際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Ppt.konservasi tingkat spesies helvi m
Adanya penurunan populasi pada berbagai spesies
langka
Populasi kecil potensi untuk berkembang biak
sangat rendah
Spesies pada ujung rantai makanan, seperti
karnivora besar (misal macan).
Populasi kecil yang memiliki masa life history
lambat
Populasi kecil pada jenis-jenis yang memiliki
wilayah jelajah sangat luas memiliki resiko
kepunahan sangat tinggi
Spesies lokal endemik
Penyusutan sumberdaya genetik yang terjadi saat ini adalah
akibat tidak adanya pengaturan/kebijakan dan monitoring
yang baik
Kurang tepatnya kebijakan di sektor pertanian/kehutanan
Ancaman terhadap kelestarian sumberdaya genetik juga
dapat ditimbulkan oleh adanya pengaruh globalisasi
Ppt.konservasi tingkat spesies helvi m
Persilangan yang terjadi antara individu yang
mempunyai kekerabatan
Cara menghindarinya jangan menggunakan
penjantan yang sama dengan keturunannya.
Keuntungan inbreeding yaitu melestarikan sifat-
sifat yang di inginkan, membuat populasi
seragam dan mendeteksi gen  gen yang tidak di
inginkan
Persilangan antar individu yang tidak memiliki
hubungan kekerabatan yang dekat sedikitnya 4-6
generasi
Tekanan silang luar bertujuan untuk menjaga
kemurnian bangsa individu tertentu tanpa silang
dalam
Kerugian dari tekanan silang luar yaitu
menghasilkan keturunan yang lemah dan daya
adaptasi rendah.
ekologi yang mempelajari
kelompok organisme yang
tergabung dalam satu kesatuan
dan saling berinteraksi dalam
daerah tertentu.
ekologi yang mempelajari suatu
spesies organisme yang
berinteraksi dengan
lingkungannya.
Sejarah ekologi dimulai pada tahun 1866 oleh seorang
ahli biologi Jerman Ernst Haekel. ekologi diartikan
sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
Usaha untuk mengetahui spesies-spesies langka
di lapangan secara berkala.
Program pemantauan digunakan dalam kegiatan
pengelolaan untuk menentukan status populasi
dan mengevaluasi ancaman yang perlu diatasi.
Penggunaan teknik pengelolaan konservasi yang
baku memungkinkan tersedianya data yang
akurat, yang dapat dibandingkan antara lokasi
satu dan lainnya dan dapat digunakan dalam
pengelolaan pada skala yang lebih luas.
Mempelajari peluang suatu spesies untuk bertahan
hidup atau menjadi punah pada habitat yang tersedia
baginya.
Dihasilkan melalui pemodelan komputer dengan
menggunakan data sejarah kehidupan, keragaman
genetik, dan respon suatu populasi terhadap kondisi
lingkungan, khususnya gangguan.
Analisis daya hidup populasi mampu memprediksi
ukuran minimum populasi yang dapat bertahan hidup,
jumlah individu terkecil yang diperlukan untuk
mempertahankan suatu populasi, subpopulasi atau
spesies.
