1. PROSES PENEILITIAN
dan desain eksperimen
Kelompok 6:
Muhammad Aksin Sidqi (11390005)
Anggraini Dewi Kusuma (11390033)
Fika Dian Ratnasari (11390057)
Aris Maulida (11390081)
Rida Anggarwati (11391017)
2. PENGAMATAN: mengidentifikasi minat bidang
penelitian yang luas
PENGUMPULAN DATA AWAL
DEFINISI MASALAH
KERANGKA TEORITIS
PENYUSUNAN HIPOTESIS
DESAIN PENELITIAN ILMIAH
PENGUMPULAN, ANALISIS, DAN INTERPRESTASI DATA
LANGKAH-LANGKAH PROSES PENELITIAN
3. BIDANG MASALAH YANG LUAS
Tipe masalah dalam penelitian bisnis
Masalah-masalah yang ada saat ini di suatu
lingkungan organisasi yang memerlukan solusi.
Area-area tertentu dalam suatu organisasi yang
memerlukan pembenahan atau perbaikan.
Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan
penelitian untuk menjelaskan atau
memprediksi fenomena
Pertanyaan penelitian yang memerlukan
jawaban empiris
4. CONTOH BIDANG MASALAH
Bidang Masalah Topik
pemasaran dan penjualan konsep produk baru
promosi penjualan
perilaku konsumen
keuangan penilaian saham dan obligasi
analisis rasio keuangan
merger dan akuisisi
perilaku organisasional motivasi kerja
gaya kepemimpinan
budaya organisasional
akuntansi keuangan standar akuntansi keuangan
kebijakan dan metode akuntansi
kandungan informasi akuntansi
akuntansi manajemen pengukuran perstasi
analisis biaya-volume-laba
pembuatan keputusan investasi
sistem informasi penerapan sistem informasi
sikap manajemen-pemakai
aplikasi perangkat lunak komputer
5. PENGUMPULAN DATA AWAL
Informasi latar
belakang organisasi
yaitu faktor
kontekstual
Rincian latar
belakang
perusahaan dapat
diperoleh dari
publikasi dokumen
yang tersedia, situs
web perusahaan,
archive perusahaan,
dan sumber lain
Filosofi manajemen,
kebijakan perusahaan,
dan aspek struktural
lainnya
Informasi mengenai
kebijakan, struktur,
arus kerja, filosofi
manajemen, dan
semacamnya bisa
diperoleh dengan
mengajukan
pertanyaan langsung
ke manajemen
Persepsi, sikap, dan
respons perilaku dari
anggota organisasi
dan sistem klien
(sejauh dapat
diterapkan)
Persepsi karyawan
terhadap pekerjaan,
lingkungan kerja,
sikap dan respons
perilaku mereka
diketahui dengan
cara berbicara,
mengamati dan
menanyakan
respons mereka
melalui kuisioner
6. Survei literatur merupakan dokumentasi dari
tinjauan menyeluruh terhadap karya publikasi dan
nonpublikasi dari sumber sekunder dalam bidang
minat khusus bagi peneliti
Langkah-langkah dalam mengadakan survei literatur
yaitu:
Mengidentifikasi sumber relevan
Pengumpulan informasi relevan
Menulis tinjauan literatur
SURVEI LITERATUR
7. Definisi masalah atau pernyataan masalah adalah
pernyataan dari pertanyaan yang jelas, tepat, dan
ringkas atau persoalan yang diinvestigasi untuk
menemukan jawaban atau solusi.
Definisi masalah bisa berkaitan dengan (1) masalah
bisnis saat ini, (2) situasi yang dirasa berpeluang
mempunyai masalah, (3) bidang di mana sejumlah
konsep diperlukan untuk penyusunan teori yang
lebih baik, (4) situasi di mana peneliti ingin
menjawab sebuah pertanyaan.
DEFINISI MASALAH
8. Masalah dinyatakan sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan jawaban yang tepat dan jelas, serta dapat diuji
oleh orang lain.
Masalah dirumuskan secara spesifik.
Mengandung definisi variabel dan unsur pengukuran. Contoh.
sejauh mana pengaruh jumlah penduduk dan pendapatan per
kapita terhadap perubahan struktur ekonomi di Indonesia?.
Variabel penduduk, pendapatan per kapita, dan perubahan
struktur ekonomi secara operasional dapat didefiniskan dan
diukur.
PEDOMAN UMUM PENDEFINISIAN MASALAH
9. KERANGKA TEORI
sebuah model konseptual mengenai bagaimana
seseorang berteori mengenai hubungan-hubungan
antara beberapa faktor atau konsep untuk menjawab
sebuah masalah penelitian
10. PENGERTIAN TEORI
Teori merupakan seperangkat keterkaitan
(interrelated) konstrak atau konsep, definisi, dan
proporsi yang mencerminkan pandangan sistematik
mengenai fenomena melalui penentuan hubungan-
hubungan antar variable secara spesifik dengan
tujuan menjelaskan dan memprediksi suatu
fenomena
11. TUJUAN
Mengumpulkan hubungan korelasi antara fakta-fakta, bisa
merupakan generalisasi empiris yang bersifat sederhana,
tetapi juga generalisasi luas yang kompleks.
