ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
Kelompok tutorial 7

Dosen pembimbing : dr. Edwin Lewis
OSTEOPOROSIS

  Kelompok 7


Venty Novita Sari      G1A110038
Siska Meilisa          G1A110039
Regina Wulandari       G1A110057
Wiwik Selviana         G1A110052
Silviana Mayasari      G1A110053
Clodea Rizola          G1A110054
Yulia Rahmayanti       G1A109041
Meirinda Hidayanti     G1A110070
Yosi Septia Efrianti   G1A110072
Eldora Dia Donela      G1A110041
Skenario

 Ny.A usia 70 tahun, dengan BB 43 Kg, tinggi 165
 cm, datang kerumah sakit dengan keluhan
 nyeri pada tulang belakang selama 7 hari.
 Gejala muncul secara spontan. Tidak ada
 riwayat trauma atau penyakit seperti ini
 sebelumnya. Rasa nyeri dirasakan secara
 bertahap. Rasa nyeri menjadi lebih parah
 dalam jangka waktu 2 minggu sampai 1 bulan.
 Ny.A senang mengkonsumsi kopi. Ny.A
 menopouse sejak 20 tahun yang lalu dan tidak
 diobati dengan penggantian Hormon. Dari
 pemeriksaan fisik tekanan darah 120/80. Nadi 88
 x/menit. Suhu 36,5°C.
Klarifikasi istilah
1.   Nyeri : Sensori subjektif danemosional yang tidak
     menyenangkan yang didapat terkait dengan
     kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau
     menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
2.   Trauma : Luka berat, luka/cedera baik fisik/psikis
3.   Menopouse : Berhentinya menstruasi, penghentian
     permanen menstruasi (haid) berarti berakhir pula
     masa reprodiktif
4.   Hormon : Substansi kimia yang dihasilkan dalam
     tubuh yang memiliki efek regulator spesifik pada
     aktifitas sel tertentu atau organ-organ tertentu.
Identifikasi masalah
1.   Ny.A usia 70 tahun, dengan BB 43 Kg, tinggi 165
     cm, datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri
     pada tulang belakang selama 7 hari.
2.   Gejala muncul secara spontan. Tidak ada riwayat
     trauma atau penyakit seperti ini sebelumnya.
3.   Rasa nyeri dirasakan secara bertahap. Rasa nyeri
     menjadi lebih parah dalam jangka waktu 2
     minggu sampai 1 bulan.
4.   Ny.A senang mengkonsumsi kopi.
5.   Ny.A menopouse sejak 20 tahun yang lalu dan
     tidak diobati dengan penggantian Hormon.
6.   Dari pemeriksaan fisik tekanan darah 120/80. Nadi
     88 x/menit. Suhu 36,5°C.
Analisis masalah
1. Ny.A usia 70 tahun, dengan BB 43 Kg, tinggi 165 cm, datang
kerumah sakit dengan keluhan nyeri pada tulang belakang
selama 7 hari.


 a)   Apa saja jenis-jenis nyeri?
 b)   Bagaimana Mekanisme nyeri?
 c)   Apa saja penyebab nyeri?
 d)   Bagaimana Tata laksana nyeri?
 e)   Penyakit apa saja yang ditandai dengan rasa
      nyeri?
 f)   Apa efek nyeri pada lansia?
 g)   Apa yang menyebabkan nyeri pada tulang
      belakang?
 h)   Apa anatomi tulang belakang?
2. Gejala muncul secara spontan. Tidak ada riwayat trauma
atau penyakit seperti ini sebelumnya.



a)   Mengapa gejala nyeri timbul secara spontan?
b)   Faktor apa saja yang mempengaruhi respon
     nyeri?


3. Rasa nyeri dirasakan secara bertahap. Rasa nyeri
menjadi lebih parah dalam jangka waktu 2 minggu
sampai 1 bulan.

a)   Apa yang menyebabkan rasa nyeri timbul
     secara bertahap dalam waktu 2 minggu sampai
     1 bulan?
4. Ny.A senang mengkonsumsi kopi.


a)   Apa hubungan riwayat senang
     mengkonsumsi kopi dengan penyakit yang
     diderita Ny.A?

