際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
LAPORAN OBSERVASI PENGAMEN JALANAN
            Disusun oleh
              Supriyanto
          Retno Nurmayanti
           Jayanti Fatarina
             Hasan Kohar
             Agung Budi
          Martin Aritonang
Pengamen sama halnya penyanyi. Karna mereka sama-sama melantukan sebuah lagu
dengan iringan musik yang terkadang sama. Tapi bedanya pengamen menjual suaranya
hanya dilingkungannya ataupun hanya dari satu jalan ke jalan yang lain. Berbeda dengan
penyanyi yang menjual suaranya tidak hanya dilingkungannya dan tidak hanya dari jalan
kejalan,melainkan dari satu kota ke kota lain dan bahkan dari panggung kepanggung.
Dan jelas penghasilan pun sangat berbeda. Ttapi mereka sama menjual suara, terkadang
ada seorang pengamen yang memiliki suara yang lebih bagus dari seorang penyanyi.
Kemarin kami melihat seorang pengamen yang memiliki suara yang tak kalah dengan
seorang penyanyi yang terkenal. Hanya saja mungkin jalan hidupnya harus menjadi
seorang pengamen. Pengamen bukanlah suatu pekerjaan yang buruk, justru kami sangat
mengaggumi seorang pengamen yang juga memiliki suara yang khas dan memiliki ciri
khas yang beda.
Membayangkan jika dijalan tidak ada seorang pengamen yang menyanyikan sebuah lagu
untuk menghibur orang dengan suaranya .Walaupun terkadang pengamen juga membuat
kita merasa risih dengan selalu ditunggu dengan nyanyian ketika kita makan disebuah
warung makan.Tapi justru mereka menghibur kita, itulah pekerjaannya.
Belajar dari seorang pengamen jalanan yang selalu menghibur orang lain ketika mereka
pun juga merasakan capek dan lelah tapi mereka tetap menyanyi untuk orang lain.Hari
ini belajar satu hal yaitu tetaplah selalu menyanyi disaat kamu merasa lelah dengan
semua aktivitas dalam hidup.
Miris rasanya melihat keadaan mereka yang mencari rezeki dengan menyanyi di prapatan lampu merah disetiap pojok
kota, Mereka terjun menjadi pengamen oleh karena keperpaksaan atau kesulitan ekonomi keluarga membuat mereka
terpaksa menjadi pengamen jalanan, umumnya mereka berlomba-lomba menawarkan suaranya dengan modal
keroncong yang mereka sewa atau dipinjamkan oleh orang-orang yang membisniskan alat musik ini.
Sepintas saya perhatikan kondisi pengamen jalanan ini memprihatinkan, mereka bertarung dengan panas dan asap
mobil dan juga resiko ditabrak oleh pengendara, keselamatan diri mereka tidak ada yang memikirkan bahkan orangtua
anak tersebutpun sepertinya tidak memperhatikan keberadaan mereka.
Tadi siang di salah satu terminal ibu kota sempat melihat begitu banyaknya pengamen jalanan ini menawarkan jasanya,
mereka beradu rezeki ditengah hari dalam suasana macetnya lalu lintas dan bisingnya klakson mobil, namun mereka
bertarung dalam keganasan alam ini untuk mendapatkan sekeping perak dari para dermawan.
Mengapa mereka terjun jadi pengamen jalanan adalah pertanyaan utama bagi kita, bagi orang tua yang sangat
mengasihi anak-anaknya, mustahil bagi kita untuk melepaskan mereka menjadi pengamen jalanan, akan tetapi karena
faktor ekonomi dan kurangnya perhatian dari keluarga, membuat mereka menjadi anak jalanan dan bahkan mereka
nyaris menghabiskan hari-harinya dijalanan untuk menyambung hidup.
