1. Dokumen tersebut membahas mengenai alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi yang dikelompokkan menjadi alat-alat gelas, alat-alat preparasi, dan alat-alat pelengkap beserta fungsi dan prinsip kerja masing-masing alat.
2. PENDAHULUAN
• Alat alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi digolongkan
menjadi beberapa kelompok yaitu:
1. Alat-alat gelas meliputi :
labu erlenmeyer, gelas beker, gelas ukur, pipet ukur, tabung reaksi ,
cawan petri, kaca benda dan kaca penutup, kaca pengaduk, ose,
staining jar, bunsen, tabung durham, mikropipet, dan hemositometer.
2. Alat-alat preparasi meliputi :
autoklaf, oven, incubator, ent-kas, neraca, LAF, magnetic stirrer,
vortex, centrifuge, dan refrigerator. Sedangkan alat bantu penglihatan
yaitu mikroskop elektrik.
3. Alat-alat Pelengkap meliputi :
rak tabung reaksi dan filler.
3. KETERKAIATAN PENGUKURAN ILMU FISIKA
DAN BIOLOGI
• Pengukuran dalam fisika dan ilmu biologi memiliki keterkaitan yang
sangat erat, karena keduanya memanfaatkan prinsip-prinsip dan
teknik pengukuran untuk memahami dan menjelaskan fenomena
alamiah.
• Dalam fisika, pengukuran sangat penting untuk menentukan
dan memahami sifat-sifat fisik benda dan fenomena alamiah,
seperti massa, panjang, waktu, kecepatan, dan gaya.
Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan alat ukur yang
dirancang khusus dan metode pengukuran yang
terstandarisasi, seperti satuan SI (Sistem Internasional) dan
ketelitian yang terukur.
• Sementara dalam ilmu biologi, pengukuran sangat penting
dalam memahami sifat-sifat organisme hidup, seperti ukuran,
berat, suhu, pH, kadar zat dalam tubuh, dan lain-lain.
Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan alat ukur yang
telah dikalibrasi, seperti mikroskop, spektrofotometer, pH meter,
dan lain-lain.
4. JIKA PENGUKURAN TIDAK ADA
1. Sulit untuk memperoleh data dan informasi yang akurat dan terstandarisasi
mengenai organisme hidup dan fenomena biologis yang diamati.
2. Informasi yang didapatkan menjadi tidak dapat dipercaya dan sulit untuk
dipakai dalam proses pengambilan keputusan.
3. Kesalahan dalam pengukuran dapat sangat mungkin terjadi, dan hal ini dapat
berdampak besar pada analisis dan interpretasi data.
4. Kesalahan dalam penilaian tingkat konsentrasi zat kimia dalam sampel biologi,
atau dalam pengukuran suhu atau pH lingkungan hidup organisme hidup
dapat terjadi.
5. Pengukuran yang buruk atau tidak teliti dapat menyebabkan penilaian yang
salah mengenai karakteristik biologis yang diamati.
6. Kesalahan dalam penentuan pengobatan atau dalam penentuan faktor-faktor
risiko yang terkait dengan penyakit dapat terjadi.
7. Ilmu pengukuran memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan
ilmu biologi.
8. Keberhasilan dalam pengembangan ilmu biologi bergantung pada
kemampuan para ilmuwan untuk melakukan pengukuran yang akurat dan
terstandarisasi.
5. PENGUKURAN DALAM ILMU KESEHATAN
1. Tinggi dan Berat Badan
2. Tekanan Darah
3. Denyut Jantung
4. Suhu Tubuh
5. Kadar Glukosa dalam Darah
6. Kadar Kolesterol dalam Darah
7. Kadar Asam Urat dalam Darah
8. Kadar Hemoglobin dalam Darah
9. Fungsi Hati
10. Fungsi Ginjal
6. ALAT-ALAT GELAS
• Alat-alat gelas digunakan sebagai wadah larutan, menyimpan medium,
mengambil dan mengukur larutan dan lain sebagainya.
7. 1. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
• Fungsi :
Digunakan untuk menyimpan larutan
dan sisa medium(baik padat maupun
cair), untuk menghomogen-kan
larutan atau bahan-bahan serta
dapat digunakan untuk kultivasi
kultur mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Larutan atau medium yang akan
disimpan dituang melalui mulut
elenmeyer. Selanjutnya mulut
Erlenmeyer disumbat dengan kapas
dan dilapisi aluminium foil atau
kertas, baru kemudian disterilisasi.
