1. I. No Praktikum : 3
II. Tanggal Praktikum : 18 September 2014
III. Judul Praktikum : Reaksi Uji Protein
IV. Tujuan Praktikum : Untuk menguji kandungan yang tedapat dalam protein
V. Alat dan Bahan :
Alat :
- Pipet tetes - Rak tabung reaksi
- Tabung reaksi - Beker gelas
- Gelas ukur
Bahan :
- Larutan (NH4)2SO4 - Putih Telur 1% - 5%
- Reagen millon - Larutan Ikan 1% - 5%
- Kuning Telur 1% - 5 % - H2O
- Asam asetat 1 M - Reagen untuk uji biuret
VI. Dasar Teori
Protein adalah biopolimer yang terdiri atas banyak asam amino yang
berhubungan satu dengan yang lainnya lewat ikatan amida (peptida). Protein
memainkan berbagai peran dalam sistem biologis. Beberapa protein merupakan
komponen utama dari jaringan struktur (otot, kulit, kuku, rambut). Protein lain
mengangkut molekul dari satu bagian ke bagian lain dalam makhluk hidup, ada yang
bertindak sebagai katalis dalam banyak reaksi biologis yang diperlukan untuk
mempertahankan hidup.
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa.
Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka protein akan
menggumpal (terkoagulasi). Proses koagulasi protein timbul seiring dengan proses
denaturasi. Denaturasi merupakan perubahan bentuk protein, yaitu keadaan suatu
protein kehilangan fungsi biologisnya dan terjadi perubahan atau modifikasi terhadap
struktur sekunder, tersier dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan
ikatan-ikatan kovalen.
Praktikum Biokimia Page 1
2. Protein yang terdenaturasi akan berkurang kelarutannya. Lapisan molekul
bagian dalam yang bersifat hidrofobik akan keluar sedangkan bagian hidrofilik akan
terlipat ke dalam. Pelipatan atau pembalikkan akan terjadi bila protein mendekati pH
isoelektrik lalu protein akan menggumpal dan mengendap. Titik Isoelektrik (TI) adalah
keadaan dimana protein tidak mempunyai selisih muatan atau jumlah muatan positif dan
negatifnya sama, sehingga tidak bergerak ketika diletakkan dalam medan listrik. Pada
pH isoelektrik (pI), suatu protein sangat mudah diendapkan karena pada saat itu muatan
listriknya nol.
Pada denaturasi ringan yang disebabkan oleh penambahan salah satu reagensia,
ada kemungkinan rantai peptida yang telah terbentang menjadi terlipat kembali
sehingga bentuk protein menyerupai semula, yang disebut renaturasi. Renaturasi adalah
proses pembentukan kembali struktur untai ganda dari keadaan terdenaturasi. Renaturasi
merupakan suatu proses yang dapat terjadi secara in vivo maupun in vitro. Albumin
merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia, yaitu sekitar 55-
60% dari protein serum yang terukur. Albumin terdiri dari rantai polipeptida tunggal
dengan berat molekul 66.4 kDa dan terdiri dari 585 asam amino.
Pada molekul albumin terdapat 17 ikatan dislufida yang menghubungkan asam-asam
amino yang mengandung sulfur. Molekul albumin berbentuk elips sehingga
bentuk molekul seperti itu tidak akan meningkkatkan viskositas plasma dan terlarut
sempurna.
Protein merupakan makromolekul turunan polipeptida. Protein mempunyai
molekul besar antara ribuan hingga jutaan satuan (g/mol). Protein tersusun dari atom
atom C, H, O dan N di tambah dengan beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom
itu membentuk unit-unit asam amino. Urutan asam amino dalam protein maupun
hubungan antara asam amino satu dengan yang lain, menentukan sifat biologis protein.
Secara kimia dibedakan antara protein sederhana dan protein kompleks yang
mengandung zat-zat makanan tambahan seperti karbohidrat, lipid atau asam nukleat.
Pada protein kompleks, bagian polipeptida dinamakan approprotein dan keseluruhannya
dinamakan haloprotein. Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak perbedaan.
Protein mempunyai berbagai fungsi diantaranya: merupakan katalis biokimia (enzim),
alat pengangkut dan penyimpan, penunjang mekanisme tubuh, pertahanan tubuh,
perambatan impuls syaraf dan pengendali pertumbuhan.
Praktikum Biokimia Page 2
3. Struktur protein dapat dilihat sebagai hierarki yaitu berupa struktur primer
(tingkat satu), struktur sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener
(tingkat empat). Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode:
hidrolisis protein dengan asam kuat.
