際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ALKENA DAN
ALKUNA
Kelompok 3
Hensen Frederich
Hermanto Sinaga
Indzim Musfirah
TATANAMA ALKENA
1. Pemberian nama akhiran alkena
dilakukan dengan mengganti akhiran ana pada nama
alkana dengan akhiran ena.
2. Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling
panjang yang mengandung ikatan rangkap).
3. Tentukan substituen yang terdapat dalam rantai utama.
4. Penomoran substituen dimulai dari ujung, sedemikian rupa
sehingga nomor atom karbon berikatan rangkap yang lebih
rendah
5. Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus
disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama
substituen.
6. Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam
penentuan urutan abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan
dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan
dalam penentuan urutan abjad
a. IUPAC
Contoh :
Ppt alkena dan alkuna
b. Trivial (Nama Umum)
1. Biasanya digunakan untuk alkena suku rendah,
misal:
: Etilena : isobutilena
: propilena
2. Untuk rantai bercabang, adanya gugus antara
lain:
: metilena
: vinil
: alil Alil klorida
TATANAMA ALKUNA
1. Pemberian nama alkuna dilakukan dengan mengganti
akhiran -ana pada nama alkana dengan una
2. Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon
paling panjang yang terdapat ikatan ganda tiga).
3. Tentukan substituen yang terdapat dalam rantai utama.
4. Penomoran substituen dimulai dari ujung, sedemikian
rupa sehingga ikatan ganda tiga mempunyai nomor atom
karbon yang lebih rendah.
5. Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan
harus disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama
nama substituen.
6. Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam
penentuan urutan abjad sedangkan awalan yang tidak
dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan
neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Ppt alkena dan alkuna
REAKSI REAKSI ALKENA
1. Adisi
Alkena dapat mengalami adisi Adisi adalah pengubahan
ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan tunggal
(jenuh) dengan cara menangkap atom/gugus lain. Pada
adisi alkena 2 atom/gugus atom ditambahkan pada
ikatan rangkap C=C sehingga diperoleh ikatan tunggal C-
C.
Beberapa contoh reaksi adisi pada alkena yaitu Halogenasi,
hidrogenasi, hidrohalogenasi.
Halogenasi adalah adisi alkena dengan unsur
halogen, X2 membentuk Halo alkana, RXn.
2. Polimerasi
Polimerisasi adalah penggabungan molekul-
molekul sejenis menjadi molekul-molekul
raksasa sehingga rantai karbon sangat panjang.
Molekul yang bergabung disebut monomer,
sedangkan molekul raksasa yang terbentuk
disebut polimer.
Polimerisasi alkena terjadi berdasarkan
reaksi adisi. Prosesnya mula-mula ikatan rangkap
terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan dua
elektron tak berpasangan. Elektron-elektron tak
berpasangan tersebut kemudian membentuk
ikatan antargugsus, sehingga membentuk rantai.
3. Pembakaran
Seperti halnya alkana, alkena suku
rendah mudah terbakar. Jika dibakar
di udara terbuka, alkena
menghasilkan jelaga lebih banyak
daripada alkana. Hal itu terjadi karena
alkena mempunyai kadar karbon
lebih tinggi daripada alkana, sehingga
pembakarannya menuntut lebih
banyak oksigen. Pembakaran
sempurna alkena menghasilkan gas
CO2 dan uap air.
Contoh :
CH2=CH2 + 2 O2  2CO2 + 2H2O
REAKSI-REAKSI ALKUNA
1. Adisi
Adisi Hidrogen Halida
Adisi hidrogen halida (HX) pada senyawa alkuna
berlangsung sama dengan yang terjadi pada senyawa
alkena.
Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika
pada reaksi alkena dan alkuna ditambahkan peroksida
maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan
reaksi berikut:
 Adisi Hidrogen
 Halogenisasi
Halogenisasi adalah reaksi alkana
dengan halogen. Bromin and klorin dapat
mengadisi pada alkuna seperti yang terjadi
pada alkena. Jika 1 mol halogen mengadisi
pada 1 mol alkuna, maka akan dihasilkan
dihaloalkena.
Contoh :
 Adisi Halogen Halida
Hidrogen halida (HX) dapat mengadisi pada ikatan
rankap 3 senyawa alkuna seperti yang terjadi pada adisi
pada ikatan rangkap 2 senyawa alkena, dengan produk awal
adalah vinyl halida.
2. Polimerisasi
Polimerisasi alkuna terjadi berdasarkan reaksi adisi.
Prosesnya mula-mula ikatan rangkap terbuka, sehingga
terbentuk gugus dengan dua elektron tak berpasangan.
Elektron-elektron tak berpasangan tersebut kemudian
membentuk ikatan antara gugus,sehingga membentuk
rantai.
3. Substitusi
Substitusi alkuna Substitusi (pengantian)
pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu
atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai
dengan atom lain.
