際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Psikologi Perkawinan
Menentramkan Keluarga
Azimatul Karimah
(azimatul.karimah@fk.unair.ac.id )
Disampaikan pada acara :
Kursus Calon Pengantin Masjid Nasional Al Akbar Surabaya
SudahkanAndaberkomunikasidenganbaik???
1. Ulang tahun kencan pertama dengan suami sebentar lagi
tiba. Hal itu sangat penting bagi Anda dan Anda selalu
mengingatnya, sebaliknya suami Anda sering lupa. Sikap
Anda...
a. Menunggu sampai dia mengingatnya
b. Memberi isyarat
c. Mengingatkan dia
2. Jika Anda punya masalah dengan suami, kepada siapa Anda
mengutarakan pertama kali?
a. Tidak kepada siapapun
b. Teman atau kerabat dekat
c. Kepada suami
1. a.1, b.2, c.3
2. a.1, b.2, c.3
3. Suami Anda sangat melukai hati Anda. Apakah Anda...
a. Mengatakan hal tersebut kepadanya
b. Tidak mengacuhkannya sementara waktu
c. Balik menyerang dan menyakitinya
4. Jika ada hal-hal yang sangat mempermalukan Anda, apakah
Anda akan memberitahukan pada suami Anda?
a. Tidak
b. Mungkin
c. Sangat mungkin
5. Permainan bola sangat membosankan Anda, tapi suami
sangat senang mendiskusikannya hingga berjam-jam. Sikap
Anda...
a. Menjelaskan betapa topik itu membosankan dan
meminta untuk ganti topik
b. Mengubah topik pembicaraan segera
c. Menunjukkan sikap tertarik terhadap topik
3. a.3, b.2, c.1
4. a.1, b.2, c.3
5. a.1, b.2, c.3
6. Anda gagal dalam wawancara untuk mendapatkan pekerjaan,
sehingga Anda sangat kecewa. Saat berjumpa dengan suami
Anda dengan wajahnya yang murung, reaksi Anda...
a. Menunggu sampai ia terleihat cerah kembali, lalu
mengutarakan kekecewaan Andaa
b. Mengatakan kepadanya tentang kegagalan itu tetapi
berusaha menyembunyikan reaksi emosi Anda
c. Langsung menceritakan kepadanya tentang kegagalan
Anda
6. a.3, b.2, c.3
7. Kedua kalinya dalam bulan ini suami Anda ingkar janji untuk
mengajak Anda bepergian. Apakah Anda...
a. Juga membatalkan janji yang Anda buat kepadanya untuk
melihat reaksinya
b. Dengan kesal mengatakan kepadanya bahwa ia tidak
peduli pada Anda
c. Mengutarakan kekesalan Anda, namun berusaha bersikap
biasa
7. a.1, b.2, c.3
Kesimpulan
 7-11 : Anda membutuhkan bantuan untuk belajar
komunikasi yang lebih efektif. Tendensi defensif
dan tidak sabaran
 12-17 : Komunikasi Anda tidak buruk, namun memiliki
tendensi menghambat komunikasi dengan
pasangan
 18-21 : Anda telah demikian baik berkomunikasi
dengan pasangan. Walau demikian selalu tetap
ada ruang untuk meningkatkan komunikasi
Psikologi perkawinan