Rasa kasihan serta bercampur malu bila melihat keadaan anak-anak yang mencari rezeki dipinggir jalan saat ini,
ditambah jumlah pengamen yang sudah membludak diseantero angkutan umum, bahkan untuk jarak tempuh 5
kilometer pengamen didalam bus kota bisa tiga kali naik dengan berbagai tipe musik maupun nyanyian yang mereka
bawakan, dan sepertinya jumlah pengamen ini bukannya menurun bahkan semakin banyak yang menggantungkan
hidup dari jual jasa menyanyi apa adanya.
Gejala sosial ini terjadi karena kurangnya lapangan kerja dan juga rendahnya income keluarga membuat anak-anak yang
dalam usia dini sudah harus mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan mereka bahkan membantu keluarga mereka.
sebagai pengamen dan pemulung ini seharusnya dipelihara negara, bilamana orangtua mereka tidak sanggup untuk
membiayai hidup mereka, berbeda di Tanah air anak-anak ini luput dari perhatian pemerintah bahkan ada
kecenderungan mereka tidak diperhatikan sama sekali, dan kalau demikian siapakah yang dapat menyelamatkan
mereka demi masa depan yang lebih baik?
Bila bangsa lain berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan generasi mereka agar tercipta pemimpin yang lebih baik
dihari depan, namun di negeri kita ini sepertinya tidak ada yang memiliki perhatian serius terhadap masa depan
generasi penerus ini, himpitan hidup dan kesulitan ekonomi adalah persoalan utama mengapa anak-anak ini lepas
menjadi pengamen jalanan.
1.   Pengamen Baik
Pengamen yang baik adalah pengamen profesional yang memiliki kemampuan
     musikalitas yang mampu menghibur sebagian besar pendengarnya. Para
     pendengarpun merasa terhibur dengan ngamenan pengamen yang baik
     sehingga mereka tidak sungkan untuk memberi uang receh maupun uang
     besar untuk pengamen jenis ini. Pengamen ini sopan dan tidak memaksa
     dalam meminta uang.
2. Pengamen pemalak/penebar teror
Pengamen yang satu ini adalah pengamen yang lebih suka melakukan tereor
     kepada para pendengarnya sehingga para pendengar merasa lebih suka
     memberikan uang receh daripada mereka diapa-apakan oleh pengamen
     tukang palak tersebut.Mereka tidak hanya menyanyi tetapi kadang
     menebar teror dengan pembawaan yang tiap pendengar dengan modal
     teror. Pengamen ini layak dilaporkan kepolisi dengan perbuatan tidak
     menyenangkan didepan umum.
3. Pengamen Penjahat
Pengamen penjahat adalah pengamen yang tidak hanya mengamen tetapi juga
     melakukan tindakn kejahatan seperti sambil mencopet ,sambil
     nodong,menganiaya orang lain , melecehkan orang lain, dan lain
     sebagainya.Kalau menemukan pengamen ini jangan ragu untuk
     melaporkan kepolisi agar modus mereka tidak ditiru orang lain.
Ovan lahir pada tahun1992 dalam keluarga pengamen jalanan. Kakaknya yang berasal dari subang jawa barat adalah seorang seniman jalanan .
Karena kondisi keuangan yang lemah pada saat itu memaksa Ovan untuk menjadi musisi jalanan alias pengamen. Jenis musik yang dimainkan
oleh Ovan selama mengamen adalah musik pop dan dangdut koplo salah satu jenis musik kombinasi dengan tempo cepat.
Ovan belajar bermain musik untuk mengamen dari kakak lelakinya yang sudah terjun menjadi pengamen jalanan terlebih dahulu . Ovan
menyadari bahwa alat musik yang menjadi favoritnya adalah gitar maka kemudian ia memutuskan untuk mengkhususkan diri bermain gitar.
Ovan menjadi seorang pengamen jalanan untuk membiayai sekolahnya. Meskipun dia tidak menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMA
namun Ovan tetap bersemangat untuk belajar. Dia telah mampu mencari uang dengan bernyanyi dan bermain gitar sejak tahun 2004.