batasan kategori terancam punah dari IUCN
introduksi
konservasi
Pelepasan ke alam bebas
Endemisitas
KeterancamanKondisi habitat
Status populasi
Status pengelolaan
spesies
Evaluasi secara menyeluruh kawasan konservasi Evaluasi
secara menyeluruh kawasan konservasi
Peningkatan pembinaan satwa liar
Dikembangkan kawasan-kawasan konservasi baru
Peningkatan pembinaan kawasan suaka alam
Pelestarian keanekaragaman hayati secara ex-situ
Peningkatan keterpaduan pembangunan kawasan
konservasi
Peningkatan pembangunan dan pengelolaan taman
nasional, taman wisata, taman buru, taman hutan raya,
dan taman laut
Peningkatan pengelolaan hutan lindung
Pemantapan kegiatan perlindungan hutan
Peningkatan pengelolaan hutan lindung
Penerapan analisis mengenai dampak lingkungan
(amdal) secara ketat
Penetapan spesies
prioritas
Kriteria dan indikator Uraian
1. Endemisitas spesies
1. Endemik lokal Spesies yang hanya ditemukan disalah satu
lokasi tertentu
2. Endemik regional Spesies yang hanya ditemukan disalah satu
wilayah pulau atau region tertentu, dengan
daerah penyebaran yang terbatas
3. Endemik Nasional Spesies yang hanya ditemukan di Indonesia
saja
4. Non-endemik Spesies yang tidak endemik
2. Status populasi
1. Populasi alami kecil Spesies yang di alam memiliki jumlah
individu yang kecil
2. Populasi global terbesar di
Indonesia
Spesies yang ditemukan di beberapa
negara, tetapi sebagian besar populasi ada
di wilayah Indinesia
3. Jarang Spesies yang di alam memiliki kepadatan
populasi yang rendah, sehingga jarang
dijumpai di alam
4. Sedang menurun drastis Speseis yang di alam populasinya sedang
mengalami penurunan secara drastis,
dalam ukuran waktu lima tahun terakhir
5. Rentan Spesies yang mudah musnah secara alami/
buatan
3. Kondisi habitat
1. Habitat yang sesuai hampir habis Spesies yang habitat alaminya hampir habis
2. Habitat yang sesuai mengalami
penurunan
Spesies yang habitat alaminya mengalami
penurunan
3. Habitat yang sesuai cukup tersedia
dan stabil
Spesies yang habitat alaminya cukup
tersedia dab stabil
4. Status pengelolaan spesies
1. Sudah terdapat manajemen
spesies
Spesies yang belum memperoleh perhatian
cukup dari sisi pengelolaan
2. Manajemen spesies belum ada
sama sekali
Spesies yang telah memperoleh perhatian
cukup dari sisi pengelolaan
5. Keterancaman
1. Spesies mengalami gangguan serius akibat
perburuan
Spesies yang banyak ditangkap/diburu untuk
dibunuh/dimusnahkan
2. Spesies mengalami gangguam serius
akibat penangkapan untuk perdagangan
Spesies yang banyak ditangkap/ diburu secara besar-
besaran untuk diperdagangkan
3. Spesies mengalami gangguam serius
akibat penangkapan untuk keperluan
budaya
Spesies yang banyak ditangkap/diburu untuk
keperluan budaya masyarakat lokal
4. Spesies mengalami gangguam serius
akibat praktek pertanian/ perkebunan
yang tidak ramah lingkungan, kebakaran,
konversi lahan
Spesies yang populasinya menurun akibat praktek
pertanian dan perkebunan yang tidak ramah
lingkungan, dan konversi lahan
5. Spesies yang tidak mengalami gangguan di
alam
Spesies yang populasinya cenderung stabil, tanpa
gangguan akibat praktek pertanian dan perkebunan
yang tidak ramah lingkungan, dan konversi lahan
Ppt.konservasi tingkat spesies helvi m
Kebijakan yang berkonotasi dua (ambiguity)
Ketidakjelasan akan hak-hak dan akses masyarakat
Peraturan perundang-undangan yang kurang
memadai dan tumpang tindih
Penegakan hukum yang lemah sehingga pengelolaan
kawasan konservasi termasuk yang berkategori taman
wisata alam tidak efektif.
Ancaman Uraian
Perburuan Spesies yang banyak ditangkap/diburu untuk
dibunuh/dimusnahkan
Penangkapan untuk perdagangan Spesies yang banyak ditangkap/ diburu secara
besar-besaran untuk diperdagangkan
Penangkapan untuk keperluan
budaya
Spesies yang banyak ditangkap/diburu untuk
keperluan budaya masyarakat lokal
Praktek pertanian/ perkebunan,
kebakaran, konversi lahan
Spesies yang populasinya menurun akibat
praktek pertanian dan perkebunan yang tidak
ramah lingkungan, dan konversi lahan
Gosong maluku
(Eulipoa wallacei)
Rangkong
Burung Maleo sekanwor
(Macrocephalon maleo)
Curik Bali (Leucopsar
rothschildi)
Pesut mahakam
(Orcaella brevirostris)
Harimau sumatera
(Panthera tigris sumatrae)
Gajah sumatera
(Elephas maximus)
Babirusa(Babirousa
babyrussa)
Beruang madu
(Helarctos malayanus) Badak jawa
(Rhinoceros sondaicus)
Owa jawa
(Hylobates moloch)
Orangutan
(Pongo sp.)
