1. JURNAL
PEMBELAJARAN
KU
AKSI NYATA MODUL 3
PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
Di Susun Oleh : Nana Sukarna,
S.Pd SD Negeri Gunung
Sembung
Peserta PPG Guru Tertentu
Tahap 1 Tahun 2024
2. Pendidikan adalah salah satu cara untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa supaya kelak
peserta didik kita dapat berguna bagi dirinya dan
nusa bangsa.
Selain itu juga pendidikan sebagai salah satu amanat
dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia
dan itu merupakan kewajiban negara untuk
memberikan pendidikan yang layak tanpa pandan
bulu.
Atas dasar itu, maka perlu sekali kita memenuhi
pendidikan untuk semua keragaman yang ada
Apakah semuanya sudah
mendapatkan pendidikan yang sama??
3. PENGERTIAN PENDIDIKAN
INKLUSIF
UNESCO
Pendekatan pendidikan yang diarahkan untuk
memastikan bahwa semua anaktermasuk mereka
yang memiliki kebutuhan khusus, menerima
pendidikan yang relevan, bermakna dan bermutu
disekolah setempat. Mencakup pendekatan ramah
anak, lingkungan belajar yang inklusif, serta
perubahan dalam kebijakan dan praktik
pendidikan.
Permendikbud
Sebuah pendekatan untuk membangun lingkungan yang
terbuka untuk siapa saja dengan latar belakang dan
kondisi yang berbeda-beda, meliputi kondisi fisik,
karakteristik, kepribadian, status, suku, budaya dan
sebagainya.
SALAMANCA
Menekankan bahwa setiap anak memiliki
hak untuk mendapatkan pendidikan yang
bermakna dan sistem pendidikan harus
mampu mengakomodasi keberagaman
anak-anak termasuk mereka yang
memiliki kebutuhan pendidikan khusus.
4. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta
didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental dan sosial atau
memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya.
Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai
keanekaragaman dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik
Tujuan Pendidikan
Inklusif
5. Prinsip Pendidikan
Inklusif
A.Kesetaraan dan Aksesibilitas
Setiap anak memiliki hak yang sama untuk mengakses pendidikan berkualitas
tanpa diskriminasi, ini mencakup menghapus semua hambatan fisik, sosial
dan akademik yang dapat menghalangi akses ke pendidikan.
B.Penghargaan terhadap Keberagaman
Mengakui dan menghargai perbedaan individu, baik dalam hal kemampuan,
latar belakang atau kebutuhan khusus sebagai kekuatan yang memperkaya
lingkungan belajar.
C.Partisipasi Aktif
Mendorong dan mendukung partisipasi penuh semua peserta didik dalam
semua aspek kehidupan sekolah, termasuk kegiatan akademik, sosial dan
ekstrakurikuler.
6. Prinsip Pendidikan
Inklusif
D.Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa
Menyesuaikan kurikulum, metode pengajaran dan penilaian untuk memenuhi
kebutuhan akan kemampuan individual setiap siswa dengan fokus pada potensi
dan keunikan masing-masing
E.Kolaborasi dan Kemitraan
Membangun kerja sama yang erat antara sekolah, keluarga dan komunitas
untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Melibatkan semua
pemangku kepentingan dalam proses pendidikan.
F.Dukungan daan Penyesuaian
Menyediakan dukungan yang tepat dan penyesuaian yang diperlukan untuk
memastikan semua siswa dapat belajar dan berkembang secara optimal. Ini
bisa mencakup layanan pendukung, alat bantu, dan strategi pengajaran yang
sesuai.
7. Prinsip Pendidikan
Inklusif
G.Lingkungan Belajar yang Ramah dan Inklusif
Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, ramah dan inklusif dimana
semua siswa merasa diterima, diharagai dan didukung.
H.Keadilan dalam Pendidikan
Memastikan bahwa semua keputusan dan kebijakan pendidikan bersifat
adil dan inklusif, serta memberikan perlakuan yang setara bagi semua
siswa
I.Pengembangan Profesional
Meningkatkan kapasitas dan kompetensi guru serta staf sekolah melalui
pelatihan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan dalam
mengelola kelas yang inklusif dan mendukung semua siswa.
J.Pemantauan dan Evaluasi
Melakukan pemantauan dan evaluasi berkelanjutan terhadap praktik
pendidikan inklusif untuk memastikan efektivitasnya serta melakukan
perbaikan yang diperlukan.
10. Manajemen Pembelajaran
Inklusif
A. Faktor
Mobilitas
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan ketika melakukan pengelolaan kelas yang inklusif,
sebagai berikut.
Berkaitan dengan mobilitas, kelas harus aman untuk setiap anak tanpa terkecuali. Selain aman, sarana
dan prasarana harus aksesibel (memberi kemudahan) untuk melakukan mobilitas (bergerak).
Pengaturan kelas yang baik, antara lain sebagai berikut.
a. Peserta didik dengan hambatan penglihatan duduk dekat papan tulis.
b. Peserta didik dengan hambatan pendengaran duduk di baris depan agar mudah membaca bibir.
c.Peserta didik dengan hambatan gerak duduk di baris pinggir dekat dengan pintu agar mudah keluar
masuk kelas dan meletakkan tongkat atau kursi roda.
11. Manajemen Pembelajaran
Inklusif
B. Faktor interaksi teman
sekelas
Guru harus mendorong dan merangsang teman
lain untuk mendukung siswa berkebutuhan khusus di
kelas tersebut agar aktif berpartisipasi di kelas,
bekerja sama dengan orang tua untuk
menciptakan kelas yang lebih hidup, guru harus
mengembangkan interaksi antar teman, diskusi
dengan siswa, orang tua dan keluarga agar mereka
membantu mengembangkan kelas yang dinamis.
Contoh tata ruang kelas
13. 1.Peran Pemerintah
2.Peran Masyarakat
3.Peran Orangtua
4.Peran Satuan Pendidikan
- Kepala Satuan Pendidikan
- Guru Pembimbing khusus dan
umum
- Teman Sebaya
Sistem Dukungan Pendidikan
Inklusif
Diskusi dengan Kepala Satuan
Pendidikan
14. REFLEKSI
1.Pemahaman baru apa yang anda dapatkan
setelah mempelajari konsep pendidikan
inklusif ?
1.Setelah mempelajari konsep pendidikan inklusif, pemahaman baru yang didapatkan adalah
pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan menerima semua siswa
tanpa memandang perbedaan mereka. Pendidikan inklusif menekankan kesetaraan akses,
penerimaan keberagaman, adaptasi kurikulum, kolaborasi antar pemangku kepentiingan,
penggunaan teknologi, pengembangan lingkungan yang mendukung dan metode penilaian
yang beragam. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, setiap siswa dapat merasa aman,
dihargai dan didukung untuk mencapai potensi penuh mereka.
2.Pendidikan inklusif mengajarkan saya tentang empati dan pentingnya memperlakukan
setiap individu dengan hormat dan pengertian. Dengan mendukung pendidikan inklusif, kita
berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih adil dan setara, dimana setiap
orang memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil danberkembang.
15. REFLEKSI
2. Bagian manakah dari konsep pendidikan inklusif dan
kaitannya dalam pembelajaran yang paling menantang
?
Bagian paling menantang dari konsep pendidikan inklusif dalam pembelajaran adalah :
1.Adaptasi kurikulum : menyesuaikan kurikulum untuk kebutuhan semua siswa
2.Penderimaan Keberagaman : Membangun budaya sekolah yang
menerima dan menghargai keberagaman.
3.Kolaborasi antar stakeholder: Mengkoordinasikan kerja sama antara guru, orang tua
dan profesional lainnya.
4.Pengembangan lingkungan yang mendukung : Menciptakan lingkungan fisik dan
sosial yang inklusif.
5.Penilaian yang beragam : Mengembangkan metode penilaian yang adil untuk
semua gaya belajar dan kemampuan siswa
Mengatasi tantangan ini memerlukan komitmen, pelatihan berkelanjutan dan dukungan
komunitas sekolah.
16. REFLEKSI
3. Rancangan/rencana aksi nyata terkait pembelajaran
yang inklusif berdasarkan konsep pendidikan inklusif
1.Mengidentifikasi kebutuhan individual setiap siswa melalui asesmen yang komprehensif.
Hal ini akan
membantu guru merancang strategi pengajaran yang sesuai dan efektif.
2.Menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan mendukung adalah esensial. Ini bisa dilakukan dengan
mengatur ruang kelas sedemikian rupa sehingga aksesibilitas dan kenyamanan semua siswa terjamin.
Seperti menyediakan alat bantu visual dan teknologi yang dapat membantu siswa dengan kesulitan belajar
atau kebutuhan khusus
3.Melibatkan orang tua dan komunitas dalam proses pendidikan juga merupakan langkah penting.
Kolaborasi antara sekolah, orangtua dan komunitas dapat memastikan bahwa kebutuhan siswa dipenuhi
secara holistik dan berkelanjutan.
4.Pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru sangat penting. Guru perlu dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan tentang pendidikaninklusif, termasuk strategi pengajaran yang
berdiferensiasi dan cara mengelola kelas yang heterogen.
5.Evaluasi dan refleksi terhadap praktik inklusif yang sudah dijalankan harus dilakukan secara berkala.
Dimana dalam pelaksanaannya harus dilakukan penyesuaian dan perbaikan agar strategi pembelajaran
inklusif yang diterapkan selalu relevan dan efektif, sehingga pembelajaran inklusif dapat memberikan
17. REFLEKS
I
4. Hal-hal lain yang ingin Saya pelajari lagi terkait
dengan pendidikan inklusif dan kaitannya dengan
pembelajaran
1.Saya ingin memahami lebih lanjut tentang peran guru dalam menciptakan
lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung.
2. Saya ingin mempelajari berbagai strategi dan metode pengajaran yang dapat
digunakan untuk mendukung siswa dengan beragam kebutuhan. Ini bisa
meliputi diferensiasi instruksi, penggunaan teknologi bantuan, dan penyesuaian
materi pembelajaran.
3.Saya ingin memahami kebijakan dan regulasi yang mendukung pendidikan
inklusif, baik di tingkat lokal maupun nasional
18. Study
Kasus
Azkia : Dia memiliki kekurangan dalam melihat,
sehingga dalam proses belajar harus
menggunakan kacamata.
Solusi Guru : Siswa tersebut posisi tempat duduknya
dipindahkan ke depan agar dia dapat melihat dengan
jelas ke papan tulis.
Zieldhan : Dia lambat dalam memahami materi
dan dia juga lambat dalam penulisan.
Solusi Guru :Siswa tersebut diberikan pendampingan
oleh guru dan juga dengan melakukan belajar
kelompok agar siswa tersebut lebih cepat
memahami dalam proses belajar
21. Kesimpula
n
Pendidikan Inklusif adalah pendekatan yang memastikan semua anak, termasuk
mereka dengan kebutuhan khusus, menerima pendidikan yang bermakna dan
berkualitas. Konsep ini menekankan pentingnya keberagaman, partisipasi aktif
dan kolaborasi antara sekolah, keluarga dan masyarakat. Dalam pelaksanaannya
terdapat berbagai tantangan dalam dan miskonsepsi, seperti anggapan bahwa
peserta didik berkebutuhan khusus harus mengikuti pembelajaran seperti teman
temannya atau abhkan mereka tidak bisa sukses setelah lulus sekolah. Mengatasi
tantangan ini memerlukan dukungan dari semua pihak terkait, penyesuaian
kurikulum dan penghapusan diskriminasi. Dengan demikian, pendidikan inklusif
dapat terwujud, memberikan kesempatan yang setara dan bermutu bagi semua
peserta didik.