PPT-Keterampilan-Berbicara.pptx. Untuk Sekolah Dasar dan Sederajat
1. - NANI ROSANTI - HERNI TRI WAHYUNI
- RINA PANDUWINATA - WULAN
- NUR ROPIAH
MAHASISWI REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2025
KETERAMPILAN
BERBICARA
Di susun Oleh :
2. Pengertian Keterampilan Berbicara
Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang
dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang
memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan
tujuan gagasan atau ideide yang dikombinasikan. Berbicara
merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan
faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik, dan linguistic.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
berbicara diartikan sebagai suatu alat untuk mengkombinasikan
gagasan-gagasan yang disusun serta mengembangkan sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak
3. Bahasa sebagai sarana komunikasi, yaitu kita tahu bahwa bahasa merupakan
sarana kita untuk melakukan komunikasi satu sama lain.
b) Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi, yaitu dengan bahasa orang
dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan, misalnya pekerjaan,
integritas kerja suatu instansi atau karyawan.
c) Bahasa sebagai sarana kontrol sosial, yaitu bahasaberfungsi untuk
mengendalikan komunikasi agar orang yang terlibat dalam omunikasi dapat
saling memahami.
d) Bahasa sebagai sarana memahami dri, yaitu bahasa dalam membangn
karakter seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi kondisi
dirinya sendiri.
e) Bahasa sebagai sarana ekspresi diri, yaitu yaitu bahasa dapat digunakan
untuk mengekspresikan diri misalnya menyatakan cinta
f) Bahasa sebagai sarana memahami orang lain, yaitu untuk menjamin
efektivitas
Tujuan
4. Faktor Penunjang Kegiatan Berbicara
Faktor kebahasaan, meliputi:
a) ketepatan ucapan,
b) penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai,
c) pilihan kata,
d) ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya,
e) ketepatan sasaran pembicaraan.
faktor nonkebahasaan, meliputi:
f) sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku,
g) pendangan harus diarahkan ke lawan bicara,
h) kesediaan menghargai orang lain,
i) gerak-gerik dan mimik yang tepat,
j) kenyaringan suara,
k) kelancaran,
l) relevansi, penalaran,
m) penguasaan topik.
Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara
1) Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri
dan faktor yang berasal dari luar partisipan.
2) Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor
nonlinguistik, misalnya lagu, irama, tekanan, ucapan, isyarat
gerak bagian tubuh, dan
3) Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi,
misalnya dalam keadaan marah, menangis, dan sakit.
5. Bercerita
Bercerita adalah menuturkan suatu cerita secara lisan (walaupun bahan cerita bisa
berwujud karangan tertulis).
Debat
Debat berarti bertukar pikiran secara terbuka untuk membahas masalah yang masih
merupakan pro dan kontra dengan memperhatikan aturan dan tata tertib tertentu.
Diskusi
Diskusi diartikan sebagai pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu
masalah. Diskusi kelompok biasanya ditandai dengan lebih terbatasnya jumlah peserta,
tingkat keformalannya kurang menonjol. Diskusi panel biasanya menghadirkan
beberapa pembicara kunci atau para penyaji materi, kemudian diikuti audiens. Dalam
diskusi panel yang banyak berperan adalah para panelis (para penyaji atau pembicara),
audiens memang diberi kesempatan memberikan pendapat atau tanggapan, tetapi
jatahnya lebih sedikit.
Jenis Keterampilan berbicara
6. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab dengan seseorang yang
diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu
hal untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio atau
ditayangkan pada layar televisi
Pidato dan Ceramah
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi
untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang
suatu hal. Sedangkan ceramah merupakan suatu kegiatan berbicara di
depan umum dalam situasi tertentu untuk tujuan tertentu dan kepada
pendengar tertentu.
Percakapan
Percakapan adalah dialog antara dua orang atau lebih. Membangun
komunikasi melalui bahasa lisan (melalui telepon, misalnya) dan tulisan (di
chat room). Percakapan ini bersifat interaktif yaitu komunikasi secara
spontan antara dua atau lebih orang.
7. Berbicara dalam situasi formal bukanlah hal yang mudah. Tidak semua orang pintar dan
berpendidikan tinggi mahir dan terampil berbicara. Buktinya, banyak sekali di antara kita
khususnya pelajar yang masih takut untuk berbicara di depan umum atau berbicara di
depan banyak orang, bahkan di depan teman-temannya. Terkadang ada orang mampu
berbicara sangat lancer di luar situasi forma. Menurut Tarigan dkk., berbicara adalah
keterampilan untuk menyampaikan pesan melalui bahasa secara lisan. Ditambahkannya,
pesan akan efektif diterima oleh pendengar apabila disampaikan dengan sajian nada yang
runtut dan jelas.1 Sirait dalam Herdiansah menyebut, seorang public speaker papan atas,
mendefinisikan public speaking sebagai seni yang menggabungkan semua ilmu dan
kemampu-an yang kita miliki.
