ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
PENGEMBANGAN PERAN SERTA MASYARAKAT
MELALUI PENGEMBANGAN DESA
Disusun oleh:
1. Isnaini Muslimatun
2. Natalia Elfitri Siputri Daur
3. Wulan Kurnia Sari
4. Anita Dwi Harjanti
5. Novia Esti Rahayu
6. Dewi Puspita Sari
7. Dyah Ayu Wella Dagusta
8. Dwi Puput Arianti
9. Fransisca Sri Indarwati
10. Indah Widi Astutik
11. Desi Wulandari

(120120)
(120121)
(120122)
(120123)
(120124)
(120125)
(120126)
(120127)
(120128)
(120257)
(120258)

Kelompok 4
AKI di Kabupaten Bantul pada tahun 2011 mengalami peningkatan
dibanding pada tahun 2010 yaitu 82,07 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2010 menjadi 111,2 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011.
Mengenai AKB di Kabupaten Bantul pada tahun 2011 mengalami penurunan
menjadi sebanyak 8,5 per 1.000 kelahiran hidup dibanding tahun 2010 9,8
per 1.000 kelahiran hidup.

AKB yang terjadi di daerah Pleret juga masih cukup tinggi. Yaitu
pada tahun 2010 terjadi sebanyak 14 kasus, tahun 2011 sebanyak 10 kasus,
dan pada tahun 2012 sebanyak 11 kasus. Sedangkan pada data AKI sudah
berkurang, yaitu pada 2010 hanya terjadi 1 Ibu yang meninggal, dan tahun
2011-2012 tidak ada Ibu yang meninggal. Sehingga, dari kejadian tersebut
masih diharapkan peran serta masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah
kesehatan melalui pengembangan desa siaga. Maka dengan demikian, kami
melakukan kunjungan ke Puskesmas Pleret untuk mengetahui peran serta
masyarakat dan pengembangan desa siaga.

Kelompok 4
A.Peran Serta
Masyarakat

4
3
2

1

Sasaran

Perorganisasian
Masyarakat

Tujuan

Pengertian

Kelompok 4
Pencatatan kelahiran, kematian bayi dan ibu

1

Penggerakan sasaran agar mau menerima atau
mencapai pelayanan KIA

2

Pengaturan transportasi setempat yang siap
pakai dan rujukan kedaruratan

3

Pengaturan biaya bagi masyarakat yang tidak
mampu

4

Pengorganisasian donor darah

5

Pertemuan rutin GSI dan desa siaga

6

Kelompok 4
Pencatatan kelahiran, kematian bayi dan ibu

1

1. Pencatatan data(2)
1. pelayanan
2. Data Data sasaran

2.pengolahan data

a. Cakupan Pelayanan
a. Jumlah penduduk,
Kesehatan Ibu,
b. Jumlah penduduk miskin,
b. Cakupan Pelanyanan
c. Jumlah KIBBLA,
Keluarga Berencana,
d. Jumlah bayi,
c. Jumlah balita, dengan Risti
Deteksi Bumil
e.
/ Komplikasi,
f. Jumlah ibu hamil,
d. Jumlah ibuPelayanan miskin,
g. Cakupan hamil warga
Kesehatan Bayi Baru Lahir,
h.Jumlah ibu bersalin,
i. Jumlah ibu nifas,
e. Cakupan Pelanyanan
j. Jumlah pasangan usia subur (PUS),
Kesehatan Bayi dan Balita.

k. Data kematian dan kesakitan ibu,
l. Data kematian dan kesakitan neonatal,
m. Data kematian dan kesakitan bayi dan
anak balita

Langkah pengolahan data: pembersihan data, validasi data, pengelompokan
Hasil pengolahan data dapat disajikan dalam bentuk: narasi, grafik dan peta.

Kelompok 4
Penggerakan sasaran agar mau menerima atau
mencapai pelayanan KIA
a. Advokasi
strategi dan rencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak terkait.
b. Bina Suasana
menciptakan opini publik atau lingkungan sosial.
c. Pemberdayaan
Masyarakat
upaya menumbuhkan kesadaran, kemauan,
kemampuan masyarakat

d. Kemitraan

Kelompok 4

kerjasama formal

22
Pengorganisasian donor darah

5

melibatkan peran serta masyarakat,
khususnya keluarga dari ibu hamil atau ibu
GSI
Konsep bersalin. Jaringan donor darah dalam
desa siaga yaitu dengan
membangun suatu sistem di suatu
suatu kelompok masyarakat desa, sehingga
desa yang bertanggung jawab untuk
Mengembangkan kualitas perempuan
dalam situasi darurat
memelihara kesehatan masyarakat itu donor secepatnya
dengan meningkatkan pengetahuan,
dapat bertujuan
diberikankepada ibu melahirkan dan kepedulian dalam
sendiri.
Yang
agar
kesadaran,
(Depkes RI, 1997).
terwujudnya desa yang sehat, peduli,
upaya integrative dan sinergis
dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan di wilayahnya.

