2. Tuba Fallopi, yang dikenal juga sebagai oviduk atau
buluh rahim, adalah dua buah saluran yang sangat
halus dan tipis sebesar ujung pensil, yang
menghubungkan telur dengan rahim. Karena
struktur tersebut, maka saluran ini dapat dengan
mudah menjadi tersumbat. Tuba fallopi panjangnya
berkisar antara 7 hingga 14 cm. Ketika sebuah sel
telur (ovum) berkembang dalam sebuah indung telur
(ovarium), ia diselubungi oleh sebuah lapisan yang
dikenal dengan nama follikel ovarium. Pada saat
ovum mengalami kematangan, folikel dan dinding
ovarium akan runtuh, membuat ovum dapat
berpindah dan memasuki Tuba Fallopi. Dari sana
perjalanan dilanjutkan ke arah rahim, dengan
bantuan pergerakan dari bulu-bulu tipis pada bagian
dalam tuba/saluran ini.. Terkadang embrio bukannya
menempel pada rahim namun menempel pada Tuba
Fallopi sehingga menghasilkan kehamilan ektopik,
yang lebih dikenal dengan kehamilan di luar
kandungan.
3. Kanker Tuba Falopii adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal
dari sel-sel kanker di dalam tuba falopii yang merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita.
Tuba falopii adalah sepasang struktur berbentuk pipa yang menghubungkan ovarium dengan
rahim (kandungan) yang merupakan tempat sel telur berjalan. Kanker tuba falopii primer jarang
terjadi dan berasal dari sel-sel tuba falopii sedangkan kanker tuba falopii sekunder lebih sering
terjadi karena penyebaran kanker dari bagian lain dari tubuh, umumnya berasal dari ovarium,
saluran pencernaan, dan endometrium. Ada tiga tipe kanker tuba falopii: Adenokarsinoma (tipe
yang paling umum dimana sel kanker berasal dari sel-sel kelenjar dalam tuba falopii),
Leiomiosarkoma (kanker yang berasal dari sel-sel otot polos tuba falopii), dan Karsinoma Sel
Transisional (kanker dari sel-sel yang melapisi tuba falopii).
4. Penyebab pasti dari kanker tuba falopii belum ditemukan secara pasti,
namun kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar ke atas dari
uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium, peritonium, pembuluh
darah pelviks, dimana kuman itu masuk ke organ pelviks selama
hubungan seksual, persalinan, aborsi, sebagai akibat dari tindakan
(kerokan, laparatomi dan sebagainya)
Organ-organ tadi akan mengalami peradangan dan bersarang di tuba
fallopi, cairan purulen dapat terkumpul dalam tubuh menyebabkan
perlengketan sehingga terjadi penyempitan akan menyebabkan
berbagai gangguan. Pada tuba infeksi dapat disebabkan oleh kuman
seperti streptokokus, staphylokokus, klostridium dan lain-lain.
5. Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi
yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini
menyebar ke ovarium, peritonium, pembuluh darah
pelviks, dimana kuman itu masuk ke organ pelviks
selama hubungan seksual, persalinan, aborsi, sebagai
akibat dari tindakan (kerokan, laparatomi dan
sebagainya) yang menjalar sampai ke tuba fallopi
sehingga menyebabkan perlengketan dan
penyempitan yang menyebabkan berbagai macam
gangguan dan terjadi pertumbuhan yang ganas. Hal
inilah yang mengakibatkan terjadinya kanker .
6. Gejala yang timbul adalah gejala perdarahan
pervagina. Pada masa reproduksi perdarahan
tersebut biasanya terjadi antara dua masa haid
dan jumlahnya hanya sedikit tapi dapat
berlangsung secara terus-menerus setiap hari.
Gejala kedua setelah perdarahan ialah perasaan
sakit di perut, perasan sakit tadi timbul sebagai
akibat distensi dinding tumor.
Gejala dari tuba falopi yang umumnya terjadi
yaitu, lelah, terdapat benjolan, cairan vagina yang
tidak normal, nyeri perut atau perasaan tekanan di
perut.
7. Pemeriksaan Pelviks.
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva,
vagina dan serviks dengan palpasi organ-organ dalam khususnya
ovarium dan permukaan uterus.
Tes papanicolau.
Test ini merupakan pemeriksaan sylogis yang memungkinkan
adanya sel-sel abnormal dan mendeteksi perganasan tumor pada
tahap awal.
Ultrasonografi
Ultrasonografi menjadi alat diagnostik yang sangat berguna bagi
masalah-masalah ginekologi, alat ini digunakan untuk
menentukan lokasi massa tumor
8. Endoscopy
Dengan endoscopy dapat melihat pelviks dan jaringan sekitarnya
secara langsung
Ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pada panggul ditemukan suatu massa yang membesar.
Staging (Menentukan stadium kanker)
o Stadium I : kanker terbatas pada saluran telur
o Stadium II : kanker menyerang salah satu atau kedua saluran telur
dan telah menyebar ke panggul
o Stadium III : kanker pada salah satu atau kedua saluarn telur dan
telah menyebar ke luar panggul
o Stadium IV : kanker pada salah satu atau kedua saluran telura dan
telah menyebar ke organ tubuh lainnya yang jauh.
9. Imunodiagnosis kanker dapat dilakukan dengan 2
tujuan yaitu menemukan antigen spesifik terhadap sel
kanker dan mengukur respon imun pejamu terhadap
sel kanker. Sel kanker dapat ditemukan dalam
sitoplasma. Ciri-ciri suatu kanker dapat ditentukan
dari sitoplasma, permukaan sel atau produk yang
dihasilkan atau dilepasnya yang berbeda baik dalam
sifat maupun dalam jumlah dibanding orang normal.
Tanda kanker mempunyai sifat antigen yang lemah.
Adanya antibody monoclonal telah banyak
membantu dalam imunodiagnosis sel kanker dan
produknya
10. Pengobatan yang utama untuk kanker
saluran telur adalah pembedahan untuk
mengangkat kedua saluran telur, kedua
indung telur dan rahim disertai pengangkatan
kelenjar getah bening perut dan panggul.
Pada kanker stadium lanjut, setelah
pembedahan mungkin perlu dilakukan
kemoterapi atau terapi penyinaran.
11. Imunoterapi bermanfaat untuk mengobati semua
keganasan. Lewat induksi dan stimulasi sel imun,
terapi itu berhasil membasmi dan menekan
pertumbuhan sel kanker. Kanker bisa terjadi di
pelbagai organ, termasuk paru, hati, pankreas,
lambung, usus, payudara, kandung telur, ginjal, otak,
kelenjar getah bening, dan leukemia.
Imunoterapi sendiri merupakan kombinasi dari
pemanfaatan sel T (T-cells), vaksin sel dendrit (DC),
cytokine induced killer (CIK) cells, sitokin, vaksin
campur (MV), serta obat modern dan obat tradisional
China untuk meningkatkan kekebalan tubuh.