Sifat-sifat protein berbeda-beda saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dan
pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya. Kelarutan protein akan berkurang bila
kedalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan terus
terjadi karena pengendapan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi
antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Garam anorganik
lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang.
Protein yang mengandung gugus hidroksil Phenil (--OH) dapat bereaksi dengan
larutan merkuri nitrat menghasilkan larutan atau endapan yang berwarna merah. Dalam
suasana basa, Cu bereaksi dengan beberapa jenis larutan protein dan menghasilkan
warna violet. Protein dengan penambahan asam atau pemanasan akan mengalami
koagulasi. Pada pH iso-elektrik (pH larutan tertentu biasanya bekisar 4-4,5 protein
mempunyai muatan positif dan negatif sama, sehingga saling menetralkan), kelarutan
protein sangat menurun atau mengendap. Pada temperatur diatas 600C kelarutan protein
akan berkurang karena pada temperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein
meningkat sehingga terjadi getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur
sekunder, tersier dan kuartener yang menyebabkan koagulasi.
Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organik akan
mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein
berkurang, dan juga karena lkohol berkompetisi dengan protein terhadap air. Ada empat
tingkat stuktur dasar protein, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan kwartener. Dan
protein digolongkan dalam golongan besar, yaitu :
1. Protein sederhana : protein fiber dan protein globular
2. Protein gabungan : mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein dan nucleoprotein
Sifat sifat protein :
1. Ionisasi : protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai
muatan positif dan negatif
2. Denaturasi : perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang
tidak menentu.
Praktikum Biokimia Page 3
4. 3. Viskositas : suatu larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau
kekentalan yang relatif lebih besar daripada viskositas air sebagai pelarutnya.
4. Kristalisasi : sering dilakukan dengan jalan penambahangaram aminosulfat atau
NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya.
5. Sistem koloid : protein mempunyai molekul besar dan karenanya larutan protein
bersifat koloid
VII. Prosedur Percobaan
1. Pengendapan dengan garam
Jenuhkan 10 ml larutan protein dengan ammonium sulfat. Untuk pekerjaan ini
dilakukan dengan, pertama tambahkan sedikit garam tersebut. Aduk hingga
melarut. Tambahkan lagi sedikit ammonium sulfat dan aduk lagi, kontinyu
sehingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut. Apabila larutan jenuh, kemudian
disaring, uji kelarutan dari endapan didalam air. Uji endapan dengan reagen
millon dan filtrate dengan uji biuret.
2. Uji koagulasi
Tambahkan 2 tetes CH3COOH 1 M ke dalam 5 ml larutan protein. Letakkan
tabung dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang
pengaduk. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen
millon.
Praktikum Biokimia Page 4
5. VIII. Hasil Pengamatan
1. Uji Pengendapan dengan Garam
Percobaan Hasil Pengamatan
a. Larutan kuning telur
Larutan kuning telur 1% +
(NH4)2SO4
Endapan kuning telur 1% +
reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan kuning telur + H2O
(bening tidak berwarna)
Filtrat kuning telur + reagen
biuret
Larutan menjadi jenuh
Warna larutan berubah menjadi
endapan merah bata
Endapan kuning telur larut
dalam air dan warna larutan tetap
kuning.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia.
Larutan kuning telur 2% +
(NH4)2SO4
Endapan kuning telur 2% +
reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan kuning telur + H2O
(bening tidak berwarna)
Filtrat kuning telur + reagen
biuret
Larutan menjadi jenuh
Warna larutan berubah menjadi
endapan merah bata.
Endapan kuning telur larut
dalam air dan warna larutan tetap
kuning.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia.
Larutan kuning telur 3% +
(NH4)2SO4
Endapan kuning telur 3%+
reagen millon (bening tidak
Larutan menjadi jenuh
Warna larutan berubah menjadi
endapan merah bata.
Praktikum Biokimia Page 5
6. berwarna)
Endapan kuning telur + H2O
(bening tidak berwarna)
Filtrat kuning telur + reagen
biuret
Endapan kuning telur larut
dalam air dan warna larutan tetap
kuning.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia.
Larutan kuning telur 4% +
(NH4)2SO4
Endapan kuning telur 4% +
reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan kuning telur + H2O
(bening tidak berwarna)
Filtrat kuning telur + reagen
biuret
Larutan menjadi jenuh
Warna larutan berubah menjadi
endapan merah bata.