Mengenal Pria
 Report talk
 Fokus pada problem solving, fakta, goal oriented
dan hal2 berbau laki-laki
 Bicara 2000-4000 kata/hari
 Bicara menggunakan satu belahan otak kiri
belakang
 Otak pria spefisik  satu bagian otak untuk 1 jenis
masalah
co : Suami lelah, membaca koran + interupsi istri =
marah
 1 pekerjaan di 1 waktu
 Folder sex tidak bercampur dengan folder
emosi
 Persepsi visual
Mengenal Pria (2)
 Amigdala lebih besar  agresif
 Serotonin lebih tinggi 
mengendalikan hormon stres
(kortisol)
 Memperlihatkan perhatian dengan
ekspresi monoton (hmm.. ,
anggukan dll)
 Hipokampus lebih kecil  pria =
never remember
 Pengelihatan lebih jauh
 Dorongan seksual lebih tinggi ~
microwave
Mengenal Wanita
 Rapport talk
 Relationship-oriented
 Wanita berbicara 3x lebih banyak dari pria
20.000 kata/hari
 Fungsi bicara di otak cepat berkembang dan
lebih luas
 Corpus callosum lebih besar  interkoneksi
lebih banyak  multitasking job (membuat
teh, menelpon, menonton tivi)
 Melihat sesuatu lebih luas dan detail 
mampu membagi atensi pada berbagai tugas
 Folder sex berkoneksi dengan emosi
Mengenal Wanita
 Amigdala lebih kecil + interkoneksi ke syaraf
otonomik  gampang stress
 Estrogen memperpanjang durasi sekresi
kortisol  respon stress >>
 Korteks prefrontal lebih besar  menahan
impuls agresif dari amigdala, pengendalian
diri dan lebih sabar
 Membaca arti kata dari intonasi dan bahasa
tubuh
 Empati lebih besar
 Hipokampus lebih lebar + estrogen =
emotional memory
 Wanita  never forget
Teori Erik Erikson
(18-40 tahun)
Intimacy vs isolation
 Menjalin hubungan yang lebih dekat (intim) dengan orang lain
 Mengarah pada relasi yang berkomitmen
Sukses
 hubungan yang nyaman
 mampu berkomitmen,
merasa aman dan saling
peduli
 LOVE
Gagal
 Menghindari hubungan
dekat,
 takut berkomitmen,
hubungan mengarah
pada isolasi,
kesendirian dan depresi
Psikologi perkawinan
Psikologi perkawinan
Psikologi perkawinan
Mitos Tentang Perkawinan
 Kepribadian yang kurang baik merusak perkawinan
 Kesamaan dengan pasangan bisa membuat perkawinan
langgeng
 Perselingkuhan bukan akar penyebab perceraian
 Menghindari konflik akan merusak perkawinan
Fakta tentang Perkawinan
 Orang menikah hidupnya 4 tahun lebih lama
 Perkawinan yang buruk  kesehatan buruk
 Perkawinan buruk  kesehatan dan psikologi anak
kurang baik
Persiapan Perkawinan
1. Apa makna perkawinan untuk anda?
2. Seberapa baik anda saling mengenal?
3. Dapatkah anda berbaur dengan keluarga dan teman
pasangan anda?
