1. Definisi dan Tujuan Audit
Auditing bagi perusahaan merupakan hal yang cukup penting karena memberikan pengaruh
besar dalam kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Pada awal perkembangannya auditing
hanya dimaksudkan untuk mencari dan menemukan kecurangan serta kesalahan, kemudian
berkembang menjadi pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas kebenaran
penyajian laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam pengambilan
keputusan.
Seiring berkembangannya perusahaan, fungsi audit semakin penting dan timbul kebutuhan dari
pemerintah, pemegang saham, analis keuangan, bankir, investor, dan masyarakat untuk menilai
kualitas manajemen dari hasil operasi dan prestasi para manajer. Untuk mengatasi kebutuhan
tersebut, timbul audit manajemen sebagai sarana yang terpercaya dalam membantu pelaksanaan
tanggungjawab mereka dengan memberikan analisis, penilaian, rekomendasi terhadap kegiatan
yang telah dilakukan.
DefinisiAudit
Berikut ini beberapa pendapat para pakar mengenai definisi auditing yang berkembang saat ini :
Menurut Arens and Loebbecke (Auditing: An Integrated Approach, eight edition, 2000:9),
Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-bukti mengenai informasi
untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independent.
Menurut The American Accounting Associations Committee on Basic Auditing Concepts
(Auditing: Theory And Practice, edisi 9, 2001:1-2) audit merupakan suatu proses yang sistematis
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan umtuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic Approach,
2003:8) audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan mengevaluasi bukti mengenai
tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan
2. kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan kepada pihak
pengguna yang berkepentingan.
TujuanAudit
Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasilkan sebagai berikut :
1. Kelengkapan (Completeness). Untuk meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat
atau ada dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan.
2. Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah
dicatat berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar, diklasifikasikan, dan
dicatat dengan tepat.
3. Eksistensi (Existence). Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang
tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi tercatat
tersebut harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
4. Penilaian (Valuation). Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum telah diterapkan dengan benar.
5. Klasifikasi (Classification). Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan
dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan saldo maka angka-angka
yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat.
6. Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal
yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar. Serta
penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat.
7. Pisah Batas (Cut-Off). Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat tanggal
neraca dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali salah saji adalah
transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu peride akuntansi.
8. Pengungkapan (Disclosure). Untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan
pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan
dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.
3. DaftarPustaka
Arens, Alvin. A., Randal J. Elder, and Mark S. Beasley. (2003). Auditing and assurance
services: An Integrated approach (9th edition). Upper Saddle River, New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Arens. Alvin. A. and James. K. Loebbecke. (2000). Auditing an Integrated Approach
(8th edition). Englewood Cliff, New Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Boyton, W.C., R.J.Johnson and W.G. Kell,. (2001). Modern Auditing (7th edition). New
York : John Wiley & Sons,Inc.
William F. Messier, dan Margareth Boh. (2003). Auditing and Assurance: A Systematic
Approach (3th edition). USA : McGraw-Hill.
DaftarReferensi
Teori Akuntabilitas
Hubungan Masyarakat (Humas)
Manajemen Personalia
Kualitas Pelayanan Pelanggan
Pengertian, Bentuk dan Tujuan Insentif
Audit Manajemen
Definisi dan Tujuan Audit
Pelayanan Publik
http://www.kajianpustaka.com/2013/03/definisi-dan-tujuan-audit.html
4. UNIVERSIDADE DA PAZ
DILI, TIMOR LESTE, 2013
PRAKTEK AUDIT
(AUDITING PRACTICE)
Minggu 1
Dosen:
Basilio Ribeiro de Carvalho Soares, S.Sos, M.Acc
5. DEFINISI
Auditing adalah proses sistematis untuk
menghasilkan dan mengevaluasi bukti
secara objektif tentang asersi, aksi dan
peristiwa ekonomi untuk memastikan derajat
kesesuaian diantara asersi dan kriteria yang
ada dan mengkomunikasikan hasilnya pada
pemakai yang berminat (economic users).
(Auditing & Assurance in Australia 2012)
6. Kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi
dari bukti bukti mengenai informasi untuk
menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian antara informasi dengan kriteria
yang telah ditetapkan. (Arens & Loebbecke).
Definisi lain bisa dilihat dalam attached
source document.
7. Konsep Konsep Fundamental Auditing
Independence (Independent & Kompeten)
Due Audit Care
Ethical Conduct (Etika)
Evidence (Bukti)
Fair Presentation
An Auditor must act independently, exercise professional
due audit care and observe ethical conduct in collecting
and evaluating evidence about Managements assertions
and reporting to shareholders on their true and fair
presentation.
Seorang auditor harus bertindak secara independen
(Obyektif), berhati hati dalam memberikan audit secara
profesional dan mengobservasi tindakan - tindakan yang
sesuai dengan perilaku etis dalam mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti mengenai asersi manajemen yang
benar dan memberikan laporan kepada para pemegang
saham dengan benar dan adil.
8. MENGAPA AUDIT HARUS
DIPELAJARI?
Para pemegang saham tak bisa mendapatkan akses
verifikasi didalam Financial Statements (Laporan
keuangan) secara langsung.
Kurangnya kredibilitas dalam Laporan keuangan.
Verifikasi sangat diperlukan (untuk menguak
kebenaran).
Kurangnya internal kontrol didalam sebuah
perusahaan.