8. 2. Gelas Beker (Beaker Glass)
• Fungsi :
Digunakan sebagai wadah saat pembuat-
an media, untuk menampung akuades
dan lain-lain.
• Prinsip Kerja :
Gelas beker terbuat dari bahan kaca
yang tahan panas, karena biasanya
pengadukan atau pencampuran bahan-
bahan yang telah dimasukkan dalam
gelas beker dilakukan menggunakan
magnetic stirrer dan pemanas.
9. 3. Gelas Ukur
• Fungsi :
Digunakan untuk mengukur volume
cairan, dapat berupa: akuades, air
kelapa, air kaldu, ekstrak taoge dan
lain-lain.
• Prinsip Kerja :
Ukuran volume cairan pada gelas ukur
dapat ditentukan dengan melihat
meniskus cekung cairan dalam gelas
ukur.
10. 4. Pipet Ukur
• Fungsi :
Digunakan untuk mengukur dan
memindahkan suatu larutan dengan
volume tertentu.
• Prinsip Kerja :
Pipet ukur hanya dapat digunakan bila
dipasangkan dengan filler atau pipet
pump, yang merupakan alat bantu
untuk menyedot dan memindahkan
larutan sesuai dengan volume yang
diinginkan.
11. 5. Tabung Reaksi
• Fungsi :
Digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme baik dalam medium
padat maupun cair, untuk kegiatan
pengenceran serta untuk uji-uji
biokimiawi.
• Prinsip Kerja :
Tabung reaksi terbuat dari kaca yang
tahan terhadap panas dan tekanan
tinggi, karena hampir dalam semua
kegiatan mikrobiologi digunakan tabung
reaksi dalam keadaan steril.
12. 6. Cawan Petri
• Fungsi :
Digunakan untuk kulti-vasi
mikroorganisme dalam biakan medium
padat, untuk perhi-tungan kepadatan mi-
kroorganisme dengan metode lempeng
tuang serta untuk melakukan uji
sensitifitas mikro-organisme terhadap zat
antimikrobia (antibiotic/desinfektan).
• Prinsip Kerja :
Cawan petri terbuat dari bahan gelas/kaca
agar tahan terhadap panas, karena untuk
kegiatan mikrobiologi cawan petri harus
disterilisasi terlebih dahulu. Medium
dituangkan pada bagian bawah baru
kemudian ditutup dengan bagian atas yang
memiliki diameter lebih besar.
13. 7. Kaca Benda (Object Glass) dan Kaca
Penutup (Cover Glass)
• Fungsi :
Digunakan untuk membuat preparat
mikroskopik untuk kemudian diberi
warna.
• Prinsip Kerja :
Kaca benda harus digunakan bersamaan
dengan kaca penutup. Kaca benda
memiliki dua tipe yaitu kaca benda
datar dan cekung, keduanya memiliki
fungsi berbeda.
14. 8. Kaca Pengaduk
• Fungsi :
Digunakan untuk mengaduk
campuran bahan medium agar
homogen.
• Prinsip Kerja :
Kaca pengaduk terbuat dari bahan
kaca karena tidak bersifat
korosif.Pada ujungnya terdapat
bulatan untuk mengaduk
campuran bahan-bahan medium.
15. 9. Jarum Inokulasi (ose)
• Fungsi :
Digunakan untuk memindahkan
inokulum dari satu media ke
media lain.
• Prinsip Kerja :
Bagian pegangannya terbuat dari
kaca sedangkan bagian lainnya
terbuat dari kawat untuk
memindahkan inokulan. Pada saat
pemindahan inokulan, ose harus
dipanaskan terlebih dahulu
dengan menggunakan bunsen
hingga kawat membara.
16. 10. Staining Jar
• Fungsi :
Digunakan untuk meletakkan sediaan
pada proses pewarnaan mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Staining jar untuk proses pewarnaan
mula-mula diisi dengan zat pewarna atau
larutan lain yang diperlukan. Lalu sediaan
pada kaca benda yang akan diwarnai
direndam di dalamnya dalam jangka
waktu tertentu.
17. 11. Bunsen
• Fungsi :
Digunakan untuk sterilisasi jarum ose
pada saat kultivasi mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya yaitu dengan api yang
menyala digunakan untuk membakar
jarum ose serta bagian mulut alat-alat
gelas agar tidak terkontaminasi saat
dilakukan pemindahan atau penanaman
mikrobia.
