Dokumen tersebut membahas tentang mitigasi bencana berbasis masyarakat di Kabupaten Jepara. Ia menjelaskan ancaman bencana utama di Jepara seperti longsor, banjir, kebakaran, dan gempa bumi serta peran PMI dalam menangani bencana melalui kegiatan sebelum, saat, dan sesudah bencana terjadi. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan kegiatan siaga bencana berbasis masyarakat di Jepara.
Dokumen tersebut membahas tentang mitigasi bencana berbasis masyarakat di Kabupaten Jepara. Ia menjelaskan ancaman bencana utama di Jepara seperti longsor, banjir, kebakaran, dan gempa bumi serta peran PMI dalam menangani bencana melalui kegiatan sebelum, saat, dan sesudah bencana terjadi. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan kegiatan siaga bencana berbasis masyarakat di Jepara.
Dokumen tersebut membahas tentang mitigasi bencana berbasis masyarakat di Kabupaten Jepara. Ia menjelaskan ancaman bencana utama di Jepara seperti longsor, banjir, kebakaran, dan gempa bumi serta peran PMI dalam menangani bencana melalui kegiatan sebelum, saat, dan sesudah bencana terjadi. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan kegiatan siaga bencana berbasis masyarakat di Jepara.
Dokumen tersebut membahas tentang mitigasi bencana berbasis masyarakat di Kabupaten Jepara. Ia menjelaskan ancaman bencana utama di Jepara seperti longsor, banjir, kebakaran, dan gempa bumi serta peran PMI dalam menangani bencana melalui kegiatan sebelum, saat, dan sesudah bencana terjadi. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan kegiatan siaga bencana berbasis masyarakat di Jepara.
Modul Indikator Destana_REV_06112019 + COVER_low.pdfsiti prizkanisa
油
Dokumen tersebut memberikan panduan penilaian ketangguhan bencana desa/kelurahan yang mencakup profil desa, 9 komponen utama dan 29 indikator penilaian yang terbagi dalam 2 komponen utama yaitu kualitas dan akses layanan dasar serta dasar sistem penanggulangan bencana. Buku ini bertujuan untuk menjadikan acuan penilaian awal ketangguhan masyarakat dan evaluasi seberapa tangguh desa.
Seri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat SubiyaktoNinil Jannah
油
Dokumen ini membahas pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas di Kalurahan Pengkok, Gunungkidul, DIY. Studi kasus menunjukkan komunitas berperan sebagai aktor utama dalam mengidentifikasi ancaman, mengelola sumber daya, dan mengintegrasikan penanggulangan bencana ke dalam perencanaan pembangunan desa. Tantangan meliputi kurangnya dukungan kebijakan dan koordinasi, serta rekomendasi menggunakan tekn
Dokumen tersebut membahas tentang mitigasi bencana berbasis masyarakat di Kabupaten Jepara. Ia menjelaskan ancaman bencana utama di Jepara seperti longsor, banjir, kebakaran, dan gempa bumi serta peran PMI dalam menangani bencana melalui kegiatan sebelum, saat, dan sesudah bencana terjadi. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan kegiatan siaga bencana berbasis masyarakat di Jepara.
Dokumen tersebut membahas tentang mitigasi bencana berbasis masyarakat di Kabupaten Jepara. Ia menjelaskan ancaman bencana utama di Jepara seperti longsor, banjir, kebakaran, dan gempa bumi serta peran PMI dalam menangani bencana melalui kegiatan sebelum, saat, dan sesudah bencana terjadi. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan kegiatan siaga bencana berbasis masyarakat di Jepara.
Dokumen tersebut membahas tentang mitigasi bencana berbasis masyarakat di Kabupaten Jepara. Ia menjelaskan ancaman bencana utama di Jepara seperti longsor, banjir, kebakaran, dan gempa bumi serta peran PMI dalam menangani bencana melalui kegiatan sebelum, saat, dan sesudah bencana terjadi. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan kegiatan siaga bencana berbasis masyarakat di Jepara.
Dokumen tersebut membahas tentang mitigasi bencana berbasis masyarakat di Kabupaten Jepara. Ia menjelaskan ancaman bencana utama di Jepara seperti longsor, banjir, kebakaran, dan gempa bumi serta peran PMI dalam menangani bencana melalui kegiatan sebelum, saat, dan sesudah bencana terjadi. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan kegiatan siaga bencana berbasis masyarakat di Jepara.
Modul Indikator Destana_REV_06112019 + COVER_low.pdfsiti prizkanisa
油
Dokumen tersebut memberikan panduan penilaian ketangguhan bencana desa/kelurahan yang mencakup profil desa, 9 komponen utama dan 29 indikator penilaian yang terbagi dalam 2 komponen utama yaitu kualitas dan akses layanan dasar serta dasar sistem penanggulangan bencana. Buku ini bertujuan untuk menjadikan acuan penilaian awal ketangguhan masyarakat dan evaluasi seberapa tangguh desa.
