan
pembelajaran.
6. Menyusun instrumen penilaian yg tepat.
39. PBM; model pembelajaran dengan
pendekatan masalah, sehingga siswa dapat
menyusun pengetahuannya sendiri,
mengembangkan keterampilan yang lebih
tinggi dan inquiry, memandirikan siswa, dan
meningkatkan kepercayaan diri (Nurhayati
Abbas, 2000: 12).
Tujuannya; untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir kritis
terhadap masalah yg dikaji.
MASALAH TIDAK PERLU SELALU DITEMUKAN TETAPI
DAPAT DIBENTUK OLEH GURU DAN SISWA SESUAI MATERI
YG AKAN DIKAJI UTK DIPECAHKAN SISWA.
40. 1. Masalah menjadi starting point dalam belajar
2. Permasalahan yg diangkat ada di lingkungan
sekitar
3. Masalah yg membutuhkan persfektif ganda
(multiple persfective)/Bertentangan
4. Masalah menantang pengetahuan siswa dg
mengidentifikasi berbagai masalah yg terkait
5. Menggunakan berbagai tinjauan dlm
menganalisis masalah
6. Belajar dg secara kolaboratif, komunikatif, dan
kooperatif
7. Berusaha menemukan solusi atas masalah yg
dikaji.
41. Menurut Fogarty (1997: 3) langkah-langkah PBM sbb:
1. Menentukan tujuan pembelajaran sesuai masalah
2. Menemukan masalah
3. Mendefinisikan masalah
4. Mengidentifikasi masalah
5. Mengumpulkan data; fakta dan informasi terkait
6. Menyusun hipotesis (dugaan awal/sementara)
7. Mengkaji masalah
8. Menawarkan alternatif pemecahan/solusi
masalah.
10. Penilaian pembelajaran sesuai masalah yg
dikaji.
42. 1.Siswa harus aktif menemukan masalah,
mengidentifikasi, menganalisa, dan
menemukan solusi atas masalah itu
2.Siswa harus mampu belajar kreatif mengkaji
masalah dari berbagai sudut pandang.
3.Siswa mempresentasikan hasil rumusan
masalahnya, menyusun berbagai pertanyaan,
mengumpulkan fakta dan informasi terkait
masalah, dan membuat solusinya
4.Guru mampu menyiapkan pokok masalah yg
kontekstual/aktual utk dipecahkan siswa
5.Guru berperan sebagai penyaji masalah,
penanya, mengadakan dialog, membantu
menemukan masalah.
43. INQUIRY MENEKANKAN PD MASALAH TERTUTUP
(Jawaban masalah itu sudah diketahui secara
tepat oleh guru, tetapi tidak boleh
disampaikan pd siswa)
SEDANGKAN PROBLEM SOLVING MENEKANKAN
PD MASALAH TERBUKA (Jawaban masalahnya
belum diketahui secara pasti oleh guru dan
siswa shg memungkinkan berbagai alternatif
jawaban atas masalah itu)
44. CTL adalah; strategi pembelajaran yg pd
keterlibatan siswa secara aktif dg
menemukan dan menghubungkan materi dg
kehidupan nyata
Karakteristik CTL:
1. Masalah nyata di sekitar siswa
2. Siswa terlibat dlm observasi scr langsung
ttg materi dipelajari di lapangan
3. Mengaitkan materi dg kehidupan nyata
4. Kerja dalam kelompok/individual.
45. 1. Keaktifan dan keterlibatan langsung siswa
dg materi
2. Mendorong siswa menghubungkan materi dg
kehidupan nyata
3. Menerapkan materi yg sdh dipelajari dlm
kehidupan sehari-hari.
4. Mengalami langsung aksi pembelajaran di
lapangan
5. Observasi masalah yg dipelajari ke
lapangan.
46. 1. Menyampaikan tujuan/kompetensi
pembelajaran yg akan dicapai dr materi
2. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dg
tugasnya masing-masing
3. Melalui observasi siswa aktif mencatat
berbagai hal yg ditemukan di lapangan
4. Di kelas siswa harus mempresentasikan hasil
pengamatannya
5. Setiap kelompok siswa melaporkan hasil
temuannya
6. Saling mengajukan pertanyaan
7. Dgn bantuan guru siswa menyimpulkan hasil
temuan materi
8. Menyusun laporan dari hasil observasi masing2
kelompok.
