ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
KETERKAITAN
PENGUKURAN ILMU
FISIKA DALAM BIOLOGI
NUR AMALIAH A
PENDAHULUAN
• Alat alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi digolongkan
menjadi beberapa kelompok yaitu:
1. Alat-alat gelas meliputi :
labu erlenmeyer, gelas beker, gelas ukur, pipet ukur, tabung reaksi ,
cawan petri, kaca benda dan kaca penutup, kaca pengaduk, ose,
staining jar, bunsen, tabung durham, mikropipet, dan hemositometer.
2. Alat-alat preparasi meliputi :
autoklaf, oven, incubator, ent-kas, neraca, LAF, magnetic stirrer,
vortex, centrifuge, dan refrigerator. Sedangkan alat bantu penglihatan
yaitu mikroskop elektrik.
3. Alat-alat Pelengkap meliputi :
rak tabung reaksi dan filler.
KETERKAIATAN PENGUKURAN ILMU FISIKA
DAN BIOLOGI
• Pengukuran dalam fisika dan ilmu biologi memiliki keterkaitan yang
sangat erat, karena keduanya memanfaatkan prinsip-prinsip dan
teknik pengukuran untuk memahami dan menjelaskan fenomena
alamiah.
• Dalam fisika, pengukuran sangat penting untuk menentukan
dan memahami sifat-sifat fisik benda dan fenomena alamiah,
seperti massa, panjang, waktu, kecepatan, dan gaya.
Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan alat ukur yang
dirancang khusus dan metode pengukuran yang
terstandarisasi, seperti satuan SI (Sistem Internasional) dan
ketelitian yang terukur.
• Sementara dalam ilmu biologi, pengukuran sangat penting
dalam memahami sifat-sifat organisme hidup, seperti ukuran,
berat, suhu, pH, kadar zat dalam tubuh, dan lain-lain.
Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan alat ukur yang
telah dikalibrasi, seperti mikroskop, spektrofotometer, pH meter,
dan lain-lain.
JIKA PENGUKURAN TIDAK ADA
1. Sulit untuk memperoleh data dan informasi yang akurat dan terstandarisasi
mengenai organisme hidup dan fenomena biologis yang diamati.
2. Informasi yang didapatkan menjadi tidak dapat dipercaya dan sulit untuk
dipakai dalam proses pengambilan keputusan.
3. Kesalahan dalam pengukuran dapat sangat mungkin terjadi, dan hal ini dapat
berdampak besar pada analisis dan interpretasi data.
4. Kesalahan dalam penilaian tingkat konsentrasi zat kimia dalam sampel biologi,
atau dalam pengukuran suhu atau pH lingkungan hidup organisme hidup
dapat terjadi.
5. Pengukuran yang buruk atau tidak teliti dapat menyebabkan penilaian yang
salah mengenai karakteristik biologis yang diamati.
6. Kesalahan dalam penentuan pengobatan atau dalam penentuan faktor-faktor
risiko yang terkait dengan penyakit dapat terjadi.
7. Ilmu pengukuran memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan
ilmu biologi.
8. Keberhasilan dalam pengembangan ilmu biologi bergantung pada
kemampuan para ilmuwan untuk melakukan pengukuran yang akurat dan
terstandarisasi.
PENGUKURAN DALAM ILMU KESEHATAN
1. Tinggi dan Berat Badan
2. Tekanan Darah
3. Denyut Jantung
4. Suhu Tubuh
5. Kadar Glukosa dalam Darah
6. Kadar Kolesterol dalam Darah
7. Kadar Asam Urat dalam Darah
8. Kadar Hemoglobin dalam Darah
9. Fungsi Hati
10. Fungsi Ginjal
ALAT-ALAT GELAS
• Alat-alat gelas digunakan sebagai wadah larutan, menyimpan medium,
mengambil dan mengukur larutan dan lain sebagainya.
1. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
• Fungsi :
Digunakan untuk menyimpan larutan
dan sisa medium(baik padat maupun
cair), untuk menghomogen-kan
larutan atau bahan-bahan serta
dapat digunakan untuk kultivasi
kultur mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Larutan atau medium yang akan
disimpan dituang melalui mulut
elenmeyer. Selanjutnya mulut
Erlenmeyer disumbat dengan kapas
dan dilapisi aluminium foil atau
kertas, baru kemudian disterilisasi.