Seri 1 SDGs Desa Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Rahmat SubiyaktoNinil Jannah
油
Dokumen ini membahas pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas di Kalurahan Pengkok, Gunungkidul, DIY. Studi kasus menunjukkan komunitas berperan sebagai aktor utama dalam mengidentifikasi ancaman, mengelola sumber daya, dan mengintegrasikan penanggulangan bencana ke dalam perencanaan pembangunan desa. Tantangan meliputi kurangnya dukungan kebijakan dan koordinasi, serta rekomendasi menggunakan tekn
This document discusses methods for determining the absolute and relative ages of rocks. Absolute age is measured in years using radioactive dating techniques, while relative age is determined by comparing the positions of fossils or rocks to the geologic timescale. Several examples are given of index fossils that can be used to date rock layers, including their first and last appearances in different zones of the timescale. The document also describes how reworked or introduced fossils can complicate age determinations.
Dokumen tersebut membahas tentang mitigasi bencana banjir melalui upaya-upaya yang dilakukan sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana banjir secara komprehensif mulai dari penyebab, dampak, upaya pencegahan, penanggulangan, serta pemulihan.
The document discusses Indonesia's oil and gas industry and investment outlook. It notes that while Indonesia has significant oil and gas reserves, production and reserves have been declining in recent years due to decreasing exploration investment. To meet its 2030 production targets, Indonesia will need to attract $187 billion in upstream investment, primarily for large, deepwater exploration prospects. However, major foreign oil companies have been exiting Indonesia due to unfavorable fiscal terms and bureaucracy. Domestic participation from local conglomerates may be needed if terms are improved. The future of oil is uncertain as demand is expected to peak by 2030-2040 due to environmental concerns, with renewables becoming the fastest growing energy source. Oil companies are shifting investments to unconventional
Kompetensi pedagogik guru mencakup kemampuan dalam melakukan penilaian, yaitu merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian untuk pembelajaran, dan melakukan refleksi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini sangat penting karena penilaian yang baik membantu memahami pencapaian siswa, mengidentifikasi kebutuhan mereka, dan merancang strategi pengajaran yang lebih efektif
Content Marketing merupakan Proses pemasaran dalam dunia bisnis yang tugasnya untuk membuat dan distribusikan sebuah konten relevan, memperoleh, dan melibatkan target konsumen.
Laporan Kegiatan Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Informatika.docxMukhamad Fathoni
油
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi pedagogik yang di antara indikatornya adalah guru harus mampu merencanakan pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Perencanaan pembelajaran adalah proses menyusun rencana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan ini mencakup penyusunan materi, media, pendekatan, dan metode pengajaran
Danantara: Pilar Ekonomi atau Beban Negara?Dadang Solihin
油
Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis dan Inovasi Universitas Sam Ratulangi (JMBI Unsrat). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi dan tantangan dalam implementasi Danantara sebagai instrument restrukturisasi dan redistribusi ekonomi nasional.
3. Apa Itu Bencana ?
Adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun
manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak
psikologis. (UU. No. 24 Th 2007)
4. Terdiri 17 Kecamatan, 75
Desa
Luas wilayah = 506,85 Km2
Terdapat tiga daerah aliran
sungai ( DAS ) yaitu DAS
Progo, DAS Opak, dan DAS
Oya.
Perbukitan
Berbatasan langsung dengan
Samudera
Sesar Aktif Opak
5. 1. BANJIR
2. CUACA EKSTRIM
3. G. EKSTRIM DAN ABRASI
4. GEMPA BUMI
5. KEKERINGAN
6. TANAH LONGSOR
7. KEBAKARAN
8. TSUNAMI
9. WABAH PENYAKIT
9 ANCAMAN BENCANA DI KABUPATEN BANTUL
8. KOMITMEN PEMERINTAH
Perda No. 5 Tahun 2010 Tentang Penanggulangan Bencana
Perda No. 6 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi BPBD
Perda No. 1 Tahun 2013 Tentang Kesiapsiagaan Dan Peringatan Dini Dalam
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Perda No. 14 Tahun 2015 Tentang Peran Serta Lembaga Usaha dalam Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
Perda No. 22 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Bantul Nomor 05 Tahun 2010 Tentang Penanggulangan Bencana
Perda No. 3 Tahun 2017 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Perda no 10 tahun 2018 Pembentukan dan susunan organisasi BPBD Kab. Bantul
10. Rencana Penangggulangan Bencana
di Kabupaten Bantul
VISI
MEWUJUDKAN KABUPATEN BANTUL YANG SIAP
TANGGAP TANGGUH DALAM MENGHADAPI BENCANA
MISI
"MENYELENGGARAKAN PENANGGULANGAN BENCANA
YANG TERENCANA DAN TERPADU"
11. Strategi utama penanggulangan
bencana, yaitu:
