Dokumen tersebut membahas tentang zat radioaktif dan sinar radiasi, dengan menjelaskan penemuan zat radioaktif, jenis-jenis sinar radiasi, dan struktur inti radioaktif.
5. Radioaktif adalah unsur yang mempunyai inti tidak stabil. Sejarah penemuan zat
radioaktif diawali dengan ditemukannya sinar X oleh Wilhelm Conrad Roentgen pada tahun 1895.
Setelah itu, para ilmuwan menyadari bahwa beberapa unsur dapat memancarkan sinar-sinar
tertentu, meskipun pada waktu itu para ilmuwan belum memahami hakikat sebenarnya dari sinar-
sinar tersebut serta mengapa unsur-unsur memancarkannya.
Pada tahun 1896, Henri Becquerel, fisikawan Perancis berusaha mendapatkan sinar X
dari suatu batuan yang mengandung garam uranium. Secara tidak sengaja, batuan tersebut
dibungkus dengan kertas hitam dan diletakkan di atas plat film itu, ia sangat terkejut karena bagian
film pada tempat garam uranium diletakkan menjadi gelap. Dari hasil penelitiannya, diketahui
bahwa penyebab gelapnya bagian plat foto adalah radiasi berdaya tembus kuat, bahkan lebih kuat
dari sinar X, yang dipancarkan secara spontan oleh garam uranium tanpa harus disinari terlebih
dahulu. Radiasi spontan garam uranium terjadi karena mengandung unsur uranium yang bersifat
radioaktif. Peristiwa radiasi spontan ini kemudian disebut keradioaktifan, sedangkan zat yang
yang bersifat radioaktif disebut dengan zat radioaktif.
Pada tahun 1898, Marie Sklodowska Curie dan oleh suaminya, Pierre Curie menemukan
unsur radiaktof lainnya dari mineral pitchblende yaitu polonium dan radium. Nama unsur polonium
diambil dari nama negara asal Marie Sklodowska Curie, yaitu Polandia, sedangkan nama unsur
radium diambil dari bahasa Yunani radiare yang artinya bersinar.
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa sinar radioaktif dapat dibedakan
menjadi dua jenis berdasarkan muatan mereka. Sinar radioaktif yang bermuatan positif diberi nama
sinar alfa, dan tersusun dari inti-inti helium. Sinar radioaktif yang bermuatan negatif diberi nama
sinar beta, dan tersusun dari elektron-elektron. Sementara itu, Paul Ulrich Villard menemukan jenis
sinar radioaktif yang ketiga, yaitu sinar gama yang tidak bermuatan. Sinar gama adalah suatu
bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang yang lebih pendek dari sinar X.
7. Sifat-sifat sinar ( 留 ) sebagai berikut :
1. Bermuatan positif.
2. Merupakan partikel terberat di antara partikel-
partikel yang dihasilkan oleh zat radioaktif.
3. Mempunyai daya tembus paling lemah dan daya
pengion paling kuat.
4. Terdiri atas inti helium(He) bermuatan +2 dan
bermassa 4 sma.
5. Dilambangkan dengan 4 2 ( 留 ) atau 4 2 He.
6. Dibelokkan oleh medan magnet ke arah kutub
negatif.
8. Sifat-sifat sinar ( ) sebagai berikut :
1. Bermuatan negatif.
2. Mempunyai massa 1/1.836 sma sehingga
dianggap tidak bermassa karena sangat kecil.
3. Dilambangkan 0 -1 ( ) atau 0 -1 e.
4. Daya pengionnya lemah dan daya tembusnya
lebih besar daripada sinar alfa ( 留 ).
5. Dibelokkan oleh medan magnet ke arah kutub
positif.
9. Sifat-sifat sinar gamma (粒 ) sebagai berikut :
1. Tidak bermuatan dan tidak bermassa.
2. Dilambangkan 0 0 粒.
3. Merupakan gelombang elegtromagnetik.
4. Daya tembus paling kuat dan daya
pengionnya paling lemah.
5. Tidak bermuatan listrik sehingga tidak
dibelokkan oleh medan listrik.
10. Secara umum, sifat-sifat sinar radioaktif sebagai berikut :
1. Dapat mengionkan gas yang
disinari.
2. Mengakibatkan benda-benda
berlapis Zns
berpendar(berfluresensi)
3. Daya tembus besar.
4. Dapat menghitamkan pelat film.
12. 3. Struktur Inti Radioaktif
Berdasarkan hasil penyelidikan Rutherford diketahui bahwa
atom terdiri atas inti dan elektron. Inti atom tersusun dari
nukleon-nukleon yaitu proton yang bermuatan positif dan
neutron. Suatu inti atom yang ditandai dengan jumlah
proton dan neutron tertentu disebut nuklida.
Penggolongan Nuklida(didasarkan komposisinya)
1) Isotop, merupakan nuklida dengan jumlah proton(nomor
atom) sama, tetapi jumlah neutron berbeda.
2) Isobar, merupakan nuklida yang mempunyai jumlah massa
sama, tetapi jumlah proton berbeda.
3) Isoton, merupakan nuklida dengan jumlah neutron sama.
14. Kestabilan inti
Pita kestabilan inti :
Pita kestabilan inti
merupakan grafik yang
menyatakan hubungan
antara jumlah neutron (N)
dan jumlah proton (Z).
Isotop-isotop unsur yang
terletak pda pita
kestabilan nerupakan
isotop yang stabil,
sedangkan isotop-isotop
unsur yang terletak di luar
pita (di atas atau di
bawah) merupakan isotop
yang bersifat radioaktif.
Pita kestabilan inti
memuat unsur-unsur
bernomor atom 83.
