Laporan ini membahas pengamen jalanan di Indonesia. Pengamen jalanan umumnya berasal dari keluarga miskin dan terpaksa menjadi pengamen untuk mencari nafkah. Mereka menawarkan bakat bermusiknya di jalanan dengan berbagai alat musik seperti gitar. Meski kadang menimbulkan keluhan, pengamen berusaha menghibur dengan bakat musiknya.
1 of 13
Downloaded 17 times
More Related Content
Prese4ntasi caracterbuilding
1. LAPORAN OBSERVASI PENGAMEN JALANAN
Disusun oleh
Supriyanto
Retno Nurmayanti
Jayanti Fatarina
Hasan Kohar
Agung Budi
Martin Aritonang
2. Pengamen sama halnya penyanyi. Karna mereka sama-sama melantukan sebuah lagu
dengan iringan musik yang terkadang sama. Tapi bedanya pengamen menjual suaranya
hanya dilingkungannya ataupun hanya dari satu jalan ke jalan yang lain. Berbeda dengan
penyanyi yang menjual suaranya tidak hanya dilingkungannya dan tidak hanya dari jalan
kejalan,melainkan dari satu kota ke kota lain dan bahkan dari panggung kepanggung.
Dan jelas penghasilan pun sangat berbeda. Ttapi mereka sama menjual suara, terkadang
ada seorang pengamen yang memiliki suara yang lebih bagus dari seorang penyanyi.
Kemarin kami melihat seorang pengamen yang memiliki suara yang tak kalah dengan
seorang penyanyi yang terkenal. Hanya saja mungkin jalan hidupnya harus menjadi
seorang pengamen. Pengamen bukanlah suatu pekerjaan yang buruk, justru kami sangat
mengaggumi seorang pengamen yang juga memiliki suara yang khas dan memiliki ciri
khas yang beda.
Membayangkan jika dijalan tidak ada seorang pengamen yang menyanyikan sebuah lagu
untuk menghibur orang dengan suaranya .Walaupun terkadang pengamen juga membuat
kita merasa risih dengan selalu ditunggu dengan nyanyian ketika kita makan disebuah
warung makan.Tapi justru mereka menghibur kita, itulah pekerjaannya.
Belajar dari seorang pengamen jalanan yang selalu menghibur orang lain ketika mereka
pun juga merasakan capek dan lelah tapi mereka tetap menyanyi untuk orang lain.Hari
ini belajar satu hal yaitu tetaplah selalu menyanyi disaat kamu merasa lelah dengan
semua aktivitas dalam hidup.
3. Miris rasanya melihat keadaan mereka yang mencari rezeki dengan menyanyi di prapatan lampu merah disetiap pojok
kota, Mereka terjun menjadi pengamen oleh karena keperpaksaan atau kesulitan ekonomi keluarga membuat mereka
terpaksa menjadi pengamen jalanan, umumnya mereka berlomba-lomba menawarkan suaranya dengan modal
keroncong yang mereka sewa atau dipinjamkan oleh orang-orang yang membisniskan alat musik ini.
Sepintas saya perhatikan kondisi pengamen jalanan ini memprihatinkan, mereka bertarung dengan panas dan asap
mobil dan juga resiko ditabrak oleh pengendara, keselamatan diri mereka tidak ada yang memikirkan bahkan orangtua
anak tersebutpun sepertinya tidak memperhatikan keberadaan mereka.
Tadi siang di salah satu terminal ibu kota sempat melihat begitu banyaknya pengamen jalanan ini menawarkan jasanya,
mereka beradu rezeki ditengah hari dalam suasana macetnya lalu lintas dan bisingnya klakson mobil, namun mereka
bertarung dalam keganasan alam ini untuk mendapatkan sekeping perak dari para dermawan.
Mengapa mereka terjun jadi pengamen jalanan adalah pertanyaan utama bagi kita, bagi orang tua yang sangat
mengasihi anak-anaknya, mustahil bagi kita untuk melepaskan mereka menjadi pengamen jalanan, akan tetapi karena
faktor ekonomi dan kurangnya perhatian dari keluarga, membuat mereka menjadi anak jalanan dan bahkan mereka
nyaris menghabiskan hari-harinya dijalanan untuk menyambung hidup.
Rasa kasihan serta bercampur malu bila melihat keadaan anak-anak yang mencari rezeki dipinggir jalan saat ini,
ditambah jumlah pengamen yang sudah membludak diseantero angkutan umum, bahkan untuk jarak tempuh 5
kilometer pengamen didalam bus kota bisa tiga kali naik dengan berbagai tipe musik maupun nyanyian yang mereka
bawakan, dan sepertinya jumlah pengamen ini bukannya menurun bahkan semakin banyak yang menggantungkan
hidup dari jual jasa menyanyi apa adanya.