Ovan tidak menganggap dirinya sebagai pengamen. Ovan cenderung lebih suka menganggap dirinya sebagai "PPRT" atau "Pemungut Pajak
Rumah Tangga". Hal ini karena biasanya dia akan mendatangi satu rumah ke rumah lain untuk bernyanyi dan berharap kebaikan dari
penghuni rumah. Bagi penghuni rumah yang ia datangi, bakat besar yang dimiliki Ovan adalah sebuah pertunjukan yang menghibur daripada
sesuatu yang mengganggu. Oleh karenanya penghuni rumah yang ia datangi pun menanggapi dengan baik permainan musiknya. Saat Ovan
mengamen dari pintu ke pintu, anak-anak dari lingkungan di sekitarnya senantiasa mengikuti dan melihat permainan musiknya.
Ovan sangat dihormati oleh pengamen jalanan dan seniman lainnya. Ovan berkata bahwa kendala utama dalam karier bermusiknya
(mengamen) ialah hujan. Setiap kali hujan turun maka itu akan menghambat dirinya dalam "bekerja dari pintu ke pintu" karena bermain gitar
sambil memegang payung adalah hal yang sulit Sebagaimana orang Jawa sejati, Ovan percaya akan salah satu Falsafah Jawa yaitu "nrimo ing
pandum" yang berarti menerima suratan takdir dengan kesabaran dan kerendahan hati. Menurut Ovan, takdir atas dirinya berada di tangan
Tuhan. Setiap kali mengakhiri permainan musiknya, dia tidak pernah berharap bayaran, namun menerima apa yang orang lain berikan secara
ikhlas.
Saat usia beranjak dewasa, Ovan menambahkan nama "Sutrisno" di belakang nama "Ovan" sebagaimana kelaziman pada masyarakat sunda
Saat ini, Ovan tinggal seorang diri di sebuah rumah kontrakan di Kampung bali GT II/1175 RW.23, dia melakukan sendiri semua pekerjaan
rumah tapi untuk makan ia membelinya di warung makan di sekitar tempat tinggalnya.
Ovan mengatur jadwal kerja. Dia mulai berangkat kerja, setelah tugas rumah rampung. Jam kerjanya dimulai pukul 09.00 sampai 14.00. Hanya
seputar wilayah jakarta barat saja yang dijelajahinya. Dalam sebulan dia hanya mengamen selama 20 hari dan selebihnya dia gunakan untuk
istirahat. Tapi itu bukan harga mati. Tergantung kondisi .
Sebagai seorang musisi jalanan, bermain gitar bukanlah sekedar soal mencari uang, melainkan juga raihan jiwa. Di dalam konsepnya, Ovan
membuat musik yang ia mainkan dapat menjadi pembebas tekanan jiwa (stres).
Terhadap musisi jalanan lainnya, Ovan menata ulang (re-arrange) musik pop yang kebanyakan dari era tahun 2010. Ovan suka membuat orang
lain tertawa saat mendengarkan lagu dan musik yang ia mainkan. Bahkan seringkali ia memparodikan lagu-lagu yang populer di masyarakat.
Keunikan dan kekayaan bermusiknya secara sederhana berdasarkan kombinasi olah vokalnya dan kepiawaiannya dalam memainkan gitar. Ciri
khas penampilannya ialah menyanyikan lagu-lagu pop secara medley atau sambung menyambung tanpa terputus dalam Bahasa Indonesia.
Meski lagu-lagu itu dimainkan secara medley, penyingkatan atau perubahan ketukan gitar yang dilakukan Ovan menjadi tanda sebuah lagu
baru akan ia nyanyikan dalam medley lagu tersebut.
