PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
2. Pengertian
Tanaman Paku
Dahulu, tanaman paku dimasukan ke
dalam divisi dari kingdom Plantae
dinamai dengan Pteridophyta atau
Filicophyta.
Pteridophyta tidak lagi diakui sebagai
takson yang valid karena bersifat
parafiletik.
Pada presetasi ini akan membahas paku
dari divisio Pteridophyta
3. Morfologi
Pada beberapa jenis paku yang hidup di
tanah, batang tumbuhan paku sejajar
dengan tanah. Karena tumbuhnya
menyerupai akar maka batang tersebut
dinamakan rizoma. Batang ini sering
tertutup oleh rambut atau sisik berfungsi
sebagai pelindungnya. Dari rizoma ini
pula tumbuh akar – akar yang lembut.
4. Daun paku ada yang berbentuk tunggal, majemuk ataupun
menyirip ganda. Helaian daun secara menyeluruh disebut ental,
terkadang tumbuh dua macam ental, yaitu yang subur dan
mandul. Pada ental yang subur tumbuh sporangia pada
permukaan daun bagian bawah. Kumpulan dari sporangia disebut
sorus sedangkan sekumpulan sorus itu sendiri disebut dengan sori.
Spora terletak pada kotak spora (sporangium) dan tidak jarang
sorus tersebut dilindungi oleh suatu lapisan penutup yang disebut
indusium yang umumnya berbentuk ginjal. (Setijati Sastrapradja,
dkk.1979:8)
Sorus
Ental mandul Indusium Daun Adiantum sp.
5. Reproduksi
Tanaman Paku
Tumbuhan paku berkembang biak secara
aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual dan seksual pada tumbuhan
paku terjadi seperti pada lumut.
Reproduksi tumbuhan paku
menunjukkan adanya pergiliran antara
generasi gametofit dan generasi sporofit
(metagenesis).
6. Reproduksi
Tanaman Paku
Pada tumbuhan paku, generasi sporofit
merupakan generasi yang dominan
dalam daur hidupnya. Generasi gametofit
dihasilkan oleh reproduksi aseksual
dengan spora. Spora dihasilkan oleh
pembelahan sel induk spora yang terjadi
di dalam sporangium. Sporangium
terdapat pada sporofit (sporogonium)
yang terletak di daun atau di batang.
Spora haploid (n) yaitu protalium,
sedangkan sporofitnya adalah generasi
diploid yaitu tumbuhan paku.
7. Bila spora jatuh di tempat yang sesuai maka akan menghasilkan alat kelamin jantan (anteridium) dan alat
kelamin betina (arkegonium). Masing – masing alat kelamin akan menghasilkan spermatozoid dan ovum.
Bila terjadi pembuahan ovum oleh spermatozoid maka akan dihasilkan zigot. Selanjutnya zigot akan
tumbuh menjadi embrio dan akhirnya menjadi tanaman paku. Setelah dewasa, sporofil dari sporofit akan
menghasilkan spora yang terdapat di dalam kotak spora. Kotak spora ini akan berkumpul di dalam
sorus.
Reproduksi
Tanaman Paku
8. Reproduksi Tanaman Paku
Spermatozoid (n) Ovum (n)
Zigot (2n)
Tumbuhan Paku (2n)
Sporofil (2n)
Sporangium (2n)
Sel induk spora (2n)
Spermatozoid (n) Ovum (n)
Zigot (2n)
Tumbuhan Paku (2n)
Sporofil (2n)
Sporangium (2n)
Sel induk mikrospora (2n)
Anteridium (n) Arkegonium (n)
Protalium (n) Protalium (n)
Spora (n) Spora (n)
Spermatozoid (n) Ovum (n)
Zigot (2n)
Tumbuhan Paku (2n)
Mikrosporofil
(2n)
Mikrosporangiu
m (2n)
Sel induk mikrospora (2n)
Anteridium (n) Arkegonium (n)
Mikroprotalium (n) Makroprotalium (n)
Mikrospora (n) Makrospora (n)
Makrosporofil
(2n)
Makrosporangiu
m (2n)
Sel induk mikrospora (2n)
Metagenesis paku homospora Metagenesis paku peralihan Metagenesis paku heterospora
9. Habitat
Tanaman Paku
Menurut Campbell, Neil A. 1999, habitat
tumbuhan paku di darat, terutama pada
lapisan bawah tanah di dataran rendah,
tepi pantai, lereng gunung, 350 meter
diatas permukaan laut terutama di
daerah lembab, dan ada juga yang
bersifat epifit pada tumbuhan lain.
