2. LATAR BELAKANG
Teori Akuntansi sering digunakan sebagai dasar suatu tindakan atau praktik akuntansi (Fransesco et al.,
2021). Dimana tujuan teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memperdiksi praktik akuntansi. Secara umum,
teori memberikan dasar yang beralasan untuk tindakan praktis. Dengan demikian, secara luas proses teoritis
dirancang untuk memperoleh pemahaman dan kemudian memberikan penjelasan yang berfungsi menjelaskan
fenomena. Jauh dari memperlakukan akuntansi sebagai praktik teknis, sejarawan akuntansi menganggap akuntansi
sebagai praktik sosial, baik yang berdampak pada perilaku manusia dan fungsi dan pengembangan organisasi dan
sosial. Sebagai praktik sosial, akuntansi muncul dan sangat tertanam serta meresap dalam organisasi dan masyarakat
(Carnegie et al., 2020). Istilah teori akuntansi sendiri sering dikaitkan untuk menunjukkan konsep akuntansi yang
relevan dengan praktik akuntansi yang ada. Perkembangan teori akuntansi telah banyak dilakukan, namun tidak
satupun dari teori tersebut yang mampu menjelaskan secara lengkap dan menyeluruh apa yang disebut dengan teori
akuntansi. Sampai saat ini belum ada teori akuntansi yang komprehensif (Milne, 2002).
Pendekatan normatif yang telah berhasil selama satu dekade ternyata tidak mampu menghasilkan teori
akuntansi yang siap digunakan dalam praktik sehari-hari. Desain sistem akuntansi yang dihasilkan dari penelitian
normatif tidak digunakan dalam praktik. Akibatnya, ada saran untuk memahami secara deskriptif fungsi sistem
akuntansi dalam praktik nyata. Diharapkan dengan pemahaman praktik langsung akan muncul desain sistem
akuntansi yang lebih bermakna. Terdapat beberapa keterbatasan dalam teori akuntansi tersebut dan menekankan
pentingnya focus pola praktik normatif akuntansi (Constable & Kuasirikun, 2018).
3. Tuntutan untuk pendekatan positif untuk akuntansi terus terjadi. Penelitian di bidang
akuntansi dengan satu atau dua pengecualian tidak ilmiah karena fokus penelitian sangat normatif dan
terdefinisi dengan baik. Bahwa strategi dan akuntansi harus tidak dipandang sebagai dua praktik yang
terpisah, melainkan sebagai dua aspek yang satu dan sama (Englund et al., 2020). Lebih lanjut, teori
akuntansi positif menjelaskan mengapa akuntansi adalah apa adanya, mengapa akuntan melakukan apa
yang mereka lakukan, dan fenomena apa yang mempengaruhi penggunaan orang dan sumber daya.
Teori akuntansi positif terbukti menerapkan positivisme ekonomi dan mendapat kritikan dari
berbagai pihak. Sebuah tinjauan dari kritik yang diterbitkan dari teori akuntansi positif menunjukkan
bahwa meskipun kritik berdasarkan filsafat ilmu mungkin tidak terlalu efektif, kritik berbasis ekonomi
yang menekankan keterbatasan analisis ekonomi berbasis ekuilibrium menawarkan jalan yang
menjanjikan untuk kritik metodologis teori akuntansi positif. Positive Accounting Theory (PAT)
merupakan salah satu program penelitian akuntansi yang paling efektif selama empat dekade terakhir.
4. METODE PENELITIAN
Analisis konten terhadap literartur dilakukan untuk menemukan jawaban bagaimana perkembangan
teori akuntansi, menjelaskan pengertian teori akuntasi dan mengungkap perbedaan dua teori akuntansi
yaitu teori akuntansi posistif dan teori akuntansi normative. Adapun tahapan yang dilakukan yaitu: 1)
pengumpulan data berupa artikel terkait, 2) melakukan analisis konten yang relevan, 3) elaborasi data
untuk menangkap isi dan gap antar data, 4) menyimpulkan berdasarkan data literature yang terpilih.
5. PEMBAHASAN
1. Teori Akuntansi Normatif
Tujuan dari teori akuntansi normatif hanya untuk menghasilkan penjelasan mengapa perlakuan
akuntansi lebih baik atau lebih efektif daripada perlakuan akuntansi lainnya, karena tujuan akuntansi
tertentu harus dicapai. Misalnya, apakah akuntansi biaya historis lebih baik daripada akuntansi biaya
saat ini untuk mencapai tujuan akuntansi? Untuk menjelaskan teori akuntansi normatif ini mengacu pada
dasar tujuan yang disepakati untuk dicapai. Tentu saja dalam hal ini teori normatif sarat dengan nilai
(value-laden), karena untuk menentukan praktik dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai
merupakan proses subjektif yang melibatkan kemampuan untuk menimbang (seni) antara prinsip-prinsip.
dari manfaat dan risiko. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil akhir dari teori akuntansi
normatif adalah suatu pernyataan atau proposisi yang memerlukan atau memerlukan praktik akuntansi.