18. 12. Tabung Durham
• Fungsi :
Digunakan untuk uji reduksi gula.
• Prinsip Kerja :
Dalam penggunaannya, tabung durham
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dengan keadaan terbalik. Hindari
terjadinya gelembung udara karena itu
merupakan salah satu indikator bahwa
uji tersebut positif.
19. 13. Mikropipet
• Fungsi :
Digunakan untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu dalam skala
mikromililiter.
• Prinsip Kerja :
Mikropipet biasanya digunakan
bersama dengan mikrotip. Sebelum
mengambil larutan, bagian atas
mikropipet ditarik lalu diatur volume
yang diinginkan dan ditekan kembali.
Baru dapat digunakan mengambil
larutan dengan menekan satu kali
bagian atasnya.
20. 14. Hemositometer
• Fungsi :
Digunakan untuk menghitung
jumlah sel mikroba dalam
suatu cairan atau suspensi.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya yaitu harus
digunakan bersama dengan skala
hemositometer. Untuk dapat
melihatnya maka harus
menggunakan mikroskop. Medium
berupa cairan dimasukkan melalui
celah berbentuk V atau H, baru
kemudian dapat diamati.
21. ALAT-ALAT PREPARASI
• Digunakan sebagai pendukung dalam kegiatan praktikum di
Laboraturium Mikrobiologi yang meliputi peralatan mekanik dan
peralatan optik.
22. 1. Autoklaf (Autoclave)
• Fungsi :
Digunakan sebagai alat sterilisasi basah.
• Prinsip Kerja :
Autoklaf ini menggunakan daya listrik,
suhu dan tekanannya dapat diatur secara
otomatis. Autoklaf menggunakan panas
dan tekanan uap air yang tinggi agar
mikrobia pada alat dan bahan terbunuh.
23. 2. Oven
• Fungsi :
Digunakan sebagai alat sterilisasi
kering.
• Prinsip Kerja :
Oven ini menggunakan daya listrik,
suhu dan lama waktu sterilisasi dpat
diatur secara otomatis. Oven hanya
dapat digunakan untuk sterilisasi kering
dengan menggunakan suhu yang tinggi,
sehingga dapat membunuh mikrobia.
24. 3. Inkubator
• Fungsi :
Digunakan untuk menginkubasi
biakan mikroorganisme dan dapat
juga digunakan untuk menyimpan
media yang belum ditanami mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Suhu ruangan di dalam inkubator
dapat diatur secara otomatis sesuai
dengan biakan yang akan diinkubasi.
Untuk menyimpan medium biasanya
inkubator diatur dengan suhu 00C
25. 4. Ent-kas
• Fungsi :
Digunakan untuk kegiatan
pemindahan inokulan, penanaman
mikrobia atau pembuatan suspensi
mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Pada ent-kas terdapat dua lubang
besar untuk memasukkan peralatan,
memindah inokulan, menanam
mikrobia,pmuatan suspensi mkrobia
dan sediaan mikrobia. Di dalam ent-
kas tidak terjadi pergerakan udara
sehingga kemungkinan terjadinya
kontaminasi pada saat kegiatan
berlangsung sangat kecil.
26. 5. Neraca/Timbangan
• Fungsi :
Digunakan untuk mendapatkan
bahan-bahan dalam jumlah/
berat tertentu.
• Prinsip Kerja :
Penggunaan neraca diawali
dengan melakukan kalibrasi
terlebih dahulu. Kemudian atur
jumlah/berat bahan yang
dibutuhkan. Ambil bahan sampai
jarum penunjuk tepat berada di
angka nol. Itu berarti bahan
sudah sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan.
27. 6. LAF (Laminar Air Flow)
• Fungsi :
Digunakan untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang memerlukan kondisi
steril, seperti memindah inokulan,
menanam mikrobia serta membuat
suspense mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya LAF mempunyai pola
pengaturan dan penyaring aliran udara
sehingga menjadi steril Tetapi sebelum
digunakan untuk kegiatan, LAF harus di
UV selama dua jam dan selama itu
peralatan yang akan digunakan boleh
dimasukkan.
28. 7. Magnetic Stirrer
• Fungsi :
Digunakan untuk menghomogenkan
larutan.
• Prinsip Kerja :
Terdiri dari hot plate dan magnet.