Habitat
11. Ciri-ciri tumbuhan paku adalah sebagai berikut (Muspiroh, 2010) :
a) Lapisan pelindung sel yang terdapat di sekeliling organ
reproduksi.
b) Embrio multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium.
c) Lapisan kutikula pada bagian luar tubuh.
d) Sistem transportasi internal yang berfungsi sebagai pengangkut
air dan zat-zat mineral dari dalam tanah.
Cross section fern stem
Cross section fern leaf Rhizome Fern gametophyte
12. e) Struktur tubuh terdiri atas bagian-bagian akar, batang dan daun,
f) Akarnya berupa rizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan
ujung dilindungi kaliptra.
g) Batangnya pada umumnya tidak tampak (kecuali tumbuhan paku
tiang) karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, menjalar,
atau sedikit tegak.
h) Daunnya yang muda umumnya melingkar atau menggulung.
Perakaran paku pedang
Rhizoma Paku tiang Daun paku muda
14. Psilophytinae (Yunani, psilos = telanjang) merupakan
tumbuhan paku purba (primitif) yang sebagian besar
anggotanya sudah punah dan ditemukan sebagai fosil.
Paku purba ada pula yang belum memiliki struktur
akar dan sebagian besar tidak memiliki daun. Pada
batang paku purba terdapat sporangia. Anggota paku
purba merupakan paku telanjang (tidak berdaun) atau
mempunyai daun-daun kecil (mikrofil) yang belum
terdifrensiasi. Ada di antaranya yang belum
mempunyai akar.
Psilophytinae
Paku Purba
16. Tumbuhan yang tergolong
dalam ordo ini termasuk
tumbuhan darat yang tertua,
ditemukan sekitar 350 juta tahun
lalu dalam zaman silur akhir dan
devon sebagai semak-semak.
Paku telanjang merupakan
tumbuhan paku yang paling
rendah tingkat
perkembangannya.
Psilophytales
Ordo Psilophytales berupa terna,
belum memiliki akar (hanya
rhizoid), tidak berdaun, atau
berdaun-daun kecil (mikrofil), serta
batang telah memiliki berkas
pengangkut bercabang-cabang
menggarpu dengan sporangium
pada ujung cabang-cabang tadi.
Contohnya yaitu Rhynia major
(Tjitrosoepomo, 2011).
17. Psilophytales
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Psilophytinae
Ordo : Psilophytales
Famili : Rhyniaceae
Genus : Rhynia
Spesies : Rhynia major
Klasifikasi
Rhynia – sekarang ditempatkan di kelas Rhyniopsida pada tahun 1997 oleh Kenrick, Paul & Crane, Peter R.
18. Anggota ordo ini yang
sekarang masih hidup
ialah genus Psilotum,
yang berupa terna
kecil rendah dan
bercabang-cabang
menggarpu.
Contohnya yaitu
Psilotum nudum
(Tjitrosoepomo, 2011).
Hidup di daerah tropis
dan subtropis serta
hidup pada tanah
lembab yang cukup air.
Psilotales
Tumbuhan ini sama sekali
tidak berakar, hanya
mempunyai tunas-tunas
tanah dengan rizoid, dan
pada batangnya terdapat
mikrofil atau daun-daun kecil
berbentuk sisik, tidak
bertulang, serta tersusun
jarang - jarang dalam garis
spiral.