Endapan kuning telur larut
dalam air dan warna larutan tetap
kuning.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia.
Larutan kuning telur 5% +
(NH4)2SO4
Endapan kuning telur 5% +
reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan kuning telur + H2O
(bening tidak berwarna)
Filtrat kuning telur + reagen
biuret
Larutan menjadi jenuh
Warna larutan berubah menjadi
endapan merah bata.
Endapan kuning telur larut
dalam air dan warna larutan tetap
kuning.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia.
b. Larutan putih telur
Larutan putih telur 1% +
Larutan menjadi jenuh
Praktikum Biokimia Page 6
7. (NH4)2SO4
Endapan Putih telur 1% (putih)
+ reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan Putih telur (putih) +
H2O (bening tidak berwarna)
Filtrat Putih telur (bening) +
reagen biuret
Endapan larut dalam reagen
millon dan warna larutan
berubah menjadi merah bata dan
terdapat gelatin.
Endapan putih telur larut dalam
air dan warna larutan menjadi
putih keruh.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia.
Larutan putih telur 2% +
(NH4)2SO4
Endapan Putih telur 2% (putih)
+ reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan Putih telur (putih) +
H2O (bening tidak berwarna)
Filtrat Putih telur (bening) +
reagen biuret
Larutan menjadi jenuh
Endapan larut dalam reagen
millon dan warna larutan
berubah menjadi merah bata dan
terdapat gelatin.
Endapan putih telur larut dalam
air dan warna larutan menjadi
putih keruh.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia.
Larutan putih telur 4% +
(NH4)2SO4
Endapan Putih telur 3% (putih)
+ reagen millon (bening tidak
berwarna)
Larutan menjadi jenuh
Endapan larut dalam reagen
millon dan warna larutan
berubah menjadi merah bata dan
terdapat gelatin.
Praktikum Biokimia Page 7
8. Endapan Putih telur (putih) +
H2O (bening tidak berwarna)
Filtrat Putih telur (bening) +
reagen biuret
Endapan putih telur larut dalam
air dan warna larutan menjadi
putih keruh.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia.
Larutan putih telur 4% +
(NH4)2SO4
Endapan Putih telur 4% (putih)
+ reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan Putih telur (putih) +
H2O (bening tidak berwarna)
Filtrat Putih telur (bening) +
reagen biuret
Larutan menjadi jenuh
Endapan larut dalam reagen
millon dan warna larutan
berubah menjadi merah bata dan
terdapat gelatin.
Endapan putih telur larut dalam
air dan warna larutan menjadi
putih keruh.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia.
Larutan putih telur 5% +
(NH4)2SO4
Endapan Putih telur 5% (putih)
+ reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan Putih telur (putih) +
H2O (bening tidak berwarna)
Filtrat Putih telur (bening) +
reagen biuret
Larutan menjadi jenuh
Endapan larut dalam reagen
millon dan warna larutan
berubah menjadi merah bata dan
terdapat gelatin.
Endapan putih telur larut dalam
air dan warna larutan menjadi
putih keruh.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia.
c. Larutan ikan
Praktikum Biokimia Page 8
9. Larutan putih telur 1% +
(NH4)2SO4
Endapan ikan 1%+ reagen
millon (bening tidak berwarna)
Endapan ikan + H2O (bening
tidak berwarna)
Filtrat ikan + reagen biuret
Larutan menjadi jenuh
Endapan larut dalam reagen
millon dan warna larutan
berubah menjadi merah bata dan
terdapat gelatin.
Endapan putih telur larut dalam
air dan warna larutan menjadi
putih keruh.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia.
Larutan putih telur 2% +
(NH4)2SO4
Endapan ikan 2% + reagen
millon (bening tidak berwarna)
Endapan ikan + H2O (bening
tidak berwarna)
Filtrat ikan + reagen biuret
Larutan menjadi jenuh
Endapan larut dalam reagen
millon dan warna larutan
berubah menjadi merah bata dan
terdapat gelatin.
Endapan putih telur larut dalam
air dan warna larutan menjadi
putih keruh.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia.
Larutan putih telur 3% +
(NH4)2SO4
Endapan ikan 3% + reagen
millon (bening tidak berwarna)
Endapan ikan + H2O (bening
Larutan menjadi jenuh
Endapan larut dalam reagen
millon dan warna larutan
berubah menjadi merah bata dan
terdapat gelatin.