Musisi Indonesia dengan beragam jenis
                                             dan aliran musik ternyata
                                                            menyimpan
                                                  tokoh tokoh dengan
                                                    talenta musik yang
                                          menakjubkan. Yang mungkin
                                                          tidak didapat
                                                    dari sekolah musik
                                                  ataupun pendidikan
 , melainkan berasal dari jalanan. Atau dengan kata lain banyak musisi
              indonesia yang berawal dari seorang pengamen jalanan.
Bernama asli Virgiawan Listanto adalah musisi low profile yang dikenal
        dengan lagu lagu kritik yang membawa suara rakyat dan kaum
                                                              marginal.
Bernama asli Urip Achmad
                       Rijanto,
seorang musisi dengan ciri khas
                rambut gimbal
            dan tawa lebarnya.
                   Dikenal luas
      dengan lagu tak gendong.
Siapa yang tidak kenal dengan
               grup musik ini.
        Dengan gaya slengean
  mereka menjadi musisi yang
             sukses dan besar.
Bernama asli
Soedjarwoto Soemarsono,
     dikenal dengan lagu
    berciri nasionalisme.
Penyanyi balada yang
kurang begitu dikenal anak
     muda saat ini, musisi
     seangkatan Gombloh
     dan Franky Sahilatua.
Sekelompok pengamen
      jalanan asal Kota
              Surabaya
   yang sukses setelah
  memenangkan ajang
  pemilihan Indonesia
        Mencari Bakat.
Suara jalanan yang seperti berhenti dan hening, tidak ada
                                  gemuruh mesin menderu pilu.
Ingin ku rekam apa yang sedang kau dendangkan di pintu mobil
                                              keberuntunganmu.
          Alangkah senang hatiku Bila ku dekat denganmu.
            Alangkah senang hatiku. Sayangku hanya untukmu
                   Kuingin tamasya bersama. Jauh, jauh, jauh
                                 Manis dan Sayang  Koes Ploes
     Gelak tawa terdengar pelan di sisi decit sepeda motor yang
             tertahan. Seperti kedamaian yang memikat pagiku.
        Ukelele bersuara keroncong. Masih senyap di pinggiran.
                                    ~ Untuk pengamen jalanan.
Terima Kasih Perhatian Teman-Teman
Inilah Hasil Riset Kami Character Building

More Related Content

Prese4ntasi caracterbuilding

  • 1. LAPORAN OBSERVASI PENGAMEN JALANAN Disusun oleh Supriyanto Retno Nurmayanti Jayanti Fatarina Hasan Kohar Agung Budi Martin Aritonang
  • 2. Pengamen sama halnya penyanyi. Karna mereka sama-sama melantukan sebuah lagu dengan iringan musik yang terkadang sama. Tapi bedanya pengamen menjual suaranya hanya dilingkungannya ataupun hanya dari satu jalan ke jalan yang lain. Berbeda dengan penyanyi yang menjual suaranya tidak hanya dilingkungannya dan tidak hanya dari jalan kejalan,melainkan dari satu kota ke kota lain dan bahkan dari panggung kepanggung. Dan jelas penghasilan pun sangat berbeda. Ttapi mereka sama menjual suara, terkadang ada seorang pengamen yang memiliki suara yang lebih bagus dari seorang penyanyi. Kemarin kami melihat seorang pengamen yang memiliki suara yang tak kalah dengan seorang penyanyi yang terkenal. Hanya saja mungkin jalan hidupnya harus menjadi seorang pengamen. Pengamen bukanlah suatu pekerjaan yang buruk, justru kami sangat mengaggumi seorang pengamen yang juga memiliki suara yang khas dan memiliki ciri khas yang beda. Membayangkan jika dijalan tidak ada seorang pengamen yang menyanyikan sebuah lagu untuk menghibur orang dengan suaranya .Walaupun terkadang pengamen juga membuat kita merasa risih dengan selalu ditunggu dengan nyanyian ketika kita makan disebuah warung makan.Tapi justru mereka menghibur kita, itulah pekerjaannya. Belajar dari seorang pengamen jalanan yang selalu menghibur orang lain ketika mereka pun juga merasakan capek dan lelah tapi mereka tetap menyanyi untuk orang lain.Hari ini belajar satu hal yaitu tetaplah selalu menyanyi disaat kamu merasa lelah dengan semua aktivitas dalam hidup.
