2. Otak Komputasional
Kita
melihat, mendengar, mengecap, dan
merasakan sensasi dari dunia sebagai
rantai pertama dalam tahapan kejadian
yang selanjutnya melibatkan
penyandian stimuli; penyimpanan
informasi; pengubahan material;
berpikir; dan, akhirnya, memberikan
reaksi sesuai pengetahuan yang
didapatkan
3. Sensasi dan Persepsi
Sensasi mengacu pada pendeteksian
dini terhadap stimuli, sedangkan
persepsi mengacu pada interpretasi hal-
hal yang kita indera.
4. Pengetian Persepsi
Persepsi dalam arti umum adalah pandangan
seseorang terhadap sesuatu yang akan
membuat respon bagaimana dan dengan apa
seseorang akan bertindak.
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai
proses bagaimana seseorang
menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan
masukan-masukan informasi untuk
menciptakan gambaran keseluruhan yang
berarti.
5. Leavitt (dalam Rosyadi, 2001) membedakan
persepsi menjadi dua pandangan.
Pandangan yang sempit mengartikan persepsi
sebagai penglihatan.
Pandangan yang luas mengartikannya sebagai
bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu.
Persepsi berarti analisis mengenai cara
mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-
hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan
atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya
mengenali benda tersebut.
6. Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa persepsi merupakan
suatu proses bagaimana seseorang
menyeleksi, mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan
informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya
untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti.
7. Proses Persepsi
Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa terjadinya
persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
1. Tahap pertama proses kealaman atau proses fisik, merupakan
proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.
2. Tahap kedua proses fisiologis, merupakan proses
diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera)
melalui saraf-saraf sensoris.
3. Tahap ketiga proses psikologik, merupakan proses timbulnya
kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.
4. Tahap keempat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses
persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku.
8. 2 Proses dalam Persepsi
BOTTOM-UP
Teori yang mengajukan gagasan bahwa proses
pengenalan diawali oleh identifikasi terhadap
bagian-bagian spesifik dari suatu pola, yang
menjadi landasan bagi pengenalan pola secara
keseluruhan.
TOP-DOWN
Teori yang mengajukan gagasan bahwa proses
pengenalan diawali oleh suatu hipotesis mengenai
identitas suatu pola, yang diikuti oleh pengenalan
terhadap bagian-bagian pola
tersebut, berdasarkan asumsi yang sebelumnya
telah dibuat.
9. Teori Perseptual
Persepsi Konstruktif Persepsi Langsung
Interferensi bawah-sadar Pendapat kognisi
proses spontan dalam tidak penting dalam
mengintegrasikan persepsi karena
informasi dari sejumlah lingkungan telah
sumber untuk menyusun mengandung cukup
suatu interpretasi informasi yang dapat
hasilnya: perubahan pola digunakan untuk
pada stimulus asli tetap interpretasi.
dikenali. Strategi bottom-up
Strategi top-down.
10. Sifat Persepsi
Menurut Newcomb (dalam
Arindita, 2003), ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi, yaitu:
1. Konstansi (menetap)-Gestalt theory
2. Selektif
3. Proses organisasi yang selektif
11. Faktor yang Mempengaruhi
Persepsi
Thoa (1993) :
Faktor Internal berasal dari dalam diri individu,
misalnya sikap, kebiasaan, emosi dan kemauan.
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal
dari luar individu yang meliputi stimulus itu
sendiri, baik sosial maupun fisik.
Robbins (2003) :
1. Pelaku persepsi (perceiver)
2. Objek atau yang dipersepsikan
3. Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
12. Oskamp (dalam Hamka, 2002) membagi empat
karakteristik penting dari faktor-faktor pribadi dan sosial
yang terdapat dalam persepsi, yaitu:
a. Faktor-faktor ciri dari objek stimulus.
b. Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi, minat.
c. Faktor-faktor pengaruh kelompok.
d. Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural.
Persepsi individu dipengaruhi juga oleh :
Faktor fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal
dan hal-hal lain yang bersifat subjektif.
Faktor struktural adalah faktor di luar individu, misalnya
lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat
berpengaruh terhadap seseorang dalam mempresepsikan
sesuatu.
13. Gilmer (dalam Hapsari, 2004) menyatakan
bahwa persepsi dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain faktor
belajar, motivasi, dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi
terjadi. Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang
mempengaruhi, maka kesan yang diperoleh
masing-masing individu akan berbeda satu
sama lain.
14. Ilusi
Psikofisika studi yang mempelajari
hubungan antara perubahan-perubahan fisik di
dunia dengan pengalaman-pengalaman
psikologis akibat perubahan tersebut.
Ilusi persepsi realitas dan persepsi tidak
sama; kegagalan kemampuan manusia untuk
mempersepsi.
Ilusi Muller-Lyer menunjukkan adanya struktur
permanen, kokoh, di dalam otak.
15. Figure-ground: persepsi pada dasarnya
dipolakan ke dalam 2 aspek figur yang
tampak menonjol & latar belakang/dasar
yang tidak jelas.
Kamuflase: suatu objek alamiah menjadi sulit
dilihat karena membaur dengan latar
belakang tertentu.
Contoh ilusi:
Gambar A, B, dan C memiliki figure-ground. Gambar D contoh kamuflase.
16. Kontur ilusoris
sejenis ilusi yang
menggambarkan cara
pikiran
mengorganisasikan
stimuli visual.
Ilusi tsb tampak seolah-
olah berada di depan
bentuk-bentuk lain &
memiliki bentuk
perseptual yang nyata
(terlihat jelas).
17. Konstruktivis otak bersifat interpretatif;
otak menggunakan heuristik & algoritma
untuk memproses sinyal-sinyal informasi.
Otak mengandalkan heuristik sehingga
sering membuat kekeliruan yang bersumber
pada ilusi perseptual akibatnya, manusia
melihat hal-hal yang sesungguhnya tidak
eksis di dunia fisik.
18. Teori Gestalt
Law of Pragnanz
Beberapa hukum Gestalt
lain meliputi hukum
keterdekatan (law of
proximity), hukum
kesamaan (law of
similarity), hukum
penutupan (law of closure),
hukum simetri (law of
symmetry), hukum
kontinuitas (law of
continuity), & hukum nasib
bersama (law of common
fate).