2. Gelas Beker (Beaker Glass)
• Fungsi :
Digunakan sebagai wadah saat pembuat-
an media, untuk menampung akuades
dan lain-lain.
• Prinsip Kerja :
Gelas beker terbuat dari bahan kaca
yang tahan panas, karena biasanya
pengadukan atau pencampuran bahan-
bahan yang telah dimasukkan dalam
gelas beker dilakukan menggunakan
magnetic stirrer dan pemanas.
3. Gelas Ukur
• Fungsi :
Digunakan untuk mengukur volume
cairan, dapat berupa: akuades, air
kelapa, air kaldu, ekstrak taoge dan
lain-lain.
• Prinsip Kerja :
Ukuran volume cairan pada gelas ukur
dapat ditentukan dengan melihat
meniskus cekung cairan dalam gelas
ukur.
4. Pipet Ukur
• Fungsi :
Digunakan untuk mengukur dan
memindahkan suatu larutan dengan
volume tertentu.
• Prinsip Kerja :
Pipet ukur hanya dapat digunakan bila
dipasangkan dengan filler atau pipet
pump, yang merupakan alat bantu
untuk menyedot dan memindahkan
larutan sesuai dengan volume yang
diinginkan.
5. Tabung Reaksi
• Fungsi :
Digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme baik dalam medium
padat maupun cair, untuk kegiatan
pengenceran serta untuk uji-uji
biokimiawi.
• Prinsip Kerja :
Tabung reaksi terbuat dari kaca yang
tahan terhadap panas dan tekanan
tinggi, karena hampir dalam semua
kegiatan mikrobiologi digunakan tabung
reaksi dalam keadaan steril.
6. Cawan Petri
• Fungsi :
Digunakan untuk kulti-vasi
mikroorganisme dalam biakan medium
padat, untuk perhi-tungan kepadatan mi-
kroorganisme dengan metode lempeng
tuang serta untuk melakukan uji
sensitifitas mikro-organisme terhadap zat
antimikrobia (antibiotic/desinfektan).
• Prinsip Kerja :
Cawan petri terbuat dari bahan gelas/kaca
agar tahan terhadap panas, karena untuk
kegiatan mikrobiologi cawan petri harus
disterilisasi terlebih dahulu. Medium
dituangkan pada bagian bawah baru
kemudian ditutup dengan bagian atas yang
memiliki diameter lebih besar.
7. Kaca Benda (Object Glass) dan Kaca
Penutup (Cover Glass)
• Fungsi :
Digunakan untuk membuat preparat
mikroskopik untuk kemudian diberi
warna.
• Prinsip Kerja :
Kaca benda harus digunakan bersamaan
dengan kaca penutup. Kaca benda
memiliki dua tipe yaitu kaca benda
datar dan cekung, keduanya memiliki
fungsi berbeda.
8. Kaca Pengaduk
• Fungsi :
Digunakan untuk mengaduk
campuran bahan medium agar
homogen.
• Prinsip Kerja :
Kaca pengaduk terbuat dari bahan
kaca karena tidak bersifat
korosif.Pada ujungnya terdapat
bulatan untuk mengaduk
campuran bahan-bahan medium.
9. Jarum Inokulasi (ose)
• Fungsi :
Digunakan untuk memindahkan
inokulum dari satu media ke
media lain.
• Prinsip Kerja :
Bagian pegangannya terbuat dari
kaca sedangkan bagian lainnya
terbuat dari kawat untuk
memindahkan inokulan. Pada saat
pemindahan inokulan, ose harus
dipanaskan terlebih dahulu
dengan menggunakan bunsen
hingga kawat membara.
10. Staining Jar
• Fungsi :
Digunakan untuk meletakkan sediaan
pada proses pewarnaan mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Staining jar untuk proses pewarnaan
mula-mula diisi dengan zat pewarna atau
larutan lain yang diperlukan. Lalu sediaan
pada kaca benda yang akan diwarnai
direndam di dalamnya dalam jangka
waktu tertentu.
11. Bunsen
• Fungsi :
Digunakan untuk sterilisasi jarum ose
pada saat kultivasi mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya yaitu dengan api yang
menyala digunakan untuk membakar
jarum ose serta bagian mulut alat-alat
gelas agar tidak terkontaminasi saat
dilakukan pemindahan atau penanaman
mikrobia.
