際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
UPAYA PENANGANAN ENCENG GONDOKUPAYA PENANGANAN ENCENG GONDOK
DI PUD DANAU KERINCIDI PUD DANAU KERINCI
OLEH:OLEH:
WAKIL BUPATI KERINCIWAKIL BUPATI KERINCI
PADA ACARAPADA ACARA
KONFERENSI NASIONAL DANAU INDONESIA IIKONFERENSI NASIONAL DANAU INDONESIA II
DI HOTEL PATRA SEMARANGDI HOTEL PATRA SEMARANG

Terletak di ujung paling Barat
Propinsi Jambi

Berhawa sejuk dengan suhu 180 -
260 C

Terletak di lembah pegunungan
Bukit Barisan pulau Sumatera pada
ketinggian 500 - 3.805 mdpl

Bertopografi berbukit-bukit dan
beriklim tropis lembab

Luas wilayah 380.850 Ha :

Kawasan TNKS 50,4 % atau
191.822,3 Ha

Lahan Budidaya 49,6% atau
189.027,7 Ha

Terdiri dari 12 Kecamatan, 244 Desa
dan 2 Kelurahan

Jumlah Penduduk 229.387 Jiwa

75% penduduk hidup dari sektor
pertanian

GAMBARAN UMUM
KABUPATEN KERINCI

Kawasan TNKS

Budidaya &
Permukiman

45 MENIT

10-12 JAM

45 MENIT
Presentasi enceng gondok_wakil_bupati_kerinci

Danau Kerinci

Danau Belibis

Danau Gunung Tujuh 
Danau Lingkat

Eceng gondok atau enceng gondok (Latin
:Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis
tumbuhan air mengapung. Eceng gondok memiliki
kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan
ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak
lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah
menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya.

Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal,
tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat,
danau, tempat penampungan air dan sungai.
Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang
ektrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan
ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-
racun dalam air.[3] Pertumbuhan eceng gondok
yang cepat terutama disebabkan oleh air yang
mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang

Eceng Gondok
1.Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati
akan turun ke dasar perairan sehingga
mempercepat terjadinya proses
pendangkalan.
2.Mengganggu lalu lintas (transportasi) air,
khususnya bagi masyarakat yang
kehidupannya masih tergantung dari sungai
dan danau.
3.Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit
pada manusia.
4.Menghambat perkembangan populasi ikan,
karena menutupi permukaan air dan
menghambat distribusi Oksigen.
5.Menurunkan nilai estetika lingkungan
perairan.
1.Menggunakan herbisida, dengan melakukan
penyemprotan, namun hasil yang diperoleh tidak
memuaskan, karena yang mati bagian atas saja
sedangkan akar yang berada dalam air masih hidup,
sehingga eceng gondok dapat tumbuh dan
berkembang kembali hidup seperti semula.
2.Mengangkat dan memindahkan eceng gondok
tersebut secara langsung dari lingkungan perairan,
dengan kapasitas eceng gondok yang sangat banyak,
cara ini tidaklah efektif, memakan tenaga dan waktu
yang lama.
3.Memanfaatkan eceng gondok tersebut untuk
pembuatan kertas dan bahan pembuatan kompos
(tahun 1982), makanan ternak (Khususnya Babi) serta
kerajinan rumah tangga (Home Industry) seperti
bahan pembuatan Jok Kursi, Sandal/Sepatu, Keset,
Tas/Dompet sebagai media pertumbuhan bagi
jamur merang, dsb.
.
Cara ini juga tidak efektif karena volume eceng
gondok terlalu besar bila dibandingkan produksi yang

Penanggulangan
1.Melakukan Ritual / Magic
2.Menggunakan predator (hewan sebagai pemakan eceng
gondok), salah satunya adalah dengan menggunakan ikan
grass carp (Ctenopharyngodon idella) atau ikan koan. Ikan
grass carp memakan akar eceng gondok, setelah itu
keseimbangan gulma di permukaan air hilang dan rebah,
daunnya menyentuh permukaan air sehingga terjadi
dekomposisi dan kemudian dimakan ikan. Cara ini dilakukan
di Danau Kerinci dengan menebar 47.800 ekor ikan koan
yang terdiri dari 2.000 ekor Induk dan 45.800 ekor benih
ukuran 8-12 cm, dengan jumlah tersebut telah mampu
membersihkan Danau Kerinci dari Gulma Eceng Gondok ini.

Penanggulangan

Upaya pengendalian dan pemberantasan eceng
gondok secara biologis dimulai tahun 1995, atas
kerjasama Pemda Kabupaten Kerinci bekerja dengan
Dinas Perikanan Provinsi Jambi, Puslitbang Limologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan
Fakultas Perikanan IPB Bogor, dengan melakukan
program manipulasi biologi menggunakan ikan grass
carp/koan (Clenophoryingodon idella) yang berasal
dari daratan Cina.

Danau Kerinci
(Sebelum)

Danau Kerinci
Danau Kerinci

(Setelah)
Presentasi enceng gondok_wakil_bupati_kerinci

Diduga terganggunya Kehidupan Biota
Danau, karena terlihat semakin berkurangnya
populasi :
-
Bakung / Biuku
-
Udang Danau
-
Ikan Seluang
-
Bigau
-
Rumput-rumput Danau
-
Siput
-
Ikan Kepala Timah
-
Ikan Wan (Gabus)
-
Ikan Bujuk
-
Ikan Tilan

Dampak Setelah
Penggunaan Ikan Koan

1. Danau Kerinci merupakan Sumber Air bagi
daerah lain di Propinsi Jambi, karena airnya
mengalir ke Kabupaten Merangin, Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Batanghari, Kabuaten
Muara Jambi, Kota Jambi, Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.

