ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) merupakan
suatu cara pendekatan berdasarkan pertimbangan
ekonomi, ekologi dan sosial dalam rangka
pengelolaan agro ekosistem secara keseluruhan.
Definisi PHT menurut FAO (1976)
Suatu sistem pengelolaan hama /
system terpadu yang dalam konteks
lingkungan bersangkutan dengan
dinamika species
hama, menggunakan semua teknik
dan metode pengendalian yang
cocok dengan cara yang seserasi
mungkin serta mempertahankan
populasi hama di bawah ambang
yang mengakibatkan kerugian
ekonomi.

Prinsip PHT :
Hama tidak
dimusnahkan tetapi
diusahakan agar
selalu dibawah
suatu tingkat
populasi yang akan
menimbulkan
kerugian ekonomi.
Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) merupakan
suatu cara pendekatan berdasarkan pertimbangan
ekonomi, ekologi dan sosial dalam rangka
pengelolaan agro ekosistem secara keseluruhan.
Hal terpenting dalam konsep PHT
adalah Monitoring (pengamatan)
yang dilakukan minimal satu kali
dalam seminggu, sehingga petani
dapat memutuskan secara tepat
kapan dan dimana penggunaan
pestisida kimia harus dilakukan.
Pengamatan tersebut meliputi
keadaan hama, populasi
hama, musuh alami, pertumbuhan
tanaman, cuaca, iklim, dan lain-lain.

Prinsip PHT :
Hama tidak
dimusnahkan tetapi
diusahakan agar
selalu dibawah
suatu tingkat
populasi yang akan
menimbulkan
kerugian ekonomi.
Pengendalian Mekanik
Bertujuan untuk mematikan atau memindahkan hama secara
langsung baik dengan tangan atau dengan bantuan alat / bahan
lain
1. Pengambilan dengan tangan. Adalah teknik yang paling
sederhana dan murah tentunya untuk daerah yang banyak
tersedia tenaga manusia. Yang dikumpulkan adalah fase hidup
hama yang mudah ditemukan atau bagian-bagian tanaman yang
terserang.
2. Gropyokan. Biasanya dilakukan untuk pengendalian hama
tikus. Tikus dibunuh secara langsung dengan menggunakan alat
bantu seperti cangkul dan alat pemukul. Sebaiknya dilakukan
secara massal pada sawah dalam keadaan bera.
Pengendalian Mekanik
3. Memasang prangkap. Serangga hama diperangkap
dengan berbagai jenis alat perangkap sesuai jenis dan
fasenya. Alat diletakkan pada tempat atau bagian
tanaman yang dilewati hama.
4. Pengusiran. Sasarannya adalah mengusir hama yang
sedang
berada
di
atau
sedang
menuju
pertanaman, dengan memasang patung-patung atau
mengeluarkan suara gaduh.
5.
Cara-cara
lain.
Antara
lain
menggoyang
pohon, menyikat, mencuci, memisahkan bagian
terserang, memukul, dll
Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian Fisik

Adalah suatu usaha mempergunakan atau merubah
factor lingkungan fisik sedemikian rupa, sehingga dapat
menimbulkan kematian dan mengurangi populasi
hama.
1. Perlakuan panas dan kelembaban. Perlakuan seperti
ini paling berhasil bila diterapkan dalam ruang tertutup
seperti di gudang untuk hama yang menyerang
dipenyimpanan. Faktor suhu dan kelembaban dapat
mempengaruhi penyebaran, fekunditas, kecepatan
perkembangan, lama hidup dan mortalitas hama.
2. Penggunaan lampu perangkap. Dapat digunakan
untuk mengurangi populasi serangga dewasa.
Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian Fisik
3. Penggunaan gelombang suara. Penggunaan suara sebagai
pengendali serangga belum banyak dilakukan karena system
akustik serangga belum banyak diketahui.secara teoritik ada 3
metode, yakni penggunaan suara dengan intensitas rendah serta
dengan perekaman suara yang diproduksi serangga untuk
mengganggu perilaku serangga hama.