12. Tabung Durham
• Fungsi :
Digunakan untuk uji reduksi gula.
• Prinsip Kerja :
Dalam penggunaannya, tabung durham
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dengan keadaan terbalik. Hindari
terjadinya gelembung udara karena itu
merupakan salah satu indikator bahwa
uji tersebut positif.
13. Mikropipet
• Fungsi :
Digunakan untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu dalam skala
mikromililiter.
• Prinsip Kerja :
Mikropipet biasanya digunakan
bersama dengan mikrotip. Sebelum
mengambil larutan, bagian atas
mikropipet ditarik lalu diatur volume
yang diinginkan dan ditekan kembali.
Baru dapat digunakan mengambil
larutan dengan menekan satu kali
bagian atasnya.
14. Hemositometer
• Fungsi :
Digunakan untuk menghitung
jumlah sel mikroba dalam
suatu cairan atau suspensi.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya yaitu harus
digunakan bersama dengan skala
hemositometer. Untuk dapat
melihatnya maka harus
menggunakan mikroskop. Medium
berupa cairan dimasukkan melalui
celah berbentuk V atau H, baru
kemudian dapat diamati.
ALAT-ALAT PREPARASI
• Digunakan sebagai pendukung dalam kegiatan praktikum di
Laboraturium Mikrobiologi yang meliputi peralatan mekanik dan
peralatan optik.
1. Autoklaf (Autoclave)
• Fungsi :
Digunakan sebagai alat sterilisasi basah.
• Prinsip Kerja :
Autoklaf ini menggunakan daya listrik,
suhu dan tekanannya dapat diatur secara
otomatis. Autoklaf menggunakan panas
dan tekanan uap air yang tinggi agar
mikrobia pada alat dan bahan terbunuh.
2. Oven
• Fungsi :
Digunakan sebagai alat sterilisasi
kering.
• Prinsip Kerja :
Oven ini menggunakan daya listrik,
suhu dan lama waktu sterilisasi dpat
diatur secara otomatis. Oven hanya
dapat digunakan untuk sterilisasi kering
dengan menggunakan suhu yang tinggi,
sehingga dapat membunuh mikrobia.
3. Inkubator
• Fungsi :
Digunakan untuk menginkubasi
biakan mikroorganisme dan dapat
juga digunakan untuk menyimpan
media yang belum ditanami mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Suhu ruangan di dalam inkubator
dapat diatur secara otomatis sesuai
dengan biakan yang akan diinkubasi.
Untuk menyimpan medium biasanya
inkubator diatur dengan suhu 00C
4. Ent-kas
• Fungsi :
Digunakan untuk kegiatan
pemindahan inokulan, penanaman
mikrobia atau pembuatan suspensi
mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Pada ent-kas terdapat dua lubang
besar untuk memasukkan peralatan,
memindah inokulan, menanam
mikrobia,pmuatan suspensi mkrobia
dan sediaan mikrobia. Di dalam ent-
kas tidak terjadi pergerakan udara
sehingga kemungkinan terjadinya
kontaminasi pada saat kegiatan
berlangsung sangat kecil.
5. Neraca/Timbangan
• Fungsi :
Digunakan untuk mendapatkan
bahan-bahan dalam jumlah/
berat tertentu.
• Prinsip Kerja :
Penggunaan neraca diawali
dengan melakukan kalibrasi
terlebih dahulu. Kemudian atur
jumlah/berat bahan yang
dibutuhkan. Ambil bahan sampai
jarum penunjuk tepat berada di
angka nol. Itu berarti bahan
sudah sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan.
6. LAF (Laminar Air Flow)
• Fungsi :
Digunakan untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang memerlukan kondisi
steril, seperti memindah inokulan,
menanam mikrobia serta membuat
suspense mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya LAF mempunyai pola
pengaturan dan penyaring aliran udara
sehingga menjadi steril Tetapi sebelum
digunakan untuk kegiatan, LAF harus di
UV selama dua jam dan selama itu
peralatan yang akan digunakan boleh
dimasukkan.
7. Magnetic Stirrer
• Fungsi :
Digunakan untuk menghomogenkan
larutan.
• Prinsip Kerja :
Terdiri dari hot plate dan magnet.
