際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PPT EKOLOGI
TENTANG
SEJARAH DAN PENDEKATAN EKOLOGI
TUMBUHAN DAN KONSEP FAKTOR
LINGKUNGAN
RANA YARNI RASMELITA. S (2201010035)
AIIDIL FITRA SIDIK (2201010036)
LISA TANIA (2201010042)
NAMA KELOMPOK 7
DOSEN PEMGAMPU MATA KULIAH
ABIZAR, M. Si
A. Sejarah Perkembangan Ekologi
Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur hara, dan
lain-lain. Kata ekologi sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau
tempat tinggal, sedangkan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi semula ekologi artinya ilmu yang mempelajari
organisme di tempat tinggalnya. Umumnya yang dimaksud dengan ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara organisme atau kelompok organisme dengan lingkungannya. Saat ini ekologi lebih dikenal sebagai ilmu yang
mempelajari struktur dan fungsi dari alam. Bahkan ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari rumah tangga makhluk
hidup.
B. Perkembangan Ekologi Tumbuhan
Perkembangan ekologi tumbuhan sebagi ilmu pengetahuan alam secara kualitatif dan kuantitatif relatif masih baru.
Sebagai bagian dari ilmu biologi, ekologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Ekologi tumbuhan sebagai salah satu cabang ilmu ekologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari secara spesifik interaksi tumbuhan dengan lingkungan hidupnya, yang berhubungan dengan berbagai proses
dan fenomena alam.
Perkembangan ekologi tumbuhan sebenarnya sama tuanya dengan peradaban manusia, karena dimulai sejak
keberadaan manusia di bumi. Namun, secara garis besar perkembangan ekologi tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi
tiga periode, yaitu: periode awal, periode abad 17-19, dan periode abad 21- sekarang. Ketiga periode perkembangan
tersebut memiliki karakteristik berbeda.
1. Periode Awal
Periode ini merupakan awal dari perkembangan ekologi tumbuhan, dipelopori oleh para pengumpul makanan dan para
dukun obat. Dengan pengalaman yang mereka miliki, para pengumpul dan pemburu di zaman dulu (purba) telah memiliki
pengetahuan yang tinggi mengenai distribusi berbagai jenis tumbuhan dan hewan liar yang menjadi makanan dan
buruannya.
2. Periode Abad 17-19
Periode ini merupakan awal kemunculan ekologi tumbuhan secara formal, yang ditandai dengan munculnya beberapa
tulisan yang berkaitan dengan tumbuhan dan lingkungannya. Contoh tulisan itu diantaranya tentang suksesi komunitas
tumbuhan di daerah berair, yaitu danau dan bogs = suatu daerah yang permukaan tanahnya basah dan empuk (spongy).
3. Periode Abad 20 - Sekarang
Ekologi Tumbuhan menjadi bidang ilmu tersendiri, yang terpisah dari geografi tumbuhan, terjadi pada periode ini.
Pada periode ini muncul beberapa pionir Ekologi Tumbuhan sejati. Konsep-konsep ekologi tumbuhan yang berkembang
sejak tahun 1925-an merupakan tonggak bagi perkembangan ekologi tumbuhan modern. Beberapa konsep yang muncul
di era ini, di antaranya:
1. Konsep kontroversial adalah Henry Gleason (AS), penentang teori suksesi Clements,
2. Robert H. Whittaker (era 40-70-an) di Amerika Utara, mengembangkan sinekologi,
3. Christen Raunkier (era 1925-an) di Benua Eropa, mengembangkan klasiikasi bentuk kehidupan (life form) tumbuhan dan
metode kuantitatif dalam sampling vegetasi, Arthur Tansley yang mengemukakan istilah ecosystem,
4. John Harper (1950-an) dari Wales, banyak mengembangkan spesialisasi demograi tumbuhan, khususnya weedy species &
Integrated Pest Management (IPM),
5. Josias Braun-Blanquet (1884-1980) dari Eropa mengembangkan metode dalam sampling komunitas tumbuhan, reduksi
data vegetasi dan nomenklatur asosiasi.