5. Ny.A menopouse sejak 20 tahun yang lalu dan
tidak diobati dengan penggantian Hormon.


a)   Apa hubungan menopause dengan
     penyakit pada kasus ini?
b)   Apa tujuan pergantian hormon pada kasus
     ini?
6. Dari pemeriksaan fisik tekanan darah 120/80. Nadi
88 x/menit. Suhu 36,5°C.


a)   Bagaimana interpretasi dan cara
     melakukan pemeriksaan fisik?
b)   Apa etiologi, epidemiologi, patogenesis
     dari penyakit yang dialami oleh Ny. A?
Hipotesis
 Ny.A mengalami osteoporosis
Ppt tutorial
sintesis
Nyeri
Berdasarkan etiologi / mekanisme :
 Nyeri fisiologik
 Nyeri patologik


Berdasarkan waktu :
 Nyeri akut
 Nyeri kronik (> 3-6 bulan)
 Berdasarkan   intensitas (VAS) :
 Nyeri ringan (0-3)
 Nyeri sedang (4-6)
 Nyeri berat (7-10)
Secara klinis klasifikasi nyeri
   nosiseptif
       *somatik
       *visceral

   non-nosiseptif
       *neuropatik
       *psikogenik
Mekanisme nyeri

  1.   Transduksi
  2.   Transmisi
  3.   Modulasi
  4.   persepsi
osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang
ditandai oleh penurunan densitas massa tulang dan
perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah.
Etiologi
Umur
:                      Tiap peningkatan 1 dekade,risiko meningkat 1,4-1,8

Genetik                  Etnis : Kaukasia dan oriental > kulit hitam dan polinesia
                         Seks : Perempuan > Laki-laki
                         Riwayat keluarga
Lingkungan               Defisiensi kalsium
                         Aktivitas fisik berkurang
                         Obat-obatan          (kortikosteroid,anti   konvulsan,    heparin
                         ,siklosporin)
                         Merokok dan alkohol
Hormonal         dan     Defisiensi estrogen dan androgen
penyakit kronik          Tirotoksokosis,hiperparratidisme              primer          dan
                         hiperkortisolisme
                         Penyakit        kronik   (sirosis   hepatis,gagal   ginjal,   dan
                         gastrektomi)
Sifat fisik Tulang       Densitas (massa) tulang
                         Ukuran dan geometri tulang
epidemiologi

  Sementara ini diperkirakan 1 dari 3
  wanita dan 1 dari 12 pria di atas usia 50
  tahun di seluruh dunia mengidap
  osteoporosis. Ini menambah kejadian
  jutaan fraktur lainnya pertahunnya yang
  sebagian besar melibatkan lumbar
  vertebra, panggul dan pergelangan
  tangan (wrist). Fragility fracture dari
  tulang rusuk juga umum terjadi pada
  pria.
Klasifikasi Osteoporosis

Osteoporosis dibagi menjadi 2 kelompok,yaitu
osteoporosis primer (involusional) dan osteoporosis
sekunder.

  Osteoporosis primer adalah osteoporosis yang tidak
  diketahui penyebabnya.

  osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang
  diketahui penyebanya.
Karakteristik osteoporosis Tipe
       I dan Tipe II   Tipe I       Tipe II

Umur (tahun)               50-75                     >70

Perempuan : Laki-laki      6:1                       2:1

Tipe kerusakan tulang      Terutama trabekular       Trabekular dan Kortikal

Bone turnover              Tinggi                    Rendah

Lokasi fraktur terbanyak   Vertebra, radius distal   Vertebra, kolum femoris

Fungsi paratiroid          Menurun                   Meningkat

Efek estrogen              Terutama skeletal         Terutama ekstraskeletal

Etiologi utama             Defisiensi estrogen       Penuaan     dan   defiseinsi
                                                     estrogen
PATOGENESIS OSTEOPOROSIS TIPE I
Patogenesis osteoporosis tipe II
Manifestasi klinis
1. Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada
penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya
osteoporosis tidak menimbulkan gejala.

2. Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung
menahun.

3. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara
spontan atau karena cedera ringan.

4. nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu
dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri
atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit.
perbedaan
Penegakkan Diagnosis
1)  Anamnesis
       keluhan utama dapat berupa fraktur kolum femoris pada
osteoporosis bowing leg pada riket, atau kesemutan atau rasa
kebal disekitar mulut atau ujung jari pada hipokalsemi.

2)  Pemeriksaan fisik
         Pasien dengan osteoporosis menunjukkan kifosis dorsal
atau gibbus ( Dowager’s hump ) ada penurunan tinggi badan.
Selain itu juga didapatkan protuberansia abdomen, spasme otot
paravetebral dan kulit yang tipis.

3)  pemeriksaan biokimia tulang
        Untuk menetukan turnover tulang, dapat diperiksa
petanda biokimia tulang yang terdiri dari petanda formasi dan
resorpsi tulang.
Pemeriksaan radiologi
Pengobatan dan Pencegahan
Secara teoritis, oteoporosis dapat diobati dengan cara
menghambat kerja osteoklas (anti resorptif) dan/atau
meningkatkan kerja osteoblas (stimulator tulang).

Walaupun demikian, saat ini obat yang beredar pada
umumnya bersifat anti resorptif. Yang termasuk golongan
obat    anti      resoprtif    adalah  esterogen,   anti
esterogen, bisfosfat dan kalsitonin.
Cont’D
Sedangkan yang termasuk stimulator tulang
adalah Na-flurida, PTH dan lain sebagainya,
Kalsium dan vitamin D tidak mempunyai anti
resorptif maupun stimulator tulang, tetapi
diperlukan untuk optimalisasi mineralisasi
osteosid setelah proses formasi oleh osteoblas.

Kekurangan kalsium akan menyebabkan
peningkatan produksi PTH (hiperparatiroid
sekunder) yang dapat menyebabkan
pengobatan osteoporosis menjadi tidak efektif.
Daftar pustaka
   Sylvia A. Patofisiologi konsep klinis proses-
    proses penyakit. Volume 2. 2006.
    Jakarta:EGC.
   Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu
    Penyakit Dalam. Edisi ke-4. Jakarta: EGC.
   Putz R, Pabst, 2007. Atlas
    anatomimanusiasobotta.Jakarta:EGC
   Gunawan, Sulitia Gan. 2008. Farmakologi dan
    Terapi. Jakarta: FKUI
   Sherwood, Laurale. Fisiologi manusia Edisi
    2, 2001. Jakarta: EGC
Ppt tutorial