4. Mampukah menjadi suami/istri yang baik?
5. Bagaimana mengatur keuangan bersama?
6. Apa saya masih punya kehidupan pribadi setelah menikah?
7. Apa saya harus cek up kesehatan sebelum menikah?
8. Bagaimana mengatur kehidupan seksual?
9. Kapan punya anak?
Tipe Perkawinan
Vitalized
Harmonious
Conflicted
Traditional
Devitalized
Devitalized Couples
 Tidak puas dengan perkawinan  rentan perceraian
 Paling banyak
 Pasangan muda, kurang teredukasi, status
pekerjaan/penghasilan rendah
 Durasi perkwinan lebih pendek, masa penjajagan lebih
pendek
 Perbedaan suku dan agama
Conflicted Couples
 Kurang suka dengan kebiasaan pasangan
 Kurang puas terhadap kepribadian pasangan
 Kesulitan berkomunikasi dan menyelesaikan konflik
 Kurang religius, menjunjung tinggi adat tradisional
 Demografis (jamak): edukasi rendah, pendapatan rendah,
status penghasilan rendah, perbedaan agama, lebih muda
 Cenderung mudah bercerai/berpisah
 Punya kesamaan dalam minat (interest), punya tujuan realistik
dan punya konsensus terhadap anak
 Bermasalah dalam komunikasi maupun penyelesaian konflik
Traditional Couples
 Kepuasan perkawinan sedang
 Puas dalam pengasuhan (parenting)
 Realistik dan religius
 Mampu membuat keputusan dan perencanaan masa depan yang
baik
 Cenderung berusia muda, punya banyak anak. Latar belakang
edukasi baik, penghasilan cukup baik
 Istri sebagai ibu rumah tangga
 Pendekatan terhadap perkawinan lebih tradisional (perjodohan)
 Kurang nyaman dengan kebiasaan pasangan, kurang bisa
mengekspresikan perasaan dan kurang bisa mengelola konflik
 Kepuasan seksual kurang
 Punya hobby yang sama
Harmonious Couples
 Kulaitas hubungan perkawinan cukup
 Merasa dipahami pasangan
 Tidak terlalu suka aktivitas pengasuhan, cenderung 1 anak
 Pasangan berusia lebih tua, menikah dalam jangka waktu
lebih pendek, anak lebih sedikit
 Edukasi tinggi, status pekerjaan baik
 Penghasilan suami < penghasilan istri
 Istri bekerja
 94% merasa bahagia dengan perkawinannya
 Puas dalam kehidupan keluarga besar dan hubungan
pertemanan.
 Kurang religius
Vitalized Couples
 Tingkat kepuasan perkawinan paling tinggi
 Interaksi perkawinan baik
 Nyaman dengan kebiasaan, kepribadian pasangan
 Komunikasi baik
 Mampu menyelesaikan konflik
 Kehidupan beragama baik
 Kesetaraan peran
 Kesepakatan finansial
 Umur cenderung lebih tua
 Edukasi baik, penghasilan baik, suami punya > 1 pekerjaan
 Tingkat stres rendah
Komunikasi dalam perkawinan
 Katakan dengan jujur (tidak melebih-lebihkan)
 Mengeluh  menyalahkan
 Mulai dengan ,Saya bukan Kamu..
 Dengarkan pasangan anda
 Hindari komunikasi kursif (Coercive communication)
 Secara sederhana kita bisa melihat perbedaannya.
Menyalahkan pasangan lebih dekat kepada tindakan
menilai negatif pada pribadinya, bukan menunjukkan
pada tindakan yang keliru secara spesifik.
Listening
Ear Eye
Focused
Attention
King Heart
Respon minimal
 Biarkan klien tahu kalau kita memperhatikan
 Membantu menciptakan kondisi yang empatis
 Memberi respon singkat :
Verbal : ya., baik, ehm, lalu? Dsb
Nonverbal : sikap badan
Pahami pasangan
Jangan terlalu cepat menyimpulkan
Perkawinan dan membangun keluarga
merupakan bentuk kerjasama
Bekerjasama
 Mengakui kelebihan dan kekurangan
 Memanfaatkan kelebihan tanpa takabbur
 Saling memberi dengan ikhlas
 Bukan saling menuntut/meminta
 Saling memenuhi kebutuhan/keinginan masing-masing
 Lakukan untuk tujuan bersama, bukan tujuan pribadi
 Tidak ada menang-kalah
Menjadi Pasangan yang Baik
Menjawab ya, bila pasangan minta tolong
Makan bersama dan berbagi makanan dengan
pasangan
Mau mendengarkan keluhan pasangan
Tidak memotong cerita saat pasangan bercerita
Bersikap sopan thd pasangan
Menghargai pasangan
Bila tidak setuju, tidak bersikap ekstrim
Setiap hari perhatikan sisi baik pasangan