Gejala sosial ini terjadi karena kurangnya lapangan kerja dan juga rendahnya income keluarga membuat anak-anak yang
dalam usia dini sudah harus mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan mereka bahkan membantu keluarga mereka.
sebagai pengamen dan pemulung ini seharusnya dipelihara negara, bilamana orangtua mereka tidak sanggup untuk
membiayai hidup mereka, berbeda di Tanah air anak-anak ini luput dari perhatian pemerintah bahkan ada
kecenderungan mereka tidak diperhatikan sama sekali, dan kalau demikian siapakah yang dapat menyelamatkan
mereka demi masa depan yang lebih baik?
Bila bangsa lain berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan generasi mereka agar tercipta pemimpin yang lebih baik
dihari depan, namun di negeri kita ini sepertinya tidak ada yang memiliki perhatian serius terhadap masa depan
generasi penerus ini, himpitan hidup dan kesulitan ekonomi adalah persoalan utama mengapa anak-anak ini lepas
menjadi pengamen jalanan.
4. 1. Pengamen Baik
Pengamen yang baik adalah pengamen profesional yang memiliki kemampuan
musikalitas yang mampu menghibur sebagian besar pendengarnya. Para
pendengarpun merasa terhibur dengan ngamenan pengamen yang baik
sehingga mereka tidak sungkan untuk memberi uang receh maupun uang
besar untuk pengamen jenis ini. Pengamen ini sopan dan tidak memaksa
dalam meminta uang.
2. Pengamen pemalak/penebar teror
Pengamen yang satu ini adalah pengamen yang lebih suka melakukan tereor
kepada para pendengarnya sehingga para pendengar merasa lebih suka
memberikan uang receh daripada mereka diapa-apakan oleh pengamen
tukang palak tersebut.Mereka tidak hanya menyanyi tetapi kadang
menebar teror dengan pembawaan yang tiap pendengar dengan modal
teror. Pengamen ini layak dilaporkan kepolisi dengan perbuatan tidak
menyenangkan didepan umum.
3. Pengamen Penjahat
Pengamen penjahat adalah pengamen yang tidak hanya mengamen tetapi juga
melakukan tindakn kejahatan seperti sambil mencopet ,sambil
nodong,menganiaya orang lain , melecehkan orang lain, dan lain
sebagainya.Kalau menemukan pengamen ini jangan ragu untuk
melaporkan kepolisi agar modus mereka tidak ditiru orang lain.
5. Ovan lahir pada tahun1992 dalam keluarga pengamen jalanan. Kakaknya yang berasal dari subang jawa barat adalah seorang seniman jalanan .
Karena kondisi keuangan yang lemah pada saat itu memaksa Ovan untuk menjadi musisi jalanan alias pengamen. Jenis musik yang dimainkan
oleh Ovan selama mengamen adalah musik pop dan dangdut koplo salah satu jenis musik kombinasi dengan tempo cepat.
Ovan belajar bermain musik untuk mengamen dari kakak lelakinya yang sudah terjun menjadi pengamen jalanan terlebih dahulu . Ovan
menyadari bahwa alat musik yang menjadi favoritnya adalah gitar maka kemudian ia memutuskan untuk mengkhususkan diri bermain gitar.
Ovan menjadi seorang pengamen jalanan untuk membiayai sekolahnya. Meskipun dia tidak menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMA
namun Ovan tetap bersemangat untuk belajar. Dia telah mampu mencari uang dengan bernyanyi dan bermain gitar sejak tahun 2004.
Ovan tidak menganggap dirinya sebagai pengamen. Ovan cenderung lebih suka menganggap dirinya sebagai "PPRT" atau "Pemungut Pajak
Rumah Tangga". Hal ini karena biasanya dia akan mendatangi satu rumah ke rumah lain untuk bernyanyi dan berharap kebaikan dari
penghuni rumah. Bagi penghuni rumah yang ia datangi, bakat besar yang dimiliki Ovan adalah sebuah pertunjukan yang menghibur daripada
sesuatu yang mengganggu. Oleh karenanya penghuni rumah yang ia datangi pun menanggapi dengan baik permainan musiknya. Saat Ovan
mengamen dari pintu ke pintu, anak-anak dari lingkungan di sekitarnya senantiasa mengikuti dan melihat permainan musiknya.