  • 3. Miris rasanya melihat keadaan mereka yang mencari rezeki dengan menyanyi di prapatan lampu merah disetiap pojok kota, Mereka terjun menjadi pengamen oleh karena keperpaksaan atau kesulitan ekonomi keluarga membuat mereka terpaksa menjadi pengamen jalanan, umumnya mereka berlomba-lomba menawarkan suaranya dengan modal keroncong yang mereka sewa atau dipinjamkan oleh orang-orang yang membisniskan alat musik ini. Sepintas saya perhatikan kondisi pengamen jalanan ini memprihatinkan, mereka bertarung dengan panas dan asap mobil dan juga resiko ditabrak oleh pengendara, keselamatan diri mereka tidak ada yang memikirkan bahkan orangtua anak tersebutpun sepertinya tidak memperhatikan keberadaan mereka. Tadi siang di salah satu terminal ibu kota sempat melihat begitu banyaknya pengamen jalanan ini menawarkan jasanya, mereka beradu rezeki ditengah hari dalam suasana macetnya lalu lintas dan bisingnya klakson mobil, namun mereka bertarung dalam keganasan alam ini untuk mendapatkan sekeping perak dari para dermawan. Mengapa mereka terjun jadi pengamen jalanan adalah pertanyaan utama bagi kita, bagi orang tua yang sangat mengasihi anak-anaknya, mustahil bagi kita untuk melepaskan mereka menjadi pengamen jalanan, akan tetapi karena faktor ekonomi dan kurangnya perhatian dari keluarga, membuat mereka menjadi anak jalanan dan bahkan mereka nyaris menghabiskan hari-harinya dijalanan untuk menyambung hidup. Rasa kasihan serta bercampur malu bila melihat keadaan anak-anak yang mencari rezeki dipinggir jalan saat ini, ditambah jumlah pengamen yang sudah membludak diseantero angkutan umum, bahkan untuk jarak tempuh 5 kilometer pengamen didalam bus kota bisa tiga kali naik dengan berbagai tipe musik maupun nyanyian yang mereka bawakan, dan sepertinya jumlah pengamen ini bukannya menurun bahkan semakin banyak yang menggantungkan hidup dari jual jasa menyanyi apa adanya. Gejala sosial ini terjadi karena kurangnya lapangan kerja dan juga rendahnya income keluarga membuat anak-anak yang dalam usia dini sudah harus mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan mereka bahkan membantu keluarga mereka. sebagai pengamen dan pemulung ini seharusnya dipelihara negara, bilamana orangtua mereka tidak sanggup untuk membiayai hidup mereka, berbeda di Tanah air anak-anak ini luput dari perhatian pemerintah bahkan ada kecenderungan mereka tidak diperhatikan sama sekali, dan kalau demikian siapakah yang dapat menyelamatkan mereka demi masa depan yang lebih baik? Bila bangsa lain berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan generasi mereka agar tercipta pemimpin yang lebih baik dihari depan, namun di negeri kita ini sepertinya tidak ada yang memiliki perhatian serius terhadap masa depan generasi penerus ini, himpitan hidup dan kesulitan ekonomi adalah persoalan utama mengapa anak-anak ini lepas menjadi pengamen jalanan.
