ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
PROPOSAL PENELITIAN
Diabetes Pada Anak dan Remaja di Desa
Diabetes dan Anak Usia Sekolah
Diabetes dan Anak Usia Sekolah di Desa
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus adalah salah satu dari penyakit tidak menular yang sedang
mengancam kesehatan penduduk Indonesia saat ini. Jumlah penderita diabetes terus
meningkat dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain keturunan
(genetik), pola makan (diet), tingkat aktivitas (olahraga), dan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit Diabetes Mellitus.
Indonesia menduduki peringkat sembilan sebagai negara dengan penderita diabetes
terbanyak di dunia. Data dari Diabetes Atlas IDF 2010, menunjukkan Indonesia memiliki
7,6 juta penduduk menderita diabetes.
Bila penyakit Diabetes Mellitus tidak mendapat pengobatan yang rutin dan juga
pasien pengidap penyakit ini tidak rutin dalam mengkonsumsi obat - obatan Diabetes
Mellitus, maka hal ini lambat laun akan menyebabkan berbagai dampak negatif penyakit
gula ini terhadap organ tubuh lainnya. Dampak penyakit Diabates Melitus ini bisa
menyerang beberapa organ. Organ-organ tubuh yang bisa terkena dampak Diabetes
Mellitus ini yaitu : ginjal, jantung, mata dan sistem sensori persarafan.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2007, diabetes merupakan penyebab kematian
nomor 6 dari semua kelompok umur. Prevalensi diabetes di Indonesia yang ada di
perkotaan adalah sebanyak 5,7% dan sebanyak 73,7% pasien diabetes tidak terdiagnosa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang
diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada
tahun 2030.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penyadang diabetes pada
tahun 2003 sebanyak 13,7 juta orang dan berdasarkan pola pertambahan penduduk
diperkirakan pada 2030 akan ada 20,1 juta penyandang diabetes dengan tingkat prevalensi
14,7 persen untuk daerah urban dan 7,2 persen di rural.
Sedangkan Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) pada tahun 2009
memperkirakan kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus dari 7,0 juta tahun 2009
menjadi 12,0 juta pada tahun 2030.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, angka prevalensi
diabetes mellitus tertinggi terdapat di provinsi Kalimantan Barat dan Maluku Utara
(masing-masing 11,1 persen), diikuti Riau (10,4 persen) dan NAD (8,5 persen).
Sementara itu, prevalensi diabetes mellitus terendah ada di provinsi Papua (1,7 persen),
diikuti NTT (1,8 persen), Prevalensi Toleransi Glukosa Terganggu tertinggi di Papua
Barat (21,8 persen), diikuti Sulbar (17,6 persen) dan Sulut (17,3 persen), sedangkan
terendah di Jambi (4 persen), diikuti NTT (4,9 persen). Angka kematian akibat DM
terbanyak pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan sebesar 14,7 persen,
sedangkan di daerah pedesaan sebesar 5,8 persen.
Dr Aman Pulungan, SpA(K), Ketua II Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) mengatakan Diabetes merupakan satu epidemik yang mengerikan, diabetes
bahkan sudah menyerang usia anak-anak. Ia mengemukakan bahwa sekitar dua juta
remaja atau sekitar satu dari enam remaja gemuk dengan usia 12 hingga 19 tahun, sudah
memasuki tahap pradiabetes.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, berdasarkan data yang
dikumpulkan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) sejak Mei 2009 hingga Februari 2011 menunjukkan terdapat 590 anak
dan remaja berusia di bawah 20 tahun yang merupakan penyandang diabetes tipe 1 di
seluruh Indonesia.
Vice President Global Public Affairs Novo Nordisk, Niels Lund, mengatakan ada
empat hambatan utama dalam menangani diabetes. Pertama, rendahnya pengetahuan
pencegahan dan pengobatan diabetes. Kedua, ketidakmerataan penyediaan dan kebutuhan
kesehatan. Ketiga, terbatasnya sumber daya dalam sistem kesehatan publik. Terakhir,
terbatasnya jumlah pasien yang mendapat pengobatan diabetes dengan tepat.
Selama ini deteksi dini Diabetes Mellitus hanya memungkinkan bagi anak usia
sekolah yang berada di perkotaan saja, karena kemudahan mendapatkan informasi; akses
pelayanan kesehatan yang mudah dan cepat. Sedangkan di pedesaan pendeteksian
Diabetes Mellitus secara dini khususnya pada anak usia sekolah belum optimal
dikarenakan keempat faktor tersebut.