Kura-kura bintang
(Chitra chitra)
Buaya siam
(Crocodylus siamensis)
Trogonoptera brookiana
Ikan napoleon
(Cheilinus undulatus)
Kima raksasa
(Tridacna gigas)
Koral merah
(Corallium rubrum)
Kayu hitam, eboni
(Dyospyros celebica)
Anggrek bulan raksasa
(Phalaenopsis gigantea)
Kantung semar
(Nepenthes spp.)
Ppt.konservasi tingkat spesies helvi m

More Related Content

Ppt.konservasi tingkat spesies helvi m

  • 2. Adanya penurunan populasi pada berbagai spesies langka
  • 3. Populasi kecil potensi untuk berkembang biak sangat rendah Spesies pada ujung rantai makanan, seperti karnivora besar (misal macan). Populasi kecil yang memiliki masa life history lambat Populasi kecil pada jenis-jenis yang memiliki wilayah jelajah sangat luas memiliki resiko kepunahan sangat tinggi Spesies lokal endemik
  • 4. Penyusutan sumberdaya genetik yang terjadi saat ini adalah akibat tidak adanya pengaturan/kebijakan dan monitoring yang baik Kurang tepatnya kebijakan di sektor pertanian/kehutanan Ancaman terhadap kelestarian sumberdaya genetik juga dapat ditimbulkan oleh adanya pengaruh globalisasi
  • 6. Persilangan yang terjadi antara individu yang mempunyai kekerabatan Cara menghindarinya jangan menggunakan penjantan yang sama dengan keturunannya. Keuntungan inbreeding yaitu melestarikan sifat- sifat yang di inginkan, membuat populasi seragam dan mendeteksi gen gen yang tidak di inginkan
  • 7. Persilangan antar individu yang tidak memiliki hubungan kekerabatan yang dekat sedikitnya 4-6 generasi Tekanan silang luar bertujuan untuk menjaga kemurnian bangsa individu tertentu tanpa silang dalam Kerugian dari tekanan silang luar yaitu menghasilkan keturunan yang lemah dan daya adaptasi rendah.
  • 8. ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme yang berinteraksi dengan lingkungannya. Sejarah ekologi dimulai pada tahun 1866 oleh seorang ahli biologi Jerman Ernst Haekel. ekologi diartikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
  • 9. Usaha untuk mengetahui spesies-spesies langka di lapangan secara berkala. Program pemantauan digunakan dalam kegiatan pengelolaan untuk menentukan status populasi dan mengevaluasi ancaman yang perlu diatasi. Penggunaan teknik pengelolaan konservasi yang baku memungkinkan tersedianya data yang akurat, yang dapat dibandingkan antara lokasi satu dan lainnya dan dapat digunakan dalam pengelolaan pada skala yang lebih luas.
  • 10. Mempelajari peluang suatu spesies untuk bertahan hidup atau menjadi punah pada habitat yang tersedia baginya. Dihasilkan melalui pemodelan komputer dengan menggunakan data sejarah kehidupan, keragaman genetik, dan respon suatu populasi terhadap kondisi lingkungan, khususnya gangguan. Analisis daya hidup populasi mampu memprediksi ukuran minimum populasi yang dapat bertahan hidup, jumlah individu terkecil yang diperlukan untuk mempertahankan suatu populasi, subpopulasi atau spesies.