Guna menjaga kesinambungan dan
kelestarian danau kerinci perlu dilakukan
pemeliharaan dan revitalisasi sungai-sungai
di hulu danau ini.

2. Perlu dilakukan penelitian detail dan
spesifik terhadap dampak keberadaan Ikan
Koan terhadap Biota Danau yang populasinya
semakin menurun.

Saran
Presentasi enceng gondok_wakil_bupati_kerinci

Site: http://www.kerincikab.go.id Email: info@kerincikab.go.id

More Related Content

Presentasi enceng gondok_wakil_bupati_kerinci

  • 1. UPAYA PENANGANAN ENCENG GONDOKUPAYA PENANGANAN ENCENG GONDOK DI PUD DANAU KERINCIDI PUD DANAU KERINCI OLEH:OLEH: WAKIL BUPATI KERINCIWAKIL BUPATI KERINCI PADA ACARAPADA ACARA KONFERENSI NASIONAL DANAU INDONESIA IIKONFERENSI NASIONAL DANAU INDONESIA II DI HOTEL PATRA SEMARANGDI HOTEL PATRA SEMARANG
  • 2. Terletak di ujung paling Barat Propinsi Jambi Berhawa sejuk dengan suhu 180 - 260 C Terletak di lembah pegunungan Bukit Barisan pulau Sumatera pada ketinggian 500 - 3.805 mdpl Bertopografi berbukit-bukit dan beriklim tropis lembab Luas wilayah 380.850 Ha : Kawasan TNKS 50,4 % atau 191.822,3 Ha Lahan Budidaya 49,6% atau 189.027,7 Ha Terdiri dari 12 Kecamatan, 244 Desa dan 2 Kelurahan Jumlah Penduduk 229.387 Jiwa 75% penduduk hidup dari sektor pertanian GAMBARAN UMUM KABUPATEN KERINCI Kawasan TNKS Budidaya & Permukiman
  • 5. Danau Kerinci Danau Belibis Danau Gunung Tujuh Danau Lingkat
  • 6. Eceng gondok atau enceng gondok (Latin :Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ektrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun- racun dalam air.[3] Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang Eceng Gondok
  • 7. 1.Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan. 2.Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari sungai dan danau. 3.Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia. 4.Menghambat perkembangan populasi ikan, karena menutupi permukaan air dan menghambat distribusi Oksigen. 5.Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
  • 8. 1.Menggunakan herbisida, dengan melakukan penyemprotan, namun hasil yang diperoleh tidak memuaskan, karena yang mati bagian atas saja sedangkan akar yang berada dalam air masih hidup, sehingga eceng gondok dapat tumbuh dan berkembang kembali hidup seperti semula. 2.Mengangkat dan memindahkan eceng gondok tersebut secara langsung dari lingkungan perairan, dengan kapasitas eceng gondok yang sangat banyak, cara ini tidaklah efektif, memakan tenaga dan waktu yang lama. 3.Memanfaatkan eceng gondok tersebut untuk pembuatan kertas dan bahan pembuatan kompos (tahun 1982), makanan ternak (Khususnya Babi) serta kerajinan rumah tangga (Home Industry) seperti bahan pembuatan Jok Kursi, Sandal/Sepatu, Keset, Tas/Dompet sebagai media pertumbuhan bagi jamur merang, dsb. . Cara ini juga tidak efektif karena volume eceng gondok terlalu besar bila dibandingkan produksi yang Penanggulangan
  • 9. 1.Melakukan Ritual / Magic 2.Menggunakan predator (hewan sebagai pemakan eceng gondok), salah satunya adalah dengan menggunakan ikan grass carp (Ctenopharyngodon idella) atau ikan koan. Ikan grass carp memakan akar eceng gondok, setelah itu keseimbangan gulma di permukaan air hilang dan rebah, daunnya menyentuh permukaan air sehingga terjadi dekomposisi dan kemudian dimakan ikan. Cara ini dilakukan di Danau Kerinci dengan menebar 47.800 ekor ikan koan yang terdiri dari 2.000 ekor Induk dan 45.800 ekor benih ukuran 8-12 cm, dengan jumlah tersebut telah mampu membersihkan Danau Kerinci dari Gulma Eceng Gondok ini. Penanggulangan
  • 10. Upaya pengendalian dan pemberantasan eceng gondok secara biologis dimulai tahun 1995, atas kerjasama Pemda Kabupaten Kerinci bekerja dengan Dinas Perikanan Provinsi Jambi, Puslitbang Limologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Fakultas Perikanan IPB Bogor, dengan melakukan program manipulasi biologi menggunakan ikan grass carp/koan (Clenophoryingodon idella) yang berasal dari daratan Cina.
  • 14. Diduga terganggunya Kehidupan Biota Danau, karena terlihat semakin berkurangnya populasi : - Bakung / Biuku - Udang Danau - Ikan Seluang - Bigau - Rumput-rumput Danau - Siput - Ikan Kepala Timah - Ikan Wan (Gabus) - Ikan Bujuk - Ikan Tilan Dampak Setelah Penggunaan Ikan Koan
  • 15. 1. Danau Kerinci merupakan Sumber Air bagi daerah lain di Propinsi Jambi, karena airnya mengalir ke Kabupaten Merangin, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Batanghari, Kabuaten Muara Jambi, Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Guna menjaga kesinambungan dan kelestarian danau kerinci perlu dilakukan pemeliharaan dan revitalisasi sungai-sungai di hulu danau ini. 2. Perlu dilakukan penelitian detail dan spesifik terhadap dampak keberadaan Ikan Koan terhadap Biota Danau yang populasinya semakin menurun. Saran