Unsur-unsur bernomor
atom lebih dari 83 selalu
bersifat radioaktif.
Isotop unsur radioaktif yang terletak di atas pita kestabilan inti.
Isotop unsur radioaktif yang terletak di atas pita kestabilan inti memiliki jumlah neutron yang lebih besar daripada jumlah
proton. Untuk mencapai kestabilan (menempati pita kestabilan) maka isotop-isotop tersebut harus mengurangi neutron atau
menambah protonnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Pemancaran elektron
Penangkapan proton
Isotop unsur radioaktif yang terletak di bawah pita kestabilan inti
Isotop unsur radioaktif yang terletak di bawah pita kestabilan inti memiliki jumlah neutron yang lebih kecil daripada jumlah
proton. Untuk mencapai kestabilan, unsur-unsur tersebut harus menambah jumlah neutron atau mengurangi jumlah
protonnya, yaitu dengan cara :
Memancarkan positron
Menangkap elektron
16. Nuklida terdiri atas dua kelompok
yaitu :
Nuklida ringan
Nuklida yang mempunyai
jumlah proton kurang dari
20(Z 20). Nuklida ini tidak
stabil jika perbandingan
jumlah neutron sama
dengan jumlah protonnya
n;p1.
Nuklida Berat
Nuklida yang mempunyai
jumlah proton lebih besar
dari 83(Z > 83). Nuklida ini
tidak ada yang stabil. Hal ini
karena gaya tolak menolak
antarproton sangat kuat
sehingga inti menjadi tidak
stabil. Sementara itu,
nuklida-nuklida yang
mempunyai jumlah proton
83 ada yang stabil dan ada
yang tidak stabil.
17. JENIS-JENIS RADIASI SINAR RADIOAKTIF
Radiasi Partikel Alfa
Radiasi Partikel alfa terjadi pada nuklioda yang tidak stabil dengan Z>83. Nuklida
radioaktif yang memancarkan partikel alfa akan kehilangan dua nomor atom dan
nomor massanya berkurang empat, Nuklida yang memancarkan partikel alfa adalah
yang terletak di sebelah tepi atas kanan pita kestabilan.
Radiasi Partikel Beta
Partikel beta bermuatan -1 dan dianggap tidak bermassa. Oleh karena itu, pada radiasi
partikel beta sebuah neutron berubah menjadi proton.
Maka dari itu nomor atom unsur bertambah dan nomor massanya tetap. Nuklida yang
memancarkan partikel beta adalah nuklida yang terletak di atas pita kestabilan.
Radiasi Positron
Positron merupakan elektron positif, dituliskan dengan notasi 0 1 e atau . Positron
terbentuk saat sebuah proton berubah menjadi neutron.
Pada pemancaran positron, sebuah proton akan berubah menjadi neutron sehingga
nomor atom unsur berkurang satu sedangkan nomor massanya tetap. Isotop
radioaktif yang memancarkan positron adalah isotop yang berada di bawah pita
kestabilan, umumnya terbatas pada radioaktifbuatan.
Radiasi Sinar Gamma
Sinar gamma dihasilkan dari inti yang mengalami eksitasi. Pancaran sinar gamma ini
dilakukan oleh inti untuk mencapai tingkat energi yang lebih stabil. Radiasi sinar
gamma sering menyerrtai radiasi alfa atau beta.
18. 4. Transmutasi IntiTransmutasi inti atau transmutasi nuklir adalah perubahan suatu unsur kimia atau isotop menjadi unsur
kimia atau isotop lain melalui reaksi nuklir. Di alam berlangsung transmutasi nuklir natural yang terjadi
pada unsur radioaktif yang secara spontan meluruh selama kurun waktu bertahun-tahun dan akhirnya
berubah menjadi unsur yang lebih stabil. Transmutasi nuklir buatan dapat dilakukan dengan
menggunakan reaktor fisi, reaktor fusi atau alat pemercepat partikel (particle accelerator). Transmutasi
nuklir buatan dilakukan dengan tujuan mengubah unsur kimia atau radioisotop dengan tujuan tertentu.
Limbah radioaktif yang dihasilkan dari reaktor nuklir yang mempunyai umur sangat panjang dapat saja
ditransmutasikan menjadi radioisotop yang lebih stabil dan memancarkan radioaktivitas dengan umur
yang lebih pendek,untuk mengubah bahan yang tidak dapat membelah menjadi bahan fisil, atau
mengubah radioisotop berumur sangat panjang menjadi radioisotop yang lebih pendek umurnya atau
bahkan menjadi unsur stabil yang tidak memancarkan radioaktif. Bahan yang dapat diubah menjadi
bahan fisil disebut sebagai bahan fertil. Reaksi nuklir transmutasi tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut.
Transmutasi bahan fertil (thorium-232 dan uranium-238) menjadi bahan fisil (U-233 dan Pu-
239):0n1 + 90Th232 92U233 + 2 -1e0
0n1 + 92U238 94Pu239 + 2 -1e0Transmutasi limbah radioaktif berumur
panjang dari kelompok aktinida minor yaitu amerisium-241 (95Am241) menjadi bahan fisil kurium-243
(96Cm243) agar dapat berfisi di dalam reaktor nuklir dari pada meluruh dengan memancarkan radioaktif
yang berbahaya sebagai limbah nuklir:
0n1 + 95Am241 96Cm242 + -1e0
0n1 + 96Cm242 96Cm243
Secara umum, reaksi transmutasi inti dituliskan sebagai berikut :
X+a Y+b
Reaksi transmutasi di atas dapat dinyatakan secara singkat dengan notasi berikut :
X(a,b)Y Keterangan : X = inti (isotop) sasaran b= partikel hasil
a = partikel penembak Y= inti(isotop) hasil