Magnet tersebut nantinya akan
dimasukkan bersama larutan di
dalam gelas beker. Gelas beker
diletakkan di atas hot plate, lalu
diatur suhu dan putarannya.
Selanjutnya magnet akan berputar-
putar saat dipanaskan hingga larutan
menjadi homogen.
8. Vortex
• Fungsi :
Digunakan untuk menghomogenkan larutan.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan meletakkan
tabung reaksi di atas wadah penyimpanan
lalu mengatur putaran yang diinginkan
sampai larutan menjadi homogen.
9. Centrifuge
• Fungsi :
Digunakan untuk memisahkan
atau mengendapkan partikel-
partikel dari suatu larutan.
• Prinsip Kerja :
Larutan yang akan diendapkan
partikelnya dimasukkkan ke dalam
tabung centrifuge. Harus terdapat
paling sedikit dua tabung
centrifuge dengan volume yang
sama dan diletakan sejajar agar
terjadi keseimbangan jika
centrifuge berputar.
10. Refrigerator
• Fungsi :
Digunakan sebagai tempat
penyimpanan biakan mikrobia agar
tetap awet.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerja menggunakan suhu
rendah atau dingin dengan tujuan
menghambat proses metabolisme
pada mikrobia.
11. Mikroskop Elektrik
• Fungsi :
Digunakan sebagai alat bantu
penglihatan untuk mengamati
preparat mikroskopis.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya yaitu dengan
menggunakan dua lensa, yaitu
lensa okuler dan lensa objektif
serta menggunakan lampu sebagai
sumber cahaya. Untuk
pengamatan mikrobia digunakan
perbesaran maksimum sehingga
harus menggunakan minyak
imersi.
ALAT-ALAT PELENGKAP
• Biasanya digunakan untuk melengkapi alat-alat utama termasuk alat-alat
preparasi dalam kegiatan praktikum di Laboraturium Mikrobiologi.
1. Rak Tabung Reaksi
• Fungsi :
Digunakan untuk meletakkan
tabung reaksi dalam keadaan
berdiri tegak.
• Prinsip Kerja :
Rak tabung reaksi pada umumnya
terbuat dari kayu dan terdapat 12
lubang untuk meletakkan tabung-
tabung reaksi sehingga dapat
berdiri tegak.
2. Filler
• Fungsi :
Digunakan untuk menyedot dan
memindahkan larutan ke dalam wadah
tertentu sesuai dengan volume yang
dikehendaki.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya yaitu dengan
menggunakan tiga katup yang memiliki
fungsi berbeda. Katup A A (aspirate)
untuk mengeluarkan udara dari filler.
Katup S (suction) untuk meyedot cairan
dari ujung pipet ke atas.Katup E
(exhaust) untuk mengeluarkan cairan
dari pipet ukur.
TEKNIK ASEPTIS
• Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi selama membuat
dan mensterilkan medium kultur.
• Kontaminan asal udara sering terdapat dalam medium, karena udara
selalu mengandung partikel debu tempat komunitas mikroba.
Definisi
• Transfer aseptik suatu biakan dari satu tabung medium ke tabung lainnya
biasa dilakukan dengan menggunakan jarum inokulasi atau ose yang
disterilkan dengan cara membakar di atas api. Biakan juga dapat
dipindahkan dari permukaan lempeng agar, sebagai tempat
perkembangan koloni dimana sel mengalami pertumbuhan dan
pembelahan. Metode utama yang digunakan untuk memperoleh kultur
murni dari komunitas mikroba yang mengandung beberapa mikroba
yang berbeda dilakukan dengan memilih kolonikoloni yang terpisah dan
menggoreskan pada lempeng agar dengan metode gores, sehingga
diperoleh koloni mikroba yang murni.
Cara Kerja Teknik Aseptis
1. Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam
tabung/cawan/erlenmeyer sebaiknya bagian mulut (bagian yang
memungkinkan kontaminan masuk) dibakar/dilewatkan api terlebih
dahulu.
2. Pinset, batang L, dll dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu
lalu dibakar.
3. Ujung jarum inokulum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin
dahulu atau dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk
mempercepat transfer panas yang terjadi.
4. Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan
ke bagian api.
5. Jika kerja di Safety Cabinet tidak perlu memakai pembakar bunsen
tetapi jika di luar Safety Cabinet maka semakin banyak sumber api maka
semakin terjamin kondisi aseptisnya.