Teori sebagai kerangka penelitian, teori yang telah matang
dan dapat berfungsi sebagainproses berfikir yang konkret.
Fungsi meramal dari teori yang memberi prediksi atau
ramalan sebelumnya kepada si peneliti mengenai fakta-fakta
yang akan terjadi.
Menambah pengetahuan kita.
12. CONTOH KERANGKA TEORI
Factor hygenies adalah: suasana kerja, kebijakan
perusahaan, gaji, dll. Kesimpulan: uang bukan
motivator
Pengertian motivasi menurut Herzberg: factor
hygenies dan motivator
Fungsi manajerial : Planning, Organizing, Actuating,
Controlling
Fungsi SDM: Manajerial & fungsional
Pengertian manajemen SDM
13. PERUMUSAN HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan atas
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data.
14. BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
1. Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variable mandiri, baik satu
variable atau lebih.
contoh kasus:
misalnya rumusan masalah pada sebuah penelitian adalah:
Berapa daya tahan lampu pijar merk X?
maka hipotesis nol nya adalah:
daya tahan lampu pijar merk X= 600 jam.
Dikatakan hipotesis nol karena daya tahan lampu yang ada pada sampel
diharapkan tidak berbeda secara signifikan dengan daya tahan lampu
yang ada pada populasi.
Dan hipotesis alternatifnya adalah:
daya tahan lampu pijar merk X600 jam.
Hipotesis statistiknya:
Ho: = 600
Ha: 600 atau >600 atau <600
15. BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
2. Hipotesis komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah komparatif. Pada rumusan ini, variabelnya sama tetapi
populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada
waktu yang berbeda.
Contoh kasus:
Misalnya rumusan masalah pada sebuah penelitian adalah sebagai
berikut:
bagaimana produktifitas kerja karyawan PT X bila dibandingkan dengan
PT Y?
Berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut, dapat dikemukakan
tiga model hipotesis nol dan alternative sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat produktifitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y
Ho : produktifitas karyawan PT X lebih besar atau sama dengan PT Y
Ho : produktifitas karyawan PT X lebih kecil atau sama dengan PT Y
16. BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
3. Hipotesis asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua
variable atau lebih.
Contoh rumusan masalah dalam sebuah penelitian:
adakah hubungan yang signifikan antara tinggi badan pelayan
toko dengan barang yang terjual?
Maka bisa diambil contoh hipotesisnya sebagai berkikut:
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan
pelayan toko dengan barang yang terjual
Hipotesis statistiknya:
Ho : = 0, 0 berarti tidak ada hubungan
Ha : 0, tidak sama nol berarti lebih besar atau kurang dari
nol. Berarti ada hubungan.
17. KARAKTERISTIK HIPOTESIS YANG BAIK
Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak
menimbulkan berbagai penafsiran
Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-
metode ilmiah, sehingga hipotesis akan dapat dibuktikan.
Dasar dalam merumuskan hipotesis kuat. Hipotesis yang kuat
adalah hipotesis yang didasarkan pada teori yang sudah ada,
hasil-hasil riset terdahulu, atau penjelasan yang logis
18. Tujuan Studi
Eksploratif
Studi eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan pengetahuan dan dugaan yang sifatnya masih
baru dan untuk memberikan arahan bagi penelitian selanjutnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi situasi
penelitian dan tujuan khusus atau data yang diperlukan untuk
penelitian selanjutnya.
penelitian eksploratif bisa dilakukan dengan empat prosedur:
Teknik Informan Kunci (Key Informant Technique)
Focus Group Interview atau Focus Group Discussion
Analisis Data Sekunder (secondary data analysis)
Metode Studi Kasus (case study method
UNSUR-UNSUR DESAIN PENELITIAN
19. lanjut
Deskriptif
Studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi
mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti
dalam suatu situasi. Tujuan studi deskriptif adalah memberikan
kepadda peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan
aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari
perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau
lainnya.
20. Pengujian Hipotesis (Analitis dan Prediktif)
Untuk melakukan uji hipotesis, peneliti harus menentukan
sampel, mengukur instrumen, desain, dan mengikuti prosedur
yang akan menuntun dalam pencarian data yang diperlukan.