4. Pembakaran
Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna
(reaksi alkuna dengan oksigen) akan
menghasilkan CO2 dan H2O.
2CH=CH + 5 O2  4CO2 + 2H2O
PEMBUATAN ALKENA
a. Reaksi Alkil Halida
Reaksi ini merupakan reaksi E2 (reaksi biomolekuler).
Reaksi eliminasi terhadap alkyl halide dengan
memanaskan alkil halida dengan KOH atau
NaOCH2CH3 dalam etanol.
b. Dehalogenasi Vicinil dihalida
Vicinal dihalida adalah suatu alkyl halide yang
mempunyai 2 atom halogen yang terikat pada molekul
atom karbon yang berbatasan. Reaksi ini juga
merupakan reaksi bimolekuler (E2) antara alkyl halide
sekunder dalam basa kuat.
c. Reaksi dengan ilid phosponium (reaksi wittig)
Alkena dapat disintesis dari aldehid atau keton menggunakan ilid
phosponium. IlId adalah golongan senyawa karbanionid dimana muatan
negative (-) dimantapkan oleh sebuah heteroatom yang berdampingan
dan bermuatan (+). Mekanisme reaksi ini adalah:
 Substitusi nukleofilik (SN2) dari alkyl halide dengan phospin tersier seperti
tripenilpospin (nuklepfil kuat, suatu basa lemah).
 Perlakuan dengan basa kuat seperti n-butillitium (CH3CH2CH2CH2Li), yaitu
suatu reaksi dimana produk antara dari posponium mengeliminasi proton
dari ilid Metil halida, alkil halida primer, alkyl halide sekunder dapat
digunakan dalam reaksi wittig ini.
d. Dehidrasi alkohol
Alkena dapat diperoleh dari dehidrasi alcohol, yaitu suatu reaksi
penghilangan air. Alcohol primer, sekunder, maupun tersier dapat
dilakukan dehidrasi sehingga menghasilkan alkena. Dihidrasi silakukan
dengan adanya asam sulfat maupun asam kuat lainnya. Dehidrasi alcohol
sekunder dan alcohol tersier mengikuti reaksi E1.
PEMBUATAN ALKUNA
a. Dehidrohalogenasi alkil dihalida
Alkil dihalida bereaksi dengan kalium hidroksida pada
suhu 2000C menghasilkan alkuna. Di samping itu, dihasilkan
produk samping berupa uap air dan kalium halida. Contoh :
H3C  CH  CH  CH3 + 2 KOH  H3C  C  C  CH3 + 2 KCl + 2H2O
Cl Cl
b. Reaksi asetilida logam dengan alkil halida primer
Alkuna rantai panjang dibuat dengan mereaksikan suatu
natrium alkunida dengan alkil halida. Hasil sampingnya
berupa garam natrium halida. Contoh :
HC  C  Na + H3C  CH2  Cl  HC  C  CH2  CH3 + NaCl
Ppt alkena dan alkuna

More Related Content

Ppt alkena dan alkuna

  • 1. ALKENA DAN ALKUNA Kelompok 3 Hensen Frederich Hermanto Sinaga Indzim Musfirah
  • 2. TATANAMA ALKENA 1. Pemberian nama akhiran alkena dilakukan dengan mengganti akhiran ana pada nama alkana dengan akhiran ena. 2. Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang mengandung ikatan rangkap). 3. Tentukan substituen yang terdapat dalam rantai utama. 4. Penomoran substituen dimulai dari ujung, sedemikian rupa sehingga nomor atom karbon berikatan rangkap yang lebih rendah 5. Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen. 6. Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad a. IUPAC
  • 5. b. Trivial (Nama Umum) 1. Biasanya digunakan untuk alkena suku rendah, misal: : Etilena : isobutilena : propilena 2. Untuk rantai bercabang, adanya gugus antara lain: : metilena : vinil : alil Alil klorida
  • 6. TATANAMA ALKUNA 1. Pemberian nama alkuna dilakukan dengan mengganti akhiran -ana pada nama alkana dengan una 2. Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang terdapat ikatan ganda tiga). 3. Tentukan substituen yang terdapat dalam rantai utama. 4. Penomoran substituen dimulai dari ujung, sedemikian rupa sehingga ikatan ganda tiga mempunyai nomor atom karbon yang lebih rendah. 5. Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen. 6. Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
  • 8. REAKSI REAKSI ALKENA 1. Adisi Alkena dapat mengalami adisi Adisi adalah pengubahan ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh) dengan cara menangkap atom/gugus lain. Pada adisi alkena 2 atom/gugus atom ditambahkan pada ikatan rangkap C=C sehingga diperoleh ikatan tunggal C- C. Beberapa contoh reaksi adisi pada alkena yaitu Halogenasi, hidrogenasi, hidrohalogenasi. Halogenasi adalah adisi alkena dengan unsur halogen, X2 membentuk Halo alkana, RXn.