More Related Content

PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_Mi.pptx

  • 2. PENDAHULUAN • Alat alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitu: 1. Alat-alat gelas meliputi : labu erlenmeyer, gelas beker, gelas ukur, pipet ukur, tabung reaksi , cawan petri, kaca benda dan kaca penutup, kaca pengaduk, ose, staining jar, bunsen, tabung durham, mikropipet, dan hemositometer. 2. Alat-alat preparasi meliputi : autoklaf, oven, incubator, ent-kas, neraca, LAF, magnetic stirrer, vortex, centrifuge, dan refrigerator. Sedangkan alat bantu penglihatan yaitu mikroskop elektrik. 3. Alat-alat Pelengkap meliputi : rak tabung reaksi dan filler.
  • 3. KETERKAIATAN PENGUKURAN ILMU FISIKA DAN BIOLOGI • Pengukuran dalam fisika dan ilmu biologi memiliki keterkaitan yang sangat erat, karena keduanya memanfaatkan prinsip-prinsip dan teknik pengukuran untuk memahami dan menjelaskan fenomena alamiah. • Dalam fisika, pengukuran sangat penting untuk menentukan dan memahami sifat-sifat fisik benda dan fenomena alamiah, seperti massa, panjang, waktu, kecepatan, dan gaya. Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan alat ukur yang dirancang khusus dan metode pengukuran yang terstandarisasi, seperti satuan SI (Sistem Internasional) dan ketelitian yang terukur. • Sementara dalam ilmu biologi, pengukuran sangat penting dalam memahami sifat-sifat organisme hidup, seperti ukuran, berat, suhu, pH, kadar zat dalam tubuh, dan lain-lain. Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan alat ukur yang telah dikalibrasi, seperti mikroskop, spektrofotometer, pH meter, dan lain-lain.
  • 4. JIKA PENGUKURAN TIDAK ADA 1. Sulit untuk memperoleh data dan informasi yang akurat dan terstandarisasi mengenai organisme hidup dan fenomena biologis yang diamati. 2. Informasi yang didapatkan menjadi tidak dapat dipercaya dan sulit untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan. 3. Kesalahan dalam pengukuran dapat sangat mungkin terjadi, dan hal ini dapat berdampak besar pada analisis dan interpretasi data. 4. Kesalahan dalam penilaian tingkat konsentrasi zat kimia dalam sampel biologi, atau dalam pengukuran suhu atau pH lingkungan hidup organisme hidup dapat terjadi. 5. Pengukuran yang buruk atau tidak teliti dapat menyebabkan penilaian yang salah mengenai karakteristik biologis yang diamati. 6. Kesalahan dalam penentuan pengobatan atau dalam penentuan faktor-faktor risiko yang terkait dengan penyakit dapat terjadi. 7. Ilmu pengukuran memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan ilmu biologi. 8. Keberhasilan dalam pengembangan ilmu biologi bergantung pada kemampuan para ilmuwan untuk melakukan pengukuran yang akurat dan terstandarisasi.
  • 5. PENGUKURAN DALAM ILMU KESEHATAN 1. Tinggi dan Berat Badan 2. Tekanan Darah 3. Denyut Jantung 4. Suhu Tubuh 5. Kadar Glukosa dalam Darah 6. Kadar Kolesterol dalam Darah 7. Kadar Asam Urat dalam Darah 8. Kadar Hemoglobin dalam Darah 9. Fungsi Hati 10. Fungsi Ginjal
  • 6. ALAT-ALAT GELAS • Alat-alat gelas digunakan sebagai wadah larutan, menyimpan medium, mengambil dan mengukur larutan dan lain sebagainya.
  • 7. 1. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask) • Fungsi : Digunakan untuk menyimpan larutan dan sisa medium(baik padat maupun cair), untuk menghomogen-kan larutan atau bahan-bahan serta dapat digunakan untuk kultivasi kultur mikrobia. • Prinsip Kerja : Larutan atau medium yang akan disimpan dituang melalui mulut elenmeyer. Selanjutnya mulut Erlenmeyer disumbat dengan kapas dan dilapisi aluminium foil atau kertas, baru kemudian disterilisasi.