Paku purba dapat
dimanfaatkan sebagai
tanaman hias.
19. Psilotales
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Psilophytinae
Ordo : Psilotales
Famili : Psilotaceae
Genus : Psilotum
Spesies : Psilotum nudum
Klasifikasi
20. Lycopodiinae adalah tumbuhan paku
heterospora yang menghasilkan dua jenis spora
yaitu mikrospora dan makrospora. Tumbuhan ini
biasanya di sebut paku kawat atau paku rambut
karena memiiki daun yang sangat kecil. Subdivisi
Lycopsida contohnya adalah tanaman
Lycopodium cernuum (paku kawat) serta
Selaginella (paku rane).
Lycopodiinae
Paku Kawat
22. Tumbuhan yang tergolong
dalam bangsa ini berupa
terna, sebagian hidup
tenggelam dalam air,
sebagian hidup pada tanah-
tanah yang basah.
Isoetales
Batang memperlihatkan
pertumbuhan membesar
sekunder biasa. Dari batang
keluar akar-akar yang
bercabang menggarpu.
Isoetales dianggap berasal dari
Lycopodiinae yang telah
mengalami reduksi.
Isoetes sp.
23. Ordo ini terdiri kurang lebih atas
200 jenis tumbuhan yang hampir
semua tergolong dalam suku
Lycopodiacea dari marga
Lycopodium.
Batang mempunyai berkas
pengangkut yang masih
sederhana, tumbuh tegak lurus
atau berbaring dengan cabang-
cabang yang menjulang ke atas.
Lycopodiales
Daun-daun berambut berbentuk
garis atau jarum, yang dianggap
homolog dengan mikrofil atau
jarum Psilophytinae dan hanya
mempunyai satu lubang yang tidak
bercabang. Akar biasanya
bercabang-cabang menggarpu.
Bagian-bagian batang yang berdiri
tegak, di atas bagian yang agak
jarang daun-daunnya dan
mempunyai rangkaian sporofil.
Lycopodium dubium
24. Lycopodiales
Lycopodium dubium
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Lycopodiinae
Ordo : Lycopodiales
Famili : Lycopodiaceae
Genus : Lycopodium
Spesies : Lycopodium dubium
Klasifikasi
25. . Sebagian mempunyai batang
berbaring dan sebagian berdiri
tegak, bercabang-cabang
menggarpu anistom, tidak
memperlihatkan pertumbuhan
menebal sekunder.
Ada yang tumbuhnya
membentuk rumpun, ada yang
memanjat dan tunasnya dapat
mencapai panjang sampai
beberapa meter.
Selaginellales
Pada batang terdapat daun-daun
kecil yang tersusun dalam garis
spiral atau berhadapan.
Daun-daunnya hanya mempunyai
satu tulang tengah dan tidak
bercabang, daan jarang
memperlihatkan diferensiasi dalam
jaringan tiang dan jaringan bunga
karang.
Selaginella sp.
26. Kelas Equisetinae memiliki ciri yaitu
bercabang berkarang dan berbuku-buku dan
beruas-ruas, daun kecil seperti selaput dan
tersusun berkarang.
Equisetinae
Paku Ekor kuda
Bentuk jenis paku Lycopodium cernuum dan paku rane (Selaginella sp.) memiliki bentuk unik dan
biasa dijadikan tanaman hias dan digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan rangkaian
bunga. Sedangkan jenis yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pil adalah
spesies Lycopodium clavatum.
Manfaat paku kawat
27. Paku ekor kuda dibedakan menjadi 3 ordo
Equisetales Sphenophyllales Protoarticulatales
28. Tumbuhan paku golongan
equisetales habitatnya sebagian
di darat dan sebagian di rawa-
rawa.
