際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Presentation by Group
5
Presentasi proses Membatik
2. TeknikUkir
Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat dan menoreh pola pada
permukaan benda yg diukir.
Teknik ukir memiliki beberapa fungsi antara lain :
a.Fungsi hias
Yaitu ukiran yg dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak
memiliki makna tertentu
b.Fungsi Magis
Yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi
sebagai benda magis berkaitan dengan keercayaan dan spiritual.
c. Fungsi Simbolik
Yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga berfungsi
menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual.
d. Fungsi Kontruksi
Yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfumgsi sebagai
pendukung sebauh bangunan.
e. Fungsi Ekonomis
Yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.
Sebelum membatik, ada beberapa alat dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan,
diantaranya adalah:
 Keren (=anglo, atau bisa juga pakai kompor kecil) beserta wajan yang sudah diisi
dengan malam
 Canting digunakan untuk menutupi kain dengan lapisan malam. Tujuannya agar pada
saat pewarnaan kain yang tertutup lapisan malam ini tidak terkena warna
 Mori
mori perlu melewati proses mordanting. Mori direndam dulu dengan cairan mordan.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji serta lemak-lemak yang menempel pada
kain. Setelah selesai direndam, mori dijemur sampai kering.
1. MEMBUAT POLA
2. MEMBUAT KERANGKA
3. NGISEN-ISENI/ NGRENGRENG
Ngisen-iseni berasal dari kata isi, yaitu memberi isi atau
mengisi klowongan tadi. Ngisen-iseni dengan mempergunakan
canting cucuk kecil yang disebut sebagai canting isen. Aktivitas
selanjutnya adalah nyeceki. Nyeceki mempergunakan canting
cecekan, hasilnya bernama cecekan. Batikan yang lengkap
dengan isen-isen disebut sebagai reng-rengan. Karena
namanya reng-rengan, maka aktivitas membatik dalam
memberikan isen-isen sejak awal hingga akhir disebut sebagai
ngengreng. Setelah ngengreng selesai, keseluruhan motif
yang dikehendaki bisa terlihat. Hal ini merupakan penyelesaian
yang pertama
 Nerusi berasal dari kata meneruskan. Fungsinya untuk
mempertebal dan memperjelas tembusan batikan pertama.
Aktivitas ini merupakan penyelesaian yang kedua. Batikan
berupa ngengrengan dibalik permukaannya. Permukaan di
sebaliknya kain ini kemudian dicanting. Sebenarnya aktivitas
ini tidak berbeda dengan membatik kerangka, hanya saja
dilakukan di sebaliknya kain yang sudah dicanting. Canting-
canting yang dipergunakan sama dengan canting untuk
ngengreng.
4. NERUSI
 Sebuah batikan tidak seluruhnya diberi warna, atau akan diberi
warna yang bermacam-macam pada waktu penyelesaian menjadi
kain. Karena itu, bagian-bagian yang tidak akan diberi warna (atau
akan diberi warna sesudah bagian yang lain) harus ditutup dengan
malam. Cara menutupnya seperti cara membatik bagian lain
dengan mempergunakan canting tembokan. Canting trembokan
bercucuk besar. Orang yang mengerjakannya disebut nembok
atau nembokidan hasilnya disebut nembokan.
5. NEMBOK
6. BLIRIKI
Bliriki adalah nerusi tembokan agar
bagian-bagian itu tertutup sungguh-
sungguh. Bliriki mempergunakan
canting tembokan dan caranya
seperti nemboki. Apabila tahap
terakhir ini sudah selesai, berarti
proses membatik selesai juga. Hasil
bliriki disebut blirikan atau
tembokan. Kadang-kadang batikan
tidak perlu ditembok. Apabila
pilihannya seperti ini maka batikan
sudah selesai sebelum ditembok dan
dibliriki. Selanjutnya, bisa dilanjutkan
dengan proses pewarnaan.
1. PERENDAMAN DENGAN CAIRAN NAPTOL
 Sebelum diberi warna kain perlu direndam dulu dengan cairan naptol agar
warna bisa menempel dengan sempurna.
2. PEMBERIAN WARNA
Kain dimasukkan dalam zat warna (alam/sintetis) sambil dibolak-balik supaya
rata, kemudian didiamkan selama 15 menit. Setelah itu kain diangkat, diangin-
anginkan dengan cara kain dibentang pada tali/tambang di tempat yang teduh
dan dijepit. Pada pewarnaan alami, setelah kain kering pencelupan diulang
minimal 3 kali.
3. PROSES PENGUNCIAN (FIKSASI)
Dalam proses ini warna akan dikunci. Ada 3 pilihan bahan
untuk proses penguncian ini, yaitu air kapur (warna akan
cenderung lebih tua), tawas (warna akan cenderung lebih
muda), dan tunjung (warna akan cenderung lebih
tua/pekat). Bahan-bahan tersebut memberikan efek warna
yang berbeda-beda meskipun zat warna yang digunakan
sama. Cara mengunci: kain yang sudah diberi warna
direndam dalam cairan dari salah satu bahan tersebut
selama 10 menit, kemudian dicuci bersih dan dikeringkan
dengan cara diangin-angin.
4. NGLOROD
Menghilangkan lilin secara keseluruhan pada akhir proses
pembuatan batik disebut mbabar, ngebyok, atau nglorod.
Caranya, kain yang sudah dibatik direndam terlebih dahulu
kemudian dimasukkan dalam air mendidih yang sudah diberi obat
pembantu berupa waterglass atau soda abu. Setelah itu, kain
batik dikeringkan dengan cara diangin-angin.
Presentasi proses Membatik