(Syafrudin, 2011).

Pertemuan rutin GSI dan desa siaga
Menyegarkan dan meningkatkan

Kegiatan pokok desa siaga (Depkes RI,
2007),:
a. Surveilans dan pemetaan
b. Perencanaan partisipatif
c. Kegiatan khusus
d. Monitoring kinerja
e. Manajemen keuangan

6

pengetahuan Satgas GSI tentang
berbagai program Gerakan Sayang Ibu
(GSI) dari terkait.

Kelompok 4
2.Penggerakan Sasaran agar Mau Menerima
/ Mencapai Pelayanan KIA

1.Pencatatan Kelahiran dan Kematian Ibu
• Data didapat dari dalam dan luar gedung
• Pencatatan dibantu oleh kader masyarakat
• Pengelolaan data dengan komputerisasi

3.Pengaturan Transportasi Setempat
Siap Pakai dan Rujukan Kedaruratan

yang

Sasaran dalam mencapai pelayanan KIA dibagi
menjadi 3 yaitu sasaran primer, sekunder,
dan tersier.

4.Pengaturan Biaya bagi
Tidak Mampu

Masyarakat

yang

• Setiap desa memiliki ambulans desa
•Rujukan dilakukan ke rumah sakit PONEK

•Jamkesmas,
Jamsostek,
Jampersal,
Jamkesos
•(Tabulin)
•Dana sosial yang berasal dari masyarakat

5.Pengorganisasian Donor Darah

6. Pertemuan Rutin GSI dan Desa Siaga

• Pendataan masyarakat
• Pemeriksaan goldar dan kesehatan
• membuat daftar calon donor dan ditempel di
sekretariat

• Termasuk desa siaga madya
• Program Gerakan Sayang Ibu masuk dalam
program desa siaga namun belum terlaksana
secara optimal

Kelompok 4
Baik
Perlu
ditingkatkan

Baik

Baik
Baik
Perlu
ditingkatkan

Pencatatan Kelahiran Dan Kematian Ibu
Penggerakan Sasaran Agar Mau Menerima / Mencapai
Pelayanan KIA
Pengaturan Transportasi Setempat yang Siap Pakai
dan Rujukan Kedaruratan
Pengaturan Biaya Bagi Masyarakat yang Tidak
Mampu

Pengorganisasian Donor Darah
Pertemuan Rutin GSI dan Desa Siaga

Kelompok 4
1. Pencatatan kelahiran ibu Masyarakat yang Tidak Mampu
4. Pengaturan Biaya Bagi

1

Pencatatan data selain Menerima Mencapai
2. Penggerakan Sasaran Agar Maudilakukan / oleh bidan
Pelayanan KIA
juga dibantu oleh kader. Di setiap posyandu,