Endapan putih telur larut dalam
Praktikum Biokimia Page 9
10. tidak berwarna)
Filtrat ikan + reagen biuret
air dan warna larutan menjadi
putih keruh.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia.
Larutan putih telur 4% +
(NH4)2SO4
Endapan ikan 4% + reagen
millon (bening tidak berwarna)
Endapan ikan + H2O (bening
tidak berwarna)
Filtrat ikan + reagen biuret
Larutan menjadi jenuh
Endapan larut dalam reagen
millon dan warna larutan
berubah menjadi merah bata dan
terdapat gelatin.
Endapan putih telur larut dalam
air dan warna larutan menjadi
putih keruh.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia.
Larutan putih telur 5% +
(NH4)2SO4
Endapan ikan 5% + reagen
millon (bening tidak berwarna)
Endapan ikan + H2O (bening
tidak berwarna)
Filtrat ikan + reagen biuret
Larutan menjadi jenuh
Endapan larut dalam reagen
millon dan warna larutan
berubah menjadi merah bata dan
terdapat gelatin.
Endapan putih telur larut dalam
air dan warna larutan menjadi
putih keruh.
Larutan berubah warna menjadi
biru prusia
2. Uji koagulasi
a. Kuning telur
Kuning telur 1% (kuning
Larutan tidak berubah warna dan
Praktikum Biokimia Page 10
11. bening) + larutan CH3COOH
(bening tidak berwarna)
Endapan kuning telur (putih) +
reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan kuning telur (putih) +
air (bening tidak berwarna)
setelah dipanaskan selama 5 menit
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk endapan berwarna putih.
Endapan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
menjadi merah bata.
Endapan larut dalam air tetapi tidak
berubah warna.
Kuning telur 2% (kuning
bening) + larutan CH3COOH
(bening tidak berwarna)
Endapan kuning telur (putih) +
reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan kuning telur (putih) +
air (bening tidak berwarna)
Larutan tidak berubah warna dan
setelah dipanaskan selama 5 menit
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk endapan berwarna putih.
Endapan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
menjadi merah bata.
Endapan larut dalam air tetapi tidak
berubah warna.
Kuning telur 3% (kuning
bening) + larutan CH3COOH
(bening tidak berwarna)
Endapan kuning telur (putih) +
reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan kuning telur (putih) +
air (bening tidak berwarna)
Larutan tidak berubah warna dan
setelah dipanaskan selama 5 menit
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk endapan berwarna putih.
Endapan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
menjadi merah bata.
Endapan larut dalam air tetapi tidak
berubah warna.
Kuning telur 4% (kuning
bening) + larutan CH3COOH
Larutan tidak berubah warna dan
setelah dipanaskan selama 5 menit
Praktikum Biokimia Page 11
12. (bening tidak berwarna)
Endapan kuning telur (putih) +
reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan kuning telur (putih) +
air (bening tidak berwarna)
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk endapan berwarna putih.
Gumpalan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
menjadi merah bata.
Gumpalan larut dalam air tetapi
tidak berubah warna.
Kuning telur 5% (kuning
bening) + larutan CH3COOH
(bening tidak berwarna)
Endapan kuning telur (putih) +
reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan kuning telur (putih) +
air (bening tidak berwarna)
Larutan tidak berubah warna dan
setelah dipanaskan selama 5 menit
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk endapan berwarna putih.
Endapan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
menjadi merah bata.
Endapan larut dalam air tetapi tidak
berubah warna.
b. Putih telur
Putih telur 1% (kuning bening)
+ larutan CH3COOH (bening
tidak berwarna)
Endapan putih telur (putih) +
reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan putih telur (putih) + air
(bening tidak berwarna)
Larutan tidak berubah warna dan
setelah dipanaskan selama 5 menit
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk endapan berwarna putih.
endapan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
menjadi merah bata.
Endapan tidak larut dalam air
Putih telur 2% (kuning bening)
+ larutan CH3COOH (bening
tidak berwarna)
Larutan tidak berubah warna dan
setelah dipanaskan selama 5 menit
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk endapan berwarna putih.
Praktikum Biokimia Page 12
13. Endapan putih telur (putih) +
reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan putih telur (putih) + air
(bening tidak berwarna)
Endapan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
menjadi merah bata.
Endapan tidak larut dalam air
Putih telur 3%(kuning bening) +
larutan CH3COOH (bening tidak
berwarna)
Endapan putih telur (putih) +
reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan putih telur (putih) + air
(bening tidak berwarna)
Larutan tidak berubah warna dan
setelah dipanaskan selama 5 menit
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk endapan berwarna putih.