  • 9. 2. Polimerasi Polimerisasi adalah penggabungan molekul- molekul sejenis menjadi molekul-molekul raksasa sehingga rantai karbon sangat panjang. Molekul yang bergabung disebut monomer, sedangkan molekul raksasa yang terbentuk disebut polimer. Polimerisasi alkena terjadi berdasarkan reaksi adisi. Prosesnya mula-mula ikatan rangkap terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan dua elektron tak berpasangan. Elektron-elektron tak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan antargugsus, sehingga membentuk rantai.
  • 10. 3. Pembakaran Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Jika dibakar di udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak daripada alkana. Hal itu terjadi karena alkena mempunyai kadar karbon lebih tinggi daripada alkana, sehingga pembakarannya menuntut lebih banyak oksigen. Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO2 dan uap air. Contoh : CH2=CH2 + 2 O2 2CO2 + 2H2O
  • 11. REAKSI-REAKSI ALKUNA 1. Adisi Adisi Hidrogen Halida Adisi hidrogen halida (HX) pada senyawa alkuna berlangsung sama dengan yang terjadi pada senyawa alkena.
  • 12. Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut: Adisi Hidrogen
  • 13. Halogenisasi Halogenisasi adalah reaksi alkana dengan halogen. Bromin and klorin dapat mengadisi pada alkuna seperti yang terjadi pada alkena. Jika 1 mol halogen mengadisi pada 1 mol alkuna, maka akan dihasilkan dihaloalkena. Contoh :
  • 14. Adisi Halogen Halida Hidrogen halida (HX) dapat mengadisi pada ikatan rankap 3 senyawa alkuna seperti yang terjadi pada adisi pada ikatan rangkap 2 senyawa alkena, dengan produk awal adalah vinyl halida. 2. Polimerisasi Polimerisasi alkuna terjadi berdasarkan reaksi adisi. Prosesnya mula-mula ikatan rangkap terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan dua elektron tak berpasangan. Elektron-elektron tak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan antara gugus,sehingga membentuk rantai.
  • 15. 3. Substitusi Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain. 4. Pembakaran Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O. 2CH=CH + 5 O2 4CO2 + 2H2O
  • 16. PEMBUATAN ALKENA a. Reaksi Alkil Halida Reaksi ini merupakan reaksi E2 (reaksi biomolekuler). Reaksi eliminasi terhadap alkyl halide dengan memanaskan alkil halida dengan KOH atau NaOCH2CH3 dalam etanol. b. Dehalogenasi Vicinil dihalida Vicinal dihalida adalah suatu alkyl halide yang mempunyai 2 atom halogen yang terikat pada molekul atom karbon yang berbatasan. Reaksi ini juga merupakan reaksi bimolekuler (E2) antara alkyl halide sekunder dalam basa kuat.
  • 17. c. Reaksi dengan ilid phosponium (reaksi wittig) Alkena dapat disintesis dari aldehid atau keton menggunakan ilid phosponium. IlId adalah golongan senyawa karbanionid dimana muatan negative (-) dimantapkan oleh sebuah heteroatom yang berdampingan dan bermuatan (+). Mekanisme reaksi ini adalah: Substitusi nukleofilik (SN2) dari alkyl halide dengan phospin tersier seperti tripenilpospin (nuklepfil kuat, suatu basa lemah). Perlakuan dengan basa kuat seperti n-butillitium (CH3CH2CH2CH2Li), yaitu suatu reaksi dimana produk antara dari posponium mengeliminasi proton dari ilid Metil halida, alkil halida primer, alkyl halide sekunder dapat digunakan dalam reaksi wittig ini. d. Dehidrasi alkohol Alkena dapat diperoleh dari dehidrasi alcohol, yaitu suatu reaksi penghilangan air. Alcohol primer, sekunder, maupun tersier dapat dilakukan dehidrasi sehingga menghasilkan alkena. Dihidrasi silakukan dengan adanya asam sulfat maupun asam kuat lainnya. Dehidrasi alcohol sekunder dan alcohol tersier mengikuti reaksi E1.
  • 18. PEMBUATAN ALKUNA a. Dehidrohalogenasi alkil dihalida Alkil dihalida bereaksi dengan kalium hidroksida pada suhu 2000C menghasilkan alkuna. Di samping itu, dihasilkan produk samping berupa uap air dan kalium halida. Contoh : H3C CH CH CH3 + 2 KOH H3C C C CH3 + 2 KCl + 2H2O Cl Cl b. Reaksi asetilida logam dengan alkil halida primer Alkuna rantai panjang dibuat dengan mereaksikan suatu natrium alkunida dengan alkil halida. Hasil sampingnya berupa garam natrium halida. Contoh : HC C Na + H3C CH2 Cl HC C CH2 CH3 + NaCl