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis melalui prosedur
analisis yang benar sehingga peneliti dapat melihat validitas
dari hipotesis. Analisis dari data yang dikumpulkan tidak
menghasilkan hipotesis terbukti dan tidak terbukti, melainkan
mendukung atau tidak mendukung hipotesis.
lanjut
21. Studi Kasus
Studi kasus merupakan penyelidikan mendalam (in-depth study)
mengenai suatu unit social sedemikian rupa sehingga
menghasilkan gambaran yang terorganisasikan dengan baik dan
lengkap mengenai unit sosial tersebut. Cakupan studi kasus
dapat meliputi keseluruhan siklus kehidupan atau dapat pula
hanya meliputi segmen-segmen tertentu saja. Dapat terpusat
pada beberapa factor yang spesifik dan dapat pula
memperhatikan keseluruhan elemen atau peristiwa.
lanjut
22. JENIS INVESTIGASI
Kausal
Penelitian kausalitas selain mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Dengan kata lain, studi kausalitas mempertanyakan masalah
sebab-akibat.
Dalam analisis kausalitas, dibedakan menjadi:
Kausalitas satu arah
X => Y, artinya X menyebabkan Y
Y => X, artinya Y menyebabkan X
Kausalitas dua arah: Y X, artinya ada hubungan simultan
antara Y dan X karena Y menyebabkan X, dan X menyebabkan
Y.
23. JENIS INVESTIGASI
Korelasional
Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana
variasi pada satu variabel yang berkaitan dengan variasi pada
satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi.
Penelitian ini sangat cocok bila variabel-variabel yang terlibat
sangat kompleks dan tidak dapat diteliti lewat metode
eksperimentasi atau yang variansinya tidak dapat dikendalikan.
24. Korelasi antara x dan y secara numerik dapat dihitung dengan
koefisien korelasi Pearson product moment (rxy), sebagai
berikut:
rxy = ( ヰ )/( ヰ )
Nilai rxy adalah antara -1 dan +1. Nilai korelasi yang positif
berarti arah hubungan antara x dan y adalah satu arah: bila y
naik maka x juga naik, bila y turun maka x juga turun. Nilai
korelasi yang negatif berarti arah hubungan antara x dan y
berkebalikan, bila y turun maka x naik, bila y naik maka x turun.
lanjut
25. TINGKAT INTERVENSI PENELITI TERHADAP
STUDI
Intervensi Minimal
peneliti tidak melakukan intervensi dalam aktifitas normal yang
diteliti
Intervensi Sedang
peneliti tidak hanya mengumpulkan data dari dua selang waktu
yang berbeda, melainkan peneliti juga bermain bersama, atau
memanipulasi peristiwa normal dengan cara sengaja mengubah
tingkat emosi atau mempengaruhi, serta mengabaikan dibagian
lain
Intervensi Berlebih
dimana peneliti tidak hanya dukungan yang dimanipulasi, tetapi
juga situasi, menarik subjek keluar dari lingkungan normal dan
menempatkannya dalam keadaan yang benar-benar berbeda.
26. HORISON WAKTU
Studi Cross-Sectional
Sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali
dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau
bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. Studi
semacam itu disebut studi one shot atau cross sectional.
Studi Longitudinal
Data dikumpulkan pada dua batas waktu berbeda, studi bukan
termasuk cross sectional atau one shot, namun membujur
(longitudinal) melintasi suatu periode waktu. Studi semacam
itu, jika data variabel terikat dikumpulkan pada satu atau dua
lebih batas waktu untuk menjawab pertanyaan penelitian,
disebut studi longitudinal.
28. Eksperimen merupakan studi yang melibatkan intervensi oleh
periset di luar apa yang diharapakan untuk pengukuran.
Intervensi ini umumnya dalah memanipulasi suatu variabel
dalam sebuah latar belakang dan mengamati bagaimana hal
itu mempengaruhi pokok masalah yang sedang dikaji
(misalnya, orang-orang atau entitas fisik). Periset dalam hal
ini memanipulasi variable bebas atau penjelas lalu
mengamati apakah variabel terikat yang dihipotesiskan
terpengaruh oleh intervensi.
APAKAH EKSPERIMENTASI ITU?
29. Kelebihan
1. Kemungkinan sebuah variabel menjadi
penguhubung ke variabel yang lain dapat
ditetapkan secara meyakinkan.
2. Kontaminasi dari variabel luar dapat dikontrol
secara lebih efektif daripada desain lain.
3. Kemudahan dan biaya dari penelitian
eksperimen.
4. Replikasi (pengulangan sebuah eksperimen
dengan kelompok dan kondisi subjek
berbeda).
5. Periset dapat menggunakan kejadian-kejadian
yang muncul secara alami dan
mengembangkan eksperimen lapangan
kekurangan
1. Sifat kepalsuan laboratorium
2. Generalisasi dari sampel nonprobablititas
dapat menjadi masalah meskipun dilakukan
pengambilan sampel secara acak.