C. Definisi Dan Konsep Dasar Ekologi Tumbuhan
Ekosistem dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk)
dan faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah) serta kimia (keasaman dan salinitas) yang saling berinteraksi satu sama
lainnya. Gatra yang dapat digunakan sebagai ciri keseutuhan ekosistem adalah energetika (taraf trofi atau makanan,
produsen, konsumen, dan redusen), pendauran hara (peran pelaksana taraf trofi), dan produktivitas (hasil keseluruhan
sistem). Jika dilihat komponen biotanya, jenis yang dapat hidup dalam ekosistem ditentukan oleh hubungannya dengan
jenis lain yang tinggal dalam ekosistem tersebut.
D. Pendekatan Ekologi Tumbuhan (Autekologi & Synekologi)
Pada pendekatan ekologi tumbuhan melibatkan dua pendekatan utama yaitu autekologi (mempelajari individu
tumbuhan) & synekologi (mempelajari komunitas tumbuhan). Autekologi merupakan studi hubungan timbal balik
suatu jenis organisme dengan lingkungannya yang pada umumnya bersifat eksperimental dan induktif. Contoh
autekologi adalah ekologi tikus yang diberi perlakuan tertentu, misalnya sebagian ruang geraknya terbatas, sebagian
yang lain ruang geraknya bebas, lalu diukur perkembangan otaknya setelah waktu tertentu dan dibandingkan satu
sama lain. Sedangkan Synekologi merupakan studi dari kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang lebih
bersifat filosofis, deduktif, dan umumnya deskriptif.
E. Manfaat Ilmu Ekologi Tumbuhan
Dalam ekologi tumbuhan pemanfaatan ekologi secara langsung atau tidak langsung berhubungan erat dengan masalah
kependudukan, pertanian, kehutanan, kesehatan, penyebaran penyakit, pencemaran lingkungan, dan masalah-masalah lain
yang sangat penting untuk kehidupan dan kesejahteraan manusia dan lingkungannya. Melalui kajian strategi pelestarian
dunia terungkap bahwa betapa pentingnya pemanfaatan kaidah  kaidah ekologi bagi upaya pelestarian sumber daya alam
yang terpulihkan untuk pembangunan yang berkelanjutan.
F. Komponen Lingkungan
Lingkungan merupakan kompleks dari berbagai faktor yang saling berinteraksi satu sama lainnya, tidak hanya
antara faktor biotik dan non-biotik, tetapi juga antara biotik itu sendiri dan juga antara abiotik dengan abiotik.
Dengan demikian secara operasional sulit untuk memisahkan satu faktor dengan faktor terhadap faktor-faktor
yang lainnya tanpa mempengaruhi kondisi seluruhnya. Meskipun demikian untuk memahami sruktur atau
berfungsinya faktor lingkungan ini, secara abstrak kita bisa membagi faktor-faktor lingkungan ini terhadap
komponennya.
G. Hubungan antar faktor Lingkungan
Telah dipahami bahwa dalam kajian ekosistem adalah penting untuk menganali-sis bagaimana faktor-faktor
lingkungan beroperasi atau berfungsi. Dalam kenyataannya telah dipahami bahwa faktor-faktor lingkungan
saling berinteraksi satu sama lainnya, sehingga sangat sulit untuk memisahkan pengaruh hanya dari satu faktor
lingkungannya. Sebagai contoh bahwa kedua faktor iklim dan topografi akan mempengaruhi perkembangan
suatu tanah. Demikian juga iklim tanah akan berpengaruh secara kuat dalam pola kontrolnya terhadap
komponen biotik, menentukan jenis-jenis yang akan mampu menempati suatu tempat atau daerah tertentu.
Meskipun demikian karakteristik mendasar dari ekosistem apapun akan ditentukan atau diatur oleh komponen
biotiknya. Pengaruh dari variabel abiotik akan dimodifikasi oleh tumbuhan dan hewan, misalnya terciptanya
perlingdungan oleh pohon meskipun sifatnya terbatas.
H. Hukum minimum Liebig
Dalam tahun 1840 Justus Von Liebig, seorang pakar kimia dari Jerman, memprakarsai satu kajian dalam pengaruh
berbagai faktor terhadap pertumbuhan tanaman. Leibig berpendapat bahwa hasil dari suatu panen tanaman sering
dibatasi oleh nutrisi yang diperlukan dalam jumlah yang banyak seperti karbon dan air. Leibig menemukan bahwa
kekurangan fosfor sering kali merupakan faktor yang membatasi pertumbuhan tanaman tersebut. Penemuan ini
membawa pada pemikiran bahwa adanya faktor penentu yang mungkin membatasi produktifitas tanaman.
Hukum minimum hanya berperan dengan baik untuk materi kimia yang diperlu-kan untuk pertumbuhan dan
reproduksi. Liebig tidak mempertimbangkan peranan faktor lainnya, namun kemudian para peneliti lainnya
mengembangkan pertanyaannya yang menyangkut faktor suhu dan cahaya. Sebagai hasilnya mereka
menambahkan dua pertanyaan, yaitu:
a). Hukum ini berlaku hanya dalam kondisi keseimbangan yang dinamis (steady state). Apabila masukan
dan keluaran energi dan materi dari ekosistem tidak berada pada keseimbangan, jumlah berbagai substansi yang
diperlukan akan berubah terus dan hukum minimum tidak berlaku.
b). Hukum minimum harus memperhatikan juga adanya interaksi diantara faktor-faktor lingkungan. Konsentrasi yang
tinggi atau ketersediaan yang melimpah dari suatu substansi mungkin akan mempengaruhi laju pemakaian dari substansi
lain dalam jumlah yang minimum. Sering juga terjadi organisasi hidup memanfaatkan unsur kimia tambahan yang mirip
dengan yang diperlukan yang ternyata tidak ada di habitatnya.
I. Hukum Toleransi dari Shelford
Salah satu perkembangan yang paling berarti dalam kajian faktor lingkungan terjadi pada tahun 1913 ketika Victor
Shelford mengemukakan hukum toleransi, yang menyatakan bahwa untuk setiap faktor lingkungan suatu jenis mempunyai
suatu kondisi minimum dan maksimum yang dapat dipikulnya, diantaranya kedua harga ekstrim ini merupakan kisaran
toleransi dan termasuk kondisi optimum.
Kisaran toleransi dapat dinyatakan dalam bentuk kurva lonceng, dan akan ber-beda untuk setiap jenis terhadap
faktor lingkungan yang sama atau mempunyai kurva yang berbeda untuk satu jenis organisme terhadap faktor-
faktor lingkungan yang ber-beda. Misalnya jenis A mungkin mempunyai batas kisaran yang lebih luas terhadap
suatu suhu tetapi mempunyai kisaran yang sempat terhadap kondisi tanah.
Untuk memberikan gambaran terhadap kisaran toleransinya ini, biasanya dipa-kai awalan steno(kisaran
toleransi sempit), diawali yuri(kisaran toleransi luas). Shelford menyatakan bahwa jenis yang kisaran toleransi
yang luas untuk berbagai faktor lingku-ngan akan menyebar secara luas, dan menambahkan bahwa dalam fase
reproduksi da-ri daur hidup tumbuhan maka faktor-faktor lingkungan lebih membatasi: biji, telur, em-brio
mempunyai kisaran yang sempit jika dibandingkan dengan fasa dewasanya.
Hasil penelitian Shelford telah memberikan dorongan dalam kajian berbagai ekologi toleransi. Berbagai percobaan
dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan atau menentukan kisaran toleransi dari individu suatu jenis makhluk hidup
terhadap berbagai faktor lingkungan. Hasilnya sangat berguna untuk aspek-aspek terapan, se-perti menentukan toleransi
jenis terhadap pencemaran air yang sedikit banyak akan memberikan gambaran dalam hal penyebaran tersebut. Shelford
sendiri memberikan penjelasan dalam hukumnya bahwa reaksi suatu organisme terhadap faktor lingkungan tertentu
mempunyai hubungan yang erat dengan kondisi lingkungan yang lainnya, misalnya apabila nitrat dalam tanah terbatas
jumlahnya maka resistensi rumput terha-dap kekeringan akan menurun.
J. Faktor Pembatas
Meskipun hukum Shelford ini pada dasarnya benar, tetapi sekarang para pakar ekologi berpendirian bahwa pendapat
ini terlalu kaku. Akan lebih bermanfaat apabila menggabungkan konsep minimum dengan konsep toleransi untuk
mendapatkan gambaran yang lebih umum. Hal ini didasarkan kenyataan gambaran yang lebih umum lagi. Hal ini di
dasarkan kenyataan bahwa kehadiaran dan keberhasilan dari organisme hidup itu tergantung pada kondisi-kondisi
yang tidak sederhana. Organisme hidup di alam dikontrol tidak hanya oleh suplai materi yang minimum diperlukan
tetapi juga oleh faktor-faktor lainnya yang keadaan kritis.
Para pakar ekologi sekarang menyadari bahwa terlalu banyak perhatian yang ditujukan pada kajian kisaran toleransi dan faktor-
faktor pembatas itu sendiri. Kajian hendaknya diarahkan untuk mempelajari bagaimana tumbuhan dan hewan berkembang untuk
menguasai habitat tertentu dan meng-hasilkan kisaran toleransi-toleransi terhadap faktor-faktor lingkungan untuk mempertahankan
diri. Kajian ekologi toleransi yang didasarkan oleh pemi-kiran Liebig dan Shelford pada umumnya tidak menjawab pertanyaan
mendasar ekologi, bagaimana jenis-jenis teradaptasi terhadap beberapa faktor pembatasnya. Pandangan ekologi yang lebih
berkembang adalah memikir-kan perkembangan jenis untuk mencapai suatu kehidupan dengan perhatik-an kisaran toleransi sebagai
hasil sampingan dari persyaratan yang dipilih dalam pola kehidupan. Pendekatan ini menekankan pentingnya evolusi yang
membawa pergantian yang lebih baik hubungannya antara individual suatu jenis dengan habitatnya.
THANKS

More Related Content

Similar to ppt ekologi TUMBUHAN KELOMPOK 7 SESI B 22 BIOLOGI (20)

Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkunganEkologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Desta_92
materi tentang lingkungan hidup biotik dan abiotik
materi tentang lingkungan hidup biotik dan abiotikmateri tentang lingkungan hidup biotik dan abiotik
materi tentang lingkungan hidup biotik dan abiotik
haristighfar
Batasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdf
Batasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdfBatasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdf
Batasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdf
AgathaHaselvin
Asas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkunganAsas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkungan
condro23
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkungan
sintongjonatanhutapea
Asas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkunganAsas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkungan
condro23
ekologi pemerintahan
ekologi pemerintahanekologi pemerintahan
ekologi pemerintahan
hrmndo
Ekosistem kelas1 biologi
Ekosistem kelas1 biologiEkosistem kelas1 biologi
Ekosistem kelas1 biologi
Rangga Db
Ekosistem dan evolusi
Ekosistem dan evolusiEkosistem dan evolusi
Ekosistem dan evolusi
Ni Luh Putu Lindyawati
PPT EKOLOGI KEL 10.pdf
PPT EKOLOGI KEL 10.pdfPPT EKOLOGI KEL 10.pdf
PPT EKOLOGI KEL 10.pdf
WiardahKholijahMaton
44. bayuda luqman al farisi new
44. bayuda luqman al farisi new44. bayuda luqman al farisi new
44. bayuda luqman al farisi new
Yudha Al-Farisi
EKOLOGI_PERAIRAN_mata kuliah-msdp-perika
EKOLOGI_PERAIRAN_mata kuliah-msdp-perikaEKOLOGI_PERAIRAN_mata kuliah-msdp-perika
EKOLOGI_PERAIRAN_mata kuliah-msdp-perika
arwin35
EKOLOGI_PERAIRAN_1.ppt mata kuliah manajemen
EKOLOGI_PERAIRAN_1.ppt mata kuliah manajemenEKOLOGI_PERAIRAN_1.ppt mata kuliah manajemen
EKOLOGI_PERAIRAN_1.ppt mata kuliah manajemen
arwin35
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkungan
sintongjonatanhutapea
3. hewan dan lingkungan
3. hewan dan lingkungan3. hewan dan lingkungan
3. hewan dan lingkungan
Vick Muhammad
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkunganEkologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Desta_92
materi tentang lingkungan hidup biotik dan abiotik
materi tentang lingkungan hidup biotik dan abiotikmateri tentang lingkungan hidup biotik dan abiotik
materi tentang lingkungan hidup biotik dan abiotik
haristighfar
Batasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdf
Batasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdfBatasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdf
Batasan_dan_Ruang_Lingkup_EKOLOGI_HEWAN.pdf
AgathaHaselvin
Asas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkunganAsas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkungan
condro23
Asas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkunganAsas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkungan
condro23
ekologi pemerintahan
ekologi pemerintahanekologi pemerintahan
ekologi pemerintahan
hrmndo
Ekosistem kelas1 biologi
Ekosistem kelas1 biologiEkosistem kelas1 biologi
Ekosistem kelas1 biologi
Rangga Db
44. bayuda luqman al farisi new
44. bayuda luqman al farisi new44. bayuda luqman al farisi new
44. bayuda luqman al farisi new
Yudha Al-Farisi
EKOLOGI_PERAIRAN_mata kuliah-msdp-perika
EKOLOGI_PERAIRAN_mata kuliah-msdp-perikaEKOLOGI_PERAIRAN_mata kuliah-msdp-perika
EKOLOGI_PERAIRAN_mata kuliah-msdp-perika
arwin35
EKOLOGI_PERAIRAN_1.ppt mata kuliah manajemen
EKOLOGI_PERAIRAN_1.ppt mata kuliah manajemenEKOLOGI_PERAIRAN_1.ppt mata kuliah manajemen
EKOLOGI_PERAIRAN_1.ppt mata kuliah manajemen
arwin35
3. hewan dan lingkungan
3. hewan dan lingkungan3. hewan dan lingkungan
3. hewan dan lingkungan
Vick Muhammad

Recently uploaded (20)

1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Tata Naipospos
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptxPPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
rahmiati190700
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehatKiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
ssuser7d8dcb
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdfBRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docxSENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
Mirza836129
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptxMuqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
suwaibahkapa2
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptxLangkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
NurulIlyas3
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptxPRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
NurulIlyas3
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsLembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Ainul Yaqin
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptxSeleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Fajar Baskoro
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
AsepSaepulrohman4
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta FungsinyaPPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
mileniumiramadhanti
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Tata Naipospos
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptxPPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
rahmiati190700
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehatKiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
ssuser7d8dcb
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdfBRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docxSENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
Mirza836129
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptxMuqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
suwaibahkapa2
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptxLangkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
NurulIlyas3
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptxPRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
NurulIlyas3
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsLembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Ainul Yaqin
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptxSeleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Fajar Baskoro
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
AsepSaepulrohman4
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta FungsinyaPPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
mileniumiramadhanti

ppt ekologi TUMBUHAN KELOMPOK 7 SESI B 22 BIOLOGI

  • 1. PPT EKOLOGI TENTANG SEJARAH DAN PENDEKATAN EKOLOGI TUMBUHAN DAN KONSEP FAKTOR LINGKUNGAN RANA YARNI RASMELITA. S (2201010035) AIIDIL FITRA SIDIK (2201010036) LISA TANIA (2201010042) NAMA KELOMPOK 7 DOSEN PEMGAMPU MATA KULIAH ABIZAR, M. Si
  • 2. A. Sejarah Perkembangan Ekologi Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur hara, dan lain-lain. Kata ekologi sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, sedangkan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi semula ekologi artinya ilmu yang mempelajari organisme di tempat tinggalnya. Umumnya yang dimaksud dengan ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme atau kelompok organisme dengan lingkungannya. Saat ini ekologi lebih dikenal sebagai ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi dari alam. Bahkan ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari rumah tangga makhluk hidup.
  • 3. B. Perkembangan Ekologi Tumbuhan Perkembangan ekologi tumbuhan sebagi ilmu pengetahuan alam secara kualitatif dan kuantitatif relatif masih baru. Sebagai bagian dari ilmu biologi, ekologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekologi tumbuhan sebagai salah satu cabang ilmu ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari secara spesifik interaksi tumbuhan dengan lingkungan hidupnya, yang berhubungan dengan berbagai proses dan fenomena alam. Perkembangan ekologi tumbuhan sebenarnya sama tuanya dengan peradaban manusia, karena dimulai sejak keberadaan manusia di bumi. Namun, secara garis besar perkembangan ekologi tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga periode, yaitu: periode awal, periode abad 17-19, dan periode abad 21- sekarang. Ketiga periode perkembangan tersebut memiliki karakteristik berbeda. 1. Periode Awal Periode ini merupakan awal dari perkembangan ekologi tumbuhan, dipelopori oleh para pengumpul makanan dan para dukun obat. Dengan pengalaman yang mereka miliki, para pengumpul dan pemburu di zaman dulu (purba) telah memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai distribusi berbagai jenis tumbuhan dan hewan liar yang menjadi makanan dan buruannya.
  • 4. 2. Periode Abad 17-19 Periode ini merupakan awal kemunculan ekologi tumbuhan secara formal, yang ditandai dengan munculnya beberapa tulisan yang berkaitan dengan tumbuhan dan lingkungannya. Contoh tulisan itu diantaranya tentang suksesi komunitas tumbuhan di daerah berair, yaitu danau dan bogs = suatu daerah yang permukaan tanahnya basah dan empuk (spongy). 3. Periode Abad 20 - Sekarang Ekologi Tumbuhan menjadi bidang ilmu tersendiri, yang terpisah dari geografi tumbuhan, terjadi pada periode ini. Pada periode ini muncul beberapa pionir Ekologi Tumbuhan sejati. Konsep-konsep ekologi tumbuhan yang berkembang sejak tahun 1925-an merupakan tonggak bagi perkembangan ekologi tumbuhan modern. Beberapa konsep yang muncul di era ini, di antaranya: 1. Konsep kontroversial adalah Henry Gleason (AS), penentang teori suksesi Clements, 2. Robert H. Whittaker (era 40-70-an) di Amerika Utara, mengembangkan sinekologi,
  • 5. 3. Christen Raunkier (era 1925-an) di Benua Eropa, mengembangkan klasiikasi bentuk kehidupan (life form) tumbuhan dan metode kuantitatif dalam sampling vegetasi, Arthur Tansley yang mengemukakan istilah ecosystem, 4. John Harper (1950-an) dari Wales, banyak mengembangkan spesialisasi demograi tumbuhan, khususnya weedy species & Integrated Pest Management (IPM), 5. Josias Braun-Blanquet (1884-1980) dari Eropa mengembangkan metode dalam sampling komunitas tumbuhan, reduksi data vegetasi dan nomenklatur asosiasi. C. Definisi Dan Konsep Dasar Ekologi Tumbuhan Ekosistem dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah) serta kimia (keasaman dan salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Gatra yang dapat digunakan sebagai ciri keseutuhan ekosistem adalah energetika (taraf trofi atau makanan, produsen, konsumen, dan redusen), pendauran hara (peran pelaksana taraf trofi), dan produktivitas (hasil keseluruhan sistem). Jika dilihat komponen biotanya, jenis yang dapat hidup dalam ekosistem ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain yang tinggal dalam ekosistem tersebut.
  • 6. D. Pendekatan Ekologi Tumbuhan (Autekologi & Synekologi) Pada pendekatan ekologi tumbuhan melibatkan dua pendekatan utama yaitu autekologi (mempelajari individu tumbuhan) & synekologi (mempelajari komunitas tumbuhan). Autekologi merupakan studi hubungan timbal balik suatu jenis organisme dengan lingkungannya yang pada umumnya bersifat eksperimental dan induktif. Contoh autekologi adalah ekologi tikus yang diberi perlakuan tertentu, misalnya sebagian ruang geraknya terbatas, sebagian yang lain ruang geraknya bebas, lalu diukur perkembangan otaknya setelah waktu tertentu dan dibandingkan satu sama lain. Sedangkan Synekologi merupakan studi dari kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang lebih bersifat filosofis, deduktif, dan umumnya deskriptif. E. Manfaat Ilmu Ekologi Tumbuhan Dalam ekologi tumbuhan pemanfaatan ekologi secara langsung atau tidak langsung berhubungan erat dengan masalah kependudukan, pertanian, kehutanan, kesehatan, penyebaran penyakit, pencemaran lingkungan, dan masalah-masalah lain yang sangat penting untuk kehidupan dan kesejahteraan manusia dan lingkungannya. Melalui kajian strategi pelestarian dunia terungkap bahwa betapa pentingnya pemanfaatan kaidah kaidah ekologi bagi upaya pelestarian sumber daya alam yang terpulihkan untuk pembangunan yang berkelanjutan.
  • 7. F. Komponen Lingkungan Lingkungan merupakan kompleks dari berbagai faktor yang saling berinteraksi satu sama lainnya, tidak hanya antara faktor biotik dan non-biotik, tetapi juga antara biotik itu sendiri dan juga antara abiotik dengan abiotik. Dengan demikian secara operasional sulit untuk memisahkan satu faktor dengan faktor terhadap faktor-faktor yang lainnya tanpa mempengaruhi kondisi seluruhnya. Meskipun demikian untuk memahami sruktur atau berfungsinya faktor lingkungan ini, secara abstrak kita bisa membagi faktor-faktor lingkungan ini terhadap komponennya. G. Hubungan antar faktor Lingkungan Telah dipahami bahwa dalam kajian ekosistem adalah penting untuk menganali-sis bagaimana faktor-faktor lingkungan beroperasi atau berfungsi. Dalam kenyataannya telah dipahami bahwa faktor-faktor lingkungan saling berinteraksi satu sama lainnya, sehingga sangat sulit untuk memisahkan pengaruh hanya dari satu faktor lingkungannya. Sebagai contoh bahwa kedua faktor iklim dan topografi akan mempengaruhi perkembangan suatu tanah. Demikian juga iklim tanah akan berpengaruh secara kuat dalam pola kontrolnya terhadap komponen biotik, menentukan jenis-jenis yang akan mampu menempati suatu tempat atau daerah tertentu. Meskipun demikian karakteristik mendasar dari ekosistem apapun akan ditentukan atau diatur oleh komponen biotiknya. Pengaruh dari variabel abiotik akan dimodifikasi oleh tumbuhan dan hewan, misalnya terciptanya perlingdungan oleh pohon meskipun sifatnya terbatas.
  • 8. H. Hukum minimum Liebig Dalam tahun 1840 Justus Von Liebig, seorang pakar kimia dari Jerman, memprakarsai satu kajian dalam pengaruh berbagai faktor terhadap pertumbuhan tanaman. Leibig berpendapat bahwa hasil dari suatu panen tanaman sering dibatasi oleh nutrisi yang diperlukan dalam jumlah yang banyak seperti karbon dan air. Leibig menemukan bahwa kekurangan fosfor sering kali merupakan faktor yang membatasi pertumbuhan tanaman tersebut. Penemuan ini membawa pada pemikiran bahwa adanya faktor penentu yang mungkin membatasi produktifitas tanaman. Hukum minimum hanya berperan dengan baik untuk materi kimia yang diperlu-kan untuk pertumbuhan dan reproduksi. Liebig tidak mempertimbangkan peranan faktor lainnya, namun kemudian para peneliti lainnya mengembangkan pertanyaannya yang menyangkut faktor suhu dan cahaya. Sebagai hasilnya mereka menambahkan dua pertanyaan, yaitu: a). Hukum ini berlaku hanya dalam kondisi keseimbangan yang dinamis (steady state). Apabila masukan dan keluaran energi dan materi dari ekosistem tidak berada pada keseimbangan, jumlah berbagai substansi yang diperlukan akan berubah terus dan hukum minimum tidak berlaku.
  • 9. b). Hukum minimum harus memperhatikan juga adanya interaksi diantara faktor-faktor lingkungan. Konsentrasi yang tinggi atau ketersediaan yang melimpah dari suatu substansi mungkin akan mempengaruhi laju pemakaian dari substansi lain dalam jumlah yang minimum. Sering juga terjadi organisasi hidup memanfaatkan unsur kimia tambahan yang mirip dengan yang diperlukan yang ternyata tidak ada di habitatnya. I. Hukum Toleransi dari Shelford Salah satu perkembangan yang paling berarti dalam kajian faktor lingkungan terjadi pada tahun 1913 ketika Victor Shelford mengemukakan hukum toleransi, yang menyatakan bahwa untuk setiap faktor lingkungan suatu jenis mempunyai suatu kondisi minimum dan maksimum yang dapat dipikulnya, diantaranya kedua harga ekstrim ini merupakan kisaran toleransi dan termasuk kondisi optimum.