47. Adalah: Strategi pembelajaran melalui
kerjasama kelompok utk membahas materi
pembelajaran.
Syarat-syarat CL;
1. Ada kelompok dan anggotanya
2. Kerjasama individu dlm kelompok
3. Ada aturan kerjasama dlm kelompok
4. Ada tujuan belajar yg harus dicapai
setiap kelompok
48. 1. Membentuk kelompok
2. Penjelasan materi oleh guru
3. Menentukan tugas masing-masing
kelompok
4. Belajar dlm kelompok masing-masing
5. Presentasi dan tanya jawab antara
kelompok
6. Penilain kelompok
7. Pengakuan Tim yg paling baik
50. What is learner control
Salah satu masalah yang sudah mewabah dalam penelitian pendidikan adalah ambiguitas dari
istilah istilah yang digunakan untuk menggambarkan masalah masalah dalam pembelajaran.
Kontrol pelajar menggambarkan beberapa kondisi pelajaran, di mana terdapat arti arti istilah
pelajaran yang cukup ambigu yang digunakan oleh beberapa investigator yang berbeda.
Tipe tipe kontrol pelajar
1. Kontrol isi
Yang paling awal pada penggunaan istilah kontrol pelajar merujuk pada kesempatan untuk
seorang siswa untuk membuat seleksi isi. Walaupun, dalam kontek ini kadang kadang masih
ditemukan kebingungan sehubungan dengan luasnya pilihan pelajar. Pada level SMP siswa
biasanya memiliki dua atau tiga pilihan alternatif untuk mata peljaran wajib. Pada level SMA
siswa memiliki kesempatan memilih sebanyak mungkin minimal setengah dari pelajaran yang
dia daftari. Pada tingkat universitas pilihannya hampir tidak terbatas sejak siswa pertama kali
bisa memilih universitas yang istimewa, subjek untuk syarat masuk, bisa memilih dari sekian
banyak kegiatan estra yang diakui, dan sering, tergantung pada wilayah spesialisasinya, juga bisa
memilih dari sekian mata pelajaran pilihan.
Pengenalan pertama dari istilah kontrol pelajar adalah merujuk pada kesempatan seorang siswa
untuk merangkaikan tujuan tujuan dalam sebuah mata pelajaran tertentu yang siswa inginkan.
Dalam studi ini, pelajaran mengasumsikan sebuah bentuk dialog Sokratis yang siswa harus
tanyakan dari sebuah materi pelajaran yang menurut ahli aspek aspek topiknya siswa ingin
untuk kembangkan.
2. Kontrol langkah
Mengambil langkah, adalah variabel pendidikan lainnya yang dikonotasikan dari istilah kontrol
pelajar. Bagaimanapun, seperti halnya dengan pemilihan kurikulum, mengambil langkah
memiliki pilihan pilihan nama yang lebih sering, misalnya pelajaran yang membedakannya
dari yang lain, langkah langkah pelajaran itu sendiri, atau instruksi(pelajaran) yang
dikembangkan secara individual.
Kontrol display (strategi). Sebuah display(pertunjukan) pembelajaran adalah sebuah presentasi
dari sebuah ide materi pelajaran tunggal. Sebuah display bisa terdiri dari pernyataan umum,
seperti, sebuah pengertian, seperangkat langkah langkah prosedur, atau masalah masalah
sebab akibat; atau sebuah display bisa terdiri dari contoh spesifik, seperti sebuah representasi
dari sebuah objek atau peristiwa tertentu, sebuah demonstrasi prosedur, atau sebuah ilustrasi dari
beberapa penomena sebab dan akibat.
Display(pertunjukan) tidak ekuivalen dengan bentuk fisiknya. Sebuah novel, misalnya, mungkin
adalah sebuah display tunggal jika ide subjek-materinnya adalah plot dari novel tersebut;