3. Meskipun biaya eksperimen rendah, banyak
aplikasi dari eksperimentasi jauh melampaui
anggaran terutama untuk metode-metode
pengumpulan data utama lain.
4. Eksperimentasi paling efektif ditargetkan
untuk masalah-masalah di masa kini atau
tidak jauh di masa depan.
EVALUASI EKSPERIMEN
30. Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan dengan baik, periset
harus menyajikan serangkaian aktivitas untuk menjalankan
karya mereka dengan sukses. Tujuh aktivitas yang harus
dilakukan periset agar memperoleh keberhasilan yaitu:
Memilih variabel-variabel yang relevan
Menentukan tingkat perlakuan
Mengontrol lingkungan eksperimen
Memilih desain eksperimen
Memilih dan menugaskan subjek
Uji coba, mengulang, dan menguji
Menganalisis data
31. EKSPERIMEN LAB
Hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan terikat ingin
dibuktikan dengan jelas, maka semua variabel lain, yang
mungkin mencemari atau mengacaukan hubungan tersebut
harus dikontrol dengan tetap. Dengan kata lain kemungkinan
pengaruh variabel lain pada variabel terikat harus
diperhitungkan sedemikian, sehingga pengaruh kausal yang
sebenarnya dari variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat dapat ditentukan. Perlu pula untuk memanipulasi
variabel bebas sehingga tingkat pengaruh kausalnya dapat
dibuktikan.
DESAIN EKSPERIMEN
32. KONTROL
ketika kita merumuskan hubungan sebab akibat
antara dua variabel x dan y, adalah mungkin bahwa
suatu faktor, katakanlah A, juga mempengaruhi
variabel terikat y. Dalam hal tersebut adalah
mustahil untuk menetukan tingkat dimana y hanya
terjadi karena x, karena kita mengetahui seberapa
total variasi y disebabkan oleh kehadiran faktor A.
DESAIN EKSPERIMEN
33. MANIPULASI VARIABEL BEBAS
Dalam rangka menguji kausal dari variabel bebas
terhadap variabel terikat, diperlukan manipulasi
tertentu. Manipulasi secara sederhana berarti
bahwa kita membuat tingkat yang berbeda pada
variabel bebas untuk menilai dampak pada variabel
terikat
DESAIN EKSPERIMEN
34. MENGONTROL VARIABEL PENGGANGGU YANG
MENCEMARI >>
memadankan kelompok
satu cara untuk mengontrol variabel pengganggu
(nuisance) atau yang mencemari adalah dengan
memadankan atau menjodohkan (matching)
berbagai kelompok dengan memilih karakteristik
yang mengacaukan dan secara sengaja
menyebarkannya ke semua kelompok.
DESAIN EKSPERIMEN
35. Randomisasi
cara lain untuk mengontrol variabel
pencemar adalah menempatkan 60
anggota secara acak yaitu, tanpa
penentuan sebelumnya kedalam 4
kelompok.
lanjut
36. Manfaat randomisasi
singkatnya, dibandingkan randomisasi,
pemadanan mungkin kurang efektif, sebab
kita mungkin tidak mengetahui semua faktor
yang mungkin dapat mencemari hubungan
sebab akibat dalam situasi yang dihadapi
dan karena itu gagal memadankan beberapa
faktor penting diseluruh kelompok ketika
mengadakan eksperimen.
lanjut
37. validitas internal
validitas internal mengacu pada keyakinan
kita terhadap hubungan sebab dan akibat.
dengan kata lain, hal tersebut mewakili
pertanyaan, pada tingkat apa desain
penelitian memungkinkan kita untuk
mengatakan bahwa variabel bebas a
menyebabkan perubahan variabel terikat b,
seperti kata kidder dan judd (1986),
DESAIN EKSPERIMEN
38. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Validitas
Internal
1. Faktor Sejarah
2. Pengaruh Maturasi
3. Pengaruh Pengujian
4. Pengaruh Instrumentasi
5. Pengaruh Bias Seleksi
6. Pengaruh Regresi Statistik
7. Pengaruh Mortalitas
lanjut
39. One Shot Case Study
One Group Pre-Test Post-Test Design
Static Group Comparison
Post Test Only Control Group Design
Pre-test Post-test Control Design
Solomon Four Group Design
JENIS DESAIN SPESIFIK EKSPERIMENTAL
40. Desain Random Sempurna
untuk mengukur pengaruh suatu variabel bebas yang sudah
dimanipulasi (atau diberi perlakuan tertentu) terhadap variabel
tergantung
Desain Blok Random
merupakan penyempurnaan dari desain random sempurna di atas
Desain Latin Square
untuk mengontrol dua faktor pengganggu sekaligus.
Desain Faktorial
untuk mengevaluasi dampak kombinasi dari dua atau lebih perlakuan
terhadap variabel tergantung.
DESAIN EKSPERIMEN TINGKAT LANJUT