  • 8. 2. Gelas Beker (Beaker Glass) • Fungsi : Digunakan sebagai wadah saat pembuat- an media, untuk menampung akuades dan lain-lain. • Prinsip Kerja : Gelas beker terbuat dari bahan kaca yang tahan panas, karena biasanya pengadukan atau pencampuran bahan- bahan yang telah dimasukkan dalam gelas beker dilakukan menggunakan magnetic stirrer dan pemanas.
  • 9. 3. Gelas Ukur • Fungsi : Digunakan untuk mengukur volume cairan, dapat berupa: akuades, air kelapa, air kaldu, ekstrak taoge dan lain-lain. • Prinsip Kerja : Ukuran volume cairan pada gelas ukur dapat ditentukan dengan melihat meniskus cekung cairan dalam gelas ukur.
  • 10. 4. Pipet Ukur • Fungsi : Digunakan untuk mengukur dan memindahkan suatu larutan dengan volume tertentu. • Prinsip Kerja : Pipet ukur hanya dapat digunakan bila dipasangkan dengan filler atau pipet pump, yang merupakan alat bantu untuk menyedot dan memindahkan larutan sesuai dengan volume yang diinginkan.
  • 11. 5. Tabung Reaksi • Fungsi : Digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme baik dalam medium padat maupun cair, untuk kegiatan pengenceran serta untuk uji-uji biokimiawi. • Prinsip Kerja : Tabung reaksi terbuat dari kaca yang tahan terhadap panas dan tekanan tinggi, karena hampir dalam semua kegiatan mikrobiologi digunakan tabung reaksi dalam keadaan steril.
  • 12. 6. Cawan Petri • Fungsi : Digunakan untuk kulti-vasi mikroorganisme dalam biakan medium padat, untuk perhi-tungan kepadatan mi- kroorganisme dengan metode lempeng tuang serta untuk melakukan uji sensitifitas mikro-organisme terhadap zat antimikrobia (antibiotic/desinfektan). • Prinsip Kerja : Cawan petri terbuat dari bahan gelas/kaca agar tahan terhadap panas, karena untuk kegiatan mikrobiologi cawan petri harus disterilisasi terlebih dahulu. Medium dituangkan pada bagian bawah baru kemudian ditutup dengan bagian atas yang memiliki diameter lebih besar.
  • 13. 7. Kaca Benda (Object Glass) dan Kaca Penutup (Cover Glass) • Fungsi : Digunakan untuk membuat preparat mikroskopik untuk kemudian diberi warna. • Prinsip Kerja : Kaca benda harus digunakan bersamaan dengan kaca penutup. Kaca benda memiliki dua tipe yaitu kaca benda datar dan cekung, keduanya memiliki fungsi berbeda.
  • 14. 8. Kaca Pengaduk • Fungsi : Digunakan untuk mengaduk campuran bahan medium agar homogen. • Prinsip Kerja : Kaca pengaduk terbuat dari bahan kaca karena tidak bersifat korosif.Pada ujungnya terdapat bulatan untuk mengaduk campuran bahan-bahan medium.
  • 15. 9. Jarum Inokulasi (ose) • Fungsi : Digunakan untuk memindahkan inokulum dari satu media ke media lain. • Prinsip Kerja : Bagian pegangannya terbuat dari kaca sedangkan bagian lainnya terbuat dari kawat untuk memindahkan inokulan. Pada saat pemindahan inokulan, ose harus dipanaskan terlebih dahulu dengan menggunakan bunsen hingga kawat membara.
  • 16. 10. Staining Jar • Fungsi : Digunakan untuk meletakkan sediaan pada proses pewarnaan mikrobia. • Prinsip Kerja : Staining jar untuk proses pewarnaan mula-mula diisi dengan zat pewarna atau larutan lain yang diperlukan. Lalu sediaan pada kaca benda yang akan diwarnai direndam di dalamnya dalam jangka waktu tertentu.
  • 17. 11. Bunsen • Fungsi : Digunakan untuk sterilisasi jarum ose pada saat kultivasi mikrobia. • Prinsip Kerja : Prinsip kerjanya yaitu dengan api yang menyala digunakan untuk membakar jarum ose serta bagian mulut alat-alat gelas agar tidak terkontaminasi saat dilakukan pemindahan atau penanaman mikrobia.
  • 18. 12. Tabung Durham • Fungsi : Digunakan untuk uji reduksi gula. • Prinsip Kerja : Dalam penggunaannya, tabung durham dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan keadaan terbalik. Hindari terjadinya gelembung udara karena itu merupakan salah satu indikator bahwa uji tersebut positif.
  • 19. 13. Mikropipet • Fungsi : Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dalam skala mikromililiter. • Prinsip Kerja : Mikropipet biasanya digunakan bersama dengan mikrotip. Sebelum mengambil larutan, bagian atas mikropipet ditarik lalu diatur volume yang diinginkan dan ditekan kembali. Baru dapat digunakan mengambil larutan dengan menekan satu kali bagian atasnya.
  • 20. 14. Hemositometer • Fungsi : Digunakan untuk menghitung jumlah sel mikroba dalam suatu cairan atau suspensi. • Prinsip Kerja : Prinsip kerjanya yaitu harus digunakan bersama dengan skala hemositometer. Untuk dapat melihatnya maka harus menggunakan mikroskop. Medium berupa cairan dimasukkan melalui celah berbentuk V atau H, baru kemudian dapat diamati.
  • 21. ALAT-ALAT PREPARASI • Digunakan sebagai pendukung dalam kegiatan praktikum di Laboraturium Mikrobiologi yang meliputi peralatan mekanik dan peralatan optik.
  • 22. 1. Autoklaf (Autoclave) • Fungsi : Digunakan sebagai alat sterilisasi basah. • Prinsip Kerja : Autoklaf ini menggunakan daya listrik, suhu dan tekanannya dapat diatur secara otomatis. Autoklaf menggunakan panas dan tekanan uap air yang tinggi agar mikrobia pada alat dan bahan terbunuh.
  • 23. 2. Oven • Fungsi : Digunakan sebagai alat sterilisasi kering. • Prinsip Kerja : Oven ini menggunakan daya listrik, suhu dan lama waktu sterilisasi dpat diatur secara otomatis. Oven hanya dapat digunakan untuk sterilisasi kering dengan menggunakan suhu yang tinggi, sehingga dapat membunuh mikrobia.
  • 24. 3. Inkubator • Fungsi : Digunakan untuk menginkubasi biakan mikroorganisme dan dapat juga digunakan untuk menyimpan media yang belum ditanami mikrobia. • Prinsip Kerja : Suhu ruangan di dalam inkubator dapat diatur secara otomatis sesuai dengan biakan yang akan diinkubasi. Untuk menyimpan medium biasanya inkubator diatur dengan suhu 00C
  • 25. 4. Ent-kas • Fungsi : Digunakan untuk kegiatan pemindahan inokulan, penanaman mikrobia atau pembuatan suspensi mikrobia. • Prinsip Kerja : Pada ent-kas terdapat dua lubang besar untuk memasukkan peralatan, memindah inokulan, menanam mikrobia,pmuatan suspensi mkrobia dan sediaan mikrobia. Di dalam ent- kas tidak terjadi pergerakan udara sehingga kemungkinan terjadinya kontaminasi pada saat kegiatan berlangsung sangat kecil.
  • 26. 5. Neraca/Timbangan • Fungsi : Digunakan untuk mendapatkan bahan-bahan dalam jumlah/ berat tertentu. • Prinsip Kerja : Penggunaan neraca diawali dengan melakukan kalibrasi terlebih dahulu. Kemudian atur jumlah/berat bahan yang dibutuhkan. Ambil bahan sampai jarum penunjuk tepat berada di angka nol. Itu berarti bahan sudah sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
  • 27. 6. LAF (Laminar Air Flow) • Fungsi : Digunakan untuk melakukan kegiatan- kegiatan yang memerlukan kondisi steril, seperti memindah inokulan, menanam mikrobia serta membuat suspense mikrobia. • Prinsip Kerja : Prinsip kerjanya LAF mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril Tetapi sebelum digunakan untuk kegiatan, LAF harus di UV selama dua jam dan selama itu peralatan yang akan digunakan boleh dimasukkan.
  • 28. 7. Magnetic Stirrer • Fungsi : Digunakan untuk menghomogenkan larutan. • Prinsip Kerja : Terdiri dari hot plate dan magnet. Magnet tersebut nantinya akan dimasukkan bersama larutan di dalam gelas beker. Gelas beker diletakkan di atas hot plate, lalu diatur suhu dan putarannya. Selanjutnya magnet akan berputar- putar saat dipanaskan hingga larutan menjadi homogen.