Strategi berbicara dalam situasi
formal dan non formal
8. Menurut Gamble dan Gamble, pemilihan topik yang tepat adalah didasarkan
kepada:
(1) Analisis diri anda untuk mengidentifikasi bahwa topik itu menarik minat dan
perhatian anda, dan secara khusus berada dalam penguasaan pengetahuan anda;
(2) Analisis pendengar untuk mengidentifikasi hal-hal mengenai keinginan,
kebutuhan dan pengetahuan mereka yang berdampak pada pemilian topik;
(3) Identifikasi kejadian terhadap pembicaraan, termasuk setiap permintaan khusus
dari penyelenggara atau adanya peristiwa alam yang menyebabkan timbulnya
pembicaraan;
(4) Pilih area subjek pembicaraan umum dan kemudian dipersempit pada subjek
yang khusus sampai akhirnya pada subjek yang tersempit.
9. Pertama, menentukan tujuan. Pembicara harus dapat merumuskan secara jelas tujuan
umum, tujuan khusus dan ide sentral materi yang akan dibawakan. Tujuan umum dapat
berupa penyampaian informasi, membujuk, menyakinkan atau memberi instruksi
kepada pendengar. Tujuan khusus suatu pembicaraan bergantung pada rumusan
tujuan umum.
Kedua, mengumpulkan bahan atau materi pembicaraan. Mengumpulkan bahan atau
meteri pembicaraan dilakukan apabila penentuan tujuan pembicaraan telah dinyatakan
secara jelas. Bahan pembicaraan yang dikumpulkan harus relevan dengan tujuan
pembicaraan.
Menyusun Kerangka PembicaraanKerangka pembicaraan adalah suatu pola atau acuan
yang dipedomani oleh pembicara dalam menyusun dan mengembangkan suatu
gagasan pokok. Kerangka pembicaraan memang sangat dibutuhkan apalagi pebicaraan
yang sifatnya resmi atau formal.
10. Adapun rambu-rambu yang harus diprerhatikan dalam berbicara formal, yaitu antara lain sebagai
berikut:
1. Mendengarkan dengan baik lawan bicara. Sikap ini sangat penting dalam berbicara karena apabila
pembicara tidak memperhatikan lawan bicara boleh jadi dia akan kehilangan focus pembicaraan.
2. Menggunakan kosa kata dan artikulasi yang jelas, nada yang pas dan intonasi yang yang baik
3. Menggunakan kata-NDWD VHSHUWL 促NDPL atau NLWD袖 NDUHQD NDWD-kata ini terdengar
lebih sopan.
4. Tidak memotong alur pembicaraan orang lain. Beri waktu kepada orang lain untuk mengakhiri
pembicaraannya, dan setelah itu barulah kita mulai berbicara karena kita pasti memilki waktu dan
kesempatan untuk berbicara.
5. Menggunakan kata-kata yang baku dan mudah dimengerti orang lain.
Rambu-rambu yang harus diprerhatikan
dalam berbicara formal
11. 6. Berbicara harus menatap lawan bicara anda. Ketika berbicara kita harus konsentrasi dengan
baik kepada lawan bicara, jangan melihat ke arah lain sehingga membuat lawan bicara
tersinggung. Menatap lawan bicara ketika sedang berbicara termasuk etika berbicara yang
baik.
7. Suara harus terdengar jelas. Ketika berbicara, suara harus ditata agar pendengar atau lawan
bicara dapat menangkap dengan jelas apa yang sedang dibicarakan.
8. Menggunakan tata bahasa yang baik dan benar. Ketika berbicara, seseorang harus
mengetahui subyek, predikat dan objek serta keterangan dalam kalimatnya.
9. Jangan menggunakan nada suara yang terlalu tinggi. Pada saat berbicara gunakan nada
suara yang datar saja, sehingga setiap orang dapat menangkap isi pembicaraan dengan
baik.
10. Pilih tema pembicaraan yang mudah dimengerti. Karena tujuan utama dalam berbicara
adalah untuk membuat pendengar atau lawan bicara dapat mengerti apa yang sedang kita
bicarakan, sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh
orang lain.
12. Berdasarkan situasi, berbicara dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu:
a. berbicara formal, yaitu kegiatan berbicara yang terikat pada aturan aturan, baik
aturan yang berkaitan dengan tatakrama maupun kebahasaan.
b. berbicara nonformal, yaitu kegiatan berbicara yang tidak terlalu terikat pada aturan-
aturan, kadang-kadang berlangsung secara spontan dan tanpa perencanaan.
Berdasarkan alur pembicaraannya, berbicara dapat dikelompokkan menjadi dua
jenis, yaitu berbicara monologis, yaitu kegiatan berbicara yang dilakukan searah.
Pesan yang disampaikan pembicara tidak memerlukan respons dari pendengar,
misalnya pidato dan membaca puisi.
13. CREDITS: This presentation template was created
by 際際滷sgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik