際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Nama : Dimas Adhitya S
NIM : 11311259
Analisis Overreaction di Pasar
Modal Indonesia : Penelitian pada
saham lapis dua dan tiga pada tahun
2011-2013
LATAR BELAKANG
Overreaction hypothesis menyatakan bahwa
pada dasarnya investor selalu bereaksi secara
berlebihan terhadap informasi yang diperolehnya,
sehingga harga saham cenderung terkoreksi
secara tidak normal
Implikasi dari fenomena Overreaction sendiri,
bagi sebagian investor dimanfaatkan sebagai
peluang untuk mendapatkan keuntungan
menggunakan strategi kontrarian, karena
overreaction menyebabkan Volatilitas yang tinggi
terhadap abnormal return pasar.
LATAR BELAKANG
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti fenomena
overreaction yang terjadi pada saham-saham
lapis dua dan tiga pada periode 2011-2013 yang
terdaftar di BEI. Hal ini dikarenakan ada
penelitian yang sampai pada kesimpulan bahwa
terjadi overreaction dipasar modal Indonesia dan,
ada penelitian yang menyatakan bahwa tidak
terjadi overreaction di pasar modal Indonesia.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
Apakah overreaction terjadi pada saham
lapis dua dan tiga yang terdaftar di BEI?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah overreaction terjadi pada saham-
saham lapis dua dan tiga yang terdaftar di
BEI pada periode 2011-2013
MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat bagi peneliti :
Penelitian ini bermanfaat untuk membuktikan bahwa
apakah bias overreaction terjadi jika objek yang diteliti
dirubah menjadi saham lapis dua dan tiga. Hal ini
dikarenakan ada penelitian lain yang sampai pada
pada kesimpulan tidak terjadi overreaction di pasar
modal Indonesia dengan objek penelitian saham lq-45
dan di beberapa sektor
2.Manfaat bagi Investor:
Investor dapat mengetahui apakah Overreaction
terjadi pada saham-saham lapis dua dan tiga,
sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk
menggunakan strategi kontrarian
HIPOTESIS PENELITIAN
Terjadi Overreaction pada Saham-saham lapis dua
dan tiga yangterdaftar di BEI pada periode 2011-
2013
TINJAUAN LITERATUR
1. Teori Overreaction pada pasar modal
2. Saham yang termasuk dalam kategori Lapis
Dua dan Lapis Tiga
3. Anomali Winner dan losser di Pasar modal
Metode Penelitian
1. Populasi dan Sampel
A. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah saham yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia
B. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah saham lapis dua dan tiga yang diambil
dari saham yang terdaftar pada BEI
Metode Penelitian
2 . Jenis dan Sumber Data
Data yang diolah merupakan data sekunder, yaitu
data harga-harga saham harian periode januari 2011
sampai desember 2013 yang didapat dari Bursa Efek
Indonesia dan/atau didownload melalui yahoo
finance.
3. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini yang menjadi variable dependen
adalah Overreaction dan yang menjadi variable
independen adalah Abnormal return saham.
Overreaction diukur dari tingkat Cumulative abnormal
return rata-rata selama periode tertentu. Jika nantinya
terjadi pembalikan arah dari Rata-rata Abnormal
return Cumulative, maka Overreaction terjadi.
Metode Penelitian
4. Alat Analisis
Penelitian ini menggunakan pendekatan yang
digunakan oleh Debond dan Thaler (1990),
dengan cara membagi saham kedalam portofolio
Winner dan portofolio Losser berdasarkan tingkat
Cumulative Abnormal Returnnya.
Dalam penelitian ini terdapat dua periode
penelitian, yaitu periode pembentukan portofolio
dan periode pengamatan atau observasi
Periode Pembentukan Portofolio
1. Meghitung return saham harian dari data yang
digunakan selama periode pembentukan
portofolio, yaitu per triwulan, semester, dan
tahunan. Rumus yang digunakan:
Ri =
Keterangan :
Pt = Harga saham saat saat t
Pt-1= Harga saham satu hari sebelum t
Periode Pembentukan Portofolio
2. Menghitung Return Pasar Harian, rumus yang
digunakan :
Rm=
Keterangan :
IHSGt= IHSG pada saat t
IHSGt-1 = IHSG pada satu hari sebelum t
3. Menghitung Expected return saham harian (model
MAM). dalam model ini, expected return saham
dianggap sama dengan return pasar, sehingga :
E(Ri) = Rm
Periode Pembentukan Portofolio
4. Menghitung Abnormal Return saham harian
(model MAM), sesuai periode pembentukan
portofolio, yaitu triwulan, semester dan tahunan.
rumus yang digunakan:
ARi = Ri  E(Ri)
Keterangan :
Ri : return saham
E(Ri): expected return saham
Periode Pembentukan Portofolio
5. Mengakumulasikan Abnormal return harian
tersebut untuk membentuk CAR triwulan,
semester dan Tahunan, sehingga didapat
Portofolio Winner dan Losser. Portofolio yang
digunakan adalah 5 portofolio Winner dan 5
portofolio Losser, dimana portofolio Winner dipilih
berdasarkan nilai CAR tertinggi dan Portofolio
Losser dipilih berdasarkan nilai CAR terendah.
Rumus yang digunakan:
CAR= ARI
Periode Pengamatan
1. Dalam periode observasi, portofolio Winner dan
Losser dibagi ke dalam dua kelompok sesuai
periode observasi , yaitu triwulan, semester dan
tahunan.
2. Mengakumulasikan kembali Abnormal return
untuk masing-masing portofolio Winner dan
Losser sesuai periode pengamatan, yaitu
triwulan, semester dan tahunan.
Periode Pengamatan
3. Menghitung CAR harian dari portofolio Winner
dan Losser sesuai periode pengamatan. Rumus
yang digunakan :
CARp=
Keterangan :
CARp : cumulative abnormal return portofolio
Winner atau Losser
AR : Jumlah AR saham Winner atau Losser
harian
n : Jumlah Replikasi
Periode Pengamatan
4. Menghitung ACAR dari portofolio Winner atau Losser
sesuai periode pengamatan . rumus yang digunakan:
ACAR=
Keterangan :
ACAR : Average Cumulative Abnormal Return portofolio
Winner atau Losser
CARp : Summary dari CAR portofolio Winner atau
Losser
N : Jumlah Replikasi
Periode Pengamatan
5. Mengelompokan ACAR dari saham Winner atau
Losser sesuai periode pengamatan.
Pengujian Hipotesis
H : Terjadi Overreaction pada saham-saham lapis
dua dan tiga
Jika terjadi pembalikan nilai rata-rata ACAR pada
portofolio Winner dan losser ,dimana nilai
portofolio losser mengungguli nilai portofolio
winner pada periode pengamatan, atau jika :
Nilai Portofolio Winner yang awalnya positif
berubah menjadi negatif dan,
Nilai Portofolio Losser yang awalnya Negatif
berubah menjadi positif
Maka Hipotesis dapat diterima.
Daftar Pustaka
Cutler, David M & Poterba, James M & Summers, Lawrence H, 1991. "
Speculative Dynamics," Review of Economic Studies, Wiley
Blackwell, vol. 58 no.3
De Bond, W dan R Thaler ,1990. Does Security Analysts Overreact?,
The American
Economic Review. Volume 80. 52-57
Popescu, D., (2008). Behaviour finance, technical analysis defined and
their relationships.
Paper presented to the Montreal CFA, May 21, 2008.
Manurung, Adler Haymans dan Frederik Priotomo. 2005. Anomali
Overreaction Di BEJ: PenelitianSaham Tekstil, Retailer dan
Wholesaler. Jurnal Keuangan dan Perbankan, vol.7, No.2
Desember: 109-130
Rowland, Fernando Bismark P. 2010. Overreaction in Indonesia Stock
Exchange : case study of Lq-45 Stocks. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, Vol. 5, No. 2
Sukmawati dan Daniel H. 2003. Overreact Hypothesis dan Price Earning
Ratio Anomaly Saham  Saham Sektor Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol. 3, No. 1
Wira, Desmond. 2011. Jurus Cuan Investasi Saham  Edisi Kedua.