  • 29. 8. Vortex • Fungsi : Digunakan untuk menghomogenkan larutan. • Prinsip Kerja : Prinsip kerja alat ini yaitu dengan meletakkan tabung reaksi di atas wadah penyimpanan lalu mengatur putaran yang diinginkan sampai larutan menjadi homogen.
  • 30. 9. Centrifuge • Fungsi : Digunakan untuk memisahkan atau mengendapkan partikel- partikel dari suatu larutan. • Prinsip Kerja : Larutan yang akan diendapkan partikelnya dimasukkkan ke dalam tabung centrifuge. Harus terdapat paling sedikit dua tabung centrifuge dengan volume yang sama dan diletakan sejajar agar terjadi keseimbangan jika centrifuge berputar.
  • 31. 10. Refrigerator • Fungsi : Digunakan sebagai tempat penyimpanan biakan mikrobia agar tetap awet. • Prinsip Kerja : Prinsip kerja menggunakan suhu rendah atau dingin dengan tujuan menghambat proses metabolisme pada mikrobia.
  • 32. 11. Mikroskop Elektrik • Fungsi : Digunakan sebagai alat bantu penglihatan untuk mengamati preparat mikroskopis. • Prinsip Kerja : Prinsip kerjanya yaitu dengan menggunakan dua lensa, yaitu lensa okuler dan lensa objektif serta menggunakan lampu sebagai sumber cahaya. Untuk pengamatan mikrobia digunakan perbesaran maksimum sehingga harus menggunakan minyak imersi.
  • 33. ALAT-ALAT PELENGKAP • Biasanya digunakan untuk melengkapi alat-alat utama termasuk alat-alat preparasi dalam kegiatan praktikum di Laboraturium Mikrobiologi.
  • 34. 1. Rak Tabung Reaksi • Fungsi : Digunakan untuk meletakkan tabung reaksi dalam keadaan berdiri tegak. • Prinsip Kerja : Rak tabung reaksi pada umumnya terbuat dari kayu dan terdapat 12 lubang untuk meletakkan tabung- tabung reaksi sehingga dapat berdiri tegak.
  • 35. 2. Filler • Fungsi : Digunakan untuk menyedot dan memindahkan larutan ke dalam wadah tertentu sesuai dengan volume yang dikehendaki. • Prinsip Kerja : Prinsip kerjanya yaitu dengan menggunakan tiga katup yang memiliki fungsi berbeda. Katup A A (aspirate) untuk mengeluarkan udara dari filler. Katup S (suction) untuk meyedot cairan dari ujung pipet ke atas.Katup E (exhaust) untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.
  • 37. • Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi selama membuat dan mensterilkan medium kultur. • Kontaminan asal udara sering terdapat dalam medium, karena udara selalu mengandung partikel debu tempat komunitas mikroba. Definisi
  • 38. • Transfer aseptik suatu biakan dari satu tabung medium ke tabung lainnya biasa dilakukan dengan menggunakan jarum inokulasi atau ose yang disterilkan dengan cara membakar di atas api. Biakan juga dapat dipindahkan dari permukaan lempeng agar, sebagai tempat perkembangan koloni dimana sel mengalami pertumbuhan dan pembelahan. Metode utama yang digunakan untuk memperoleh kultur murni dari komunitas mikroba yang mengandung beberapa mikroba yang berbeda dilakukan dengan memilih kolonikoloni yang terpisah dan menggoreskan pada lempeng agar dengan metode gores, sehingga diperoleh koloni mikroba yang murni.
  • 39. Cara Kerja Teknik Aseptis 1. Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam tabung/cawan/erlenmeyer sebaiknya bagian mulut (bagian yang memungkinkan kontaminan masuk) dibakar/dilewatkan api terlebih dahulu. 2. Pinset, batang L, dll dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu lalu dibakar. 3. Ujung jarum inokulum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin dahulu atau dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer panas yang terjadi. 4. Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan ke bagian api. 5. Jika kerja di Safety Cabinet tidak perlu memakai pembakar bunsen tetapi jika di luar Safety Cabinet maka semakin banyak sumber api maka semakin terjamin kondisi aseptisnya.