Gumpalan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
menjadi merah bata.
Endapan tidak larut dalam air
Putih telur 4%(kuning bening) +
larutan CH3COOH (bening tidak
berwarna)
Endapan putih telur (putih) +
reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan putih telur (putih) + air
(bening tidak berwarna)
Larutan tidak berubah warna dan
setelah dipanaskan selama 5 menit
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk endapan berwarna putih.
Endapan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
menjadi merah bata.
Endapan tidak larut dalam air
Putih telur 5%(kuning bening) +
larutan CH3COOH (bening tidak
berwarna)
Larutan tidak berubah warna dan
setelah dipanaskan selama 5 menit
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk gumpalan berwarna
putih.
Praktikum Biokimia Page 13
14. Endapan putih telur (putih) +
reagen millon (bening tidak
berwarna)
Endapan putih telur (putih) + air
(bening tidak berwarna)
Endapan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
menjadi merah bata.
Endapan tidak larut dalam air
c. Ikan
Ikan 1%(kuning bening) +
larutan CH3COOH (bening tidak
berwarna)
Endapan ikan (putih) + reagen
millon (bening tidak berwarna)
Endapan putih telur (putih) + air
(bening tidak berwarna)
Larutan tidak berubah warna dan
setelah dipanaskan selama 5 menit
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk endapan berwarna putih.
Endapan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
menjadi merah bata.
Endapan tidak larut dalam air
Ikan 2%(kuning bening) +
larutan CH3COOH (bening tidak
berwarna)
Endapan ikan (putih) + reagen
millon (bening tidak berwarna)
Endapan ikan (putih) + air
(bening tidak berwarna)
Larutan tidak berubah warna dan
setelah dipanaskan selama 5 menit
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk endapan berwarna putih.
Endapan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
menjadi merah bata.
Endapan tidak larut dalam air
Ikan 3%(kuning bening) +
larutan CH3COOH (bening tidak
berwarna)
Endapan ikan (putih) + reagen
millon (bening tidak berwarna)
Larutan tidak berubah warna dan
setelah dipanaskan selama 5 menit
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk endapan berwarna putih.
Endapan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
Praktikum Biokimia Page 14
15. Endapan ikan (putih) + air
(bening tidak berwarna)
menjadi merah bata.
Endapan tidak larut dalam air
Ikan 4%(kuning bening) +
larutan CH3COOH (bening tidak
berwarna)
Endapan ikan (putih) + reagen
millon (bening tidak berwarna)
Endapan ikan (putih) + air
(bening tidak berwarna)
Larutan tidak berubah warna dan
setelah dipanaskan selama 5 menit
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk gumpalan berwarna
putih.
Gumpalan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
menjadi merah bata.
Gumpalan larut dalam air tetapi
tidak berubah warna.
Ikan 5% (kuning bening) +
larutan CH3COOH (bening tidak
berwarna)
Endapan ikan (putih) + reagen
millon (bening tidak berwarna)
Endapan ikan (putih) + air
(bening tidak berwarna)
Larutan tidak berubah warna dan
setelah dipanaskan selama 5 menit
dalam air panas, larutan berubah
berbentuk gumpalan berwarna
putih.
Gumpalan tidak larut dalam reagen
millon tetapi berubah warna
menjadi merah bata.
Gumpalan larut dalam air tetapi
tidak berubah warna.
Praktikum Biokimia Page 15
16. IX. Persamaan Reaksi
1. Uji Pengendapan Dengan Garam
Reaksi endapan dengan Reagen Millon
Reagen Millon menunjukkan uji positif terhadap tyrosin, reaksi nya sebagai
berikut :
Uji MILLON
HO
O
OH
+
N
H
H
H
tyrosin
+ Hg
+ NO2
HO
O
OH
+
N
H
H
H
Hg
mercuri
berwarna merah bata
Reaksi uji Biuret terhadap filtrat
Praktikum Biokimia Page 16
17. 2. Uji Koagulasi
Uji MILLON
HO
O
OH
+
N
H
H
H
tyrosin
+ Hg
+ NO2
HO
O
OH
+
N
H
H
H
Hg
mercuri
berwarna merah bata
Reaksi dengan air
Air (H2O)
H H
H2O
R C COO- R C COO- + H+ (suasana asam)
N+H3 NH2
Atau
H H
H2O
R C COO- + H+ R C COOH (suasana basa)
N+H3 NH2
Praktikum Biokimia Page 17
18. X. Pembahasan
Pada percobaan uji protein ini dilakukan berbagai macam uji, yaitu uji
pengendapan dengan garam dan uji koagulasi.