Exceed. Jakarta

More Related Content

Proposal Penelitian Overreaction pada Saham Lapis 2 dan 3

  • 1. Nama : Dimas Adhitya S NIM : 11311259 Analisis Overreaction di Pasar Modal Indonesia : Penelitian pada saham lapis dua dan tiga pada tahun 2011-2013
  • 2. LATAR BELAKANG Overreaction hypothesis menyatakan bahwa pada dasarnya investor selalu bereaksi secara berlebihan terhadap informasi yang diperolehnya, sehingga harga saham cenderung terkoreksi secara tidak normal Implikasi dari fenomena Overreaction sendiri, bagi sebagian investor dimanfaatkan sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan menggunakan strategi kontrarian, karena overreaction menyebabkan Volatilitas yang tinggi terhadap abnormal return pasar.
  • 3. LATAR BELAKANG Penelitian ini dilakukan untuk meneliti fenomena overreaction yang terjadi pada saham-saham lapis dua dan tiga pada periode 2011-2013 yang terdaftar di BEI. Hal ini dikarenakan ada penelitian yang sampai pada kesimpulan bahwa terjadi overreaction dipasar modal Indonesia dan, ada penelitian yang menyatakan bahwa tidak terjadi overreaction di pasar modal Indonesia.
  • 4. RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN Apakah overreaction terjadi pada saham lapis dua dan tiga yang terdaftar di BEI? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah overreaction terjadi pada saham- saham lapis dua dan tiga yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013
  • 5. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat bagi peneliti : Penelitian ini bermanfaat untuk membuktikan bahwa apakah bias overreaction terjadi jika objek yang diteliti dirubah menjadi saham lapis dua dan tiga. Hal ini dikarenakan ada penelitian lain yang sampai pada pada kesimpulan tidak terjadi overreaction di pasar modal Indonesia dengan objek penelitian saham lq-45 dan di beberapa sektor 2.Manfaat bagi Investor: Investor dapat mengetahui apakah Overreaction terjadi pada saham-saham lapis dua dan tiga, sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk menggunakan strategi kontrarian
  • 6. HIPOTESIS PENELITIAN Terjadi Overreaction pada Saham-saham lapis dua dan tiga yangterdaftar di BEI pada periode 2011- 2013 TINJAUAN LITERATUR 1. Teori Overreaction pada pasar modal 2. Saham yang termasuk dalam kategori Lapis Dua dan Lapis Tiga 3. Anomali Winner dan losser di Pasar modal
  • 7. Metode Penelitian 1. Populasi dan Sampel A. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia B. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham lapis dua dan tiga yang diambil dari saham yang terdaftar pada BEI
  • 8. Metode Penelitian 2 . Jenis dan Sumber Data Data yang diolah merupakan data sekunder, yaitu data harga-harga saham harian periode januari 2011 sampai desember 2013 yang didapat dari Bursa Efek Indonesia dan/atau didownload melalui yahoo finance. 3. Definisi Operasional Dalam penelitian ini yang menjadi variable dependen adalah Overreaction dan yang menjadi variable independen adalah Abnormal return saham. Overreaction diukur dari tingkat Cumulative abnormal return rata-rata selama periode tertentu. Jika nantinya terjadi pembalikan arah dari Rata-rata Abnormal return Cumulative, maka Overreaction terjadi.