terdapat 7-10 orangpeningkatan KIA serta percepatan
Strategi promosi kader. Di puskesmas pengelolaan
• PKK
datanya sudah Masyarakat Dandilakukan Ibu
3. Pencatatan menggunakan komputerisasi. Setelah
Kelahiran
penurunan AKI dan AKB Kematian dengan advokasi,
• Kas RT
diolah oleh puskesmas, data akan diberikan kepada
Bina Suasana termasukPemberdayaan Masyarakat yang
dan
Rujukan swasta • Dana Wisma
terutama berkaitan dengan
dinas kesehatan.kesehatan(Kemenkes, 2010).
didukung oleh Kemitraan Kelompok pengajian
•
pencegahan sekunder,
Sasaran upaya peningkatan danyaitu primer, baik di
pelayanan KIA ada kegiatan pokok (Syafrudin,
Pencatatan adalah suatu3,
2009).
dan tersier. luar gedung puskesmas, puskesmas
dalam maupun di Puskesmas Pleret hanya melakukan
Setiap desa memiliki
strategi dan bidan di advokasi dan kemitraan.
5. Pengorganisasian Donor Darah ambulans desa untuk rujukan
pembantu,promosi berupadesa harus dicatat (Depkes
6. Pertemuan Rutin GSI RI, 1998). kegawatdaruratan. •Selain itu, Khusus (DAK). juga
dan Desa Siaga
Dana Alokasi Puskesmas
Pemerintah
memiliki 2 ambulans. Bantuan Operasional
Di Puskesmas Pleret, peserta donor darah didominasi
pusat dan •
Program GSI yang sudah disusun namun belum Kesehatan (BOK),koordinator
berjalan
oleh remaja. Setiap golongan darah memiliki
daerah
secara optimal, karena GSI di Puskesmas Pleret masuk ke
masing-masing. Sehingga dapat melibatkan seluruh
dalam program desa siaga. masyarakat dalam upaya penurunan angka
golongan
Program desa siaga di Kecamatan Pleret yaitu Desa Bebas
kematian ibu.
4 Masalah Kesehatan Para warga dikelompokkan berdasarkan golongan
(DB4MK). Yang termasuk dalam 4Jampersal,
•
Dana
masalah kesehatan antara lain KIA, perbaikan gizi,upaya • Jamkesmas,ini akan
darahnya. Dengan pendataan dan P2DBD,
pengelompokkan
kesehatan darah yang
penemuan dan pengobatan TB. warga dalam mendapatkan • Jamkesos. sesuai
memudahkan
Desa siaga adalah suatu konsep (Depkes serta dan
dengan kebutuhannya peran RI, 1997).
pemberdayaan masyarakat di tingkat desa, dengan
pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk
memelihara kesehatannya.

2

3

4

5

6

Kelompok 4
Kesimpulan

Saran

•Pengembangan peran serta
masyarakat melalui
pengembangan desa di
Puskesmas Pleret sudah cukup
baik. Ini terkihat dari kelima
desanya sudah menjadi desa
siaga madya. Komponen
pengembangan desa siaga di
Kecamatan Pleret adalah
Yankesdas, UKBM, dan
PHBS, dengan program
kerja DB4MK.

1. Bagi Puskesmas Pleret
Bagi Puskesmas Pleret diharapkan
dapat meningkatkan mutu pelayanan
dan dapat memfokuskan kembali
program-program GSI yang sudah
dibentuk.
2. Bagi mahasiswa
Bisa lebih aktif mempelajari dan
menambah pengetahuan tentang
puskesmas dan peranannya.
3. Bagi masyarakat
Menumbuhkan kesadaran peran
sertanya untuk ikut membantu
mengatasi masalah-masalah
kesehatan ibu dan anak.

Kelompok 4

More Related Content

PENGEMBANGAN PERAN SERTA MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN DESA