More Related Content

Presentasi proses Membatik

  • 3. 2. TeknikUkir Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat dan menoreh pola pada permukaan benda yg diukir. Teknik ukir memiliki beberapa fungsi antara lain : a.Fungsi hias Yaitu ukiran yg dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna tertentu b.Fungsi Magis Yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan keercayaan dan spiritual. c. Fungsi Simbolik Yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual. d. Fungsi Kontruksi Yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfumgsi sebagai pendukung sebauh bangunan. e. Fungsi Ekonomis Yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.
  • 4. Sebelum membatik, ada beberapa alat dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan, diantaranya adalah: Keren (=anglo, atau bisa juga pakai kompor kecil) beserta wajan yang sudah diisi dengan malam Canting digunakan untuk menutupi kain dengan lapisan malam. Tujuannya agar pada saat pewarnaan kain yang tertutup lapisan malam ini tidak terkena warna Mori mori perlu melewati proses mordanting. Mori direndam dulu dengan cairan mordan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji serta lemak-lemak yang menempel pada kain. Setelah selesai direndam, mori dijemur sampai kering.
  • 7. 3. NGISEN-ISENI/ NGRENGRENG Ngisen-iseni berasal dari kata isi, yaitu memberi isi atau mengisi klowongan tadi. Ngisen-iseni dengan mempergunakan canting cucuk kecil yang disebut sebagai canting isen. Aktivitas selanjutnya adalah nyeceki. Nyeceki mempergunakan canting cecekan, hasilnya bernama cecekan. Batikan yang lengkap dengan isen-isen disebut sebagai reng-rengan. Karena namanya reng-rengan, maka aktivitas membatik dalam memberikan isen-isen sejak awal hingga akhir disebut sebagai ngengreng. Setelah ngengreng selesai, keseluruhan motif yang dikehendaki bisa terlihat. Hal ini merupakan penyelesaian yang pertama
  • 8. Nerusi berasal dari kata meneruskan. Fungsinya untuk mempertebal dan memperjelas tembusan batikan pertama. Aktivitas ini merupakan penyelesaian yang kedua. Batikan berupa ngengrengan dibalik permukaannya. Permukaan di sebaliknya kain ini kemudian dicanting. Sebenarnya aktivitas ini tidak berbeda dengan membatik kerangka, hanya saja dilakukan di sebaliknya kain yang sudah dicanting. Canting- canting yang dipergunakan sama dengan canting untuk ngengreng. 4. NERUSI
  • 9. Sebuah batikan tidak seluruhnya diberi warna, atau akan diberi warna yang bermacam-macam pada waktu penyelesaian menjadi kain. Karena itu, bagian-bagian yang tidak akan diberi warna (atau akan diberi warna sesudah bagian yang lain) harus ditutup dengan malam. Cara menutupnya seperti cara membatik bagian lain dengan mempergunakan canting tembokan. Canting trembokan bercucuk besar. Orang yang mengerjakannya disebut nembok atau nembokidan hasilnya disebut nembokan. 5. NEMBOK
  • 10. 6. BLIRIKI Bliriki adalah nerusi tembokan agar bagian-bagian itu tertutup sungguh- sungguh. Bliriki mempergunakan canting tembokan dan caranya seperti nemboki. Apabila tahap terakhir ini sudah selesai, berarti proses membatik selesai juga. Hasil bliriki disebut blirikan atau tembokan. Kadang-kadang batikan tidak perlu ditembok. Apabila pilihannya seperti ini maka batikan sudah selesai sebelum ditembok dan dibliriki. Selanjutnya, bisa dilanjutkan dengan proses pewarnaan.
  • 11. 1. PERENDAMAN DENGAN CAIRAN NAPTOL Sebelum diberi warna kain perlu direndam dulu dengan cairan naptol agar warna bisa menempel dengan sempurna.
  • 12. 2. PEMBERIAN WARNA Kain dimasukkan dalam zat warna (alam/sintetis) sambil dibolak-balik supaya rata, kemudian didiamkan selama 15 menit. Setelah itu kain diangkat, diangin- anginkan dengan cara kain dibentang pada tali/tambang di tempat yang teduh dan dijepit. Pada pewarnaan alami, setelah kain kering pencelupan diulang minimal 3 kali.
  • 13. 3. PROSES PENGUNCIAN (FIKSASI) Dalam proses ini warna akan dikunci. Ada 3 pilihan bahan untuk proses penguncian ini, yaitu air kapur (warna akan cenderung lebih tua), tawas (warna akan cenderung lebih muda), dan tunjung (warna akan cenderung lebih tua/pekat). Bahan-bahan tersebut memberikan efek warna yang berbeda-beda meskipun zat warna yang digunakan sama. Cara mengunci: kain yang sudah diberi warna direndam dalam cairan dari salah satu bahan tersebut selama 10 menit, kemudian dicuci bersih dan dikeringkan dengan cara diangin-angin.
  • 14. 4. NGLOROD Menghilangkan lilin secara keseluruhan pada akhir proses pembuatan batik disebut mbabar, ngebyok, atau nglorod. Caranya, kain yang sudah dibatik direndam terlebih dahulu kemudian dimasukkan dalam air mendidih yang sudah diberi obat pembantu berupa waterglass atau soda abu. Setelah itu, kain batik dikeringkan dengan cara diangin-angin.