Dokumen tersebut merangkum berbagai aspek terkait agresi, mulai dari definisi agresi menurut beberapa ahli psikologi, teori-teori yang menerangkan agresi, jenis dan bentuk agresi, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dokumen ini juga menjelaskan cara-cara untuk mengurangi perilaku agresi.
2. Pengertian Agresi
Moore Fine: Agresif adalah tingkah laku kekerasan
secara fisik atau verbal terhadap orang lain atau objek lain
(Kartono, 2000)
Mayor: mengemukakan bahwa perilaku agresif adalah
perilaku fisik atau lisan yang sengaja dengan maksud untuk
menyakiti atau merugikan orang lain ( Sarwono 2002 : 297)
Murray: mengatakan bahwa agresif adalah kebutuhan
untuk menyerang, memperkosa atau melukai orang lain, untuk
meremehkan, merugikan, mengganggu, membahayakan, mer
usak, menjahati, mengejek, mencemooh, atau menuduh
secara jahat, menghukum berat atau melakukan tindakan
sadistis lainnya (Chaplin, 2004)
3. Agresi adalah segala bentuk perilaku yang disengaja
terhadap makhluk lain dengan tujuan untuk melukainya dan
pihak
yang
dilukai
tersebut
berusaha
untuk
menghindarinya. Dari definisi tersebut terdapat empat
masalah penting dalam agresi. Pertama, agresi merupakan
perilaku.
Kedua,
ada
unsur
kesengajaan.
Ketiga, sasarannya adalah makhluk hidup, terutama
manusia. Keempat, ada usaha menghindar pada diri korban
(Faturochman, 2006)
Berkowitz : menjelaskan bahwa agresif merupakan
bentuk perilaku yang dimaksud untuk menyakiti seseorang
baik secara fisik maupun mental (Zamzami, 2007)
4. Teori- Teori Agresi
Sarwono, (2002) teori agresi terbagi dalam beberapa
kelompok, yaitu:
1. Teori Bawaan
Teori Naluri : Freud dalam teori Psikoanalisis klasiknya
mengemukakan bahwa agresi adalah satu dari dua naluri dasar
manusia. Naluri agresi ini merupakan pasangan dari naluri
seksual dan eros. Naluri seks berfungsi untuk melanjutkan
keturunan sedangkan naluri agresi berfungsi mempertahankan
jenis.
Teori Biologi : menjelaskan perilaku agresi, baik dari
proses faal maupun teori genetika atau ilmu keturunan.
Proses faal adalah proses tertentu yang terjadi otak dan
susunan saraf pusat
5. 2. Teori Lingkungan
-Teori Frustrasi agresi klasik : agresi dipicu oleh frustrasi.
Frustrasi adalah hambatan terhadap suatu pencapaian
tujuan
-Teori Frustrasi agresi baru : frustrasi menimbulkan
kemarahan dan emosi, kondisi marah tersebut memicu
agresi
-Teori Belajar Sosial : lebih memperhatikan faktor tarikan
dari luar. Bandura menekankan kenyataan bahwa perilaku
agresif, berbuat yang berbahaya, perilaku yang tidak pasti
dapat dikatakan sebagai hasil bentuk dari pelajaran perilaku
sosial
3. Teori Kognitif
Memusatkan proses yang terjadi pada kesadaran dalam
membuat penggolongan (kategorisasi), pemberian sifat-sifat
(atribusi), penilaian, dan pembuatan keputusan.
6. TIPE- TIPE AGRESI
Berkowitz (dalam Koeswara, 1988) membedakan agresi ke
dalam dua tipe, yakni :
1) Agresi Instrumental (Instrumental Aggression)
Agresi yang dilakukan oleh organisme atau individu sebagai
alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu.
2) Agresi Benci (Hostile Aggression)
Agresi yang dilakukan semata-mata sebagai pelampiasan
keinginan untuk melukai atau menyakiti, atau agresi tanpa
tujuan selain intuk menimbulkan efek kerusakan, kesakitan
atau kematian pada sasaran atau korban.
7. Menurut Moyer (dalam Koeswara,1988)
tipe-tipe agresi, yaitu :
a. Agresi Predatori / Pemangsa
Agresi yang dibangkitkan oleh kehadiran objek alamiah
(mangsa). Biasanya terdapat pada organisme atau spesies
hewan yang menjadikan hewan dari spesies lain sebagai
mangsanya.
b. Agresi antar jantan
Agresi yang secara tipikal dibangkitkan oleh kehadiran
sesame jantan pada suatu spesies.
c. Agresi ketakutan
Agresi yang dibangkitkan oleh tertutupnya kesempatan untuk
menghindar dari ancaman.
8. d. Agresi tersinggung
Agresi yang dibangkitkan oleh perasaan tersinggung atau
kemarahan, respon menyerang muncul terhadap stimulus
yang luas (tanpa memilih sasaran).
e. Agresi Pertahanan
Agresi yang dilakukan oleh organisme dalam rangka
mempertahankan daerah kekuasaannya dari ancaman
atau gangguan spesiesnya sendiri.
f. Agresi Materal
Agresi yang spesifik pada spesies atau organisme betina
(induk) yang dilakukan dalam upaya melindungi anakanaknya dari berbagai ancaman.
g. Agresi Instrumental
Agresi yang dipelajari, diperkuat (reinforced) dan dilakukan
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
9. Agresi dalam teori A-B-C
Anteseden : Motif
Behavior : Agresi (pelaku-korban)
Consequent : Akibat (benci & permusuhan)
10. Kelompok (dengan bahasan
kekerasan pada anak)
Kasus Siti dibully oleh ortu kandung
A: dituduh mencuri uang, masalah ekonomi (KDRT
ganda)
B: mencubit, menyetrika, pukul, dll
C: trauma psikis dan
cemas, khawatir, mistrust, insecure dll (pada
korban); penyesalan (pelaku)
11. Agresivitas memiliki dampak sosial yang luas.
Agresivitas seorang bisa berpengaruh terhadap
situasi sosial dilingkungannya. Agresivitas juga
bersifat langsung dan sangat berpengaruh
terhadap diri seseorang. Apabila perilaku
agresif tidak segera ditangani dan tidak
mendpat perhatian dari orangtua maupun
pendidikannya, maka akan berpeluang besar
menjadi yang konsisten (menetap).
12. Cara Mengurangi Agresi
Agresi berasal dari interaksi
kompleks berbagai
peristiwa
eksternal,
kognisi,
dan
karakteristik
pribadi, hal itu dapat dicegah atau dikurangi. Beberapa
prosedur yang digunakan secara tepat dapat efektif
dalam mengurangi frekuensi atau intesitas agresi
manusia.
1. Hukuman
Suatu hukuman atas perbuatan agresif yang telah
dilakukan orang lain itu dapat mengurangi perilaku agresif
seseorang. Dengan adanya hukuman, maka secara tidak
langsung orang akan merasa takut untuk melakukan
perlaku agresif.
.
13. 2. Katarsis
pandangan bahwa menyediakan suatu kesempatan
pada orang yang sedang marah untuk mengekspresikan
impuls- impuls agresi mereka dalam cara yang relative
aman akan mengurangi tendensi mereka untuk terlibat
dalam bentuk agresi yang lebih berbahaya
3. Intervensi Kognitif
Ketika emosi sedang terangsang, bisa jadi kita mengadopsi
cara berfikir dimana kita memproses informasi secara cepat
dan gegabah. Ini dapat meningkatkan kemungkinan bahwa
kita akan kehilangan kendali pada orang lain termasuk
orang lain yang bukan merupakan penyebab kemarahan kita.
4. Pemaparan terhadap model nonagresif : pertahanan
yang menular
Keberadaan model nonagresif dapat berfungsi sebagai
penyeimbang kekerasan terbuka yang terjadi.
14. 5. Pelatihan dalam keterampilan social: belajar untuk
memiliki
hubungan
baik
dengan
orang
lain.