Magnet tersebut nantinya akan
dimasukkan bersama larutan di
dalam gelas beker. Gelas beker
diletakkan di atas hot plate, lalu
diatur suhu dan putarannya.
Selanjutnya magnet akan berputar-
putar saat dipanaskan hingga larutan
menjadi homogen.
29. 8. Vortex
• Fungsi :
Digunakan untuk menghomogenkan larutan.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan meletakkan
tabung reaksi di atas wadah penyimpanan
lalu mengatur putaran yang diinginkan
sampai larutan menjadi homogen.
30. 9. Centrifuge
• Fungsi :
Digunakan untuk memisahkan
atau mengendapkan partikel-
partikel dari suatu larutan.
• Prinsip Kerja :
Larutan yang akan diendapkan
partikelnya dimasukkkan ke dalam
tabung centrifuge. Harus terdapat
paling sedikit dua tabung
centrifuge dengan volume yang
sama dan diletakan sejajar agar
terjadi keseimbangan jika
centrifuge berputar.
31. 10. Refrigerator
• Fungsi :
Digunakan sebagai tempat
penyimpanan biakan mikrobia agar
tetap awet.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerja menggunakan suhu
rendah atau dingin dengan tujuan
menghambat proses metabolisme
pada mikrobia.
32. 11. Mikroskop Elektrik
• Fungsi :
Digunakan sebagai alat bantu
penglihatan untuk mengamati
preparat mikroskopis.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya yaitu dengan
menggunakan dua lensa, yaitu
lensa okuler dan lensa objektif
serta menggunakan lampu sebagai
sumber cahaya. Untuk
pengamatan mikrobia digunakan
perbesaran maksimum sehingga
harus menggunakan minyak
imersi.
33. ALAT-ALAT PELENGKAP
• Biasanya digunakan untuk melengkapi alat-alat utama termasuk alat-alat
preparasi dalam kegiatan praktikum di Laboraturium Mikrobiologi.
34. 1. Rak Tabung Reaksi
• Fungsi :
Digunakan untuk meletakkan
tabung reaksi dalam keadaan
berdiri tegak.
• Prinsip Kerja :
Rak tabung reaksi pada umumnya
terbuat dari kayu dan terdapat 12
lubang untuk meletakkan tabung-
tabung reaksi sehingga dapat
berdiri tegak.
35. 2. Filler
• Fungsi :
Digunakan untuk menyedot dan
memindahkan larutan ke dalam wadah
tertentu sesuai dengan volume yang
dikehendaki.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya yaitu dengan
menggunakan tiga katup yang memiliki
fungsi berbeda. Katup A A (aspirate)
untuk mengeluarkan udara dari filler.
Katup S (suction) untuk meyedot cairan
dari ujung pipet ke atas.Katup E
(exhaust) untuk mengeluarkan cairan
dari pipet ukur.
37. • Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi selama membuat
dan mensterilkan medium kultur.
• Kontaminan asal udara sering terdapat dalam medium, karena udara
selalu mengandung partikel debu tempat komunitas mikroba.
Definisi
38. • Transfer aseptik suatu biakan dari satu tabung medium ke tabung lainnya
biasa dilakukan dengan menggunakan jarum inokulasi atau ose yang
disterilkan dengan cara membakar di atas api. Biakan juga dapat
dipindahkan dari permukaan lempeng agar, sebagai tempat
perkembangan koloni dimana sel mengalami pertumbuhan dan
pembelahan. Metode utama yang digunakan untuk memperoleh kultur
murni dari komunitas mikroba yang mengandung beberapa mikroba
yang berbeda dilakukan dengan memilih kolonikoloni yang terpisah dan
menggoreskan pada lempeng agar dengan metode gores, sehingga
diperoleh koloni mikroba yang murni.
39. Cara Kerja Teknik Aseptis
1. Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam
tabung/cawan/erlenmeyer sebaiknya bagian mulut (bagian yang
memungkinkan kontaminan masuk) dibakar/dilewatkan api terlebih
dahulu.
2. Pinset, batang L, dll dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu
lalu dibakar.
3. Ujung jarum inokulum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin
dahulu atau dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk
mempercepat transfer panas yang terjadi.
4. Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan
ke bagian api.
5. Jika kerja di Safety Cabinet tidak perlu memakai pembakar bunsen
tetapi jika di luar Safety Cabinet maka semakin banyak sumber api maka
semakin terjamin kondisi aseptisnya.