  • 11. batasan kategori terancam punah dari IUCN
  • 14. Evaluasi secara menyeluruh kawasan konservasi Evaluasi secara menyeluruh kawasan konservasi Peningkatan pembinaan satwa liar Dikembangkan kawasan-kawasan konservasi baru Peningkatan pembinaan kawasan suaka alam Pelestarian keanekaragaman hayati secara ex-situ
  • 15. Peningkatan keterpaduan pembangunan kawasan konservasi Peningkatan pembangunan dan pengelolaan taman nasional, taman wisata, taman buru, taman hutan raya, dan taman laut Peningkatan pengelolaan hutan lindung Pemantapan kegiatan perlindungan hutan Peningkatan pengelolaan hutan lindung Penerapan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) secara ketat
  • 17. Kriteria dan indikator Uraian 1. Endemisitas spesies 1. Endemik lokal Spesies yang hanya ditemukan disalah satu lokasi tertentu 2. Endemik regional Spesies yang hanya ditemukan disalah satu wilayah pulau atau region tertentu, dengan daerah penyebaran yang terbatas 3. Endemik Nasional Spesies yang hanya ditemukan di Indonesia saja 4. Non-endemik Spesies yang tidak endemik
  • 18. 2. Status populasi 1. Populasi alami kecil Spesies yang di alam memiliki jumlah individu yang kecil 2. Populasi global terbesar di Indonesia Spesies yang ditemukan di beberapa negara, tetapi sebagian besar populasi ada di wilayah Indinesia 3. Jarang Spesies yang di alam memiliki kepadatan populasi yang rendah, sehingga jarang dijumpai di alam 4. Sedang menurun drastis Speseis yang di alam populasinya sedang mengalami penurunan secara drastis, dalam ukuran waktu lima tahun terakhir 5. Rentan Spesies yang mudah musnah secara alami/ buatan
  • 19. 3. Kondisi habitat 1. Habitat yang sesuai hampir habis Spesies yang habitat alaminya hampir habis 2. Habitat yang sesuai mengalami penurunan Spesies yang habitat alaminya mengalami penurunan 3. Habitat yang sesuai cukup tersedia dan stabil Spesies yang habitat alaminya cukup tersedia dab stabil 4. Status pengelolaan spesies 1. Sudah terdapat manajemen spesies Spesies yang belum memperoleh perhatian cukup dari sisi pengelolaan 2. Manajemen spesies belum ada sama sekali Spesies yang telah memperoleh perhatian cukup dari sisi pengelolaan
  • 20. 5. Keterancaman 1. Spesies mengalami gangguan serius akibat perburuan Spesies yang banyak ditangkap/diburu untuk dibunuh/dimusnahkan 2. Spesies mengalami gangguam serius akibat penangkapan untuk perdagangan Spesies yang banyak ditangkap/ diburu secara besar- besaran untuk diperdagangkan 3. Spesies mengalami gangguam serius akibat penangkapan untuk keperluan budaya Spesies yang banyak ditangkap/diburu untuk keperluan budaya masyarakat lokal 4. Spesies mengalami gangguam serius akibat praktek pertanian/ perkebunan yang tidak ramah lingkungan, kebakaran, konversi lahan Spesies yang populasinya menurun akibat praktek pertanian dan perkebunan yang tidak ramah lingkungan, dan konversi lahan 5. Spesies yang tidak mengalami gangguan di alam Spesies yang populasinya cenderung stabil, tanpa gangguan akibat praktek pertanian dan perkebunan yang tidak ramah lingkungan, dan konversi lahan
  • 22. Kebijakan yang berkonotasi dua (ambiguity) Ketidakjelasan akan hak-hak dan akses masyarakat Peraturan perundang-undangan yang kurang memadai dan tumpang tindih Penegakan hukum yang lemah sehingga pengelolaan kawasan konservasi termasuk yang berkategori taman wisata alam tidak efektif.
  • 23. Ancaman Uraian Perburuan Spesies yang banyak ditangkap/diburu untuk dibunuh/dimusnahkan Penangkapan untuk perdagangan Spesies yang banyak ditangkap/ diburu secara besar-besaran untuk diperdagangkan Penangkapan untuk keperluan budaya Spesies yang banyak ditangkap/diburu untuk keperluan budaya masyarakat lokal Praktek pertanian/ perkebunan, kebakaran, konversi lahan Spesies yang populasinya menurun akibat praktek pertanian dan perkebunan yang tidak ramah lingkungan, dan konversi lahan
  • 24. Gosong maluku (Eulipoa wallacei) Rangkong Burung Maleo sekanwor (Macrocephalon maleo) Curik Bali (Leucopsar rothschildi)
  • 25. Pesut mahakam (Orcaella brevirostris) Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) Gajah sumatera (Elephas maximus) Babirusa(Babirousa babyrussa) Beruang madu (Helarctos malayanus) Badak jawa (Rhinoceros sondaicus)
  • 26. Owa jawa (Hylobates moloch) Orangutan (Pongo sp.) Kura-kura bintang (Chitra chitra) Buaya siam (Crocodylus siamensis)
  • 27. Trogonoptera brookiana Ikan napoleon (Cheilinus undulatus) Kima raksasa (Tridacna gigas) Koral merah (Corallium rubrum)
  • 28. Kayu hitam, eboni (Dyospyros celebica) Anggrek bulan raksasa (Phalaenopsis gigantea) Kantung semar (Nepenthes spp.)