Ovan sangat dihormati oleh pengamen jalanan dan seniman lainnya. Ovan berkata bahwa kendala utama dalam karier bermusiknya
(mengamen) ialah hujan. Setiap kali hujan turun maka itu akan menghambat dirinya dalam "bekerja dari pintu ke pintu" karena bermain gitar
sambil memegang payung adalah hal yang sulit Sebagaimana orang Jawa sejati, Ovan percaya akan salah satu Falsafah Jawa yaitu "nrimo ing
pandum" yang berarti menerima suratan takdir dengan kesabaran dan kerendahan hati. Menurut Ovan, takdir atas dirinya berada di tangan
Tuhan. Setiap kali mengakhiri permainan musiknya, dia tidak pernah berharap bayaran, namun menerima apa yang orang lain berikan secara
ikhlas.
Saat usia beranjak dewasa, Ovan menambahkan nama "Sutrisno" di belakang nama "Ovan" sebagaimana kelaziman pada masyarakat sunda
Saat ini, Ovan tinggal seorang diri di sebuah rumah kontrakan di Kampung bali GT II/1175 RW.23, dia melakukan sendiri semua pekerjaan
rumah tapi untuk makan ia membelinya di warung makan di sekitar tempat tinggalnya.
Ovan mengatur jadwal kerja. Dia mulai berangkat kerja, setelah tugas rumah rampung. Jam kerjanya dimulai pukul 09.00 sampai 14.00. Hanya
seputar wilayah jakarta barat saja yang dijelajahinya. Dalam sebulan dia hanya mengamen selama 20 hari dan selebihnya dia gunakan untuk
istirahat. Tapi itu bukan harga mati. Tergantung kondisi .
Sebagai seorang musisi jalanan, bermain gitar bukanlah sekedar soal mencari uang, melainkan juga raihan jiwa. Di dalam konsepnya, Ovan
membuat musik yang ia mainkan dapat menjadi pembebas tekanan jiwa (stres).
Terhadap musisi jalanan lainnya, Ovan menata ulang (re-arrange) musik pop yang kebanyakan dari era tahun 2010. Ovan suka membuat orang
lain tertawa saat mendengarkan lagu dan musik yang ia mainkan. Bahkan seringkali ia memparodikan lagu-lagu yang populer di masyarakat.
Keunikan dan kekayaan bermusiknya secara sederhana berdasarkan kombinasi olah vokalnya dan kepiawaiannya dalam memainkan gitar. Ciri
khas penampilannya ialah menyanyikan lagu-lagu pop secara medley atau sambung menyambung tanpa terputus dalam Bahasa Indonesia.
Meski lagu-lagu itu dimainkan secara medley, penyingkatan atau perubahan ketukan gitar yang dilakukan Ovan menjadi tanda sebuah lagu
baru akan ia nyanyikan dalam medley lagu tersebut.
6. Musisi Indonesia dengan beragam jenis
dan aliran musik ternyata
menyimpan
tokoh tokoh dengan
talenta musik yang
menakjubkan. Yang mungkin
tidak didapat
dari sekolah musik
ataupun pendidikan
, melainkan berasal dari jalanan. Atau dengan kata lain banyak musisi
indonesia yang berawal dari seorang pengamen jalanan.
Bernama asli Virgiawan Listanto adalah musisi low profile yang dikenal
dengan lagu lagu kritik yang membawa suara rakyat dan kaum
marginal.
7. Bernama asli Urip Achmad
Rijanto,
seorang musisi dengan ciri khas
rambut gimbal
dan tawa lebarnya.
Dikenal luas
dengan lagu tak gendong.
8. Siapa yang tidak kenal dengan
grup musik ini.
Dengan gaya slengean
mereka menjadi musisi yang
sukses dan besar.
10. Penyanyi balada yang
kurang begitu dikenal anak
muda saat ini, musisi
seangkatan Gombloh
dan Franky Sahilatua.
11. Sekelompok pengamen
jalanan asal Kota
Surabaya
yang sukses setelah
memenangkan ajang
pemilihan Indonesia
Mencari Bakat.
12. Suara jalanan yang seperti berhenti dan hening, tidak ada
gemuruh mesin menderu pilu.
Ingin ku rekam apa yang sedang kau dendangkan di pintu mobil
keberuntunganmu.
Alangkah senang hatiku Bila ku dekat denganmu.
Alangkah senang hatiku. Sayangku hanya untukmu
Kuingin tamasya bersama. Jauh, jauh, jauh
Manis dan Sayang Koes Ploes
Gelak tawa terdengar pelan di sisi decit sepeda motor yang
tertahan. Seperti kedamaian yang memikat pagiku.
Ukelele bersuara keroncong. Masih senyap di pinggiran.
~ Untuk pengamen jalanan.