1. SUPPOSITORIA
NAMA KELOMPOK
Gabriel Lauranita 16.0556
Rina Ayu K 16.0570
Agastia CicilliaW 16.0575
Veronica Aprillia 16.0590
Donata Rusny 16.0591
Irena Kartika S 16.0602
CindyWahyu K 16.0603
Aida Manum Bunga 16.0615
2. PENGERTIAN
Suppositoria menurut FI edisi IV adalah sediaan
padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang
diberikan melalui rektal,vagina atau
uretra.umumnya meleleh,melunak atau melarut
dalam suhu tubuh.Suppositoria dapat bertindak
sebagai pelindung jaringan setempat atau sebagai
pembawa zat terapeutik yang bersifat lokal atau
sistemik.
3. MACAM-MACAM SUPPOSITORIA
1. Rektal Suppositoria
2. Vaginal Suppositoria/ Ovula
3. Urethral Suppositoria/
bacilla, bougies
REKTAL SUPPOSITORIA
Bentuknya peluru dan digunakan lewat
rektal atau anus.
Beratnya menurut FI edisi IV kurang
lebih 2 g.
Suppositoria rektal yang memiliki bentuk
torpedo
keuntungan yaitu bila bagian yang besar
masuk melalui jaringan otot penutup dubur,
suppositoria akan tertarik masuk dengan
sendirinya.
4. OVULA
Bentuk bola lonjong seperti kerucut, digunakan
lewat vagina
berat umumnya 5 gram
Suppositoria kempa atau suppositoria sisipan
adalah suppositoria vaginal yang dibuat dengan cara
mengempa massa serbuk menjadi bentuk yang sesuai
atau dengan cara pengapsulan dalam gelatin lunak.
Menurut FI edisi IV,suppositoria vaginal berbahan
dasar dapat larut/bercampur dalam air seperti PEG
atau gliserin tergliserinasi berbobot 5 g.
.
5. Urethral Suppositoria
Digunakan lewat
Urethra, bentuk panjang
antara 7cm14cm.
TUJUAN PENGGUNAAN SUPPOSITORIA
Suppositoria dipakai untuk penggunaan
lokal,baik dalam rektum maupun vagina atau
urethra,seperti penyakit
haemorroid/wasir/ambeien dan imfeksi
lainnya.
Suppositoria juga digunakan untuk distribusi
sistemik karena dapat diserap oleh membran
mukosa dan rektum.
Apabila penggunaan obat peroral tidak
memungkinkan, seperti pasien mudah
muntah, tidak sadar.
Aksi kerja awal akan diperoleh secara cepat
karena obat yang diabsorbsi melalui mukosa
rektal langsung masuk ke dalam sirkulasi
darah.
7. Obat tersebut dimaksudkan untuk ditahan dalam jaringan jaringan tersebut
untuk efek kerja lokal, atau bisa juga dimaksudkan agar diabsorbsi untuk
mendapatkan efek sistemik.
Suppositoria rektal dimaksudkan untuk kerja lokal dan paling sering digunakan
untuk menghilangkan konstipasi dan rasa sakit, iritasi, rasa gatal, dan radang
sehubungan dengan wasir kondisi anoreksial lainnya.
Suppositoria antiwasir seringkali mengandung sejumlah zat, termasuk
anestetik lokal, asokonstriktor, astringen, analgetik, pelunak yang menyejukkan
dan zat pelindung.
8. Untuk efek sistemik, membran mukosa rektum dan vagina
memungkinkan absorpsi dari kebanyakan obat yang larut.Walaupun
rektum sering digunakan sebagai tempat absorpsi secara sistemik,
vagina tidak sering digunakan untuk tujuan ini.
Untuk mendapatkan efek sistemik, cara pemakian melalui rektum
mempunyai beberapa kelebihan daripada pemakaian secara oral
yaitu :
1. Obat yang rusak atau dibuat tidak aktif oleh pH atau aktiitas
enzim dari lambung atau usus tidak perlu dibawa atau masuk ke
dalam lingkungan yang rusak ini
2. Obat yang merangsang lambung dapat diberikan tanpa
menimbulkan rangsangan
3. Obat yang dirusak dalam sirkulasi portal, dapat tidak melewati
hati setelah diabsorbsi pada rektum
4. Cara ini lebih sesuai untuk pasien dewasa dan anak anak yang
tidak dapat atau tidak mau menelan obat.
9. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SUPPOSITORIA
KEKURANGAN
KELEBIHAN
Pada penggunaannya
suppositoria tidak nyaman
Mudah rusak apabila
penyimpanannya salah dan
tidak bisa disimpan disuhu
ruangan
Harganya relatif lebih mahal
Tidak dapat disimpan dalam
suhu ruangan
Tidak semua obat bisa dibuat
suppositoria
Dapat menghindari terjadinya iritasu
pada lambung.
Dapat menghindari kesukaran obat
oleh enzym pencernaan dan asam
lambung.
Obat dapat masuk dalam saluran
darah sehingga obat dapat berefek
lebih cepat dibandingkan dengan
penggunaan oral.
Baik bagi pasien yang mudah muntah
atau tidak sadar.
10. FAKTORYANG MEMPENGARUHI ABSORBSI
REKTAL
Faktor Fisiologis
Rektum mengandung sedikit cairan dengan pH 7,2 dan
kapasitas daparnya rendah. Epitel rektum keadaannya
berlipoid (berlemak), maka diutamakan permeable terhadap
obat yang tidak terionisasi
11. Faktor Fisika-kimia dari obat dan basis
- kelarutan obat
- kadar obat dalam basis
- ukuran partikel
- basis suppositoria
12. SIFAT BAHAN DASAR SUPPOSITORIAYANG BAIK
- Padat pada suhu kamar
- Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi
- Dapat bercampur dengan bermacam-macam obat
- Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau dan
pemisahan obat.
- Kadar air cukup
13. PENGGOLONGAN BAHAN DASAR
SUPPOSITORIA
Bahan dasar berlemak : Oleum Cacao (lemak coklat)
Bahan dasar yang dapat bercampur atau larut dalam air :
gliserin-gelatin, polietilenglikol (PEG)
Bahan dasar lain : Pembentuk emulsi A/M. Misalnya
campuran Tween 61 85 % dengan gliserin laurat 15 %
14. Metode Pembuatan Suppositoria
Mencetak hasil leburan
Bahan tahan pemanasan
Bahan tidak tahan pemanasan
Compressi
Digulung dengan tangan
15. PENGUJIAN SUPPOSITORIA
Pengujian organoleptik, meliputi bau, warna, keadaan permukaan, bentuk
suppositoria
Pengujian secara fisika dan mekanika, meliputi aspek berat dan rentang
lebur.
Kimia
Penentuan kadar secara kimia dari tiap suppositoria disesuaikan dengan ketentuan
/ spesifikasi produk.
16. Pengujian Secara Mekanika dan Fisika
Uji perlambatan waktu pelembutan (softening test) merupakan ukuran waktu
pelembutan suppositoria dalam alat yang menstimulasikan kondisi in vivo.
Uji patah (kepatahan massa) (Breaking test)
Uji patah dilakukan untuk mengukur karapuhan atau ketegasan suppositoria.
Alat untuk pengujian ini terdiri atas ruangan dengan dinding rangkap, dimana
suppositoria yang diuji ditempatkan.air pada suhu 37oC dipompa melalui
ruangan dinding rangkap, dan suppositoria terdapat dalam ruangan dalam yang
kering.
Uji Disolusi
Uji disolusi digunakan untuk mengontrol variasi antarmuka / medium,
dilakukan beberapa cara seperti meletakkan suppositoria dalam keranjang untuk
pengujian disolusi atau menggunakan membran untuk memisahkan ruang
sampel dari reservior.
17. PENGEMASAN SUPPOSITORIA
Suppositoria gliserin dan suppositoria gelatin gliserin umumnya dikemas dalam
wadah gelas ditutup rapat supaya mencegah perubahan dalam isi suppositoria.
Suppositoria yang diolah dengan basis oleum cacao biasanya dibungkus terpisah
pisah atau dipisahkan satu sama lainnya pada celah celah dalam kotak untuk
mencegah terjadinya huungan antarsuppositoria tersebut dan mencegah perekatan.
Suppositoria dengan kandungan yang sedikit pekat biasanya dibungkus satu per
satu dalam bahan tidak tembus cahaya seperti lembaran metal (alufoil).