Tumbuhan paku yang memiliki
habitat di dalam tanah
tumbuhan ini mempunyai
rimpang yang merayap dengan
cabang berdiri tegak.
Equisetales
Daun berukuran mikrofil,
batang dan cabang-cabangnya
mempunyai fungsi sebagai
asimilator mempunyai warna
hijau karena mengandung
klorofil.
Contohnya yaitu Equisetum
debile
Equisetum sp.
29. Equisetales
Equisetum sp.
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Equisetinae
Ordo : Equisetinales
Famili : Equisetinaceae
Genus : Equisetum
Spesies : Equisetum sp.
Klasifikasi
31. Ciri dari tumbuhan paku ordo
sphenophyllales yaitu daun
menggarpu atau berentuk
pasak dengan tulang – tulang
yang bercabang menggarpu,
tersusun berkarang, dan tiap
karang biasanya terdiri atas 6
daun.
Sphenophyllales
Contohnya yaitu
Sphenophyllum cuneifolium
Sphenophyllum sp.
32. Anggota ordo
protoarticulatales saat ini sudah
berupa fosil (Tjitrosoepomo,
2009)
Protoarticulatales
Tumbuhan ini berupa semak-
semak kecil yang bercabang
menggarpu, daunya tersusun
berkarang tidak beraturan,
helaian daun sempit, sporofil
tersusun dalam satu bulir dan
bercabang menggarpu tidak
beraturan dengan sporangium
yang bergantungan. Contohnya
yaitu Hyenia elegans
Hyenia sp.
33. Sporofit Pteropsida memiliki akar,batang, dan daun.
Ukuran batang pteropsida itu sendiri bervariasi ada
yang kecil dan besar seperti pohon, pada batang paku
sejati ini berada dibawah permukaan tanah (rizom)
pada umumnya daun paku sejati memiliki bentuk
seperti lembaran yang berukuran besar (makrofil) yang
majemuk atau terbagi menjadi beberapa lembaran
dengan tulang daun yang bercabang-cabang.
Gametofit pterospsida memiliki klorofil yang
berukuran bervariasi yang disebtu dengan protalium.
Gametofit bersifat biseksual dan uniseksual.
Pteridopsida
Paku Sejati
Banyak digunakan dalam industri florist (large et al., 2006.; sapie et al., 2007)
Bahan obat-obatan
Sebagai tanman hias
Bahan makanan
Bahan penggosok ( ampelas)
Manfaat paku ekor kuda
35. Ordo Cyatheales mencakup
berbagai paku pohon atau paku
tiang yang sejati. Ciri sebagian
besar anggota tumbuhan paku ini
adalah adanya "batang" yang
tumbuh tegak, sampai beberapa
meter tingginya, yang menopang
pertumbuhan entalnya. Yang
disebut batang ini sebenarnya
rimpang, suatu modifikasi batang
Cyatheales
Meskipun sulit dikenali
kesamaan morfologinya,
berdasarkan
analisis filogeni molekuler
diketahui bahwa ordo ini bersifat
monofiletik. Paku pohon ada yang
mampu mencapai ketinggian
sekitar 20 m, terutama di hutan-
hutan basah tropika dan
subtropika. Pada zaman Karbon,
paku pohon pernah menjadi
vegetasi dominan.
Cyathea sp.
36. Gleicheniales
Atau sering disebut paku resam
merupakan jenis paku yang besar
yang biasa tumbuh pada tebing-
tebing di tepi jalan di pegunungan.
Tumbuhan ini mudah dikenal
karena peletakan daunnya yang
menyirip berjajar dua dan
tangkainya bercabang mendua
(dikotom).
Gleicheniales
Resam dikenal sebagai tumbuhan
invasif di beberapa tempat karena
mendominasi permukaan tanah
menyebabkan tumbuhan lain
terhambat pertumbuhannya.
Tumbuhan ini dapat ditemukan di
hampir semua daerah tropik dan
subtropis di Asia dan Pasifik.
Habitatnya adalah tebing teduh
dan lembap mulai pada ketinggian
200m hingga 1500m di atas
permukaan laut.
Gleichenia sp.
37. Ordo Hymenophyllales kebanyakan
hidup di daerah tropis, merupakan
pakis kecil yang kebanyakan adalah
epifit.
Sori berada di ujung atau di
sepanjang tepi segmen daun dan
tertutup dalam cangkir yang
berbentuk kerucut untuk menutup
pelindung jaringan (indusium).
Hymenophyllales
Daunnya tipis sehingga rentan
terhadap kekeringan, sangat cocok
di tempat yang lembab.
Contoh spesies dari ordo
Hymenophyllales adalah
Hymenophyllum sp., Abrodictyum
sp., dan Polyphlebium sp.
Hymenophyllum sp.
38. Ordo Osmundales dicirikan oleh
struktur penghasil spora
(sporangia) yang tersebar atau
berkelompok (sori) di sisi bawah
selebaran (pinnae) atau di kedua
sisi wilayah subur khusus dari
beberapa daun.
Osmundales
Secara ekonomi, akar dan rimpang
(batang horizontal) spesies
Osmunda adalah sumber serat
(osmundine, atau serat Osmunda)
yang digunakan sebagai media
tumbuh untuk anggrek dan epifit
lainnya.
Osmunda sp.
39. Polypodiales unik dalam menahan
sporangia dengan annulus vertikal
yang terganggu oleh tangkai dan
stomium.
fotoreseptor yang disebut
neochrome, yang memungkinkan
mereka melakukan fotosintesis
dengan lebih baik dalam kondisi
cahaya rendah, seperti pada
bayangan di lantai hutan.
Polypodiales
Gametofit berwarna hijau, biasanya
berbentuk hati, dan tumbuh di
permukaan.
Ordo Polypodiales mencakup garis
keturunan utama paku polipoda,
yang terdiri lebih dari 80% spesies
pakis modern.
Polypodium sp.
40. Salviniales, pakis ordo yang
mengandung dua keluarga pakis
kecil yang mengapung di atas air:
Salviniaceae, Azollaceae, dan
Marsileaceae.
Terdapat symbiosis pada
Azollaceae genus azolla
Salviniales
Azolla dan alga biru-hijau
Anabaena azollae memelihara
hubungan simbiosis: alga
memberikan nitrogen ke paku, dan
paku menyediakan habitat bagi
alga. Sifat fiksasi nitrogen ini telah
menjadikan Azolla sangat penting
secara ekonomi dalam penanaman
padi, khususnya di Asia.
Azolla sp.
41. Schizaeales merupakan ordo dari
paku sejati, mereka tumbuh di
lingkungan tropis, beberapa dari
mereka memiliki bentuk yang aneh.
Ordo Schizaeales terdiri dari 3
family yaitu : Anemiaceae,
Lygodiaceae, dan Schizaeaceae.
Anemiaceae memiliki morfologi
khas pakis dan spesiesnya
umumnya terestrial atau epifit.
Schizaeales
Famili Schizaeaceae umumnya
termasuk spesies dengan daun
dibagi menjadi fragmen dengan
bentuk linier dan penampilan yang
sangat khas. Sporangia muncul di
ujung daun.
Famili Lygodiaceae memiliki daun
yang terbagi banyak dan sporangia
yang tersusun menonjol di akhir.
Schizae sp.
42. TERIMA KASIH
Kami mengucapkan
Jenis tumbuhan paku yang di manfaatkan bagi kepentingan manusia antara lain semanggi
(Marsilea crenata) di makan sebagai sayur, paku rane (Selaginella plana) sebagai obat untuk
menyembuhkan luka, Azolla pinnata sebagai pupuk hijau tanaman padi di sawah, paku sarang
burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum cuneatum), dan paku tanduk rusa (Platycerum
bifurcatum) sebagai tanaman hias.
Manfaat paku sejati