Orang- orang yang tidak memiliki keterampilan social dasar
tampak terlibat dalam kekerasan dengan proporsi yang
.
cukup tinggi dibanyak masyarakat, jadi membekali orangorang seperti ini dengan keterampilan social yang lebih baik
dapat sangat bermanfaat untuk mengurangi agresi
6. Respons yang tidak tepat. Sulit Untuk Tetap Marah
Jika Anda Tersenyum
Tersenyum dan afek positif yang dibawanya tidak sesuai
dengan perasaan marah dan tindakan agresi. Hal ini
merupakan dasar dari pendekatan lain untuk mengurangi
agresi, yang dikenal sebagai teknik respons yang tidak
tepat (incompatible response techniques).
15. Bentuk Bentuk Perilaku Agresi
Pendapat Delut (Kisni dan Hudaniyah, 2001) bentuk
bentuk perilaku agresif yaitu:
Menyerang secara fisik
Menyerang dalam kata-kata
Mencela orang lain
Mengancam melukai orang lain
Menyerbu daerah orang lain
Main perintah
Melanggar hak orang lain
Membuat perintah dan meminta yang tidak perlu
Bersorak sorak, berteriak atau berbicara keras yang
tidak pantas
Menyerang tingkah laku yang di benci.
16. Fisik, Aktif, Langsung
Fisik, Aktif, Tak Langsung
Fisik, Pasif, Langsung
Fisik, Pasif, Tak Langsung
Verbal, Aktif, Langsung
Verbal, Aktif, Tak Langsung
Verbal, Pasif, Langsung
Verbal, Pasif, Tak Langsung
Menikam, Memukul, atau Menembak
orang lain
Membuat perangkap untuk orang lain,
menyewa seorang pembunuh untuk
membunuh
Secara fisik mencegah orang lain
memperoleh tujuan atau tindakan yang
diinginkan (seperti aksi duduk dalam
demonstrasi)
Menolak
melakukan
tugas
yang
seharusnya
Menghina orang lain
Menyebarkan gossip atau rumor jahat
tentang orang lain
Menolak berbicara pada orang lain,
Menolak menjawab pertanyaan, dll.
Tidak mau membuat komentar verbal
(misalnya : menolak berbicara ke orang
yang menyerang dirinya bila dia dikeritik
secara tidak feer.
17. Faktor- Faktor yang mempengaruhi agresi
Menurut David Off (Dalam Nur Hayati 2012) terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku agresi yaitu :
1. Faktor Biologis
Faktor ini merupakan dorongan-dorongan yang berasal dari
dalam diri individu. Ada beberapa faktor biologis yang
mempengaruhi Agresi yaitu,
1. Faktor Gen
2. Sistem otak yang terlibat dalam agresi ternyata dapat
memperkuat atau mengendalikan agresi.
3. Kimia Darah
18. 2. Faktor Belajar Sosial
Berbeda dengan faktor biologis, faktor belajar sosial ini lebih
memperhatikan faktor tarikan dari luar diri individu
3. Kesenjangan Generasi
Kegagalan komunikasi orang tua dan anak diyakini sebagai
salah satu penyebab timbulnya prilaku agresi pada anak.
4. Faktor Lingkungan
Prilaku agresi di sebabkan oleh beberapa faktor. Berikut
merupakan uraian singkat mengenai faktor-faktor tersebut :
1. Kemiskinan
2. Anonimitas
3. Suhu Udara Yang Panas Dan Kesesakan
19. 5. Faktor Amarah
Pada saat marah ada perasaan ingin menyerang, meninju,
menghancurkan atau melempar sesuatu dan biasanya timbul
pikiran yang kejam.
6. Faktor Frustasi
Terjadi bila seseorang terhalang oleh sesuatu hal dalam
mencapai suatu tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan
atau tindakan tertentu.
7. Proses Pemberian Hukuman Yang Berlebihan
Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang
keras terutama dilakukan dengan memberikan hukuman
yang berlebihan, dapat menimbulkan berbagai pengaruh
yang buruk bagi remaja di sekolah