More Related Content

Ppt tutorial

  • 1. Kelompok tutorial 7 Dosen pembimbing : dr. Edwin Lewis
  • 2. OSTEOPOROSIS Kelompok 7 Venty Novita Sari G1A110038 Siska Meilisa G1A110039 Regina Wulandari G1A110057 Wiwik Selviana G1A110052 Silviana Mayasari G1A110053 Clodea Rizola G1A110054 Yulia Rahmayanti G1A109041 Meirinda Hidayanti G1A110070 Yosi Septia Efrianti G1A110072 Eldora Dia Donela G1A110041
  • 3. Skenario Ny.A usia 70 tahun, dengan BB 43 Kg, tinggi 165 cm, datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri pada tulang belakang selama 7 hari. Gejala muncul secara spontan. Tidak ada riwayat trauma atau penyakit seperti ini sebelumnya. Rasa nyeri dirasakan secara bertahap. Rasa nyeri menjadi lebih parah dalam jangka waktu 2 minggu sampai 1 bulan. Ny.A senang mengkonsumsi kopi. Ny.A menopouse sejak 20 tahun yang lalu dan tidak diobati dengan penggantian Hormon. Dari pemeriksaan fisik tekanan darah 120/80. Nadi 88 x/menit. Suhu 36,5°C.
  • 4. Klarifikasi istilah 1. Nyeri : Sensori subjektif danemosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. 2. Trauma : Luka berat, luka/cedera baik fisik/psikis 3. Menopouse : Berhentinya menstruasi, penghentian permanen menstruasi (haid) berarti berakhir pula masa reprodiktif 4. Hormon : Substansi kimia yang dihasilkan dalam tubuh yang memiliki efek regulator spesifik pada aktifitas sel tertentu atau organ-organ tertentu.
  • 5. Identifikasi masalah 1. Ny.A usia 70 tahun, dengan BB 43 Kg, tinggi 165 cm, datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri pada tulang belakang selama 7 hari. 2. Gejala muncul secara spontan. Tidak ada riwayat trauma atau penyakit seperti ini sebelumnya. 3. Rasa nyeri dirasakan secara bertahap. Rasa nyeri menjadi lebih parah dalam jangka waktu 2 minggu sampai 1 bulan. 4. Ny.A senang mengkonsumsi kopi. 5. Ny.A menopouse sejak 20 tahun yang lalu dan tidak diobati dengan penggantian Hormon. 6. Dari pemeriksaan fisik tekanan darah 120/80. Nadi 88 x/menit. Suhu 36,5°C.
  • 6. Analisis masalah 1. Ny.A usia 70 tahun, dengan BB 43 Kg, tinggi 165 cm, datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri pada tulang belakang selama 7 hari. a) Apa saja jenis-jenis nyeri? b) Bagaimana Mekanisme nyeri? c) Apa saja penyebab nyeri? d) Bagaimana Tata laksana nyeri? e) Penyakit apa saja yang ditandai dengan rasa nyeri? f) Apa efek nyeri pada lansia? g) Apa yang menyebabkan nyeri pada tulang belakang? h) Apa anatomi tulang belakang?
  • 7. 2. Gejala muncul secara spontan. Tidak ada riwayat trauma atau penyakit seperti ini sebelumnya. a) Mengapa gejala nyeri timbul secara spontan? b) Faktor apa saja yang mempengaruhi respon nyeri? 3. Rasa nyeri dirasakan secara bertahap. Rasa nyeri menjadi lebih parah dalam jangka waktu 2 minggu sampai 1 bulan. a) Apa yang menyebabkan rasa nyeri timbul secara bertahap dalam waktu 2 minggu sampai 1 bulan?
  • 8. 4. Ny.A senang mengkonsumsi kopi. a) Apa hubungan riwayat senang mengkonsumsi kopi dengan penyakit yang diderita Ny.A? 5. Ny.A menopouse sejak 20 tahun yang lalu dan tidak diobati dengan penggantian Hormon. a) Apa hubungan menopause dengan penyakit pada kasus ini? b) Apa tujuan pergantian hormon pada kasus ini?
  • 9. 6. Dari pemeriksaan fisik tekanan darah 120/80. Nadi 88 x/menit. Suhu 36,5°C. a) Bagaimana interpretasi dan cara melakukan pemeriksaan fisik? b) Apa etiologi, epidemiologi, patogenesis dari penyakit yang dialami oleh Ny. A?
  • 12. sintesis Nyeri Berdasarkan etiologi / mekanisme :  Nyeri fisiologik  Nyeri patologik Berdasarkan waktu :  Nyeri akut  Nyeri kronik (> 3-6 bulan)
  • 13.  Berdasarkan intensitas (VAS) :  Nyeri ringan (0-3)  Nyeri sedang (4-6)  Nyeri berat (7-10)
  • 14. Secara klinis klasifikasi nyeri  nosiseptif *somatik *visceral  non-nosiseptif *neuropatik *psikogenik
  • 15. Mekanisme nyeri 1. Transduksi 2. Transmisi 3. Modulasi 4. persepsi