  • 4. 1. Pengamen Baik Pengamen yang baik adalah pengamen profesional yang memiliki kemampuan musikalitas yang mampu menghibur sebagian besar pendengarnya. Para pendengarpun merasa terhibur dengan ngamenan pengamen yang baik sehingga mereka tidak sungkan untuk memberi uang receh maupun uang besar untuk pengamen jenis ini. Pengamen ini sopan dan tidak memaksa dalam meminta uang. 2. Pengamen pemalak/penebar teror Pengamen yang satu ini adalah pengamen yang lebih suka melakukan tereor kepada para pendengarnya sehingga para pendengar merasa lebih suka memberikan uang receh daripada mereka diapa-apakan oleh pengamen tukang palak tersebut.Mereka tidak hanya menyanyi tetapi kadang menebar teror dengan pembawaan yang tiap pendengar dengan modal teror. Pengamen ini layak dilaporkan kepolisi dengan perbuatan tidak menyenangkan didepan umum. 3. Pengamen Penjahat Pengamen penjahat adalah pengamen yang tidak hanya mengamen tetapi juga melakukan tindakn kejahatan seperti sambil mencopet ,sambil nodong,menganiaya orang lain , melecehkan orang lain, dan lain sebagainya.Kalau menemukan pengamen ini jangan ragu untuk melaporkan kepolisi agar modus mereka tidak ditiru orang lain.
  • 5. Ovan lahir pada tahun1992 dalam keluarga pengamen jalanan. Kakaknya yang berasal dari subang jawa barat adalah seorang seniman jalanan . Karena kondisi keuangan yang lemah pada saat itu memaksa Ovan untuk menjadi musisi jalanan alias pengamen. Jenis musik yang dimainkan oleh Ovan selama mengamen adalah musik pop dan dangdut koplo salah satu jenis musik kombinasi dengan tempo cepat. Ovan belajar bermain musik untuk mengamen dari kakak lelakinya yang sudah terjun menjadi pengamen jalanan terlebih dahulu . Ovan menyadari bahwa alat musik yang menjadi favoritnya adalah gitar maka kemudian ia memutuskan untuk mengkhususkan diri bermain gitar. Ovan menjadi seorang pengamen jalanan untuk membiayai sekolahnya. Meskipun dia tidak menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMA namun Ovan tetap bersemangat untuk belajar. Dia telah mampu mencari uang dengan bernyanyi dan bermain gitar sejak tahun 2004. Ovan tidak menganggap dirinya sebagai pengamen. Ovan cenderung lebih suka menganggap dirinya sebagai "PPRT" atau "Pemungut Pajak Rumah Tangga". Hal ini karena biasanya dia akan mendatangi satu rumah ke rumah lain untuk bernyanyi dan berharap kebaikan dari penghuni rumah. Bagi penghuni rumah yang ia datangi, bakat besar yang dimiliki Ovan adalah sebuah pertunjukan yang menghibur daripada sesuatu yang mengganggu. Oleh karenanya penghuni rumah yang ia datangi pun menanggapi dengan baik permainan musiknya. Saat Ovan mengamen dari pintu ke pintu, anak-anak dari lingkungan di sekitarnya senantiasa mengikuti dan melihat permainan musiknya. Ovan sangat dihormati oleh pengamen jalanan dan seniman lainnya. Ovan berkata bahwa kendala utama dalam karier bermusiknya (mengamen) ialah hujan. Setiap kali hujan turun maka itu akan menghambat dirinya dalam "bekerja dari pintu ke pintu" karena bermain gitar sambil memegang payung adalah hal yang sulit Sebagaimana orang Jawa sejati, Ovan percaya akan salah satu Falsafah Jawa yaitu "nrimo ing pandum" yang berarti menerima suratan takdir dengan kesabaran dan kerendahan hati. Menurut Ovan, takdir atas dirinya berada di tangan Tuhan. Setiap kali mengakhiri permainan musiknya, dia tidak pernah