  • 1. PENGEMBANGAN PERAN SERTA MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN DESA Disusun oleh: 1. Isnaini Muslimatun 2. Natalia Elfitri Siputri Daur 3. Wulan Kurnia Sari 4. Anita Dwi Harjanti 5. Novia Esti Rahayu 6. Dewi Puspita Sari 7. Dyah Ayu Wella Dagusta 8. Dwi Puput Arianti 9. Fransisca Sri Indarwati 10. Indah Widi Astutik 11. Desi Wulandari (120120) (120121) (120122) (120123) (120124) (120125) (120126) (120127) (120128) (120257) (120258) Kelompok 4
  • 2. AKI di Kabupaten Bantul pada tahun 2011 mengalami peningkatan dibanding pada tahun 2010 yaitu 82,07 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010 menjadi 111,2 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011. Mengenai AKB di Kabupaten Bantul pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi sebanyak 8,5 per 1.000 kelahiran hidup dibanding tahun 2010 9,8 per 1.000 kelahiran hidup. AKB yang terjadi di daerah Pleret juga masih cukup tinggi. Yaitu pada tahun 2010 terjadi sebanyak 14 kasus, tahun 2011 sebanyak 10 kasus, dan pada tahun 2012 sebanyak 11 kasus. Sedangkan pada data AKI sudah berkurang, yaitu pada 2010 hanya terjadi 1 Ibu yang meninggal, dan tahun 2011-2012 tidak ada Ibu yang meninggal. Sehingga, dari kejadian tersebut masih diharapkan peran serta masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui pengembangan desa siaga. Maka dengan demikian, kami melakukan kunjungan ke Puskesmas Pleret untuk mengetahui peran serta masyarakat dan pengembangan desa siaga. Kelompok 4
  • 4. Pencatatan kelahiran, kematian bayi dan ibu 1 Penggerakan sasaran agar mau menerima atau mencapai pelayanan KIA 2 Pengaturan transportasi setempat yang siap pakai dan rujukan kedaruratan 3 Pengaturan biaya bagi masyarakat yang tidak mampu 4 Pengorganisasian donor darah 5 Pertemuan rutin GSI dan desa siaga 6 Kelompok 4
  • 5. Pencatatan kelahiran, kematian bayi dan ibu 1 1. Pencatatan data(2) 1. pelayanan 2. Data Data sasaran 2.pengolahan data a. Cakupan Pelayanan a. Jumlah penduduk, Kesehatan Ibu, b. Jumlah penduduk miskin, b. Cakupan Pelanyanan c. Jumlah KIBBLA, Keluarga Berencana, d. Jumlah bayi, c. Jumlah balita, dengan Risti Deteksi Bumil e. / Komplikasi, f. Jumlah ibu hamil, d. Jumlah ibuPelayanan miskin, g. Cakupan hamil warga Kesehatan Bayi Baru Lahir, h.Jumlah ibu bersalin, i. Jumlah ibu nifas, e. Cakupan Pelanyanan j. Jumlah pasangan usia subur (PUS), Kesehatan Bayi dan Balita. k. Data kematian dan kesakitan ibu, l. Data kematian dan kesakitan neonatal, m. Data kematian dan kesakitan bayi dan anak balita Langkah pengolahan data: pembersihan data, validasi data, pengelompokan Hasil pengolahan data dapat disajikan dalam bentuk: narasi, grafik dan peta. Kelompok 4
  • 6. Penggerakan sasaran agar mau menerima atau mencapai pelayanan KIA a. Advokasi strategi dan rencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak terkait. b. Bina Suasana menciptakan opini publik atau lingkungan sosial. c. Pemberdayaan Masyarakat upaya menumbuhkan kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat d. Kemitraan Kelompok 4 kerjasama formal 22
  • 7. Pengorganisasian donor darah 5 melibatkan peran serta masyarakat, khususnya keluarga dari ibu hamil atau ibu GSI Konsep bersalin. Jaringan donor darah dalam desa siaga yaitu dengan membangun suatu sistem di suatu suatu kelompok masyarakat desa, sehingga desa yang bertanggung jawab untuk Mengembangkan kualitas perempuan dalam situasi darurat memelihara kesehatan masyarakat itu donor secepatnya dengan meningkatkan pengetahuan, dapat bertujuan diberikankepada ibu melahirkan dan kepedulian dalam sendiri. Yang agar kesadaran, (Depkes RI, 1997). terwujudnya desa yang sehat, peduli, upaya integrative dan sinergis dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. (Syafrudin, 2011). Pertemuan rutin GSI dan desa siaga Menyegarkan dan meningkatkan Kegiatan pokok desa siaga (Depkes RI, 2007),: a. Surveilans dan pemetaan b. Perencanaan partisipatif c. Kegiatan khusus d. Monitoring kinerja e. Manajemen keuangan 6 pengetahuan Satgas GSI tentang berbagai program Gerakan Sayang Ibu (GSI) dari terkait. Kelompok 4
