3. Latar Belakang
a. Air merupakan salah satu kekayaan alam yang
mutlak dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk
menopang kelangsungan hidupnya, sehingga
apabila air tidak dikelola dengan baik dan benar
akan menimbulkan kehancuran bagi makhluk
hidup.
b. Tingkat pencemaran air di beberapa sungai di
Indonesia telah mencapai pada tahap yang
mengkhawatirkan. Semua kerusakan tersebut
adalah gejala yang terlihat dengan kasat mata
dari hasil perilaku manusia yang tidak menjaga
air.
4. Tujuan Dan Manfaat
Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk menjadi rujukan
atau pun solusi dalam menghadapi masalah kekeruhan
air di samping menambah ilmu pengetahuan. Penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan
proses pembuatan koagulan penjernih air dari biji kelor
(Moringa oleifera) dalam upaya mengatasi pencemaran
air yang berdampak pada kekeruhan. Karya Tulis
Ilmiah ini berfokus pada cara penjernihan air dengan
biji kelor beserta keuntungan-keuntungan yang
diperoleh dalam memanfaatkannya guna mengatasi
dampak kekeruhan air.
6. Penyebab Pencemaran Air
1. Limbah industri (bahan kimia baik cair atau pun padat,
sisa-sisa bahan bakar, tumpahan minyak dan oli, dan
kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang ditimbun dalam
tanah).
2. Pemanfaatan lahan hijau/hutan akibat perumahan, dan
bangunan.
3. Limbah pertanian (pembakaran lahan, dan pestisida).
4. Limbah pengolahan kayu .
5. Penggunaan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di
laut.
6. Limbah rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi,
MCK, sampah padat seperti plastik, gelas, kaleng, batu
baterai, dan sampah cair seperti detergen dan sampah
organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).
7. Cara Mengolah Air Alami
Alternatif alami yang tersedia secara lokal adalah
penggunaan koagulan alami dari tanaman yang barangkali
dapat diperoleh di sekitar kita. Penelitian dari The
Environmental Engineering Group di Universitas Leicester,
Inggris, telah lama mempelajari potensi penggunaan
berbagai koagulan alami dalam proses pengolahan air skala
kecil, menengah, dan besar. Penelitian mereka dipusatkan
terhadap potensi koagulan dari tepung biji tanaman
Moringa oleifera. Tanaman tersebut banyak tumbuh di
India bagian utara, tetapi sekarang sudah menyebar ke
mana-mana ke seluruh kawasan tropis, termasuk Indonesia.
Di Indonesia tanaman tersebut dikenal sebagai tanaman
kelor dengan daun yang kecil-kecil.
8. Kelor
Kelor atau Merunggai (Moringa oleifera) adalah
sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan
ini memiliki ketinggian batang 7—11 meter. Daun
kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil
bersusun majemuk dalam satu tangkai, dan juga dapat
dibuat sayur atau obat. Bunganya berwarna putih
kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya
berwarna hijau. Bunga ini keluar sepanjang tahun
dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk
segitiga memanjang yang disebut kelentang, dan juga
dapat disayur.
10. Proses Penjernihan
1. Kupas biji kelor dan bersihkan kulitnya.
2. Biji yang sudah bersih dibungkus dengan kain, kemudian ditumbuk sampai
halus betul. Penumbukan yang kurang halus dapat menyebabkan kurang
sempurnanya proses penggumpalan.
3. Campur tumbukkan biji kelor dengan air keruh dengan perbandingan 1 biji :
1 liter air.
4. Campur tumbukkan biji kelor dengan sedikit air sampai berbentuk pasta.
Masukkan pasta biji kelor ke dalam air kemudian diaduk.
5. Aduklah secara cepat 30 detik, dengan kecepatan 55-60 putaran/menit.
6. Kemudian aduk lagi secara berlahan dan beraturan selama 5 menit dengan
kecepatan 15-20 putaran/menit.
7. Setelah dilakukan pengadukan, air diendapkan selama 1-2 jam. Makin lama
waktu pengendapan makin jernih air yang diperoleh.
8. Pisahkan air yang jernih dari endapan. Pemisahan harus dilakukan dengan
hati-hati agar endapan tidak naik lagi.
9. Pada dasar bak pengendapan diberi kran yang dapat dibuka, sehingga
endapan dapat dikeluarkan bersama-sama dengan air kotor.
11. Keuntungan
1. Caranya sangat mudah.
2. Tidak berbahaya bagi kesehatan.
3. Dapat menjernihkan air lumpur, maupun air
keruh.
4. Kualitas air lebih baik.
5. Kuman berkurang (zat organik berkurang
sehingga pencemaran kembali berkurang, dan
air lebih cepat mendidih jika dipanaskan).
12. Kerugian
1. Kelor tidak terdapat di semua daerah.
2. Air hasil penjernihan dengan kelor harus segera
digunakan dan tidak dapat disimpan untuk hari
berikutnya.
3. Penjernihan dengan cara ini hanya untuk skala kecil.
14. Kesimpulan
Pada dasarnya penjernihan air menggunakan biji kelor
adalah sebuah langkah alternatif yang tidak mengandung
suatu resiko, namun bukan berarti penjernihan air dengan biji
kelor ini tidak melibatkan reaksi kimia, karena apa? Karena
tumbukan halus biji kelor dapat menyebabkan terjadinya
gumpalan (koagulan) pada kotoran yang terkandung dalam
air. Serta kelebihan dalam penggunaannya tidak hanya
mudah juga, kualitasnya terjamin, akan tetapi pemanfaatan
biji kelor ini hanya sebatas, produksi rumahan
saja, dikarenakan tidak semua wilayah terdapat pohon
kelor, dan penggunaannya terbatas pada saat diproduksinya.
15. Saran
1. Perlunya diadakan pelatihan terhadap kegiatan ini.
2. Penjernihan
air
yang
diajukan
lembaga
pemerintahan sebaiknya dilakukan di kawasan
yang kurang bagus airnya.