1. Menjual Rumah
KonsPro (4/8) - DI saat yang sulit ini bila kita mau jujur sulit rasanya bagi kita untuk bisa hiudp makmur dengan
uang yang banyak apabila kita tidak mencari tambahan pendapatan. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk
mendapatkan penghasilan tambahan dan salah satunya adalah menjadi seorang makelaar atau broker. Broker
adalah satu profesi yang sangat sempurna bagi orang-orang yang mencari tambahan pendapatan karena profesi ini
sungguh sangat flexible. Anda tidak perlu bekerja sesuai dengan waktu akan tetapi sesuai dengan target yg telah
ditetapkan atau yang anda tetapkan sendiri.
Tidak ada salahnya menjadi seorang broker karena broker itu sendiri pada kenyataannya sangat diperlukan dalam
banyak bisnis termasuk dalam bsnis jual beli rumah. Bila anda tertarik untuk menambah penghasilan sebagai broker
untuk rumah dijual maka ada beberapa hal yang sepertinya anda harus cermati sebelum menjalankan profesi
tersebut.
Hal yang pertama yang harus anda perhatikan dalam menjual rumah adalah anda harus tahu kesepakatan awal
tentang kerjasama dalam menjual rumah. Tentunya dalam hal ini anda perlu untuk bertemu dengan pemilik rumah
yang dijual tersebut. Anda bisa menanyakan model komisi seperti apa yang terbaik dan sesuai kebutuhan kedua
belah pihak. Anda juga bisa menanyakan dan memastikan berapa jumlah besaran komisi yang layak anda terima
bila anda berhasil menjual rumah tersebut.c Hal ini perlu untuk menghindari perselisihan antara si pemilik rumah dan
makelar yang sering ribut tentang masalah harga dan diskon yang ditawarkan.
Hal yang kedua yang perlu diperhatikan oleh para makelar adalah produk rumah dijual. Anda menjual rumah orang
lain dan artinya anda harus mengetahui dengan baik rumah yang anda jual sehingga anda bisa menjelaskan kepada
calon konsumen mengenai barang atau rumah dijual tersebut. Ingatlah luas tanah dan bangunan dari rumah yang
anda jual karena pertanyaan ini adalah termasuk yang pertama yang ditanyakan oleh para calon konsumen.
Yang ketiga adalah mengingat lokasi dimana rumah tersebut dijual. Setiap calon konsumen perlu tahu dimana
lokasi rumah tersebut berada dan biasanya mereka juga perlu menanyakan arah termudah untuk mencapai rumah
yang dijual tersebut. Disini tidak ada salahnya bila anda juga mencermati kembali lokasi rumah dijual tersebut dan
bila perlu menjelaskan darimana kendaraan harus berhenti.
Yang keempat adalah anda perlu juga mencermati kelengkapan surat-surat baik itu surat ijin bangunan maupun
tanah dimana bangunan rumah tersebut berada. Hal ini sangat penting untuk memastikan barang yang anda jual
adalah legal menurut hukum positif. Harga rumah bisa juga tergantung dari status kepemilikan rumah ini, karena
tanah dan rumah dijual dengan status Hak Guna Bangunan sudah barang tentu berbeda dengan rumah dijual
dengan status Surat Hak Milik. Kita harus mengerti betul dan memiliki dokumen-dokumen pendukungnya sehingga
tidak terjadi kesalahpahaman untuk kedepannya.
Hal yang tak kalah pentingnya adalah mengetahui dengan pasti kualitas air di lingkungan rumah yang di jual. Air
adalah sumber penghidupan bagi siapapun maka dari itu kita juga perlu dan berhak mendapatkan informasi tentang
kualitas air yang dimiliki. Bagus atau tidak, sehat atau tidak selayaknya diinformasikan kepada kita sehingga kita bisa
mengetahui kondisi sebenarnya dari rumah yang akan kita jual tersebut. Selain itu kita juga bisa memprediksi biaya-
biaya yang mungkin diperlukan selama proses transaksi dan menginformasikannya juga kepada calon pembeli.
2. DAGANG
"mas, modal pokok warung sembakonya udh mulai nipis nih. pdhl 4 hari lg kt hrs belanja, gmn ya mas?"
Gini aja din. coba kamu catetin barang yg putarannya lambat, yg ada cacatnya sama yg mau expired.
terus kamu kasih diskon tuh ke semua barang2 itu.
kamu bs kasih diskon, bs jg kamu banting deh harganya atau dijadikan bonus pembelian buat pembeli yg
mau belanja dg nominal tertentu.
tujuannya ya tentu sj biar 4 hari ini, warung kita bs dpt pemasukan cepet buat belanjaa barang lg. oke
din ..
"oh gitu ya mas..oke deh aku catetin sekarang ya?"