Misalnya, teori akuntansi normatif akan menghasilkan pernyataan bahwa aset tetap harus dinilai, dicatat,
dan dilaporkan dalam neraca berdasarkan biaya historis.
Teori akuntansi normatif berusaha menjelaskan bagaimana dan apa yang harus dipraktikkan
dalam akuntansi. Teori normatif menentukan bagaimana praktik tertentu harus dilakukan dan resep ini
mungkin merupakan penyimpangan yang signifikan dari praktik yang ada. Sebuah teori normatif
dihasilkan sebagai hasil dari teori tertentu yang menerapkan beberapa norma, standar, atau tujuan yang
harus diupayakan untuk dicapai oleh praktik aktual.
6. 2. Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif mengedepankan proposisi yang tidak lain adalah deskripsi praktik akuntansi
di dunia nyata (Saci, 2015). Misalnya (1) karakteristik entitas yang memilih untuk menerapkan
metode akuntansi tertentu, dan (2) dampak dari menerapkan standar akuntansi. pada perilaku
manusia atau entitas yang berkepentingan dengan informasi akuntansi. Teori akuntansi positif dapat
juga dikatakan sebagai kajian lanjutan dari teori akuntansi normatif karena kegagalan normatif
untuk menjelaskan fenomena praktis yang terjadi secara nyata. Teori akuntansi positif berkaitan
dengan prediksi bahwa beberapa perusahaan akan menanggapi pengajuan standar akuntansi
baru. Dari pengertian di atas, teori akuntansi positif bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi
praktik akuntansi. Teori harus mampu memprediksi berbagai fenomena praktik yang belum
dilaksanakan. Fenomena yang belum dilakukan tidak selalu merupakan fenomena masa depan,
melainkan fenomena yang telah terjadi tetapi belum ada bukti empiris yang membenarkan
fenomena tersebut.
7. PERBEDAAN TEORI AKUNTANSI NORMATIF DAN TEORI AKUNTANSI POSITIF
Perbedaan antara Teori Akuntansi Positif dan Teori Akuntansi normatif ada pada bentuk
pernyataan, bidang masalah, basis kesimpulan, kriteria penerimaan suatu teori dan metode
pengujian. Dari perbedaan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Teori Akuntansi Positif
adalah penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan secara ilmiah kebenaran pernyataan
atau fenomena akuntansi sebagaimana adanya menurut fakta. Dia lebih mengacu pada istilah
apa adanya daripada istilah seharusnya. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan prediksi dan
memberikan jawaban atas praktik akuntansi. Selain itu, hasil dari teori akuntansi normatif
adalah pernyataan atau proposisi yang membutuhkan atau membutuhkan dalam praktik
akuntansi, teori akuntansi normatif berfokus pada resep (norma) dan tidak dimaksudkan untuk
pengembangan teori. Sementara teori akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan dan
memprediksi fenomena yang berkaitan dengan akuntansi. Oleh menggunakan pendekatan yang
berasal dari positivisme, penelitian akuntansi empiris dikembangkan untuk mendukung dan
membenarkan berbagai metode atau praktik akuntansi didunia
8. KESIMPULAN
Teori sering dijadikan dasar untuk suatu tindakan atau praktek. menjelaskan, secara umum, teori memberikan dasar
yang beralasan untuk tindakan praktis. Dengan demikian, secara luas proses teoritis dirancang untuk memperoleh
pemahaman dan kemudian memberikan penjelasan yang berfungsi tentang fenomena. Teori akuntansi telah
berkembang sejak awal abad ke-20 dan dapat dikatakan bahwa perkembangan teori akuntansi diawali oleh tulisan
Patton dan Littleton (1940) yang berjudul An Introduction to Corporate Accounting Standards. Teori akuntansi memiliki
tiga dimensi, yaitu: Reduksionisme, Instrumentalisme, dan Realisme.
Hasil teori akuntansi normatif adalah pernyataan atau proposisi yang membutuhkan atau membutuhkan dalam
praktik akuntansi. Misalnya, teori akuntansi normatif akan menghasilkan pernyataan bahwa aset tetap harus dinilai,
dicatat, dan dilaporkan dalam neraca berdasarkan biaya historis. Teori normatif berusaha menjelaskan informasi
akuntansi apa yang harus dikomunikasikan kepada pengguna informasi akuntansi dan bagaimana informasi
akuntansi akan disajikan. Jadi teori akuntansi normatif berfokus pada norma dan tidak dimaksudkan untuk
pengembangan teori, yang diarahkan untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan tentang apa dan bagaimana
seharusnya dilakukan oleh akuntan.
Dengan menggunakan pendekatan yang berasal dari positivisme, penelitian akuntansi empiris dikembangkan untuk
mendukung dan membenarkan berbagai metode atau praktik akuntansi di dunia nyata. Kemudian hasil penelitian
empiris tersebut berupa pernyataan atau proposisi yang nantinya akan menjadi teori akuntansi positif.