PPT DIKLAT SMPN 22 SURABAYA TAHUN 2024 UNTUK GURU DAN TENDIK
- 1. Paradigma Baru Pembelajaran dan Nir Kekerasan SMPN 22 Surabaya Prof. Dr. Mutimmatul Faidah, M.Ag. Direktorat Pencegahan dan Penanggulanagn Isu Strategis OVERVIEW Universitas Negeri Surabaya
- 2. Curriculum Vittae Prof. Mutimmatul Faidah, M.Ag. Direktur PPIS Universitas Negeri Surabaya Gresik, 14 Mei 1974 _ 081358594210
- 6. Bagaimana Perasaan Bapak/Ibu Membaca Berita tersebut? Tingginya kasus kekerasan, Pemerintah menerbitkan Permendikbud no 46 tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (PPK)
- 7. Why??? Faktor Individu Krisis Indentitas, Pengaruh Media Sosial, kurangnya empati/keterampilan sosial dan masalah kesehatan mental. Faktor Keluarga Kekerasan dirumah, polarisasi nilai dirumah, kurangnya pengawasan orang tua. Kurang Pendidikan Moral dan Etika Pengaruh Teman Sebaya. Pengaruh Globalisasi Dan Perubahan Sosial Minimnya Sosialisasi Dan Edukasi Terkait Kekerasan
- 8. Akibat-akibatnya Gangguan Kesehatan Mental Rendahnya Prestasi Akademik Perasaan Terisolasi dan Penolakan. Gangguan Hubungan Sosial. Kecurigaan dan Rasa Tidak Aman. Rasa Malu dan Rendah Diri. Kehilangan Minat dalam Aktivitas Gangguan Fisik. Munculnya Perilaku Merusak Pikiran untuk Bunuh Diri
- 9. Strawberry Generation Generasi stroberi (strawberry generation) mengacu kepada tampilan buah yang nampak cantik, cute, imut, namun memiliki kecenderungan untuk rapuh (fragile), sehingga akan mudah rusak atau hancur ketika diinjak atau di tekan.
- 10. Tantangan yang dihadapi oleh generasi strawbery adalah mereka tumbuh di lingkungan yang berkembang secara digital dan semakin kompetitif. Tekanan tidak bisa dihindari, dimana ekspektasi sosial juga akan tinggi. Kemauan untuk berkembang harus datang dari diri sendiri, tidak bisa melalui tekanan atau paksaan.
- 11. Ciri-ciri Generasi Strawbery Seringkali merasa rentan dengan kritikan dan tekanan. Sering merasa tertekan untuk menyesuaikan diri dengan standar yang tidak realistis yang ditetapkan di media sosial. Kecenderungan untuk mendapatkan atau melakukan hal yang sifatnya instan. Ketergantungan teknologi yang berlebihan yang juga dapat menjadi sumber masalah.
- 12. Tingginya kasus kekerasan, Pemerintah menerbitkan Permendikbud no 46 tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (PPK) di Satuan Pendidikan Implementasi Sekolah Ramah Anak Bagaimana Mewujudkan Sekolah Ramah Anak?
- 13. Sekolah Ramah Anak (SRA) adalah sekolah yang memberikan pemenuhan hak dan perlindungan khusus bagi anak 4 Konsep SRA Menjadi Pendidik, pembimbing, orang tua, dan sahabat anak Memberikan keteladanan dalam keseharaian Memberikan perlindungan kepada anak Memenuhi 6 komponen SRA 6 Komponen Sekolah Ramah Anak Sarpras Ramah Anak Pembelajaran Ramah Anak Partisipasi Anak dalam Kebijakan Sekolah Guru dan Tendik Responsif Anak Keterlibatan ortu dan stake holder Kebijakan SRA
- 14. Kekerasan Fisik Jenis Kekerasan yang Diatur Permendikbud No.46 Tahun 2023 Kekerasan Psikis Perundungan Kekerasan Seksual Diskriminasi dan Intoleransi Kebijakan Memuat Kekerasan
- 15. Kekerasan Fisik Kontak fisik pelaku kepada korban Menggunakan alat atau tanpa alat Tawuran, penganiayaan, eksploitasi ekonomi, dll
- 16. Kekerasan Psikis Perbuatan non-fisik yang dilakukan dengan tujuan merendahkan, menghina, atau membuat perasaan tidak nyaman.