1. Meningkatkan kebijakan dan kelembagaan
penanggulangan bencana
2. Mengembangkan pengkajian risiko dan perencanaan
terpadu
3. Pengembangan Sistem Informasi, Diklat dan Logistik.
4. Penanganan Tematik Kawasan Rawan Bencana
5. Peningkatan Efektivitas Pencegahan dan Mitigasi
Bencana
6. Perkuatan Kesiapsiagaan dan Penanganan Darurat
7. Pengembangan Sistem Pemulihan Bencana.
12. Strategi 4 :
Penanganan Tematik Kawasan
Rawan Bencana
1. Tata ruang yang berbasis PRB
2. Penguatan tematik Satuan Pendidikan Aman
Bencana
3. Penguatan tematik Satuan Kesehatan Aman
Bencana
4. Penguatan Tematik Desa Tangguh
Bencana
14. Desa/kelurahan yang memiliki
kemampuan mandiri untuk
beradaptasi dan menghadapi
ancaman bencana, serta
memulihkan diri dengan segera
dari dampak bencana yang
merugikan, jika terkena
bencana. (Perka BNPB No. 1 Th
2012)
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
15. Dasar Pembentukan (Peraturan
Kepala BNPB No 01 Tahun 2012
tentang Pedoman Umum
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana)
Output : Dokumen Rencana
Penanggulangan Bencana (RPB),
FPRB dan Rencana Kontinjensi
(RENKON) diuji dengan Simulasi.
Peserta : Pamong, Tokoh Masyarakat,
Lembaga/ Kelompok/ Komunitas
desa, dll.
DESTANA yang sudah terbentuk ada
28 desa per-2018.
Proses Pembentukan Destana
16. 1. Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya dari dampak-
dampak merugikan bencana;
2. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam
pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi risiko bencana;
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber
daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan risiko bencana;
4. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan dukungan sumber
daya dan teknis bagi pengurangan risiko bencana;
5. Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam PRB,
pihak pemerintah daerah, sektor swasta, perguruan tinggi, LSM, organisasi
masyarakat dan kelompok-kelompok lainnya yang peduli.
Tujuan Pembentukan Desa Tangguh
18. Bencana adalah urusan bersama
Berbasis Pengurangan Risiko
Bencana
Pemenuhan Hak Masyarakat
Masyarakat Menjadi Pelaku Utama
Dilakukan Secara Partisipatoris
Mobilisasi Sumber Daya Lokal
Inklusif
Berlandaskan Kemanusiaan
Keadilan dan Kesetaraan Gender
Keberpihakan Pada Kelompok
Rentan
Transparansi dan Akuntabilitas
Kemitraan
Multi Ancaman
Otonomi dan Desentralisasi
Pemerintahan
Pemaduan ke Dalam Pembangunan
Berkelanjutan
Diselenggarakan Secara Lintas
Sektor
Prinsip
21. Wadah yang menyatukan
unsur-unsur
organisasi/kelompok
pemangku kepentingan di
tingkat desa yang
berkemauan untuk
mendukung upaya-upaya
pengurangan risiko
bencana di wilayah desa
Forum PRB Desa/Kelurahan
25. Selama ini masyarakat selalu sebagai pihak yang
diselamatkan /ditolong harus dirubah menjadi
penyelamat / penolong
Perubahan Paradigma
DISELAMATKAN PENYELAMAT
DITOLONG PENOLONG
26. ?
BANTUAN KEMANUSIAAN
Sering terlambat
Kadang-2 tak tepat
KESIAPSIAGAAN
MASYARAKAT ?
Keluarga dan
Masyarakat sekitar yang
berdekatan dengan tempat kejadian
yang memberikan pertolongan
MASYARAKAT
SETEMPAT
Self Reliance/
Kemandirian
Bilamana terjadi bencana / kedaruratan di suatu wilayah, yang terkena
dan menjadi korban adalah masyarakat.
SIAPA YANG HARUS MEMBANTU ??????
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI
SITUASI DARURAT
Editor's Notes
#10: Perencanaan dengan Single Hazard :
Rencana mitigasi dilakukan pra bencana pada saat tidak ada potensi bencana, siklusnya pencegahan dan mitigasi, waktu relatif panjang
Rencana Kontijensi dilakukan pra bencana pada saat ada potensi bencana, siklusnya kesiapsiagaan, waktunya pendek
Rencana operasi saat terjadi bencana, siklusnya tanggap darurat, waktunya sangat singkat
Rencana pemulihan pasca bencana, siklusnya pemulihan, waktu relatif panjang tergantung dampak bencananya
Perencanaan dengan multihazard :
Rencana PB memuat seluruh perencanaan dari single hazard dan sifatnya masih makro (baru sampai program dan fokus prioritas)