4. Penggunaan penghalang atau barrier. Yakni dengan
menggunakanberbagai ragam faktor fisik yang dapat
menghalangi atau membatsi serangga hama sehingga tidak
menjadi masalah bagi petani, contoh : peninggian
pematang, lubang / selokan jebakan yang diisi air, pagar
rapat, lembaran seng/ plastikdisekeliling pertanaman, mulsa
plastik/ jerami, pembungkusan buah dengan kantong plastik.
Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian Dengan Pestisida
Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian Dengan Pestisida
Dalam PHT penggunaan pestisida dapat
dikategorikan 3 macam yaitu :
1. Penyemprotan pestisida didasarkan pada
pemilihan waktu yang tepat, yaitu dtujukan pada
titik lemah dari siklus hidup serangga.
2. Pengendalian dengan pestisida digunakan untuk
mengatasi keadaan epidemik yakni apabila semua
tindakan pengendalian tidak mampu untuk
mencegah peningkatan populasi hama hingga
mencapai ambang kerusakan ekonomis.
3. Perlakuan pestisida harus dilakaukan secara
selektif dan sesuai dengan dosis anjuran.
Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian Dengan Pestisida
Pestisida bekerja dengan cara :
1. Racun perut, jika termakan dan diserap melalui saluran
pencernaan
2. Racun kontak, bila terjadi kontak antar serangga
dengan bagian yang telah diperlakukan dengan pestisida
3. Fumigan, memasuki tubuh serangga melalui sistem
pernafasan
4. Racun sistemik, yang bergerak melalui sistem vaskuler
tanaman dan diserap oleh serangga ketika memakan
bagian tanaman tersebut
5. Racun fisik. Membunuh serangga karena sistim
pernafasan ( contoh : debu) atau desifikasi (contoh :
minyak tanah yang mengganggu pembentukan kutikula)
Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian Dengan Pestisida
Pestisida bekerja dengan cara :
6. Hormon jevenil, yang dapat mengatur perkembangan
serangga sehingga mencegahnya mencapai fase dewasa.
Senyawa sintesis juga dikembangkan sebagai agen biokontrol.
7. Grow regulator. Yakni bahan kimia alami pada tanaman
atau hewan yang mengontrol pertumbuhannya dan biasanya
bekerja secara specifik, sehingga bila terjadi gangguan serius
akan mengganggu peletakan telur, pembentukan
kulit, pembentukan pupa, pembelahan dan perpanjangan sel.
Sejenis senyawa kimia dengan fungsi tersebuttelah disintesis
dengan efikasi yang tinggi.
Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman
Bioteknologi

Dalam konteks PHT bioteknologi
khususnya teknologi molekuler
ditujukan kepada pengembangan
metode pengendalian baru,seperti
diciptakannya tanaman transgenic yang
dimodifikasi secara genetis, diantaranya
tanaman yang tahan terhadap
herbisida, insektisida, dan virus.
Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman
Bioteknologi
Contoh-contoh aplikasi bioteknologi dalam PHT :
1. Antibodi monoklonal yang digunakan pada benih uji, bahan
tanaman, stek, dan cangkok untuk mengetahui keberadaan virus
dan bakteri.
2. Regenerasi secara invitro berdasarkan fakta bahwa setiap sel
tanaman dipenuhi oleh informasi genetik yang dibutuhkan untuk
beregenerasi menjadi sebuah tanaman utuh. Jaringan meristem
yang tidak mengandung virus digunakan dlm jaringan atau kultur
in vitro untuk menghasilkan tanaman bebas virus.