B. Rumusan Masalah
Indonesia menduduki peringkat sembilan sebagai negara dengan penderita diabetes
terbanyak di dunia. Data dari Diabetes Atlas IDF 2010, menunjukkan Indonesia memiliki
7,6 juta penduduk menderita diabetes.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2007, diabetes merupakan penyebab kematian
nomor 6 dari semua kelompok umur. Prevalensi diabetes di Indonesia yang ada di
perkotaan adalah sebanyak 5,7% dan sebanyak 73,7% pasien diabetes tidak terdiagnosa.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, angka prevalensi
diabetes mellitus tertinggi terdapat di provinsi Kalimantan Barat dan Maluku Utara
(masing-masing 11,1 persen), diikuti Riau (10,4 persen) dan NAD (8,5 persen).
Sementara itu, prevalensi diabetes mellitus terendah ada di provinsi Papua (1,7 persen),
diikuti NTT (1,8 persen), Prevalensi Toleransi Glukosa Terganggu tertinggi di Papua
Barat (21,8 persen), diikuti Sulbar (17,6 persen) dan Sulut (17,3 persen), sedangkan
terendah di Jambi (4 persen), diikuti NTT (4,9 persen). Angka kematian akibat DM
terbanyak pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan sebesar 14,7 persen,
sedangkan di daerah pedesaan sebesar 5,8 persen.
Dr Aman Pulungan, SpA(K), Ketua II Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) mengatakan Diabetes merupakan satu epidemik yang mengerikan, diabetes
bahkan sudah menyerang usia anak-anak. Ia mengemukakan bahwa sekitar dua juta
remaja atau sekitar satu dari enam remaja gemuk dengan usia 12 hingga 19 tahun, sudah
memasuki tahap pradiabetes.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, berdasarkan data yang
dikumpulkan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) sejak Mei 2009 hingga Februari 2011 menunjukkan terdapat 590 anak
dan remaja berusia di bawah 20 tahun yang merupakan penyandang diabetes tipe 1 di
seluruh Indonesia.
Selama ini deteksi dini Diabetes Mellitus hanya memungkinkan bagi anak usia
sekolah yang berada di perkotaan saja, karena kemudahan mendapatkan informasi; akses
pelayanan kesehatan yang mudah dan cepat. Sedangkan di pedesaan pendeteksian
Diabetes Mellitus secara dini khususnya pada anak usia sekolah belum optimal
dikarenakan keempat faktor tersebut.
C. Tujuan Pengembangan
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
E. Pentingnya Pengembangan
F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
G. Definisi Istilah
H. Sistematika Penulisan

More Related Content

Rancangan proposal

  • 1. PROPOSAL PENELITIAN Diabetes Pada Anak dan Remaja di Desa Diabetes dan Anak Usia Sekolah Diabetes dan Anak Usia Sekolah di Desa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus adalah salah satu dari penyakit tidak menular yang sedang mengancam kesehatan penduduk Indonesia saat ini. Jumlah penderita diabetes terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain keturunan (genetik), pola makan (diet), tingkat aktivitas (olahraga), dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit Diabetes Mellitus. Indonesia menduduki peringkat sembilan sebagai negara dengan penderita diabetes terbanyak di dunia. Data dari Diabetes Atlas IDF 2010, menunjukkan Indonesia memiliki 7,6 juta penduduk menderita diabetes. Bila penyakit Diabetes Mellitus tidak mendapat pengobatan yang rutin dan juga pasien pengidap penyakit ini tidak rutin dalam mengkonsumsi obat - obatan Diabetes Mellitus, maka hal ini lambat laun akan menyebabkan berbagai dampak negatif penyakit gula ini terhadap organ tubuh lainnya. Dampak penyakit Diabates Melitus ini bisa menyerang beberapa organ. Organ-organ tubuh yang bisa terkena dampak Diabetes Mellitus ini yaitu : ginjal, jantung, mata dan sistem sensori persarafan. Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2007, diabetes merupakan penyebab kematian nomor 6 dari semua kelompok umur. Prevalensi diabetes di Indonesia yang ada di perkotaan adalah sebanyak 5,7% dan sebanyak 73,7% pasien diabetes tidak terdiagnosa.
  • 2. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penyadang diabetes pada tahun 2003 sebanyak 13,7 juta orang dan berdasarkan pola pertambahan penduduk diperkirakan pada 2030 akan ada 20,1 juta penyandang diabetes dengan tingkat prevalensi 14,7 persen untuk daerah urban dan 7,2 persen di rural. Sedangkan Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) pada tahun 2009 memperkirakan kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus dari 7,0 juta tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, angka prevalensi diabetes mellitus tertinggi terdapat di provinsi Kalimantan Barat dan Maluku Utara (masing-masing 11,1 persen), diikuti Riau (10,4 persen) dan NAD (8,5 persen). Sementara itu, prevalensi diabetes mellitus terendah ada di provinsi Papua (1,7 persen), diikuti NTT (1,8 persen), Prevalensi Toleransi Glukosa Terganggu tertinggi di Papua Barat (21,8 persen), diikuti Sulbar (17,6 persen) dan Sulut (17,3 persen), sedangkan terendah di Jambi (4 persen), diikuti NTT (4,9 persen). Angka kematian akibat DM terbanyak pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan sebesar 14,7 persen, sedangkan di daerah pedesaan sebesar 5,8 persen. Dr Aman Pulungan, SpA(K), Ketua II Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan Diabetes merupakan satu epidemik yang mengerikan, diabetes bahkan sudah menyerang usia anak-anak. Ia mengemukakan bahwa sekitar dua juta remaja atau sekitar satu dari enam remaja gemuk dengan usia 12 hingga 19 tahun, sudah memasuki tahap pradiabetes.
  • 3. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, berdasarkan data yang dikumpulkan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sejak Mei 2009 hingga Februari 2011 menunjukkan terdapat 590 anak dan remaja berusia di bawah 20 tahun yang merupakan penyandang diabetes tipe 1 di seluruh Indonesia. Vice President Global Public Affairs Novo Nordisk, Niels Lund, mengatakan ada empat hambatan utama dalam menangani diabetes. Pertama, rendahnya pengetahuan pencegahan dan pengobatan diabetes. Kedua, ketidakmerataan penyediaan dan kebutuhan kesehatan. Ketiga, terbatasnya sumber daya dalam sistem kesehatan publik. Terakhir, terbatasnya jumlah pasien yang mendapat pengobatan diabetes dengan tepat. Selama ini deteksi dini Diabetes Mellitus hanya memungkinkan bagi anak usia sekolah yang berada di perkotaan saja, karena kemudahan mendapatkan informasi; akses pelayanan kesehatan yang mudah dan cepat. Sedangkan di pedesaan pendeteksian Diabetes Mellitus secara dini khususnya pada anak usia sekolah belum optimal dikarenakan keempat faktor tersebut. B. Rumusan Masalah Indonesia menduduki peringkat sembilan sebagai negara dengan penderita diabetes terbanyak di dunia. Data dari Diabetes Atlas IDF 2010, menunjukkan Indonesia memiliki 7,6 juta penduduk menderita diabetes. Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2007, diabetes merupakan penyebab kematian nomor 6 dari semua kelompok umur. Prevalensi diabetes di Indonesia yang ada di perkotaan adalah sebanyak 5,7% dan sebanyak 73,7% pasien diabetes tidak terdiagnosa. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, angka prevalensi diabetes mellitus tertinggi terdapat di provinsi Kalimantan Barat dan Maluku Utara
  • 4. (masing-masing 11,1 persen), diikuti Riau (10,4 persen) dan NAD (8,5 persen). Sementara itu, prevalensi diabetes mellitus terendah ada di provinsi Papua (1,7 persen), diikuti NTT (1,8 persen), Prevalensi Toleransi Glukosa Terganggu tertinggi di Papua Barat (21,8 persen), diikuti Sulbar (17,6 persen) dan Sulut (17,3 persen), sedangkan terendah di Jambi (4 persen), diikuti NTT (4,9 persen). Angka kematian akibat DM terbanyak pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan sebesar 14,7 persen, sedangkan di daerah pedesaan sebesar 5,8 persen. Dr Aman Pulungan, SpA(K), Ketua II Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan Diabetes merupakan satu epidemik yang mengerikan, diabetes bahkan sudah menyerang usia anak-anak. Ia mengemukakan bahwa sekitar dua juta remaja atau sekitar satu dari enam remaja gemuk dengan usia 12 hingga 19 tahun, sudah memasuki tahap pradiabetes. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, berdasarkan data yang dikumpulkan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sejak Mei 2009 hingga Februari 2011 menunjukkan terdapat 590 anak dan remaja berusia di bawah 20 tahun yang merupakan penyandang diabetes tipe 1 di seluruh Indonesia. Selama ini deteksi dini Diabetes Mellitus hanya memungkinkan bagi anak usia sekolah yang berada di perkotaan saja, karena kemudahan mendapatkan informasi; akses pelayanan kesehatan yang mudah dan cepat. Sedangkan di pedesaan pendeteksian Diabetes Mellitus secara dini khususnya pada anak usia sekolah belum optimal dikarenakan keempat faktor tersebut. C. Tujuan Pengembangan D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
  • 5. E. Pentingnya Pengembangan F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan G. Definisi Istilah H. Sistematika Penulisan