Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Proses geoteknik dalam perancangan desain lereng tambang meliputi akuisisi data geoteknik, analisis stabilitas lereng, monitoring lereng, dan penerapan teknik stabilisasi lereng untuk mengoptimalkan cadangan tambang dengan mempertimbangkan tingkat risiko yang dapat diterima.
1 of 23
Downloaded 11 times
More Related Content
Proses Geoteknik dalam Perancanaan Lereng Tambang
1. Proses GEOTEKNIK dalam
Perancangan Design Lereng Tambang
Dipresentasikan Oleh:
Yan Adriansyah
(Geotechnial & Hydrogeological Department PT Berau Coal)
Webinar Seminar - Dirjen Mineral dan Batubara, Kementrian ESDM
25 Juni - 2020
3. o The modern mining needs to provide stakeholder guarantee that the promised
return on investment will be realized, the company identifies hazard that can
impact on production, assess and provide the controls to manage the risk
(Hamman, et al., 2017)
o In order to optimize pit slope design and mine plan that incorporate to the
certain level of risk, Geotech Engineer should follow systematic design process
~ need a reliable geotechnical data (Bar, et al., 2018)
o Geotech Engineer are tasked to manage one of the biggest risk in a mine
unpredicted and uncontrolled ground movement.
o Aspek spesifik kondisi Geoteknik di Indonesia;
Formasi batuan yang relatif muda
Faktor Eksternal, kegempaan karena dekat dengan lempeng tektonik
Pendahuluan
Faktor Eksternal, kegempaan karena dekat dengan lempeng tektonik
aktif (Hamilton, 1979; Simandjuntak, 1992; McCaffrey, 2009), struktur
geologi yang kompleks.
Curah hujan tinggi (excessive rain fall).
Sebaran material lunak (rawa, zona pelapukan, dll).
5. The aim of any open pit design can be
stated as
(~key words~):
Objectives
To remove the MAXIMUM amount of saleable/ profitable
geological reserve (coal or mineral) and the
MINIMUM amount of waste by using pit wall of the
STEEPEST ANGLE that can be
SAFELY EXCAVATED and worked below.
6. Proses Geoteknik
Economic Geological Reserve
o Ore/mineral
o Coal, etc
Details Geotechnical Data Acquisition
o Mapping
o Drilling
o Lab. Testing
o BA
Modelling & Analysis
o 2D/3D model
o Kinematic Analysis
o LEM
o FEM
o DEM
o PoF, etc.
Continuous
Improvement
Design Execution (Operation)
o Implementation
o Supervision
o Inspection
o Pit Stabilization
o Emergency
Response
Monitoring & Audit
o Slope/Hydro monitoring
o Risk Assessment
o Internal-External audit
7. Proses Geoteknik
Pit Design
Proses Pembuatan Desain Lereng Tambang ; Hard Rock
(Stacey & Read, 2009)
Proses Pembuatan Desain Lereng Tambang
; Soft Rock (Stacey & Martin, 20018)
8. PROSES GEOTEKNIK
Methodology
Perbandingan metodologi yang digunakan untuk penentuan parameter
kekuatan batuan (Stacey & Martin, 2018)
Type longsoran karena struktur geologi
Field Mapping
Core Logging &
Sampling
Laboratory Testing
& Strength
Rock Mass
Classification System
Rock Mass Strength
(Empirical based)
Hard Rock Methodology
Type longsoran karena weak material
Field Mapping
Core Logging &
Sampling
Laboratory Testing
& Strength
Weak Rock Strength
(Laboratory based)
Weak Rock Methodology
9. Proses Geoteknik
Akuisisi Data (Ore Mining)
Key Points:
o Orientasi pemboran mengacu pada ultimate pit
design dan kebutuhan pemboran (geology/infill
atau geotechnical)
o Identifikasi bidang-bidang diskontinuitas (Fault
zone/corridor or other discontinuities plane).
o Core sampling; rock mechanic laboratory test
requirement; interval & all types of rock
requirement; interval & all types of rock
formation
o Mewakili sebaran batuan, baik lateral maupun
vertikal
10. High Wall Low Wall
Key points:
o Pemboran umumnya dilakukan
vertikal, target kedalaman di
bawah ultimate pit floor (~up to
Final Pit Floor
High Wall Low Wall
Proses
Geoteknik
Akuisisi Data (Coal Mining)
bawah ultimate pit floor (~up to
20-30% from overall depth
drilling~)
o Identifikasi bedding shear,
khususnya untuk analysis low
wall stability.
o Sampling batuan/tanah untuk
uji laboratorium mewakili
interval dan seluruh type/jenis
interval dan seluruh type/jenis
batuan penyusun lereng.
o Stabilisasi lereng (low wall);
depressurization requirement.
11. Analisis Geoteknik
1. Analisis Kinematik
Tabel FK dan PoF Lereng Tambang (KepMen 1827 K/2018)
Analisis Geoteknik untuk perhitungan stabilitas lereng (open pit) umumnya dibedakan menjadi:
1. Analisis Kinematik
2. Analisis Deterministik
o Metode Kesetimbangan Batas
o Finite/Distinct Element
3. Analisis Statistik (Probabilistik)
Probabilitas Longsor (PoF); kemungkinan lereng mengalami longsor karena
adanya penyimpangan 1 atau beberapa paremeter geoteknik (Permen
1827 K/2018) . Parameter tsb meliputi (field experience) :
o Kohesi & Sudut-gesek dalam
o Kuat tekan
o Orientasi & dippping struktur
o GWL
12. Analisis Geoteknik
ANALISIS
ANALISIS
KINEMATIK Faults Data Analysis
o Data bidang diskontinuitas diperoleh dari hasil
pemetaan (mapping) dan pemboran geoteknik (full
coring)
Orientation dan dipping bidang diskontinuitas
FoP = 21.5%
Joints Data Analysis
o Orientation dan dipping bidang diskontinuitas
sebagai variabel utama.
o Probabilitas longsor diperoleh dari jumlah
perpotongan bidang diskontinuitas (berpotensi
longsor, daylight) terhadap rencana bukaan lereng
tambang.