Pada percobaan uji pengendapan dengan garam terbentuk larutan jenuh,
kemudian endapan dibagi 2 untuk uji millon dan uji air sedangkan filtratnya untuk uji
biuret. Pada saat ditetsekan reagen millon dan dipanaskan hasil yang diperoleh yaitu
endapan yang bewarna merah. Endapan ini menunjukkan atau merupakan hasil dari
garam-garam organik dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan
protein. Pengendapan yang dikarenakan penambahan ammonium sulfat menyebabkan
terjadi dehidrasi protein atau sering dikenal dengan kehilangan air, sehingga proses
dehidrasi ini molekul protein yang mempunyai kelarutan paling kecil akan mudah
mengendap. Untuk endapan dilakukan uji millon dan menghasilkan larutan dengan
endapan merah, hal ini dikarenakan karena pereaksi millon adalah larutan merkuro dan
merkuri nitrat dalam asam nitrit. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein,
akan menghasilkan endapan putih yang dapat menjadi merah pada pemanasan. Pada
dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol dikarenakan terbentuknya senyawa merkuri
dengan gugus hidroksifenil yang bewarna, protein yang mengandung tirosin akan
memberikan uji positif. Pada saat endapan ditambahkan dengan air (aquadest) maka
larutan akan larut dalam air. Sedangkan pada ssat diberi reagen biuret filtratnya berubah
wwarna menjadi biru pursia.
Pada percobaan uji koagulasi ini dimana berdasarkan literatur jika protein
ditambahkan dengan larutan asam atau basa, maka akan terdenaturasi atau terjadi
penggumpalan atau terbentuk endapan. Penggumpalan / endapan ini dapat juga terjadi
karena pemanasan yang dilakukan, dengan proses pemanasan struktur protein akan
menjadi rusak, untuk itulah pada percobaan ini diperoleh endapan, setelah endapan
diperoleh ditambahkan dengan reagen millon dan menghasilkan larutan bening dan
endapan merah. Hal ini menunjukkan bahwa uji koagulasi menghasilkan positif
terhadap uji millon. Pada pemanasan 40 derajat protein sudah mengalami koagulasi.
Koagulasi ini terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion
logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein,
sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).
Praktikum Biokimia Page 18
19. XI. Kesimpulan
1. Koagulasi dapat terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion
logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian
protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).
2. Endapan yang bewarna merah pada uji pengendapan garam merupakan hasil dari
garam-garam organik dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat
kelarutan protein.
3. Pada uji pengendapan dengan garam pada saat di beri reagen millon dan
dipanaskan akan mneghasilkan larutan bening dan endapan merah bata.
4. Pada uji pengendapan dengan garam, pada saat penambahan uji biuret pada
filtrat akan menghasilkan warna biru pursia.
5. Endapan tidak larut dalam air pada uji koagulasi, sedangkan endapan larut pada
uji pengendapan dengan garam.
Praktikum Biokimia Page 19
20. Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Reaksi Uji protein. http://memofarmasi.blogspot.com/2010/12/reaksi-uji-
protein.html. Diakses tanggal 19 September 2014
Hadi, Abdul. 2013. Pengertian, Fungsi dan Struktur Protein. http://softilmu.blogspot.
com /2013/07/pengertian-dan-fungsi-protein.html. Diakses tanggal 05
September 2014.
Hidayah, lutfiyatul . 2013. Pengamatan Koagulasi dan Pengendapan Protein.
http://c31120065.blogspot.com/2013/06/pengamatan-koagulasi-dan-pengendapan.
html. Diakses tanggal 19 September 2014
Nuraini, Hanis. 2013. Laporan Praktikum Biokimia Koagulasi dan Pengendapan
Protein.http://c-31120062.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-koagulasi-dan.
html . Diakses tanggal 19 september 2014
Samuel, Joksan. 2013. Pengertian Protein Uji Biuret. http://joksansamuel.blogspot.com
/2013/05/pengertian-protein-uji-biuret.html. Diakses tanggal 05 September
2014.
Ukhtiadi. 2013. Reaksi Uji Protein. http://sitiaminahfkip.wordpress.com/2013/08/28/
reaksi-uji-protein/. Diakses tanggal 05 September 2014.
Praktikum Biokimia Page 20