3. Tanaman tahan herbisida yakni tanaman yang dikembangkan
melalui transfer gen menggunakan sejenis bakteri yang tahan
terhadap herbisida, seperti. agrobacterium tumefasciens
Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman
Bioteknologi
4. Tanaman transgenik tahan virus yang diciptakan
dengan memasukkan gen selubung protein dari 6 jenis
virus yang penting secara ekonomis seperti TMV dan
PVX. Beberapa jenis tanaman transgenic taham virus
seperti tembakau, tomat, dan kentang dikembangkan
secara built in.
5. Tanaman transgenic tahan terhadap serangga
diciptakan dengan mentransfer gen insectisida alami
berasal dari bakteri bacillus thuringiensis yang
menghasilkan sejenis protein berupa toksin, sehingga
bila termakan oleh ulat maka ia akan mati
Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman
Bioteknologi
6. Tanaman simbion pathogen serangga. Jika sebuah
gen memerintahkan untuk menghasilkan toksin
serangga dimasukkan dalam bakteri tular tanah
Pseoudomonas yang hidup berasosiasi dengan sistem
perakaran (rhizophere), tanaman tersebut didorong
oleh bakteri transgenic sehingga dapat mematikan
serangga dan memakan perakarannya.
7. Baculovirus hypervirulen. Manipulasi genetika dapat
meningkatkan virulensi Baculovirus hypervirulen
sehingga lebih efektif sebagai agens hayati. Baculovirus
juga dapat dimanipulasi untuk menghasilkan protein
asing untuk tujuan therapeutic dan prophylactic.
Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman
Kultur Teknis
Merupakan jenis pengendalian yang digunakan oleh petani baik
secara sadar atau tidak untuk meningkatkan hasil
Metode-metode kultur teknis yang dapat meningkatkan
pengendalian OPT :
1. Penggunaan bahan tanaman bebas OPT
2. Pembajakan tanah, dan pembakaran sisa pertanaman
sebelumnya
3. Sinkronisasi pertanaman
4. Penanaman tanaman perangkap
5. Intercropping
6. Rotasi tanaman
7. Aplikasi pupuk yang seimbang
8. Penanaman tanaman pelindung
9. Sanitasi

More Related Content

Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani

  • 2. Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) merupakan suatu cara pendekatan berdasarkan pertimbangan ekonomi, ekologi dan sosial dalam rangka pengelolaan agro ekosistem secara keseluruhan. Definisi PHT menurut FAO (1976) Suatu sistem pengelolaan hama / system terpadu yang dalam konteks lingkungan bersangkutan dengan dinamika species hama, menggunakan semua teknik dan metode pengendalian yang cocok dengan cara yang seserasi mungkin serta mempertahankan populasi hama di bawah ambang yang mengakibatkan kerugian ekonomi. Prinsip PHT : Hama tidak dimusnahkan tetapi diusahakan agar selalu dibawah suatu tingkat populasi yang akan menimbulkan kerugian ekonomi.
  • 3. Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) merupakan suatu cara pendekatan berdasarkan pertimbangan ekonomi, ekologi dan sosial dalam rangka pengelolaan agro ekosistem secara keseluruhan. Hal terpenting dalam konsep PHT adalah Monitoring (pengamatan) yang dilakukan minimal satu kali dalam seminggu, sehingga petani dapat memutuskan secara tepat kapan dan dimana penggunaan pestisida kimia harus dilakukan. Pengamatan tersebut meliputi keadaan hama, populasi hama, musuh alami, pertumbuhan tanaman, cuaca, iklim, dan lain-lain. Prinsip PHT : Hama tidak dimusnahkan tetapi diusahakan agar selalu dibawah suatu tingkat populasi yang akan menimbulkan kerugian ekonomi.
