Infeksi saluran pernapasan atas umumnya disebabkan oleh virus dan mikoplasma. Gejalanya meliputi peradangan dan pembentukan sekret pada mukosa saluran pernapasan atas. Komplikasinya dapat berupa sinusitis, otitis media, atau radang tenggorokan. Penanganannya meliputi istirahat, mengonsumsi cairan, dan antibiotik pada kondisi tertentu.
1 of 32
More Related Content
Present ispa
2. ï‚ž Infeksi yang terutama mengenai struktur saluran pernapasan di
atas laring, tapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran
atas dan bawah secara simultan atau berurutan.
Gambaran patofisiologi
ï‚ž Meliputii infiltrat peradangan dan mukosa, kongesti vaskuler,
bertambahnya sekresi mukus, dan perubahan struktur dan fungsi
siliare.
etiologi
ï‚ž Disebabkan oleh virus dan mikoplasma
4. ï‚ž Merupakan peradangan akibat infeksi virus di saluran pernafasan
atas. Nama lain dari nasofaringitis akut antara lain rhinofaringitis
akut, rhinitis simpleks, selesma, coryza atau orang awam lebih
sering menyebut masuk angin/common cold (CC). Merupakan infeksi
anak yang paling lazim. Pada anak-anak sering melibatkan sinus
paranasal dan telinga tengah serta nasofaring.
Etiologi
ï‚ž Penyebab CC ialah virus. Yang tersering adalah rhinovirus (25-
80%), coronavirus (10-20%), dan virus influenza (10-15%).
5. ï‚ž Perubahan pertama : edema dan vasodilatasi pada submukosa.
ï‚ž Infiltrat sel mononuklear, dalam 1-2 hari menjadi polimorfonuklear
ï‚ž Pada infeksi sedang- berat, epitel superfisial mengelupas.
ï‚ž Produksi mukus banyak, mula-mula encer kemudian mengental dan
biasanya purulen
6. ï‚ž Commond cold / Selesma:
ï‚ž Flu / Influenza:
› Demam: jarang › Demam : tiba-tiba, seringkali demam tinggi,
› Sakit kepala : jarang berakhir dalam 3-4 hari
› Nyeri dan pegal : ringan › Sakit kepala : sering
› Lemah : jarang/lemah › Nyeri dan pegal : biasa terjadi, dan sering
› Terbaring di tempat tidur : jarang sangat sakit
› Pilek : sering › Lemah : sedang sampai berat, bisa sampai
› Bersin-bersin : biasa satu bulan
› Tenggorokan sakit : biasa › Terbaring di tempat tidur : sering, bisa
› Batuk : kadang-kadang, ringan-sedang sampai 5-10 hari
› Komplikasi yang bisa terjadi : Sinus atau infeksi › Pilek : kadang-kadang
telinga › Bersin-bersin : kadang-kadang
› Sesak nafas dengan/ tanpa sumbatan hidung,
› Tenggorokan sakit : kadang-kadang
bersin-bersin, tenggorokan gatal, hidung meler,
batuk, › Batuk : Biasa, bisa menjadi parah
› Suara serak › Komplikasi yang bisa terjadi : pneumonia,
› Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 gagal ginjal, gagal hati, dapat mengancam
hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak jiwa
› Seringkali berlangsung sampai minggu kedua.
8. ï‚ž Usahakan untuk beristirahat dan selalu dalam keadaan hangat dan nyaman, serta diusakahanagar
tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
ï‚ž Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus menjalani tirah baring dirumah.
ï‚ž Minum banyak cairan guna membantu mengencerkan sekret hidung sehingga lebih mudahuntuk
dikeluarkan/dibuang.
ï‚ž Untuk meringankan nyeri atau demam dapat diberikan asetaminofen atau ibuprofen.
ï‚ž Pada penderita dengan riwayat alergi, dapat diberikan antihistamin
ï‚ž Menghirup uap dari suatu vaporizer bisa membantu mengencerkan sekret danmengurangi sesak di
dada.
ï‚ž Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu mengeluarkan sekret yang
kental.
ï‚ž Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari saluran
pernafasan.Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati, kecuali jika sangat mengganggu dan
menyebabkan penderita susah tidur.
ï‚ž Jika batuknya hebat, bisa diberikan obat. Antibiotik tidak efektif untuk mengobati common cold,
antibiotik hanya diberikan jika terjadi suatu infeksi bakteri.
9. ï‚ž Common cold sebenarnya merupakan penyakit yang dapat sembuh
dengan sendirinya. Namun bila tidak ditangani secara tepat dapat
mengakibatkan perburukan keadaan/komplikasi.Â
10. ï‚ž Disebabkan oleh Streptokokus- hemolitikus grup A.