13. Analisis Geoteknik
Analisis Deterministik (~Metode Kesetimbangan Batas~)
Data diperoleh dari hasil uji laboratorium (soil-rock mechanic;
sifat fisik dan mekanika batuan).
Variabel utama dalam analisis probabilitas, umumnya nilai
densitas (berat jenis), kohesi, sudut-gesek dalam dan kuat
tekan (UCS).
Probabilitas longsor diperoleh dari perbandingan
potensi nilai Faktor Keamanan (FK < 1.00)
potensi nilai Faktor Keamanan (FK < 1.00)
dengan Faktor Keamanan (FK > 1.00).
14. Analisis Geoteknik
PROBABILITAS LONGSOR
PROBABILITAS LONGSOR
Secara umum, probabilitas longsor
(bidang & baji) dinyatakan dalam formula
sebagai berikut:
PoF = PO x PS x PL
Structural data (Planar Analysis)
PoF : 7.5%, Sudut
lereng 43.50
PO : Occurrence; FK 1, longsor
PS : Sliding; FK 1 100%,
FK > 1 0%
PL : Length of Data; sebaran data yang
mengkontrol terjadinya longsor.
Structural data (Wedge Analysis)
15. Sharing of
Success Story
Success Story
Optimization of Coal
Reserve Pit West, Lati
o Project di-inisiasi dengan pemetaan geologi
utk mengidentifikasi potensi struktur (long
joint) terhadap tingkat stabilitas lereng.
Reserve Pit West, Lati
Mine Operation
joint) terhadap tingkat stabilitas lereng.
o Kedalaman pemboran (SPT) 40-50 m, interval
SPT-Blows 2 3m, soft material didefinisikan
jika N-SPT Blows < 10.
o Ketebalan material lunak terkonsentrasi pada
bagian tengah rencana design optmasi.
16. Sharing of Success Story
OPTIMAZION Of COAL RESERVE Pit West, Lati Mine Operation (Design & Implementation)
Importance
i Importance
i
1.188
1.188
1.188
1.188 0.03
Sosialisasi dan update operasional dilakukan
setiap awal shift (safety, geotech, blasting dan
issue operational)
Kontrol peledakan (surface delay, max
charging) untuk memastikan ground vibration
W
500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300
-125
-100
-75
-50
-25
0
25
50
75
100
charging) untuk memastikan ground vibration
tidak melebihi percepatan kritis (< 0.03g).
FK : 1.18 (marginal slope stability).
Monitoring dilakukan secara real-time (radar).
Coal getting 118kTon (Benefit; coal
conservation).
17. Overview Area
Structural Model
Sharing Of
Success
RMR Model
Success
Story
Wall Stabilization
East Wall, Batu Hijau
Mine
Kombinasi poor rock mass
dan struktur geologi (major &
intermediate fault).
18. Sharing Of Success Story
Wall Stabilization East Wall, Batu Hijau Mine
Stability Improvement:
Buttressing on the toe of failure area.
Blast control (pre-split and trim hole)
Close monitoring (modify threshold)
19. Variabel penting dalam aktivitas monitoring:
Pit Slope Monitoring
Tool
Manual, Real Time
Time
Periode pemantauan
Deformation
Object yang dipantau
People/Engineer
Kompeten Engineer
20. Creep deformation
THRESHOLD
Pit Slope Monitoring
Deformation behavior
on the prism
monitoring prior to
Failure event.
Even of FAILURE
Progressive
STAGE
Regressive STAGE
21. Pit Slope Monitoring
THRESHOLD Slope Behaviour (Adriansyah, 2014)
Orientasi struktur (patahan atau kekar) akan
mempengaruhi pola deformasi lereng sebelum terjadi
longsor, khususnya di fase PROGRESSIVE.
longsor, khususnya di fase PROGRESSIVE.
Fase progressive pada longsoran bidang durasinya lebih
pendek/cepat.
Selain orientasi bidang diskontinuitas, kondisi massa
batuan (rock mass) memiliki kontribusi terhadap
mekanisme longsor yang akan terjadi (pit slope behaviour
prior to failure).
22. Karakteristik geoteknik di Indonesia sangat unik
dan kompleks; sebagai peluang dan tantangan
untuk seluruh stake holder.
KESIMPULAN
untuk seluruh stake holder.
Untuk memastikan keselamatan operasi,
tahapan/proses geoteknik tambang harus
dilakukan dengan benar dan menyesuaikan
dengan kondisi di masing2 site serta
memegang teguh prinsip2 best engineering
practice dan regulasi yang berlaku.
practice dan regulasi yang berlaku.
Monitoring dalam arti luas/universal perlu
dilakukan dan didokumentasikan sebagai
referensi untuk menjamin keberlangsungan
operasional yang aman dan sesuai dengan
kaidah penambangan yang berlaku.
.
23. Terima kasih disampaikan
kepada:
Terima Kasih
kepada:
PT. Berau Coal
PT. Amman Mineral Nusa Tenggara
PT. Newmont Nusa Tenggara
PT. Arutmin Indonesia
Terima Kasih
YAN ADRIANSYAH
0812 54415046
Email : yan.adriansyah74@gmail.com
yan.adriansyah@beraucoal.co.id