  • 9. Metode Penelitian 4. Alat Analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan yang digunakan oleh Debond dan Thaler (1990), dengan cara membagi saham kedalam portofolio Winner dan portofolio Losser berdasarkan tingkat Cumulative Abnormal Returnnya. Dalam penelitian ini terdapat dua periode penelitian, yaitu periode pembentukan portofolio dan periode pengamatan atau observasi
  • 10. Periode Pembentukan Portofolio 1. Meghitung return saham harian dari data yang digunakan selama periode pembentukan portofolio, yaitu per triwulan, semester, dan tahunan. Rumus yang digunakan: Ri = Keterangan : Pt = Harga saham saat saat t Pt-1= Harga saham satu hari sebelum t
  • 11. Periode Pembentukan Portofolio 2. Menghitung Return Pasar Harian, rumus yang digunakan : Rm= Keterangan : IHSGt= IHSG pada saat t IHSGt-1 = IHSG pada satu hari sebelum t 3. Menghitung Expected return saham harian (model MAM). dalam model ini, expected return saham dianggap sama dengan return pasar, sehingga : E(Ri) = Rm
  • 12. Periode Pembentukan Portofolio 4. Menghitung Abnormal Return saham harian (model MAM), sesuai periode pembentukan portofolio, yaitu triwulan, semester dan tahunan. rumus yang digunakan: ARi = Ri E(Ri) Keterangan : Ri : return saham E(Ri): expected return saham
  • 13. Periode Pembentukan Portofolio 5. Mengakumulasikan Abnormal return harian tersebut untuk membentuk CAR triwulan, semester dan Tahunan, sehingga didapat Portofolio Winner dan Losser. Portofolio yang digunakan adalah 5 portofolio Winner dan 5 portofolio Losser, dimana portofolio Winner dipilih berdasarkan nilai CAR tertinggi dan Portofolio Losser dipilih berdasarkan nilai CAR terendah. Rumus yang digunakan: CAR= ARI
  • 14. Periode Pengamatan 1. Dalam periode observasi, portofolio Winner dan Losser dibagi ke dalam dua kelompok sesuai periode observasi , yaitu triwulan, semester dan tahunan. 2. Mengakumulasikan kembali Abnormal return untuk masing-masing portofolio Winner dan Losser sesuai periode pengamatan, yaitu triwulan, semester dan tahunan.
  • 15. Periode Pengamatan 3. Menghitung CAR harian dari portofolio Winner dan Losser sesuai periode pengamatan. Rumus yang digunakan : CARp= Keterangan : CARp : cumulative abnormal return portofolio Winner atau Losser AR : Jumlah AR saham Winner atau Losser harian n : Jumlah Replikasi
  • 16. Periode Pengamatan 4. Menghitung ACAR dari portofolio Winner atau Losser sesuai periode pengamatan . rumus yang digunakan: ACAR= Keterangan : ACAR : Average Cumulative Abnormal Return portofolio Winner atau Losser CARp : Summary dari CAR portofolio Winner atau Losser N : Jumlah Replikasi
  • 17. Periode Pengamatan 5. Mengelompokan ACAR dari saham Winner atau Losser sesuai periode pengamatan.
  • 18. Pengujian Hipotesis H : Terjadi Overreaction pada saham-saham lapis dua dan tiga Jika terjadi pembalikan nilai rata-rata ACAR pada portofolio Winner dan losser ,dimana nilai portofolio losser mengungguli nilai portofolio winner pada periode pengamatan, atau jika : Nilai Portofolio Winner yang awalnya positif berubah menjadi negatif dan, Nilai Portofolio Losser yang awalnya Negatif berubah menjadi positif Maka Hipotesis dapat diterima.
  • 19. Daftar Pustaka Cutler, David M & Poterba, James M & Summers, Lawrence H, 1991. " Speculative Dynamics," Review of Economic Studies, Wiley Blackwell, vol. 58 no.3 De Bond, W dan R Thaler ,1990. Does Security Analysts Overreact?, The American Economic Review. Volume 80. 52-57 Popescu, D., (2008). Behaviour finance, technical analysis defined and their relationships. Paper presented to the Montreal CFA, May 21, 2008. Manurung, Adler Haymans dan Frederik Priotomo. 2005. Anomali Overreaction Di BEJ: PenelitianSaham Tekstil, Retailer dan Wholesaler. Jurnal Keuangan dan Perbankan, vol.7, No.2 Desember: 109-130 Rowland, Fernando Bismark P. 2010. Overreaction in Indonesia Stock Exchange : case study of Lq-45 Stocks. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5, No. 2 Sukmawati dan Daniel H. 2003. Overreact Hypothesis dan Price Earning Ratio Anomaly Saham Saham Sektor Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol. 3, No. 1 Wira, Desmond. 2011. Jurus Cuan Investasi Saham Edisi Kedua. Exceed. Jakarta