ï‚ž Gejala: demam, batuk
Manifestasi Klinis
ï‚ž Faringitis virus : tanda awal demam, malaise, dan anoreksia dengan
nyeri tenggorokan sedang. Nyeri timbul sehari sesudah muncul
gejala, mencapai puncak pada hari ke-2 sampai ke-3.
ï‚ž Faringitis streptokokus : Pada anak > 2tahun mulai dengan keluhan
nyeri kepala, nyeri perut, muntah, demam setinggi 40 0C. Beberapa
jam setelah keluhan awal, tenggorokan nyeri, pada 1/3 penderita
11. ï‚ž Otitis media purulenta bakterialis
Penatalaksanaan
ï‚ž Obat kumur salin
ï‚ž Bila nyeri tenggorokan berat bisa digunakan asetaminofen atau
ibuprofen.
ï‚ž Banyak minum
ï‚ž Bila biakan tenggorok positif thd streptokokkus betahemolitikus ïƒ
antibiotik selama 10 hari (Antibiotik : faringitis streptokokus paling baik
menggunakan penisilin 125-250 mg 3x sehari selama 10 hari)
12. ï‚ž Ditandai dengan demam, nyeri menelan, dan mengeluarkan air liur.
Disebabkan oleh streptokokus grup A atau H.
ï‚ž Uvulitis streptokokus sering terjadi pada anak dengan usia > 5
tahun.
13. ï‚ž Adalah suatu peradangan yang disertai pembentukan pus pada
daerah retrofaring. Keadaan ini merupakan salah satu infeksi pada
leher bagian dalam ( deep neck infection ).
ï‚ž Pada umumnya sumber infeksi pada ruang retrofaring berasal dari
proses infeksi di hidung, adenoid, nasofaring dan sinus paranasal,
yang menyebar ke kelenjar limfe retrofaring.
 Oleh karena kelenjar ini biasanya atrofi pada umur 4 – 5 tahun,
maka sebagian besar abses retrofaring terjadi pada anak-anak dan
relatif jarang pada orang dewasa.
14. 1. Akut. ï‚ž 2. Kronis.
ï‚ž Sering terjadi pada anak-anak berumur ï‚ž Biasanya terjadi pada orang dewasa
dibawah 4 – 5 tahun. Keadaan ini atau anak-anak yang lebih tua.
ï‚ž terjadi akibat infeksi pada saluran nafas ï‚ž Keadaan ini terjadi akibat infeksi
atas seperti pada adenoid, tuberkulosis ( TBC ) pada vertebra
ï‚ž nasofaring, rongga hidung, sinus servikalis dimana
paranasal dan tonsil yang meluas ke ï‚ž pus secara langsung menyebar
ï‚ž kelenjar limfe retrofaring ( limfadenitis ) melalui ligamentum longitudinal
sehingga menyebabkan supurasi
anterior.
ï‚ž pada daerah tersebut. ï‚ž Selain itu abses dapat terjadi akibat
ï‚ž Sedangkan pada orang dewasa terjadi infeksi TBC pada kelenjar limfe
akibat infeksi langsung oleh karena
ï‚ž trauma akibat penggunaan instrumen
ï‚ž retrofaring yang menyebar dari
( intubasi endotrakea, endoskopi, kelenjar limfe servikal.
ï‚ž sewaktu adenoidektomi ) atau benda
asing.
15. Beberapa organisme yang dapat menyebabkan abses retrofaring
adalah
ï‚ž 1. Kuman aerob :
› Streptococcus beta –hemolyticus group A ( paling sering ),
› Streptococcus pneumoniae, Streptococcus non –
› hemolyticus, Staphylococcus aureus , Haemophilus sp
ï‚ž 2. Kuman anaerob :
› Bacteroides sp, Veillonella, Peptostreptococcus,
› Fusobacteria
17. ï‚ž Pada pemeriksaan faring bisa menunjukkan pembengkakan
asimmetri pada dinding orofaring posterolateral
ï‚ž dinding posterior faring membengkak ( bulging ) dan hiperemis
pada satu sisi.
ï‚ž pada palpasi teraba massa yang lunak, berfluktuasi dan nyeri
tekan
ï‚ž pembesaran kelenjar limfe leher ( biasanya unilateral ).