  • 8. 2.Penggerakan Sasaran agar Mau Menerima / Mencapai Pelayanan KIA 1.Pencatatan Kelahiran dan Kematian Ibu • Data didapat dari dalam dan luar gedung • Pencatatan dibantu oleh kader masyarakat • Pengelolaan data dengan komputerisasi 3.Pengaturan Transportasi Setempat Siap Pakai dan Rujukan Kedaruratan yang Sasaran dalam mencapai pelayanan KIA dibagi menjadi 3 yaitu sasaran primer, sekunder, dan tersier. 4.Pengaturan Biaya bagi Tidak Mampu Masyarakat yang • Setiap desa memiliki ambulans desa •Rujukan dilakukan ke rumah sakit PONEK •Jamkesmas, Jamsostek, Jampersal, Jamkesos •(Tabulin) •Dana sosial yang berasal dari masyarakat 5.Pengorganisasian Donor Darah 6. Pertemuan Rutin GSI dan Desa Siaga • Pendataan masyarakat • Pemeriksaan goldar dan kesehatan • membuat daftar calon donor dan ditempel di sekretariat • Termasuk desa siaga madya • Program Gerakan Sayang Ibu masuk dalam program desa siaga namun belum terlaksana secara optimal Kelompok 4
  • 9. Baik Perlu ditingkatkan Baik Baik Baik Perlu ditingkatkan Pencatatan Kelahiran Dan Kematian Ibu Penggerakan Sasaran Agar Mau Menerima / Mencapai Pelayanan KIA Pengaturan Transportasi Setempat yang Siap Pakai dan Rujukan Kedaruratan Pengaturan Biaya Bagi Masyarakat yang Tidak Mampu Pengorganisasian Donor Darah Pertemuan Rutin GSI dan Desa Siaga Kelompok 4
  • 10. 1. Pencatatan kelahiran ibu Masyarakat yang Tidak Mampu 4. Pengaturan Biaya Bagi 1 Pencatatan data selain Menerima Mencapai 2. Penggerakan Sasaran Agar Maudilakukan / oleh bidan Pelayanan KIA juga dibantu oleh kader. Di setiap posyandu, terdapat 7-10 orangpeningkatan KIA serta percepatan Strategi promosi kader. Di puskesmas pengelolaan • PKK datanya sudah Masyarakat Dandilakukan Ibu 3. Pencatatan menggunakan komputerisasi. Setelah Kelahiran penurunan AKI dan AKB Kematian dengan advokasi, • Kas RT diolah oleh puskesmas, data akan diberikan kepada Bina Suasana termasukPemberdayaan Masyarakat yang dan Rujukan swasta • Dana Wisma terutama berkaitan dengan dinas kesehatan.kesehatan(Kemenkes, 2010). didukung oleh Kemitraan Kelompok pengajian • pencegahan sekunder, Sasaran upaya peningkatan danyaitu primer, baik di pelayanan KIA ada kegiatan pokok (Syafrudin, Pencatatan adalah suatu3, 2009). dan tersier. luar gedung puskesmas, puskesmas dalam maupun di Puskesmas Pleret hanya melakukan Setiap desa memiliki strategi dan bidan di advokasi dan kemitraan. 5. Pengorganisasian Donor Darah ambulans desa untuk rujukan pembantu,promosi berupadesa harus dicatat (Depkes 6. Pertemuan Rutin GSI RI, 1998). kegawatdaruratan. •Selain itu, Khusus (DAK). juga dan Desa Siaga Dana Alokasi Puskesmas Pemerintah memiliki 2 ambulans. Bantuan Operasional Di Puskesmas Pleret, peserta donor darah didominasi pusat dan • Program GSI yang sudah disusun namun belum Kesehatan (BOK),koordinator berjalan oleh remaja. Setiap golongan darah memiliki daerah secara optimal, karena GSI di Puskesmas Pleret masuk ke masing-masing. Sehingga dapat melibatkan seluruh dalam program desa siaga. masyarakat dalam upaya penurunan angka golongan Program desa siaga di Kecamatan Pleret yaitu Desa Bebas kematian ibu. 4 Masalah Kesehatan Para warga dikelompokkan berdasarkan golongan (DB4MK). Yang termasuk dalam 4Jampersal, • Dana masalah kesehatan antara lain KIA, perbaikan gizi,upaya • Jamkesmas,ini akan darahnya. Dengan pendataan dan P2DBD, pengelompokkan kesehatan darah yang penemuan dan pengobatan TB. warga dalam mendapatkan • Jamkesos. sesuai memudahkan Desa siaga adalah suatu konsep (Depkes serta dan dengan kebutuhannya peran RI, 1997). pemberdayaan masyarakat di tingkat desa, dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk memelihara kesehatannya. 2 3 4 5 6 Kelompok 4
  • 11. Kesimpulan Saran •Pengembangan peran serta masyarakat melalui pengembangan desa di Puskesmas Pleret sudah cukup baik. Ini terkihat dari kelima desanya sudah menjadi desa siaga madya. Komponen pengembangan desa siaga di Kecamatan Pleret adalah Yankesdas, UKBM, dan PHBS, dengan program kerja DB4MK. 1. Bagi Puskesmas Pleret Bagi Puskesmas Pleret diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan dapat memfokuskan kembali program-program GSI yang sudah dibentuk. 2. Bagi mahasiswa Bisa lebih aktif mempelajari dan menambah pengetahuan tentang puskesmas dan peranannya. 3. Bagi masyarakat Menumbuhkan kesadaran peran sertanya untuk ikut membantu mengatasi masalah-masalah kesehatan ibu dan anak. Kelompok 4