- 17. Perundungan Perundungan adalah kekerasan fisik/psikis yang dilakukan secara berulang karena ketimpangan relasi kuasa. Perundungan dapat berupa: Penganiyaan Pengucilan Penolakan Pengabaian Penghinaan Penyebaran rumor Panggilan yang mengejek Intimidasi Teror Perbuatan memalukan di depan umum Pemerasan Perbuatan lain yang sejenis
- 18. Kekerasan Seksual Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan, menyerang tubuh atau fungsi reproduksi seseorang, karena ketimpangan relasi kuasa atau gender yang berakibat atau dapat berakibat pada penderitaan fisik, psikis, termasuk yang mengganggu kesehatan reproduksi seseorang dan hilang kesempatan melaksanakan pendidikan tinggi dengan aman dan optimal. Fisik Verbal Nonfisik Digital
- 19. Bentuk Kekerasan Seksual Penyampaian ujaran yang mendiskriminasi atau melecehkan tampilan fisik, kondisi tubuh, dan identitas gender korban Perbuatan memprlihatkan alat kelamin dengan sengaja Penyampaian ucapan yang memuat rayuan, lelucon, atau siulan yang bernuansa seksual pada korban Perbuatan menatap korban dengan nuansa seksual atau membuat korban merasa tidak nyaman Pengiriman pesan, lelucon, gambar, foto, video, atau audio yang bernuansa seksual kepada korban Perbuatan mengambil, merekam, atau mengedarkan foto/rekaman audio/visual korban yang bernuansa seksual Perbuatan mengunggah foto tubuh atau informasi pribadi korban yang bernuansa seksual
- 20. Perbuatan membujuk, menjanjikan, atau menawarkan sesuatu kepada korban untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual Pemberian hukuman atau sanksi yang bernuansa seksual Perbuatan menyentuh, mengusap, meraba, memegang, memeluk, mencium, atau menggosokkan bagian tubuhnya pada tubuh korban Perbuatan membuka pakaian korban Pemaksaan terhadap korban untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual Praktik budaya komunitas Peserta Didik, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan yang bernuansa kekerasan seksual Perbuatan mengintip atau dengan sengaja melihat korban yang sedang melakukan kegiatan secara pribadi atau pada ruang yang bersifat pribadi Penyebaran informasi terkait tubuh atau informasi pribadi korban yang bernuansa seksual
- 21. Eksploitasi seksual Perbudakan seksul Tindak pidana perdagangan orang yang ditujukan untuk eksploitasi seksual Perbuatan lain yang dinyatakan sebagai kekerasan seksual dalam ketentuan peraturan perundang-undangan Penyiksaan seksual Pemaksaan sterilisasi Membiarkan terjadinya kekerasan seksual dengan sengaja Pemaksaan atau perbuatan memperdayai korban untuk hamil Pemaksaan atau perbuatan memperdayai korban untuk aborsi Percobaan perkosaan meski tidak terjadi penetrasi Perkosaan termasuk penetrasi dengan benda atau bagian tubuh selain alat kelamin
- 22. Diskriminasi Setiap perbuatan kekerasan dalam bentuk pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pemilihan berdasarkan suku/etnis, agama, kepercayaan, ras, warna kulit, usia, status sosial ekonomi, kebangsaan, jenis kelamin, dan kemampuan intelektual, mental, sensorik, serta fisik.
- 23. Contoh Diskriminasi Larangan untuk mengamalkan ajaran agama atau kepercayaan yanh sesuai keyakinan agama atau kepercayaan yang dianut Pemaksaan untuk menggunakan seragam/pakaian kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai peraturan seragam sekolah Pemaksaan untuk mengikuti mata pelajaran agama yang diajar oleh pendidik yang tidak sesuai dengan agama peserta didik yang telah diakui oleh pemerintah Mengistimewakan calon pemimpin/pengurus organisasi berdasarkan latar belakang identitas tertentu Larangan atau pemaksaan untuk memberikan donasi/bantuan dengan alasan latar belakang suku/etnis, agama, ras, jenis kelamin, kemampuan intelektual, dan lainnya Perbuatan mengurangi, menghalangi, atau tidak memberikan hak atau kebutuhan peserta didik untuk mengikuti proses pendidikan
- 24. Kebijakan yang Mengandung Kekerasan Kebijakan tertulis seperti surat keputusan, surat edaran, nota dinas, pedoman, dan bentuk kebijakan tertulis lainnya. Kebijakan tidak tertulis seperti imbauan, instruksi, dan bentuk tindakan lainnya Kebijakan yang berpotensi atau menimbulkan terjadinya kekerasan
- 25. Strategi Pencegahan Kekerasan di Sekolah Apakah sudah terbentuk Tim PPK? Sudah adakah tata tertib implementasi PPK? Sudahkah diterapkan pembelajaran tanpa kekerasan? Sudahkah disusun program PPK dan difasilitasi? Tata Kelola Sudahkah tata tertib PPK disosialisasikan? Apa saja program pencegahan yang dirancang? Apakah program sudah menyasar guru, siswa, orangtua, dan warga sekolah? Edukasi Apa saja sarana pelaporan yang sudah ada? Apakah ruang publik, kelas, lab, toilet sudah aman? Bagaimana keamanan & kenyamanan fasilitas sekolah yang lainnya? Sarana Prasarana
- 26. Bagaimana kondisi pencegahan kekerasan di sekolah Bapak/Ibu?
- 28. Games Pilih Satu Kasus/Masalah Siswa yang Mencuat di Sekolah! Eksplorasi kasus yang belum muncul di Permukaan, namun sebenarnya ada dan potensinya besar! Rumuskan Faktor faktor penyebabnya? Siapa Saja/Aktor yang harus mengambil peran untuk merubah keadaan? Program Apa yang perlu dirancang untuk menekan/menyelesaiakn kasus tadi?
- 29. "Mari bimbing anak kita menjadi anak mandiri, anak yang mampu menjaga diri. Anak yang Unik dan Berbeda, Namun Tidak Untuk Dibeda-bedakan Kita Indonesia, kita anti kekerasan!"
- 30. Terima Kasih Direktorat PPIS Unesa dppisk@unesa.ac.id Kunjungi: