2. Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan
obat air atau distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok.(farmakope Indonesia ed III:56)
Emulsi adalah suatu sistem terdispersi yang
terdiri dari paling sedikit 2 fase cairan yang tidak
saling bercampur.(RPS 18th:298)
Emulsi adalah suatu sistem termodinamik yang
stabil, suatu system heterogen yangterdiri dari paling
sedikit 2 cairan yang tidak bercampur, dimana salah
satunya sebagai fase dalam fase terdispersi (fase
internal) terdispersi secara seragam dalam bentuk
tetesan tetesan kecil pada medium pendispersi
(fase eksternal) yang distabilkan dengan emulgator
yang cocok.
3. KEUNTUNGAN SEDIAAN EMULSI
- Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan
yang tidak menyenangkan dan dapat dibuat lebih enak pada
pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi.
- Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat-
obat tersebut diberikan secara oral dalam bentuk emulsi.
- Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah discuci
bila diinginkan.
- Formulator dapat mengontrol penampilan, viskositas, dan
kekasaran (greasiness) dari emulsi kosmetik maupun emulsi dermal.
- Emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan
berlemak secara intravena akan lebih mudah jika dibuat dalam
bentuk emulsi.
- Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emollient yang
lebih besar daripada jika dibandingkan dengan sediaan lain.
4. KERUGIAN EMULSI
Emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan
tehnik pemprosesan khusus. Untuk menjamin karya
tipe ini dan untuk membuatnya sebagai sediaan yang
berguna, emulsi harus memiliki sifat yang diinginkan
dan menimbulkan sedikit mungkin masalah-masalah
yang berhubungan. ( Lachman : 1031)
5. TIPE EMULSI
1. Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air.
Minyak sebagai fase internal dan air fase eksternal.
6. 2. Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minak).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak. Air
sebagai fase internal sedangkan fase minyak sebagai fase eksternal.
7. KESTABILAN EMULSI
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
1. Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang satu
mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming
bersifat reversibel artinya bila dikocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
2. Koalesensi dan cacking (breaking) : pecahnya emulsi karena film yang
meliputi partikel rusak dan butiran minyak berkoalesensi/menyatu menjadi fase
tunggal yang memisah. Emulsi ini bersifat irreversible. Hal ini terjadi karena :
a. Peristiwa kimia : penambahan alkohol, perubahan pH
b. Peristiwa fisika : pemanasan, pendinginan, penyaringan
c. Peristiwa biologi : fermentasi bakteri, jamur, ragi
3. Inversi fase peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o secara tiba-
tiba atau sebaliknya sifatnya irreversible.
8. 1.Teori Tegangan Permukaan (surface
tension)
=> disini terjadi daya tarik menarik antar
molekul (kohesi dan adhesi).
=> daya kohesi suatu zat selalu sama
sehingga pada permukaan suatu zat cair akan
terjadi perbedaan tegangan (TEGANGAN
PERMUKAAN) karena ketidakseimbangan
daya kohesi.
9. => Dapat pula terjadi perbedaan tegangan pada
bidang batas (TEGANGAN BIDANG BATAS)
yaitu adanya 2 cairan yg tidak dapat
bercampur.
=> Semakin tinggi perbedaan TEGANGAN
BIDANG BATAS maka kedua zat cair akan
semakin sulit tercampur.
=> Penanganannya yaitu dengan pemberian
EMULGATOR, karena dapat menurunkan/
menghilangkan TEGANGAN BIDANG BATAS
sehingga antar kedua zat cair akan mudah
bercampur.
10. => didasarkan adanya kelarutan selektif molekul
emulgator
ada 2 kelompok : hidrofilik (suka air)
lipofilik (suka minyak)
=> masing-masing kelompok cenderung akan
bergabung dengan zat cair yg disenanginya.
=> Penanganannya yaitu dengan adanya
EMULGATOR yg seolah-olah menjadi tali
pengikat antara AIR dan MINYAK sehingga
tercapainya keseimbangan antara 2 kelompok
tersebut.
11. => Untuk Setiap jenis EMULGATOR memiliki
harga keseimbangan (HLB) yg besarnya
tidak sama.
=> HLB (harga keseimbangan) yaitu angka yg
menunjukkan perbandingan antara kelompok
HIDROFIL dengan LIPOFIL.
=> Semakin besar harga HLB maka semakin
banyak kelompok yg suka air ,artinya
emulgator akan lebih mudah larut dalam air.
Begitu juga sebaliknya . .
12. => Bahwa EMULGATOR akan diserap PADA
BATAS antara AIR dan MINYAK
Sehingga terbentuk lapisan film yg akan
membungkus partikel fase dispers/internal.
Terbungkusnya partikel tsb sehingga akan
menjadi penghalang bagi partikel yg sejenis
utk bergabung.
Sehingga fase dispers/internal menjadi stabil
dan emulsi menjadi stabil
13. apabila MINYAK terdispersi ke dalam AIR
Satu lapis air yg berhubungan langsung dg
permukaan minyak akan bermuatan SEJENIS.
Utk lapisan berikutnya muatannya akan
BERLAWANAN dg lapisan didepannya.
Sehingga seolah-olah tiap partikel minyak
dilindungi 2 benteng lapisan listrik yg saling
berlawanan.
Mengakibatkan gaya tolak menolak antar sesama
partikel
Demikian sehingga stabilitas emulsi bertambah
14. METODE PEMBUATAN EMULSI
1. Metode Gom Basah
Metode ini cocok untuk emulsi yang dibuat dengan mucilago atau gom yang
tidak larut sebagai emulgator. Metode ini penting digunakan meski lebih lembab dan
tidak sebaik metode kontinental. Penting juga digunakan jika emulgator yang
tersedia hanya dalam bentuk air atau harus dilarutkan lebih dahulu sebelum
digunakan.
2. Metode gom kering
Metode ini cocok untuk emulsi yang dibuat dari emulgator gom kering.
3. Metode Botol
Metode ini digunakan khusus untuk emulsi yang mengandung minyak
menguap dan minyak encer lainnya untuk mencegah zat tersebut terpercik.
4. Metode Beker
Metode ini digunakan jika emulsi yang dibuat terdiri dari dua jenis emulgator
(ada yang larut air dan ada yang larut minyak.