Eh, sebentar din. ngomong2 di warung ini kan yg paling banter keluar itu telor ya din? coba deh khusus 3
hari ini, kamu kasih penawaran spesial buat pembelian telor spy putarannya cepet din.
nih, aku kasih target ya. sehari kamu kudu jual 5 peti telor. siap din?
"aku coba mas!"
terus, jangan lupa. kamu susun tuh produk2 sembako yg putarannya cepat, yg banyak stoknya lalu taruh
di deket telor. dan jgn lupa setiap pembeli yg datang atau beli telor, tawari barang2 itu ya din.
inget ya, krn kamu kasih spesial harga ya kagak boleh ada yg hutang, oke din.
"oke mas, ngerti. nanti aku atur ulang penempatan barang2nya."
Eh din, kok tumben burket banget ni badan kamu, kalo udh beres cepet mandi biar seger sana. tuh pake
aja parfum-ku yg ada di ruang tamu. jgn lupa kudu ramah n senyum sama pelanggan kita, kalo doi repot
bawa barangnya, biar kamu aja yg antar barang belanjaannya sampai ke rumah.
mudah2an 3 hari ini, aku dapat "pinjaman" lagi di luar, kamu kerja yg bener ya. kalo ada apa2 sms / telp
ke nmr biasa. oke din, aku out dulu ya.
"siap bos, jangan lupa uang mingguannya jgn ikut telat ya hehehehe "
amati kebiasaan pembelian konsumen, perhatikan apa saja yg mereka biasa beli, bagaimana mereka
membelinya dan kapan mereka beli - itulah seni menjual ala pedagang yg bs kita terapkan utk
meningkatkan penghasilan kita.
Hutang bank itu sebaiknya diajukan ketika usaha kita sdh berjalan dan ingin mengembangkan usaha yg
sdh ada menjadi semakin besar.
Kurang bijak jk hutang bank dipake utk memulai usaha yang baru akan berjalan. Aplg jika usaha ini
belum terlihat cashflownya seperti apa, aplg jk hanya berdasarkan asumsi penjualan usaha sejenis di
tempat lain.
Namun bg sebagian cara diatas tdk menjadi halangan, sepanjang orang tsb sudah bs mengkalkulasi
kesanggupan membayar cicilan bank dari sumber pemasukan lain jk misalnya usaha baru tsb belum
mampu memberikan profit.
membuka usaha baru jg perlu dihitung. terutama dihitung resiko gagalnya. Apakah msh terukur, masih
bs ditolerir atau tdk.
jangan sampai usaha baru ini malah menggerus cashflow keuangan di usaha kita sebelumnya.
prinsip ini masih relevan dan diterapkan oleh banyak pengusaha yg juga sdh memiliki usaha sebelumnya.
jd, kalo yg sdh punya beberapa usaha jg masih menerapkan prinsip ini, mengapa kita yg baru mau buka
usaha tetap kekeuh dg pendapat kita sendiri?
3. faktor pembeda antara utang baik dan utang buruk sebenarnya bukan hanya terletak pd
penggunaannya utk apa, tp juga ada di BAGAIMANA CARA KITA MEMBAYARNYA
kalo kt byr hutangnya 100% dari penghasilan utama kita, dimana kita hrs bekerja dulu, baru terima gaji
lalu uangnya buat bayar hutang.
kalo tdk masuk kerja/tdk buka toko ya tdk dpt uang - itu masuk kategori "hutang buruk". (aplgi jk buat
bayar hutang konsumtif)
sebaliknya, dikatakan "hutang baik" adalah ketika kita bayarnya bukan dari penghasilan utama kita. tp
berasal dari sistem yg kita buat atau usaha yg sdh berjalan atau dari orang lain yg membayarnya.
shg mau kt sakit, mau kt tdk masuk kerja, penghasilan utama kita, tdk akan di otak-atik utk byr hutang.
mari hitung, berapa waktu yang kita habiskan untuk memikirkan bisnis kita setiap hari?
atau jangan2 usaha yg baru buka itu dg mudahnya kita serahin ke karyawan, sementara diri kita setiap
harinya asyik jalan2 di mall, nonton sama pasangan, dan jarang di tempat usaha kita?
ditanya, gmn usahanya?