berharap bayaran, namun menerima apa yang orang lain berikan secara ikhlas. Saat usia beranjak dewasa, Ovan menambahkan nama "Sutrisno" di belakang nama "Ovan" sebagaimana kelaziman pada masyarakat sunda Saat ini, Ovan tinggal seorang diri di sebuah rumah kontrakan di Kampung bali GT II/1175 RW.23, dia melakukan sendiri semua pekerjaan rumah tapi untuk makan ia membelinya di warung makan di sekitar tempat tinggalnya. Ovan mengatur jadwal kerja. Dia mulai berangkat kerja, setelah tugas rumah rampung. Jam kerjanya dimulai pukul 09.00 sampai 14.00. Hanya seputar wilayah jakarta barat saja yang dijelajahinya. Dalam sebulan dia hanya mengamen selama 20 hari dan selebihnya dia gunakan untuk istirahat. Tapi itu bukan harga mati. Tergantung kondisi . Sebagai seorang musisi jalanan, bermain gitar bukanlah sekedar soal mencari uang, melainkan juga raihan jiwa. Di dalam konsepnya, Ovan membuat musik yang ia mainkan dapat menjadi pembebas tekanan jiwa (stres). Terhadap musisi jalanan lainnya, Ovan menata ulang (re-arrange) musik pop yang kebanyakan dari era tahun 2010. Ovan suka membuat orang lain tertawa saat mendengarkan lagu dan musik yang ia mainkan. Bahkan seringkali ia memparodikan lagu-lagu yang populer di masyarakat. Keunikan dan kekayaan bermusiknya secara sederhana berdasarkan kombinasi olah vokalnya dan kepiawaiannya dalam memainkan gitar. Ciri khas penampilannya ialah menyanyikan lagu-lagu pop secara medley atau sambung menyambung tanpa terputus dalam Bahasa Indonesia. Meski lagu-lagu itu dimainkan secara medley, penyingkatan atau perubahan ketukan gitar yang dilakukan Ovan menjadi tanda sebuah lagu baru akan ia nyanyikan dalam medley lagu tersebut.
  • 6. Musisi Indonesia dengan beragam jenis dan aliran musik ternyata menyimpan tokoh tokoh dengan talenta musik yang menakjubkan. Yang mungkin tidak didapat dari sekolah musik ataupun pendidikan , melainkan berasal dari jalanan. Atau dengan kata lain banyak musisi indonesia yang berawal dari seorang pengamen jalanan. Bernama asli Virgiawan Listanto adalah musisi low profile yang dikenal dengan lagu lagu kritik yang membawa suara rakyat dan kaum marginal.
  • 7. Bernama asli Urip Achmad Rijanto, seorang musisi dengan ciri khas rambut gimbal dan tawa lebarnya. Dikenal luas dengan lagu tak gendong.
  • 8. Siapa yang tidak kenal dengan grup musik ini. Dengan gaya slengean mereka menjadi musisi yang sukses dan besar.
  • 9. Bernama asli Soedjarwoto Soemarsono, dikenal dengan lagu berciri nasionalisme.
  • 10. Penyanyi balada yang kurang begitu dikenal anak muda saat ini, musisi seangkatan Gombloh dan Franky Sahilatua.
  • 11. Sekelompok pengamen jalanan asal Kota Surabaya yang sukses setelah memenangkan ajang pemilihan Indonesia Mencari Bakat.
  • 12. Suara jalanan yang seperti berhenti dan hening, tidak ada gemuruh mesin menderu pilu. Ingin ku rekam apa yang sedang kau dendangkan di pintu mobil keberuntunganmu. Alangkah senang hatiku Bila ku dekat denganmu. Alangkah senang hatiku. Sayangku hanya untukmu Kuingin tamasya bersama. Jauh, jauh, jauh Manis dan Sayang Koes Ploes Gelak tawa terdengar pelan di sisi decit sepeda motor yang tertahan. Seperti kedamaian yang memikat pagiku. Ukelele bersuara keroncong. Masih senyap di pinggiran. ~ Untuk pengamen jalanan.
  • 13. Terima Kasih Perhatian Teman-Teman Inilah Hasil Riset Kami Character Building