2. LATAR BELAKANG
Pada saat ini pemahaman akan perilaku konsumen adalah
peranan penting karena tanpa ada pemahaman tersebut
mengenai ekonomi manajemen dalam suatu
perkembangan usaha terutama dalam pengambilan
keputusan bagi para pemasar itu akan tidak beraturan.
Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep
perilaku konsumen, sehingga mereka tidak berorientasi
pada konsumen dan tidak memandang kepuasan
konsumen sebagai tujuan utama. Sekalipun para pemasar
mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan
konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor
tersebut
4. PERILAKU KONSUMEN
Sastradipora (2003) menyatakan bahwa: perilaku
konsumen adalah proses dimana para individu
menetapkan jawaban atas pertanyaan: perlukah,
apakah, kapankah, dimanakah, bagaimanakah, dan dari
siapakah membeli barang atau jasa.
5. PERILAKU KONSUMEN
Perilaku Konsumen Rasional
Memilih barang
berdasarkan kebutuhan
Memilih barang yang
berguna secara optimal
Memilih barang yang
mutunya terjamin
Memilih barang yang
harganya sesuai dengan
kemampuan
Perilaku Konsumen Irrasional
Sangat cepat tertarik
dengan iklan dan promosi
Memilih barang yang
bermerk atau branded
Memilih barang
berdasarkan gengsi
6. PERILAKU KONSUMEN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BUDAYA SOSIAL PRIBADI
Perilaku konsumen itu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Yang disebut internal antara lain: usia, pekerjaan, gaya hidup,
kepribadian, motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap.
Sedangkan faktor eksternal antara lain: budaya, keluarga, kelompok
acuan, kondisi lingkungan, kegiatan pemasaran perusahaan dan situasi.
Wilkie (1986)
7. PENDEKATAN UTILITAS
Pendekatan ini menganggap bahwa jika konsumen
membeli barang karena memperoleh manfaat
atau nilai guna (utility).Dimana utility
meningkat,jika jumlah barang yang dikonsumsi
meningkat.
KARDINAL
ORDINAL
(KURVA INDEFERENS)
8. KARDINAL UTILITY
1. Konsumen Rasional. Konsumen bertujuan
memaksimalkan kepuasan dengan batasan
pendapatannya
2. Tingkat utilitas total yang dicapai seseorang
konsumen merupakan fungsi dari kuantitas
berbagai barang yang dikonsumsinya atau
additual dan Independent :
Utilitas = U(barang X, barang Y, barang Z, )
3. Konsumen akan memaksimumkan utilitasnya
dengan tunduk pada kendala anggarannya.
4. Utilitas dapat diukur secara cardinal
5. Marginal utility (MU) dari setiap unit tambahan
barang yang dikonsumsi akan menurun Mu
adalah perubahan Total Utility yang disebabkan
oleh tambahan satu unit barang yang di
konsumsi, ceteris paribus (faktor lain dianggap
tetap
6. pendapatan konsumen tetap
7. Constant marginal utility of money, artinya
uang mempunyai nilai subjektif yang tetap
Pendekatan nilai guna (Utility)
Kardinal atau sering disebut
dengan teori nilai subyektif yaitu
dianggap manfaat atau kepuasan
yang diperoleh seorang
konsumen dapat dinyatakan
secara kuantitif / dapat diukur
secara pasti, dimana
keseimbangan konsumen dalam
memaksimumkan kepuasan atas
konsumsi berbagai macam
barang, dilihat dari seberapa
besar uang yang dikeluarkan
untuk membeli unit tambahan
dari berbagai jenis barang akan
memberikan nilai guna marginal
yang sama besarnya. Oleh karena
itu keseimbangan konsumen
dapat dicari dengan pendekatan
kuantitaf.