"tenang aja, aku udah percaya kok sama karyawanku!"
realitas selalu berbeda dg teori yg diseminarkan para pengusaha sukses itu.
usaha bs jalan sementara yg punya jalan-jalan?
kalo cara membangun bisnisnya spt cerita diatas maka itu hanya MIMPI!
mau jd juara tinju tp malas pukul sansak setiap hari? NGIMPI!
mau buka toko tp tdk mau cape?
tdk mau tdr larut malam, tdk mau lembur buka toko.
baru buka usaha, udh begaya bak milyuner?
sdh kredit ini kredit itu. ngomongnya di "awang-awang" mulu.
kalo omset naik terus namanya bukan pengusaha.
tp kalo omsetnya turun terus, kayakna ada yg salah. itulah yg hrs dicari solusinya.
jd, kata siapa pengusaha itu byk waktu luang?
di awal2 tdr aja sambil mikir dagangan
kurang bijak langsung buka usaha dg menyedot uang modal hanya utk tampilan fisik, sementara usaha
belum jalan dan baru berdasarkan itung-itungan diatas kertas saja!
pdhl jalan aja belum. malah udh berani janjiian bagi hasil gede ke investor! (ngawur ini!)
kenapa sih kok banyak orang asal pulang dari seminar langsung berani hutang, hanya berdasarkan pd
itung-itungan keuntungan diatas kertas?
Terus perhatikan apa yg sedang kita lakukan dg uang yg ada di tangan kita, apakah itu akan membuat
pemasukan kita bertambah atau malah justru terus berkurang.
bukan masalah besar kecilnya pendapatan, tp kesadaran dan juga ketrampilan utk mengelola
penghasilan sedari dini itulah yg bs membawa seseorang naik ke level kemandirian finansial tertentu.
Berhutanglah hanya untuk sesuatu yang produktif. apa sih maksud dari kata "produktif" ini?
- nilainya harus terus naik dimasa depan, atau
- bisa memberikan pemasukan (CASH IN), atau
- bisa mengurangi biaya pengeluaran kita, atau
- lebih hebat lg jk nantinya bisa membayar sendiri cicilan hutangnya
4. itulah kriteria hutang baik atau hutang produktif yg seharusnya menjadi prinsip dasar seseorang ketika
ingin berhutang.
perasaan takut rugi/takut gagal akan jauh lebih terasa ketika ketika seseorang memulai usaha lgsung
dlm skala besar
sebaliknya, ketika memulai usaha kecil justru kegagalan (rugi/bangkrut) dianggap sbg ongkos belajar utk
sukses di tingkatan selanjutnya
tertarik dg peluang usaha yg lg trend? dptkn pengalaman bagus dari cerita ini.
"seorang ibu muda, membuka gerai cappucino cincau, peluang usaha yg lg nge-trend di daerahnya krn
melihat bbrp org yg membuka usaha tsb terlihat ramai dg pembeli.
dia langsung kontrak kios 2 tahun, sbsr 35 juta dan dibuat mini cafe yg hanya menjual cappucino cincau.
saking semangatnya dia bilang, kalo dalam 3 bulan, usaha ini laku saya akan menambah masa sewa kios
ini 3 tahun.
dan ternyata benar, usaha gerai minumannya laris manis.
dg jumlah karyawan 2, dia msh dpt untung bersih yg baginya sgt lumayan krn lbh tinggi dari gaji dia saat
menjadi karyawan.
sesuai rencana akhirnya dia langsung menambah masa sewa kontrakannya 3 tahun lagi, jd total dia
kontrak utk masa 5 taon. nantinya dia berencana akan menambah beberapa variasi menu makanan
kecil.
dg kata lain di 3 bulan pertama dia buka usaha, dia investasikan uangnya yg sbnrnya akan menjadi "uang
mati" HANYA UNTUK kontrak kios selama 5 tahun.
masuk bulan ke-5, terjadi penurunan penjualan krn lokasi usahanya dekat dengan kampus, dimana saat
itu musim liburan mahasiswa.
bulan ke-6, di sepanjang jalan dimana gerai minumannya dibuka, muncul 3 orang pelaku usaha sejenis
dg model gerobak di pinggir jalan.
di akhir bulan, ibu muda ini mulai mengeluh krn mulai nombok. aplg masuk musim penghujan. tiba-tiba
satu karyawan minta resign. praktis tinggal 1 orang dan dirinya sendiri harus handle.
di aWal-awal dulu, dalam sehari biasanya terjual 150-200 gelas, saat ini hanya bs terjual tdk lebih dari 30
gelas dlm sehari ....."
jk kt ingin membuka usaha yg sama dg yg sdh ada di daerah tertentu, maka paling tdk kt hrs dpt mencari
apa frustrasi terbesar dari pembeli yg datang ke usaha tsb.
bs jadi : waktu menunggunya terlalu lama, tdk ada tempat parkir, kenyamanan bertransaksi kurang,
terlalu mahal layanannya/produknya, update produk baru lama, biaya order delivery mahal, dst
ketika kt buka usaha yg sama, dg cara yg berbeda dari yg usha yg sdh ada sebelumnya, akan membuat
usaha kita cepat dikenal orang.
memang benar kata orang, ide bisnis boleh sama tp kalo kt punya yg lebih baik, knp tidak kita coba?
tetap optimis!