PP 46/2011 mengatur tentang penilaian prestasi kerja PNS secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai. Penilaian mencakup penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja dengan bobot masing-masing 60% dan 40%. Hasil penilaian dikategorikan dalam 5 kategori dan digunakan sebagai bahan pembinaan PNS. PNS dapat mengajukan keberatan atas hasil penilaiannya.
1 of 13
Downloaded 96 times
More Related Content
Pp 46 tahun 2011
1. PP 46 TAHUN 2011
PENILAIAN PRESTASI KERJA
PNS
Ina Purmini
Auditor Madya
Inspektorat Kab. Cirebon
2. Ketentuan Umum
• Penilaian prestasi kerja PNS adalah suatu proses
penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat
penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku
kerja PNS.
• Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap
PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran
kerja pegawai dan perilaku kerja
• Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP
adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh
seorang PNS.
• Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari
setiap pelaksanaan tugas jabatan.
3. Ketentuan Umum
• Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau
tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan
sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
4. Tujuan, Prinsip, Unsur
• Tujuan : Untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS
yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan
sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi
kerja.
• Prinsip : objektif, terukur, akuntabel, partisipasi,
transparan.
• Unsur yang dinilai :
*Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
*Perilaku kerja
5. Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
• Setiap PNS wajib menyusun SKP berdasarkan rencana
kerja tahunan instansi.
• SKP memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang
harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat
nyata dan dapat diukur
• SKP harus disetujui dan ditetapkan oleh pejabat penilai,
jika tidak maka keputusannya diserahkan kepada atasan
pejabat penilai dan bersifat final.
• SKP ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari, jika
terjadi perpindahan pegawai setelah bulan Januari maka
yang bersangkutan tetap menyusun SKP pada awal
bulan sesuai dengan surat perintah melaksanakan tugas
atau surat perintah menduduki jabatan.
6. Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
• PNS yang tidak menyusun SKP dijatuhi hukuman disiplin
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
• Penilaian SKP meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu
dan biaya
• Penilaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan
antara realisasi kerja dengan target.
• Dalam hal SKP tidak tercapai yang diakibatkan oleh
faktor diluar kemampuan individu PNS maka penilaian
didasarkan pada pertimbangan kondisi penyebabnya.
• Dalam hal PNSmelaksanakan tugas tambahan dan/atau
menunjukkan kreativitas yang bermanfaat bagi
organisasi maka hasil penilaian menjadi bagian dari
penilaian capaian SKP.
7. Perilaku Kerja
• Penilaian perilaku kerja meliputi aspek
a. orientasi pelayanan;
• b. integritas;
• c. komitmen;
• d. disiplin;
• e. kerja sama; dan
• f. Kepemimpinan (hanya untuk pejabat struktural).
Penilaian melalui pengamatan, dapat
mempertimbangkan masukan dari pejabat penilai lain
yang setingkat di lingkungan unit kerja masing-masing.
Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100
(seratus).
8. Penilaian
• Penilaian prestasi kerja dilakukan dengan cara
menggabungkan penilaian SKP dengan penilaian
perilaku kerja.
• Bobot nilai unsur SKP 60% (enam puluh persen) dan
perilaku kerja 40% (empat puluh persen).
• Penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh pejabat
penilai sekali dalam 1 (satu) tahun setiap akhir
Desember pada tahun yang bersangkutan dan paling
lama akhir Januari tahun berikutnya.
9. Penilaian
• Nilai prestasi kerja PNS dinyatakan dengan angka dan
sebutan sebagai berikut:
• a. 91 – ke atas: sangat baik
• b. 76 – 90: baik
• c. 61 – 75: cukup
• d. 51 – 60: kurang
• e. 50 ke bawah: buruk
• Pejabat penilai wajib melakukan penilaian prestasi kerja,
jika tidak maka dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
10. Penilaian
• Hasil penilaian diberikan secara langsung oleh pejabat
penilai kepada PNS yang dinilai dan wajib
menandatangani serta mengembalikan kepada pejabat
penilai paling lama 14 (empat belas) hari sejak tanggal
diterima.
• Dalam hal PNS yang dinilai dan/atau pejabat penilai
tidak menandatangani hasil penilaian prestasi kerja
maka hasil penilaian prestasi kerja ditetapkan oleh
Atasan Pejabat Penilai.
11. Penilaian
• Pejabat penilai wajib menyampaikan hasil penilaian
prestasi kerja kepada atasan pejabat penilai paling lama
14 (empat belas) hari sejak tanggal diterimanya
penilaian prestasi kerja.
• Hasil penilaian prestasi kerja mulai berlaku sesudah ada
pengesahan dari atasan pejabat penilai.
• Pejabat Penilai berdasarkan hasil penilaian prestasi
kerja dapat memberikan rekomendasi kepada pejabat
yang secara fungsional bertanggung jawab dibidang
kepegawaian sebagai bahan pembinaan terhadap PNS
yang dinilai.
12. Keberatan Hasil Penilaian
• Dalam hal PNS yang dinilai keberatan atas hasil
penilaian maka PNS yang dinilai dapat mengajukan
keberatan disertai dengan alasan-alasannya kepada
atasan pejabat penilai secara hierarki paling lama 14
(empat belas) hari sejak diterima hasil penilaian prestasi
kerja.
• Atasan pejabat penilai wajib memeriksa dengan
seksama, meminta penjelasan kepada pejabat penilai
dan PNS yang dinilai, menetapkan hasil penilaian
prestasi kerja dan bersifat final, dan bila tdp alasanalasan yang cukup, dapat melakukan perubahan nilai
prestasi kerja PNS.