ASUMSI-ASUMSI PENDEKATAN
KARDINAL UTILITY
9. KARDINAL UTILITY
Jumlah barang
x yang
dikonsumsi
Total
Utility
Marginal
Utility
(Q) (TU) (MU)
0 - -
1 30.0 30.0
2 52.5 22.5
3 67.5 15.0
4 75.0 7.5
5 79.5 4.5
6 82.5 3.0
7 82.5 0.0
6 81.0 -1.5
TU akan meningkat apabila semakin banyak
barang dibeli namun pada satu saat yaitu
pada unit ke-6 TU mencapai puncak,
demikian pula MU semakin lama kecil seiring
dengan apa bila jumlah barang X dikonsumsi
secara terus menerus, sehingga pada saat TU
mencapai maksimum, MU sama dengan nol.
0
82.5
X6
Y
TU
KURVA TOTAL UTILITY
Y
MU
X
0
KURVA MARGINAL UTILITY
10. KURVA INDIFERENS
Pada umumnya konsumen tidak hanya
mengonsumsi satu komoditas, tetapi
komoditas.Misalkan saja masyarakat
mengonsumsi dua komoditas, yaitu
barang X dan barang Y. Konsumen secara
rasional ingin membeli sebanyak mungki
barang X dan Y; tetapi merekan
dihadapkan pada kendala keterbatasan
dana.Karena itu konsumen dapat
mengubah-ubah kombinasi barang X dan
barang Y yang dibeliya sedemikian rupa
sehingga jika salah satu diperbanyak
jumlahnya maka yang lain pasti dikurangi
agar utility yang diperoleh tetap sama,
1. Konsumen mendapat kepuasan
atau utilitas lewat barang-barang
yang dikonsumsinya.
2. U= U( barang X. barang Y, barang
Z,)
3. Konsumen akan memaksimumkan
kepuasannya dengan tunduk
kepada kendala anggaran yang ada.
4. Konsumen mempunyai suatu skala
preferensi
5. Marginal Rate of substitution (MRS)
akan menurun setelah melampaui
suatu tingkat utilitas tertentu.MRS
adalah jumlah barang Y yang bisa
diganti oleh satu unit barang X,
pada tingkat kepuasan yang sama.
ASUMSI PENDEKATAN
11. KURVA INDIFERENS
Kelompok barang Tongseng (piring)
X
Sate (tusuk)
Y
A
B
C
D
E
1
2
3
4
5
20
15
11
8
6
Dasar pemikiran dari pendekatan ini adalah
semakin banyak barang yang dikonsumsi semakin
memberikan kepuasan terhadap konsumen
20
15
6
A
B
E
Y
X
Kurva Indiferens mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
1. Semakin kekanan atas (menjauhi titik origin), semakin
tinggi tingkat kepuasannya,
2. Kurva indiferens tidak berpotongan satu sama lainnya.
3. Kurva indiferens berslope negative
4. Kurva indiferens cembung kearah origin.
12. GARIS ANGGARAN
Garis Anggaran adalah garis yang
menunjukkan jumlah barang yang dapat
dibeli dengan sejumlah pendapatan atau
anggaran tertentu,
Qy
15
20
Daerah
Anggaran
Qx
10
5
5 10 15
I/PX
B
I/PY
Ciri-ciri Garis Anggaran :
1. Berslope negative
2. Berbentuk linier selama harga
tidak berubah
3. Nilai dan garis anggaran semakin
ke kanan semakin besar
4. Garis anggaran akan bergeser jika
terjadi perubahan anggaran atau harga.
13. KESEIMBANGAN KONSUMEN
kesimbangan konsumen berkisar pada
penggabungan tentang kemauan dan
kemapuan konsumen dengan tujuan
usaha memaksimunkan daya
guna/utilitas. Kombinasi barang yang
mampu memberikan tingkat daya
guna/kepuasan yang tertinggi akan
dipilih dan tidak akan dirubahnya lagi,
maka saat itu konsumen berada
dalam keseimbangan.
14. KESEIMBANGAN KONSUMEN
10
20
E
U=12
U=8
M/PX
X
M/Py
titik E merupakan titik keseimbangan
konsumen tidak mempunyai rangsangan
untuk mengubah kombinasi barang-
barang yang dipilihnya. tidak ada
kombinasi lain yang dapat memberikan
tingkat kepuasan yang sama sesuai
dengan kendala anggaran tersedia
misalnya.