9. REASON FOR NEED FOR AUDITING
Shareholders are not normally able to attest to
the credibility of financial data because of
their:
LACK OF CONTROL OVER COMPANY
(REMOTE DISTANCE)
CREATES RISK FOR SHAREHOLDER
10. REASON TO appoint AUDITOR
LACK of EXPERTISE - shareholders may also not
be technically competent in Accountancy to verify
that the financial data/information is credible or
not.
SHAREHOLDERS DO
NOT FULLY
UNDERSTAND ANNUAL
FINANCIAL
STATEMENTS
CREATES RISK FOR SHAREHOLDER
11. Solution appoint AUDITOR
If Shareholders want certainty.
Then by APPOINTING another 3rd party
(AGENCY THEORY) to act on behalf of the
shareholders (as principal) to be an
independent arbiter to verify the truth of
the AFS
the result is to TRANSFER part of their
RISK to the auditors.
12. Tujuan Audit
Informasi laporan keuangan (financial statement)
yang diperoleh dapat dipercaya (reliable financial
information), untuk membantu shareholders dalam
pembuatan keputusan agar bisa menghasilkan
keputusan mengenai keuangan yang lebih baik.
Membantu Shareholders (Pemegang saham) yang
ingin mendapatkan kepastian mengenai kualitas
informasi laporan keuangan.
Memverifikasi dan membuktikan bahwa data data
finansial bisa dikategorikan sebagai laporan
keuangan yang kredibel.
Untuk membentuk sebuah opini mengenai
kebenaran dan kejujuran substansi laporan
laporan keuangan (Akurasi).
13. ASSERTIONS MUST BE TESTED
Auditing
SHAREHOLDERS
with capital
(USER of GPFRs)
AUDITORCOMPANY
BOD
Manage
MUST BE TESTED by
Income
State-
ment
Balance
SheetCash Flow
Statement
AFS
(GPFR)
A SET OF
ASSERTIONS
16. UNIVERSIDADE DA PAZ
DILI, TIMOR LESTE, 2013
PRAKTEK AUDIT
(AUDITING PRACTICE)
Minggu 1 & 2
Dosen:
Basilio Ribeiro de Carvalho Soares, S.Sos, M.Acc
17. DEFINISI
Auditing adalah proses sistematis untuk
menghasilkan dan mengevaluasi bukti
secara objektif tentang asersi, aksi dan
peristiwa ekonomi untuk memastikan derajat
kesesuaian diantara asersi dan kriteria yang
ada dan mengkomunikasikan hasilnya pada
pemakai yang berminat (economic users).
(Auditing & Assurance in Australia 2012)
18. Kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi
dari bukti bukti mengenai informasi untuk
menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian antara informasi dengan kriteria
yang telah ditetapkan. (Arens & Loebbecke).
Definisi lain bisa dilihat dalam attached
source document.
19. Konsep Konsep Fundamental Auditing
Independence (Independent & Kompeten)
Due Audit Care
Ethical Conduct (Etika)
Evidence (Bukti)
Fair Presentation
An Auditor must act independently, exercise professional
due audit care and observe ethical conduct in collecting
and evaluating evidence about Managements assertions
and reporting to shareholders on their true and fair
presentation.
Seorang auditor harus bertindak secara independen
(Obyektif), berhati hati dalam memberikan audit secara
profesional dan mengobservasi tindakan - tindakan yang
sesuai dengan perilaku etis dalam mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti mengenai asersi manajemen yang
benar dan memberikan laporan kepada para pemegang
saham dengan benar dan adil.
20. MENGAPA AUDIT HARUS
DIPELAJARI?
Para pemegang saham tak bisa mendapatkan akses
verifikasi didalam Financial Statements (Laporan
keuangan) secara langsung.
Kurangnya kredibilitas dalam Laporan keuangan.
Verifikasi sangat diperlukan (untuk menguak
kebenaran).
Kurangnya internal kontrol didalam sebuah
perusahaan.
21. REASON FOR NEED FOR AUDITING
Shareholders are not normally able to attest to
the credibility of financial data because of
their:
LACK OF CONTROL OVER COMPANY
(REMOTE DISTANCE)
CREATES RISK FOR SHAREHOLDER
22. REASON TO appoint AUDITOR
LACK of EXPERTISE - shareholders may also not
be technically competent in Accountancy to verify
that the financial data/information is credible or
not.
SHAREHOLDERS DO
NOT FULLY
UNDERSTAND ANNUAL
FINANCIAL
STATEMENTS
CREATES RISK FOR SHAREHOLDER
23. Solution appoint AUDITOR
If Shareholders want certainty.
Then by APPOINTING another 3rd party
(AGENCY THEORY) to act on behalf of the
shareholders (as principal) to be an
independent arbiter to verify the truth of
the AFS
the result is to TRANSFER part of their
RISK to the auditors.
24. Tujuan Audit
Informasi laporan keuangan (financial statement)
yang diperoleh dapat dipercaya (reliable financial
information), untuk membantu shareholders dalam
pembuatan keputusan agar bisa menghasilkan
keputusan mengenai keuangan yang lebih baik.
Membantu Shareholders (Pemegang saham) yang
ingin mendapatkan kepastian mengenai kualitas
informasi laporan keuangan.
Memverifikasi dan membuktikan bahwa data data
finansial bisa dikategorikan sebagai laporan
keuangan yang kredibel.
Untuk membentuk sebuah opini mengenai
kebenaran dan kejujuran substansi laporan
laporan keuangan (Akurasi).