Mau membantu pasangan
Tidak mencaci maki pasangan
Bila bergurau jangan sampai menyinggung pasangan
Strategi rumah tangga bahagia selalu
 Hargai diri sendiri
 Menjadi diri sendiri
 Menghargai pasangan
 Bersama pasangan menuliskan hal-hal yang perlu
direncanakan
 Catat kejadian yang membahagiakan, kalau perlu dapat
diulang lagi
Strategi rumah tangga
bahagia selalu
 Memberi dukungan pada pasangan
 Bila bertengkar, bertengkarlah secara
dewasa
 Setiap hari berbagi kebahagiaan yang
terjadi hari itu
 Ceritakan bagaimana kebahagiaan itu
bisa terwujud
Cerdas Bertengkar
Bertengkar dengan Cerdas
 Hanya melibakan masalah terkait
 Mencari solusi
 Jangan melibatkan kekurangan pasangan (nenek moyang)
 Jangan puas menjatuhkan harga diri pasangan
 Bicara dengan pihak ke-3
QS An Nisaa : 35
Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,
maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan
seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang
hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah
memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Konflik Keluarga
 Ketidaksiapan pasangan
 Cara berinteraksiInternal
 Kualitas dan ketergantungan
pasangan pada pihak lain
 Pola interaksi dengan pihak lain
Eksternal
Mengelola Konflik Keluarga
 Melibatkan orang luar untuk mengubah tatanan
 Mendinginkan perselisihan secara cepat dan tepat
 Memutus konflik dengan bantuan orang yang berwibawa thd
keluarga
 Tentukan solusi dengan musyawarah
 Kompromi
Menyelesaikan Konflik
 Memadukan perbedaan menjadi kesatuan harmonis dan
menjembatani kekurangan masing-masing
 Memahami posisi suami dan istri serta hak dan kewajibannya
 Menciptakan budaya saling memuji, terbuka, berkorban,
mengerti, mendukung, menghargai, setia, mencintai,
menerima, mengisi
 Senantiasa mengintrospeksi iman, ibadah dan gaya hidup
Referensi
 David H. Olson & Blaine J. Fowers, 1993. Five Types of Marriage: An
Empirical Typology Based on ENRICH. The Family Journal, 1993 Vol. 1, No. 3,
196-207
 Blaine J. Fowers & David H. Olson, 1992. Four Types of Premarital Couples:
An Empirical Typology Based on PREPARE. Journal of Family Psychology
1992. Vol 6. No. 1. 10-21.
 Gottman, John; Silver, Nan (1999). The Seven Principles for Making
Marriage Work. Crown Publishers imprint (Three Rivers Press).
 Jalaludin Rahmat, Kado pernikahan

More Related Content

Psikologi perkawinan

  • 1. Psikologi Perkawinan Menentramkan Keluarga Azimatul Karimah (azimatul.karimah@fk.unair.ac.id ) Disampaikan pada acara : Kursus Calon Pengantin Masjid Nasional Al Akbar Surabaya
  • 2. SudahkanAndaberkomunikasidenganbaik??? 1. Ulang tahun kencan pertama dengan suami sebentar lagi tiba. Hal itu sangat penting bagi Anda dan Anda selalu mengingatnya, sebaliknya suami Anda sering lupa. Sikap Anda... a. Menunggu sampai dia mengingatnya b. Memberi isyarat c. Mengingatkan dia 2. Jika Anda punya masalah dengan suami, kepada siapa Anda mengutarakan pertama kali? a. Tidak kepada siapapun b. Teman atau kerabat dekat c. Kepada suami 1. a.1, b.2, c.3 2. a.1, b.2, c.3
  • 3. 3. Suami Anda sangat melukai hati Anda. Apakah Anda... a. Mengatakan hal tersebut kepadanya b. Tidak mengacuhkannya sementara waktu c. Balik menyerang dan menyakitinya 4. Jika ada hal-hal yang sangat mempermalukan Anda, apakah Anda akan memberitahukan pada suami Anda? a. Tidak b. Mungkin c. Sangat mungkin 5. Permainan bola sangat membosankan Anda, tapi suami sangat senang mendiskusikannya hingga berjam-jam. Sikap Anda... a. Menjelaskan betapa topik itu membosankan dan meminta untuk ganti topik b. Mengubah topik pembicaraan segera c. Menunjukkan sikap tertarik terhadap topik 3. a.3, b.2, c.1 4. a.1, b.2, c.3 5. a.1, b.2, c.3