  • 4. Pengendalian Mekanik Bertujuan untuk mematikan atau memindahkan hama secara langsung baik dengan tangan atau dengan bantuan alat / bahan lain 1. Pengambilan dengan tangan. Adalah teknik yang paling sederhana dan murah tentunya untuk daerah yang banyak tersedia tenaga manusia. Yang dikumpulkan adalah fase hidup hama yang mudah ditemukan atau bagian-bagian tanaman yang terserang. 2. Gropyokan. Biasanya dilakukan untuk pengendalian hama tikus. Tikus dibunuh secara langsung dengan menggunakan alat bantu seperti cangkul dan alat pemukul. Sebaiknya dilakukan secara massal pada sawah dalam keadaan bera.
  • 5. Pengendalian Mekanik 3. Memasang prangkap. Serangga hama diperangkap dengan berbagai jenis alat perangkap sesuai jenis dan fasenya. Alat diletakkan pada tempat atau bagian tanaman yang dilewati hama. 4. Pengusiran. Sasarannya adalah mengusir hama yang sedang berada di atau sedang menuju pertanaman, dengan memasang patung-patung atau mengeluarkan suara gaduh. 5. Cara-cara lain. Antara lain menggoyang pohon, menyikat, mencuci, memisahkan bagian terserang, memukul, dll
  • 6. Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Pengendalian Fisik Adalah suatu usaha mempergunakan atau merubah factor lingkungan fisik sedemikian rupa, sehingga dapat menimbulkan kematian dan mengurangi populasi hama. 1. Perlakuan panas dan kelembaban. Perlakuan seperti ini paling berhasil bila diterapkan dalam ruang tertutup seperti di gudang untuk hama yang menyerang dipenyimpanan. Faktor suhu dan kelembaban dapat mempengaruhi penyebaran, fekunditas, kecepatan perkembangan, lama hidup dan mortalitas hama. 2. Penggunaan lampu perangkap. Dapat digunakan untuk mengurangi populasi serangga dewasa.
  • 7. Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Pengendalian Fisik 3. Penggunaan gelombang suara. Penggunaan suara sebagai pengendali serangga belum banyak dilakukan karena system akustik serangga belum banyak diketahui.secara teoritik ada 3 metode, yakni penggunaan suara dengan intensitas rendah serta dengan perekaman suara yang diproduksi serangga untuk mengganggu perilaku serangga hama. 4. Penggunaan penghalang atau barrier. Yakni dengan menggunakanberbagai ragam faktor fisik yang dapat menghalangi atau membatsi serangga hama sehingga tidak menjadi masalah bagi petani, contoh : peninggian pematang, lubang / selokan jebakan yang diisi air, pagar rapat, lembaran seng/ plastikdisekeliling pertanaman, mulsa plastik/ jerami, pembungkusan buah dengan kantong plastik.
  • 8. Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Pengendalian Dengan Pestisida
  • 9. Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Pengendalian Dengan Pestisida Dalam PHT penggunaan pestisida dapat dikategorikan 3 macam yaitu : 1. Penyemprotan pestisida didasarkan pada pemilihan waktu yang tepat, yaitu dtujukan pada titik lemah dari siklus hidup serangga. 2. Pengendalian dengan pestisida digunakan untuk mengatasi keadaan epidemik yakni apabila semua tindakan pengendalian tidak mampu untuk mencegah peningkatan populasi hama hingga mencapai ambang kerusakan ekonomis. 3. Perlakuan pestisida harus dilakaukan secara selektif dan sesuai dengan dosis anjuran.