18. ï‚ž Laboratorium :
a. darah rutin : lekositosis
b. kultur spesimen ( hasil aspirasi )
ï‚ž Radiologis :
a. Foto jaringan lunak leher lateral
Dijumpai penebalan jaringan lunak retrofaring ( prevertebra ) :
- setinggi C2 : > 7 mm ( normal 1 - 7 mm ) pada anak-anak dan dewasa
- setinggi C6 : > 14 mm ( anak-anak , N : 5 – 14 mm ) dan > 22 mm
( dewasa, N : 9 – 22 mm )
Pembuatan foto dilakukan dengan posisi kepala hiperekstensi dan
selama inspirasi.
b. CT Scan
c. MRI
21. 1. Massa itu sendiri : obstruksi jalan nafas
2. Ruptur abses : asfiksia, aspirasi pneumoni, abses paru
3. Penyebaran infeksi ke daerah sekitarnya :
a. inferior : edema laring , mediastinitis, pleuritis,
empiema, abses mediastinum
b. lateral : trombosis vena jugularis, ruptur arteri
karotis, abses parafaring
c. posterior : osteomielitis dan erosi kollumna spinalis
4. Infeksi itu sendiri : necrotizing fasciitis, sepsis dan kematian4
22. ï‚ž Prognosis baik apabila didiagnosis secara dini dengan
penanganan yang tepat dan komplikasi tidak terjadi.
ï‚ž Pada fase awal dimana abses masih kecil maka tindakan insisi
dan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat menghasilkan
penyembuhan yang sempurna.
ï‚ž angka mortalitas :
mediastinitis ïƒ 40 - 50%
Ruptur arteri karotis ïƒ 20 – 40%
trombosis vena jugularis ïƒ 60%.
23. ï‚ž Abses peritonsil terjadi sebagai akibat komplikasi tonsilitis akut
atau infeksi yang bersumber dari kelenjar mucus Weber di kutub
atas tonsil.
Etiologi
ï‚ž Organisme aerob :Streptococcus pyogenes (Group A Beta-hemolitik
streptoccus), Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenzae.
ï‚ž Organisme anaerob :Fusobacterium. Prevotella, Porphyromonas,
Fusobacterium, dan Peptostreptococcus spp.
24. ï‚ž Odinofagia (nyeri menelan) yang hebat
ï‚ž Nyeri telinga (otalgia)
ï‚ž Muntah (regurgitasi)
ï‚ž Mulut berbau (foetor ex ore)
ï‚ž Banyak ludah (hipersalivasi)
ï‚ž Suara sengau (rinolalia),
ï‚ž Kadang-kadang sukar membuka mulut (trismus), serta
pembengkakan kelenjar submandibula dengan nyeri tekan.
26. ï‚ž Pada stadium infiltrasi, diberikan antibiotika dosis tinggi dan
obat simtomatik. Juga perlu kumur dengan air hangat dan
kompres dingin pada leher.
ï‚ž Antibiotik yang diberikan ialah penisilin 600.000-1.200.000 unit
atau ampisilin/amoksisilin (Dewasa : 3-4 x 250-500 mg, Anak :
50-100mg/kg/hr) atau metronidazol (Dewasa : 3-4 x 250-500
mg, Anak : 50 mg/kg/hr).
ï‚ž Bila telah terbentuk abses, dilakukan pungsi pada daerah
abses, kemudian diinsisi untuk mengeluarkan nanah.
27. ï‚ž Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena
alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur.
ï‚ž Secara klinis sinusitis dibagia atas :
› Sinusitis akut, bila infeksi beberapa hari sampai beberapa minggu
(<3minggu).
› Sinusitis subakut, bila infeksi beberapa minggu hingga beberapa bulan (3-
8 minggu).
› Sinusitis Kronis, bila infeksi beberapa bulah hingga beberapa tahun( > 8
minggu).
28. ï‚ž Penyebab nonifeksius : rinitis alergika, barotrauma, atau iritan
kimia.
ï‚ž Penggunaan pipa nasotrakeal
ï‚ž Virus : rhinovirus, virus parainfluenza, dan virus influenza.
ï‚ž Bakteri :Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan
moraxella catarralis.
ï‚ž Jamur : dari spesies Rhizopus, rhizomucor,Mucor, Absidia,
Cunninghamella, Aspergillus, dan Fusarium.
29. ï‚ž Sekret nasal purulen, kongesti nasal, rasa tertekan pada wajah,
nyeri gigi, nyeri telinga, demam, nyeri kepala, batuk, rasa lelah,
halitosis, atau berkurangnya penciuman.
ï‚ž Gejala seperti ini sulit dibedakan dengan infeksi saluran nafas
atas karena virus. Pasien dengan gejala diatas selama lebih
dari 7 hari mengarahkan diagnosis ke arah sinusitis.
30. Gejala mayor Gejala minor
Nyeri atau rasa tertekan pada wajah Sakit kepala
Sekret nasal purulen Batuk
Demam Rasa lelah
Kongesti nasal Rasa lelah
Obstruksi nasal Halitosis
Hiposmia atau anosmia Nyeri gigi
31. ï‚ž Antibiotik. Berikan golongan penisilin selama 10-14 hari
meskipun gejala klinik sinusitis akut telah hilang.
ï‚ž Dekongestan lokal. Berupa obat tetes hidung untuk
memperlancar drainase hidung.
ï‚ž Analgetik. Untuk menghilangkan rasa sakit.