  • 4. 6. Anda gagal dalam wawancara untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga Anda sangat kecewa. Saat berjumpa dengan suami Anda dengan wajahnya yang murung, reaksi Anda... a. Menunggu sampai ia terleihat cerah kembali, lalu mengutarakan kekecewaan Andaa b. Mengatakan kepadanya tentang kegagalan itu tetapi berusaha menyembunyikan reaksi emosi Anda c. Langsung menceritakan kepadanya tentang kegagalan Anda 6. a.3, b.2, c.3
  • 5. 7. Kedua kalinya dalam bulan ini suami Anda ingkar janji untuk mengajak Anda bepergian. Apakah Anda... a. Juga membatalkan janji yang Anda buat kepadanya untuk melihat reaksinya b. Dengan kesal mengatakan kepadanya bahwa ia tidak peduli pada Anda c. Mengutarakan kekesalan Anda, namun berusaha bersikap biasa 7. a.1, b.2, c.3
  • 6. Kesimpulan 7-11 : Anda membutuhkan bantuan untuk belajar komunikasi yang lebih efektif. Tendensi defensif dan tidak sabaran 12-17 : Komunikasi Anda tidak buruk, namun memiliki tendensi menghambat komunikasi dengan pasangan 18-21 : Anda telah demikian baik berkomunikasi dengan pasangan. Walau demikian selalu tetap ada ruang untuk meningkatkan komunikasi
  • 8. Mengenal Pria Report talk Fokus pada problem solving, fakta, goal oriented dan hal2 berbau laki-laki Bicara 2000-4000 kata/hari Bicara menggunakan satu belahan otak kiri belakang Otak pria spefisik satu bagian otak untuk 1 jenis masalah co : Suami lelah, membaca koran + interupsi istri = marah 1 pekerjaan di 1 waktu Folder sex tidak bercampur dengan folder emosi Persepsi visual
  • 9. Mengenal Pria (2) Amigdala lebih besar agresif Serotonin lebih tinggi mengendalikan hormon stres (kortisol) Memperlihatkan perhatian dengan ekspresi monoton (hmm.. , anggukan dll) Hipokampus lebih kecil pria = never remember Pengelihatan lebih jauh Dorongan seksual lebih tinggi ~ microwave
  • 10. Mengenal Wanita Rapport talk Relationship-oriented Wanita berbicara 3x lebih banyak dari pria 20.000 kata/hari Fungsi bicara di otak cepat berkembang dan lebih luas Corpus callosum lebih besar interkoneksi lebih banyak multitasking job (membuat teh, menelpon, menonton tivi) Melihat sesuatu lebih luas dan detail mampu membagi atensi pada berbagai tugas Folder sex berkoneksi dengan emosi
  • 11. Mengenal Wanita Amigdala lebih kecil + interkoneksi ke syaraf otonomik gampang stress Estrogen memperpanjang durasi sekresi kortisol respon stress >> Korteks prefrontal lebih besar menahan impuls agresif dari amigdala, pengendalian diri dan lebih sabar Membaca arti kata dari intonasi dan bahasa tubuh Empati lebih besar Hipokampus lebih lebar + estrogen = emotional memory Wanita never forget
  • 12. Teori Erik Erikson (18-40 tahun) Intimacy vs isolation Menjalin hubungan yang lebih dekat (intim) dengan orang lain Mengarah pada relasi yang berkomitmen Sukses hubungan yang nyaman mampu berkomitmen, merasa aman dan saling peduli LOVE Gagal Menghindari hubungan dekat, takut berkomitmen, hubungan mengarah pada isolasi, kesendirian dan depresi
  • 16. Mitos Tentang Perkawinan Kepribadian yang kurang baik merusak perkawinan Kesamaan dengan pasangan bisa membuat perkawinan langgeng Perselingkuhan bukan akar penyebab perceraian Menghindari konflik akan merusak perkawinan
  • 17. Fakta tentang Perkawinan Orang menikah hidupnya 4 tahun lebih lama Perkawinan yang buruk kesehatan buruk Perkawinan buruk kesehatan dan psikologi anak kurang baik
  • 18. Persiapan Perkawinan 1. Apa makna perkawinan untuk anda? 2. Seberapa baik anda saling mengenal? 3. Dapatkah anda berbaur dengan keluarga dan teman pasangan anda? 4. Mampukah menjadi suami/istri yang baik? 5. Bagaimana mengatur keuangan bersama? 6. Apa saya masih punya kehidupan pribadi setelah menikah? 7. Apa saya harus cek up kesehatan sebelum menikah? 8. Bagaimana mengatur kehidupan seksual? 9. Kapan punya anak?