  • 10. Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Pengendalian Dengan Pestisida Pestisida bekerja dengan cara : 1. Racun perut, jika termakan dan diserap melalui saluran pencernaan 2. Racun kontak, bila terjadi kontak antar serangga dengan bagian yang telah diperlakukan dengan pestisida 3. Fumigan, memasuki tubuh serangga melalui sistem pernafasan 4. Racun sistemik, yang bergerak melalui sistem vaskuler tanaman dan diserap oleh serangga ketika memakan bagian tanaman tersebut 5. Racun fisik. Membunuh serangga karena sistim pernafasan ( contoh : debu) atau desifikasi (contoh : minyak tanah yang mengganggu pembentukan kutikula)
  • 11. Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Pengendalian Dengan Pestisida Pestisida bekerja dengan cara : 6. Hormon jevenil, yang dapat mengatur perkembangan serangga sehingga mencegahnya mencapai fase dewasa. Senyawa sintesis juga dikembangkan sebagai agen biokontrol. 7. Grow regulator. Yakni bahan kimia alami pada tanaman atau hewan yang mengontrol pertumbuhannya dan biasanya bekerja secara specifik, sehingga bila terjadi gangguan serius akan mengganggu peletakan telur, pembentukan kulit, pembentukan pupa, pembelahan dan perpanjangan sel. Sejenis senyawa kimia dengan fungsi tersebuttelah disintesis dengan efikasi yang tinggi.
  • 12. Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Bioteknologi Dalam konteks PHT bioteknologi khususnya teknologi molekuler ditujukan kepada pengembangan metode pengendalian baru,seperti diciptakannya tanaman transgenic yang dimodifikasi secara genetis, diantaranya tanaman yang tahan terhadap herbisida, insektisida, dan virus.
  • 13. Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Bioteknologi Contoh-contoh aplikasi bioteknologi dalam PHT : 1. Antibodi monoklonal yang digunakan pada benih uji, bahan tanaman, stek, dan cangkok untuk mengetahui keberadaan virus dan bakteri. 2. Regenerasi secara invitro berdasarkan fakta bahwa setiap sel tanaman dipenuhi oleh informasi genetik yang dibutuhkan untuk beregenerasi menjadi sebuah tanaman utuh. Jaringan meristem yang tidak mengandung virus digunakan dlm jaringan atau kultur in vitro untuk menghasilkan tanaman bebas virus. 3. Tanaman tahan herbisida yakni tanaman yang dikembangkan melalui transfer gen menggunakan sejenis bakteri yang tahan terhadap herbisida, seperti. agrobacterium tumefasciens
  • 14. Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Bioteknologi 4. Tanaman transgenik tahan virus yang diciptakan dengan memasukkan gen selubung protein dari 6 jenis virus yang penting secara ekonomis seperti TMV dan PVX. Beberapa jenis tanaman transgenic taham virus seperti tembakau, tomat, dan kentang dikembangkan secara built in. 5. Tanaman transgenic tahan terhadap serangga diciptakan dengan mentransfer gen insectisida alami berasal dari bakteri bacillus thuringiensis yang menghasilkan sejenis protein berupa toksin, sehingga bila termakan oleh ulat maka ia akan mati
  • 15. Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Bioteknologi 6. Tanaman simbion pathogen serangga. Jika sebuah gen memerintahkan untuk menghasilkan toksin serangga dimasukkan dalam bakteri tular tanah Pseoudomonas yang hidup berasosiasi dengan sistem perakaran (rhizophere), tanaman tersebut didorong oleh bakteri transgenic sehingga dapat mematikan serangga dan memakan perakarannya. 7. Baculovirus hypervirulen. Manipulasi genetika dapat meningkatkan virulensi Baculovirus hypervirulen sehingga lebih efektif sebagai agens hayati. Baculovirus juga dapat dimanipulasi untuk menghasilkan protein asing untuk tujuan therapeutic dan prophylactic.
  • 16. Teknik Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Kultur Teknis Merupakan jenis pengendalian yang digunakan oleh petani baik secara sadar atau tidak untuk meningkatkan hasil Metode-metode kultur teknis yang dapat meningkatkan pengendalian OPT : 1. Penggunaan bahan tanaman bebas OPT 2. Pembajakan tanah, dan pembakaran sisa pertanaman sebelumnya 3. Sinkronisasi pertanaman 4. Penanaman tanaman perangkap 5. Intercropping 6. Rotasi tanaman 7. Aplikasi pupuk yang seimbang 8. Penanaman tanaman pelindung 9. Sanitasi