ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
IKA SUHERLIN, SST, M. Keb
PRINSIP DASAR PENANGANAN
KEGAWATDARURATAN MATERNAL
DAN NEONATAL
Penatalaksanaan awal terhadap kasus
kegawatdaruratan kebidanan
Sikap bidan, tenang, no panik
Jika ibu tdk sadar, kaji segera
jalan nafas dan sirkulasi
Jika sendiri, berteriak minta
bantuan
Jika syok, segera ibu baring
miring kiri, kaki lebih tinggi
dan buka bra
Ajak ibu/klien komunikasi utk
tetap tenang
. Lakukan pemeriksaan dengan
cepat meliputi tanda-tanda
vital, warna kulit dan
perdarahan yang keluar.
Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka.
Secara umum posisi penderita dibaringkan telentang dengan
tujuan meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital
Penderita yang mengalami luka parah
pada bagian bawah muka, atau penderita
tidak sadar, harus dibaringkan pada salah
satu sisi tubuh (berbaring miring) untuk
memudahkan cairan keluar dari rongga
mulut dan untuk menghindari sumbatan
jalan nafas oleh muntah atau darah
Pada penderita-penderita syok
hipovolemik, baringkan
penderita telentang dengan kaki
ditinggikan 30 cm sehingga
aliran darah balik ke jantung
lebih besar dan tekanan darah
menjadi meningkat
Penderita dengan luka
pada kepala dapat
dibaringkan telentang
datar atau kepala agak
ditinggikan
Apabila terdapat trauma pada
leher dan tulang belakang,
penderita jangan digerakkan
sampai persiapan transportasi
selesai, kecuali untuk
menghindari terjadinya luka
yang lebih parah
Langkah
pertolonga
n pertama
dalam
menangan
i syok : 1.
Posisi
Tubuh
Bebaskan jalan napas.
Lakukan penghisapan, bila
ada sekresi atau muntah.
Berikan oksigen 6
liter/menit
Bila pernapasan/ventilasi tidak
adekuat, berikan oksigen dengan
pompa sungkup (Ambu bag) atau ETT.
Tengadah kepala-topang dagu, kalau
perlu pasang alat bantu jalan nafas
(Gudel/oropharingeal airway).
Langkah
pertolonga
n pertama
dalam
menangani
syok : 2.
Pertahanka
n Respirasi
3. Pertahankan Sirkulasi Segera
pasang infus intravena. Bisa lebih
dari satu infus. Pantau nadi,
tekanan darah, warna kulit, isi
vena, produksi urin
Pengkajian awal kasus
kegawatdaruratan kebidanan
secara cepat
a. Jalan nafas dan pernafasan
Perhatikan adanya cyanosis, gawat nafas, lakukan
pemeriksaan pada kulit: adakah pucat, suara paru:
adakah weezhing, sirkulasi tanda tanda syok, kaji
kulit (dingin), nadi (cepat >110 kali/menit dan
lemah), tekanan daarah (rendah, sistolik < 90
mmHg)
b. Perdarahan pervaginam
� Bila ada perdarahan pervaginam, tanyakan :
Apakah ibu sedang hamil, usia kehamilan,
riwayat persalinan sebelumnya dan sekarang,
bagaimana proses kelahiran placenta, kaji
kondisi vulva (jumlah darah yang keluar,
placenta tertahan), uterus (adakah atonia
uteri), dan kondisi kandung kemih (apakah
penuh).
c. Klien tidak sadar/kejang
Tanyakan pada keluarga, apakah ibu sedang hamil,
usia kehamilan, periksa: tekanan darah (tinggi, diastolic
> 90 mmHg), temperatur (lebih dari 38oC)
d. Demam yang berbahaya
Tanyakan apakah ibu lemah, lethargie, sering nyeri saat
berkemih. Periksa temperatur (lebih dari 39oC), tingkat
kesadaran, kaku kuduk, paru paru (pernafasan
dangkal), abdomen (tegang), vulva (keluar cairan
purulen), payudara bengkak.
e. Nyeri abdomen
Tanyakan Apakah ibu sedang hamil dan usia
kehamilan. Periksa tekanan darah (rendah, systolic <
90 mmHg), nadi (cepat, lebih dari 110 kali/ menit)
temperatur (lebih dari 38oC), uterus (status kehamilan).
f. Perhatikan tanda-tanda berikut :
Keluaran darah, adanya kontraksi uterus, pucat, lemah,
pusing, sakit kepala, pandangan kabur, pecah ketuban,
demam dan gawat nafas.
Dalam kegawatdaruratan, peran anda
sebagai bidan antara lain:
1. Melakukan pengenalan segera kondisi gawat darurat
2. Stabilisasi klien (ibu), dengan oksigen, terapi cairan,
dan medikamentosa dengan :
a. Menjamin kelancaran jalan nafas, memperbaiki
fungsi system respirasi dan sirkulasi
b. Menghentikan perdarahan
c. Mengganti cairan tubuh yang hilang
d. Mengatasi nyeri dan kegelisahan
3. Ditempat kerja, menyiapkan sarana dan
prasarana di kamar bersalin, yaitu:
a. Menyiapkan radiant warmer/lampu pemanas
untuk mencegah KEHILANGAN PANAS
PADA BAYI
b. Menyiapkan alat resusitasi kit untuk ibu dan
bayi
c. Menyiapkan ALAT PELINDUNG DIRI
d. Menyiapkan OBAT OBATAN EMERGENSI
4. Memiliki ketrampilan klinik, yaitu:
a. Mampu melakukan resusitasi pada ibu dan bayi dengan
peralatan yang berkesinambungan. Peran organisasi
sangat penting didalam pengembangan sumber daya
manusia (SDM) untuk meningkatkan keahlian
b. Memahami dan mampu melakukan metode efektif dalam
pelayanan ibu dan bayi baru lahir, yang meliputi making
pregnancy safer, safe motherhood, bonding attachment,
inisiasi menyusu dini dan lain lainnya.
THANK YOU
13