  • 20. Devitalized Couples Tidak puas dengan perkawinan rentan perceraian Paling banyak Pasangan muda, kurang teredukasi, status pekerjaan/penghasilan rendah Durasi perkwinan lebih pendek, masa penjajagan lebih pendek Perbedaan suku dan agama
  • 21. Conflicted Couples Kurang suka dengan kebiasaan pasangan Kurang puas terhadap kepribadian pasangan Kesulitan berkomunikasi dan menyelesaikan konflik Kurang religius, menjunjung tinggi adat tradisional Demografis (jamak): edukasi rendah, pendapatan rendah, status penghasilan rendah, perbedaan agama, lebih muda Cenderung mudah bercerai/berpisah Punya kesamaan dalam minat (interest), punya tujuan realistik dan punya konsensus terhadap anak Bermasalah dalam komunikasi maupun penyelesaian konflik
  • 22. Traditional Couples Kepuasan perkawinan sedang Puas dalam pengasuhan (parenting) Realistik dan religius Mampu membuat keputusan dan perencanaan masa depan yang baik Cenderung berusia muda, punya banyak anak. Latar belakang edukasi baik, penghasilan cukup baik Istri sebagai ibu rumah tangga Pendekatan terhadap perkawinan lebih tradisional (perjodohan) Kurang nyaman dengan kebiasaan pasangan, kurang bisa mengekspresikan perasaan dan kurang bisa mengelola konflik Kepuasan seksual kurang Punya hobby yang sama
  • 23. Harmonious Couples Kulaitas hubungan perkawinan cukup Merasa dipahami pasangan Tidak terlalu suka aktivitas pengasuhan, cenderung 1 anak Pasangan berusia lebih tua, menikah dalam jangka waktu lebih pendek, anak lebih sedikit Edukasi tinggi, status pekerjaan baik Penghasilan suami < penghasilan istri Istri bekerja 94% merasa bahagia dengan perkawinannya Puas dalam kehidupan keluarga besar dan hubungan pertemanan. Kurang religius
  • 24. Vitalized Couples Tingkat kepuasan perkawinan paling tinggi Interaksi perkawinan baik Nyaman dengan kebiasaan, kepribadian pasangan Komunikasi baik Mampu menyelesaikan konflik Kehidupan beragama baik Kesetaraan peran Kesepakatan finansial Umur cenderung lebih tua Edukasi baik, penghasilan baik, suami punya > 1 pekerjaan Tingkat stres rendah
  • 25. Komunikasi dalam perkawinan Katakan dengan jujur (tidak melebih-lebihkan) Mengeluh menyalahkan Mulai dengan ,Saya bukan Kamu.. Dengarkan pasangan anda Hindari komunikasi kursif (Coercive communication) Secara sederhana kita bisa melihat perbedaannya. Menyalahkan pasangan lebih dekat kepada tindakan menilai negatif pada pribadinya, bukan menunjukkan pada tindakan yang keliru secara spesifik.
  • 27. Respon minimal Biarkan klien tahu kalau kita memperhatikan Membantu menciptakan kondisi yang empatis Memberi respon singkat : Verbal : ya., baik, ehm, lalu? Dsb Nonverbal : sikap badan
  • 28. Pahami pasangan Jangan terlalu cepat menyimpulkan
  • 29. Perkawinan dan membangun keluarga merupakan bentuk kerjasama
  • 30. Bekerjasama Mengakui kelebihan dan kekurangan Memanfaatkan kelebihan tanpa takabbur Saling memberi dengan ikhlas Bukan saling menuntut/meminta Saling memenuhi kebutuhan/keinginan masing-masing Lakukan untuk tujuan bersama, bukan tujuan pribadi Tidak ada menang-kalah
  • 31. Menjadi Pasangan yang Baik Menjawab ya, bila pasangan minta tolong Makan bersama dan berbagi makanan dengan pasangan Mau mendengarkan keluhan pasangan Tidak memotong cerita saat pasangan bercerita Bersikap sopan thd pasangan Menghargai pasangan Bila tidak setuju, tidak bersikap ekstrim Setiap hari perhatikan sisi baik pasangan Mau membantu pasangan Tidak mencaci maki pasangan Bila bergurau jangan sampai menyinggung pasangan
  • 32. Strategi rumah tangga bahagia selalu Hargai diri sendiri Menjadi diri sendiri Menghargai pasangan Bersama pasangan menuliskan hal-hal yang perlu direncanakan Catat kejadian yang membahagiakan, kalau perlu dapat diulang lagi
  • 33. Strategi rumah tangga bahagia selalu Memberi dukungan pada pasangan Bila bertengkar, bertengkarlah secara dewasa Setiap hari berbagi kebahagiaan yang terjadi hari itu Ceritakan bagaimana kebahagiaan itu bisa terwujud
  • 35. Bertengkar dengan Cerdas Hanya melibakan masalah terkait Mencari solusi Jangan melibatkan kekurangan pasangan (nenek moyang) Jangan puas menjatuhkan harga diri pasangan Bicara dengan pihak ke-3
  • 36. QS An Nisaa : 35 Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
  • 37. Konflik Keluarga Ketidaksiapan pasangan Cara berinteraksiInternal Kualitas dan ketergantungan pasangan pada pihak lain Pola interaksi dengan pihak lain Eksternal
  • 38. Mengelola Konflik Keluarga Melibatkan orang luar untuk mengubah tatanan Mendinginkan perselisihan secara cepat dan tepat Memutus konflik dengan bantuan orang yang berwibawa thd keluarga Tentukan solusi dengan musyawarah Kompromi
  • 39. Menyelesaikan Konflik Memadukan perbedaan menjadi kesatuan harmonis dan menjembatani kekurangan masing-masing Memahami posisi suami dan istri serta hak dan kewajibannya Menciptakan budaya saling memuji, terbuka, berkorban, mengerti, mendukung, menghargai, setia, mencintai, menerima, mengisi Senantiasa mengintrospeksi iman, ibadah dan gaya hidup
  • 40. Referensi David H. Olson & Blaine J. Fowers, 1993. Five Types of Marriage: An Empirical Typology Based on ENRICH. The Family Journal, 1993 Vol. 1, No. 3, 196-207 Blaine J. Fowers & David H. Olson, 1992. Four Types of Premarital Couples: An Empirical Typology Based on PREPARE. Journal of Family Psychology 1992. Vol 6. No. 1. 10-21. Gottman, John; Silver, Nan (1999). The Seven Principles for Making Marriage Work. Crown Publishers imprint (Three Rivers Press). Jalaludin Rahmat, Kado pernikahan