Puisi ini menceritakan tentang seseorang yang tetap tegar menghadapi berbagai cobaan dan serangan dari segala arah, baik dari luar maupun dalam. Walaupun merasakan kesedihan yang mendalam, ia tetap bertahan karena hidupnya penuh dengan penderitaan.
2. AKU
Ajip Rosidi
Tinju menghantam. Belati menikam.
Seluruh dunia bareng menyerang, menerkam.
Aku bertahan. Karena diriku
Dalam badai, gunung membatu.
Lengang sebatang pinang
Di padang pusaran topan.
Segala arah menyerang. Dari luar, dalam.
Tikaman tiada henti. Siang, malam.
Aku bertahan. Karena hidup
Muatan duka nestapa
Yang kuterima ganda ketawa
1963
4. Struktur bentuk atau fisik puisi
1. larik atau baris : 11 larik atau baris
2. Bait : 3 bait
3. Pertautan antar bait :
bait 1 dan bait 3
Tinju menghantam. Belati menikam.
Seluruh dunia bareng menyerang, menerkam.
Aku bertahan. Karena diriku
Dalam badai, gunung membatu.
Segala arah menyerang. Dari luar, dalam.
Tikaman tiada henti. Siang, malam.
Aku bertahan. Karena hidup
Muatan duka nestapa
Yang kuterima ganda ketawa
Dibait pertama & ketiga menjelaskan bahwa penulis disaat masalah menghampiri
nya, ia tetap tegar dan tidak pantang menyerah untuk menerima cobaan
5. 4. Tipografi : Pada puisi diatas tiap
baris tipografinya menjorok kedalam
dan keluar.
5. Diksi (pilihan kata) :
lengang = sunyi sepi
duka = susah hati
nestapa = sedih sekali
Pinang = tumbuhan berumpun
Belati = pisau runcing agak tebal
Padang = tanah pasir
7. RIMA
Rima datar (Apabila rima kata-kata yang berima itu terdapat pada baris
yang sama).
Tinju menghantam. Belati menikam.
Lengang sebatang pinang
Rima tegak (Apabila kata-kata yang berima terdapat pada baris-baris yang
berlainan).
Tinju menghantam. Belati menikam.
Seluruh dunia bareng menyerang, menerkam.
Aku bertahan. Karena diriku
Dalam badai, gunung membatu.
Rima kembar (Apabila kalimat yang beruntun dua-dua berima sama a a b
b ).
Tinju menghantam. Belati menikam.
Seluruh dunia bareng menyerang, menerkam.
8. 7. Pengimajinasian :
panca indera penglihatan :
Tinju menghantam, Belati menikam, Di padang
pusaran topan, Segala arah menyerang, Siang,
malam,gunung membatu,
Panca indera pendengaran :
ketawa
Panca indera gerak : menghantam,menikam,ketawa
Panca indera peraba : nestapa, lengang, duka
9. 8. Hubungan puisi :
Hubungan puisi dengan realita alam :
gunung,badai,padang pusaran topan.batu,pinang.