  • 10. Kisaran toleransi dapat dinyatakan dalam bentuk kurva lonceng, dan akan ber-beda untuk setiap jenis terhadap faktor lingkungan yang sama atau mempunyai kurva yang berbeda untuk satu jenis organisme terhadap faktor- faktor lingkungan yang ber-beda. Misalnya jenis A mungkin mempunyai batas kisaran yang lebih luas terhadap suatu suhu tetapi mempunyai kisaran yang sempat terhadap kondisi tanah. Untuk memberikan gambaran terhadap kisaran toleransinya ini, biasanya dipa-kai awalan steno(kisaran toleransi sempit), diawali yuri(kisaran toleransi luas). Shelford menyatakan bahwa jenis yang kisaran toleransi yang luas untuk berbagai faktor lingku-ngan akan menyebar secara luas, dan menambahkan bahwa dalam fase reproduksi da-ri daur hidup tumbuhan maka faktor-faktor lingkungan lebih membatasi: biji, telur, em-brio mempunyai kisaran yang sempit jika dibandingkan dengan fasa dewasanya. Hasil penelitian Shelford telah memberikan dorongan dalam kajian berbagai ekologi toleransi. Berbagai percobaan dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan atau menentukan kisaran toleransi dari individu suatu jenis makhluk hidup terhadap berbagai faktor lingkungan. Hasilnya sangat berguna untuk aspek-aspek terapan, se-perti menentukan toleransi jenis terhadap pencemaran air yang sedikit banyak akan memberikan gambaran dalam hal penyebaran tersebut. Shelford sendiri memberikan penjelasan dalam hukumnya bahwa reaksi suatu organisme terhadap faktor lingkungan tertentu mempunyai hubungan yang erat dengan kondisi lingkungan yang lainnya, misalnya apabila nitrat dalam tanah terbatas jumlahnya maka resistensi rumput terha-dap kekeringan akan menurun.
  • 11. J. Faktor Pembatas Meskipun hukum Shelford ini pada dasarnya benar, tetapi sekarang para pakar ekologi berpendirian bahwa pendapat ini terlalu kaku. Akan lebih bermanfaat apabila menggabungkan konsep minimum dengan konsep toleransi untuk mendapatkan gambaran yang lebih umum. Hal ini didasarkan kenyataan gambaran yang lebih umum lagi. Hal ini di dasarkan kenyataan bahwa kehadiaran dan keberhasilan dari organisme hidup itu tergantung pada kondisi-kondisi yang tidak sederhana. Organisme hidup di alam dikontrol tidak hanya oleh suplai materi yang minimum diperlukan tetapi juga oleh faktor-faktor lainnya yang keadaan kritis. Para pakar ekologi sekarang menyadari bahwa terlalu banyak perhatian yang ditujukan pada kajian kisaran toleransi dan faktor- faktor pembatas itu sendiri. Kajian hendaknya diarahkan untuk mempelajari bagaimana tumbuhan dan hewan berkembang untuk menguasai habitat tertentu dan meng-hasilkan kisaran toleransi-toleransi terhadap faktor-faktor lingkungan untuk mempertahankan diri. Kajian ekologi toleransi yang didasarkan oleh pemi-kiran Liebig dan Shelford pada umumnya tidak menjawab pertanyaan mendasar ekologi, bagaimana jenis-jenis teradaptasi terhadap beberapa faktor pembatasnya. Pandangan ekologi yang lebih berkembang adalah memikir-kan perkembangan jenis untuk mencapai suatu kehidupan dengan perhatik-an kisaran toleransi sebagai hasil sampingan dari persyaratan yang dipilih dalam pola kehidupan. Pendekatan ini menekankan pentingnya evolusi yang membawa pergantian yang lebih baik hubungannya antara individual suatu jenis dengan habitatnya.