More Related Content

Ppt 2

  • 1. IKA SUHERLIN, SST, M. Keb PRINSIP DASAR PENANGANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL
  • 2. Penatalaksanaan awal terhadap kasus kegawatdaruratan kebidanan Sikap bidan, tenang, no panik Jika ibu tdk sadar, kaji segera jalan nafas dan sirkulasi Jika sendiri, berteriak minta bantuan Jika syok, segera ibu baring miring kiri, kaki lebih tinggi dan buka bra Ajak ibu/klien komunikasi utk tetap tenang . Lakukan pemeriksaan dengan cepat meliputi tanda-tanda vital, warna kulit dan perdarahan yang keluar.
  • 3. Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka. Secara umum posisi penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau penderita tidak sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh (berbaring miring) untuk memudahkan cairan keluar dari rongga mulut dan untuk menghindari sumbatan jalan nafas oleh muntah atau darah Pada penderita-penderita syok hipovolemik, baringkan penderita telentang dengan kaki ditinggikan 30 cm sehingga aliran darah balik ke jantung lebih besar dan tekanan darah menjadi meningkat Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar atau kepala agak ditinggikan Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan digerakkan sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari terjadinya luka yang lebih parah Langkah pertolonga n pertama dalam menangan i syok : 1. Posisi Tubuh
  • 4. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi atau muntah. Berikan oksigen 6 liter/menit Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa sungkup (Ambu bag) atau ETT. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas (Gudel/oropharingeal airway). Langkah pertolonga n pertama dalam menangani syok : 2. Pertahanka n Respirasi
  • 5. 3. Pertahankan Sirkulasi Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi, tekanan darah, warna kulit, isi vena, produksi urin
  • 6. Pengkajian awal kasus kegawatdaruratan kebidanan secara cepat a. Jalan nafas dan pernafasan Perhatikan adanya cyanosis, gawat nafas, lakukan pemeriksaan pada kulit: adakah pucat, suara paru: adakah weezhing, sirkulasi tanda tanda syok, kaji kulit (dingin), nadi (cepat >110 kali/menit dan lemah), tekanan daarah (rendah, sistolik < 90 mmHg)
  • 7. b. Perdarahan pervaginam � Bila ada perdarahan pervaginam, tanyakan : Apakah ibu sedang hamil, usia kehamilan, riwayat persalinan sebelumnya dan sekarang, bagaimana proses kelahiran placenta, kaji kondisi vulva (jumlah darah yang keluar, placenta tertahan), uterus (adakah atonia uteri), dan kondisi kandung kemih (apakah penuh).
  • 8. c. Klien tidak sadar/kejang Tanyakan pada keluarga, apakah ibu sedang hamil, usia kehamilan, periksa: tekanan darah (tinggi, diastolic > 90 mmHg), temperatur (lebih dari 38oC) d. Demam yang berbahaya Tanyakan apakah ibu lemah, lethargie, sering nyeri saat berkemih. Periksa temperatur (lebih dari 39oC), tingkat kesadaran, kaku kuduk, paru paru (pernafasan dangkal), abdomen (tegang), vulva (keluar cairan purulen), payudara bengkak.
  • 9. e. Nyeri abdomen Tanyakan Apakah ibu sedang hamil dan usia kehamilan. Periksa tekanan darah (rendah, systolic < 90 mmHg), nadi (cepat, lebih dari 110 kali/ menit) temperatur (lebih dari 38oC), uterus (status kehamilan). f. Perhatikan tanda-tanda berikut : Keluaran darah, adanya kontraksi uterus, pucat, lemah, pusing, sakit kepala, pandangan kabur, pecah ketuban, demam dan gawat nafas.
  • 10. Dalam kegawatdaruratan, peran anda sebagai bidan antara lain: 1. Melakukan pengenalan segera kondisi gawat darurat 2. Stabilisasi klien (ibu), dengan oksigen, terapi cairan, dan medikamentosa dengan : a. Menjamin kelancaran jalan nafas, memperbaiki fungsi system respirasi dan sirkulasi b. Menghentikan perdarahan c. Mengganti cairan tubuh yang hilang d. Mengatasi nyeri dan kegelisahan
  • 11. 3. Ditempat kerja, menyiapkan sarana dan prasarana di kamar bersalin, yaitu: a. Menyiapkan radiant warmer/lampu pemanas untuk mencegah KEHILANGAN PANAS PADA BAYI b. Menyiapkan alat resusitasi kit untuk ibu dan bayi c. Menyiapkan ALAT PELINDUNG DIRI d. Menyiapkan OBAT OBATAN EMERGENSI
  • 12. 4. Memiliki ketrampilan klinik, yaitu: a. Mampu melakukan resusitasi pada ibu dan bayi dengan peralatan yang berkesinambungan. Peran organisasi sangat penting didalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan keahlian b. Memahami dan mampu melakukan metode efektif dalam pelayanan ibu dan bayi baru lahir, yang meliputi making pregnancy safer, safe motherhood, bonding attachment, inisiasi menyusu dini dan lain lainnya.