  • 16. osteoporosis Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
  • 17. Etiologi Umur : Tiap peningkatan 1 dekade,risiko meningkat 1,4-1,8 Genetik Etnis : Kaukasia dan oriental > kulit hitam dan polinesia Seks : Perempuan > Laki-laki Riwayat keluarga Lingkungan Defisiensi kalsium Aktivitas fisik berkurang Obat-obatan (kortikosteroid,anti konvulsan, heparin ,siklosporin) Merokok dan alkohol Hormonal dan Defisiensi estrogen dan androgen penyakit kronik Tirotoksokosis,hiperparratidisme primer dan hiperkortisolisme Penyakit kronik (sirosis hepatis,gagal ginjal, dan gastrektomi) Sifat fisik Tulang Densitas (massa) tulang Ukuran dan geometri tulang
  • 18. epidemiologi Sementara ini diperkirakan 1 dari 3 wanita dan 1 dari 12 pria di atas usia 50 tahun di seluruh dunia mengidap osteoporosis. Ini menambah kejadian jutaan fraktur lainnya pertahunnya yang sebagian besar melibatkan lumbar vertebra, panggul dan pergelangan tangan (wrist). Fragility fracture dari tulang rusuk juga umum terjadi pada pria.
  • 19. Klasifikasi Osteoporosis Osteoporosis dibagi menjadi 2 kelompok,yaitu osteoporosis primer (involusional) dan osteoporosis sekunder. Osteoporosis primer adalah osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya. osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang diketahui penyebanya.
  • 20. Karakteristik osteoporosis Tipe I dan Tipe II Tipe I Tipe II Umur (tahun) 50-75 >70 Perempuan : Laki-laki 6:1 2:1 Tipe kerusakan tulang Terutama trabekular Trabekular dan Kortikal Bone turnover Tinggi Rendah Lokasi fraktur terbanyak Vertebra, radius distal Vertebra, kolum femoris Fungsi paratiroid Menurun Meningkat Efek estrogen Terutama skeletal Terutama ekstraskeletal Etiologi utama Defisiensi estrogen Penuaan dan defiseinsi estrogen
  • 23. Manifestasi klinis 1. Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. 2. Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. 3. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. 4. nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit.
  • 25. Penegakkan Diagnosis 1) Anamnesis keluhan utama dapat berupa fraktur kolum femoris pada osteoporosis bowing leg pada riket, atau kesemutan atau rasa kebal disekitar mulut atau ujung jari pada hipokalsemi. 2) Pemeriksaan fisik Pasien dengan osteoporosis menunjukkan kifosis dorsal atau gibbus ( Dowager’s hump ) ada penurunan tinggi badan. Selain itu juga didapatkan protuberansia abdomen, spasme otot paravetebral dan kulit yang tipis. 3) pemeriksaan biokimia tulang Untuk menetukan turnover tulang, dapat diperiksa petanda biokimia tulang yang terdiri dari petanda formasi dan resorpsi tulang.
  • 27. Pengobatan dan Pencegahan Secara teoritis, oteoporosis dapat diobati dengan cara menghambat kerja osteoklas (anti resorptif) dan/atau meningkatkan kerja osteoblas (stimulator tulang). Walaupun demikian, saat ini obat yang beredar pada umumnya bersifat anti resorptif. Yang termasuk golongan obat anti resoprtif adalah esterogen, anti esterogen, bisfosfat dan kalsitonin.
  • 28. Cont’D Sedangkan yang termasuk stimulator tulang adalah Na-flurida, PTH dan lain sebagainya, Kalsium dan vitamin D tidak mempunyai anti resorptif maupun stimulator tulang, tetapi diperlukan untuk optimalisasi mineralisasi osteosid setelah proses formasi oleh osteoblas. Kekurangan kalsium akan menyebabkan peningkatan produksi PTH (hiperparatiroid sekunder) yang dapat menyebabkan pengobatan osteoporosis menjadi tidak efektif.
  • 29. Daftar pustaka  Sylvia A. Patofisiologi konsep klinis proses- proses penyakit. Volume 2. 2006. Jakarta:EGC.  Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4. Jakarta: EGC.  Putz R, Pabst, 2007. Atlas anatomimanusiasobotta.Jakarta:EGC  Gunawan, Sulitia Gan. 2008. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FKUI  Sherwood, Laurale. Fisiologi manusia Edisi 2, 2001. Jakarta: EGC