Sistem referensi geospasial Indonesia saat ini adalah SRGI2013 yang menggunakan sistem referensi koordinat ITRS, kerangka referensi ITRF2008, datum geodetik WGS1984, dan sistem referensi tinggi yang terdiri atas ellipsoid dan geoid. SRGI2013 dirancang untuk menyatukan berbagai sistem acuan koordinat yang sebelumnya menyebabkan peta nasional menjadi tidak konsisten.
1 of 6
More Related Content
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
1. ï‚· Sistem Pemetaan : Pemetaan adalah suatu proses dalam upaya merepresentasikan atau
memvisualisasikan atau menggambarkan posisi unsur-unsur atau obyek-obyek di atas muka bumi
pada bidang datar (peta) relatif terhadap sistem referensi koordinat (horisontal+vertikal) tunggal,
mencakup proses penggambaran pada bidang datar & bidang lengkung (real world). Paradigma
masa lalu proses memproduksi IGDasar (Peta) terbelenggu oleh rasio skala Peta. Penyederhanaan
ini merembet ke hal-hal lain seperti generalisasi, simplifikasi, dan eksagerasi menjadikan
IGDasar mengandung kesalahan & menyebabkan ketelitian geometri (terkait ke koordinat
referensi tunggal) seringkali dikorbankan. Pada IGDasar, terdapat dua definisi ketelitian utama
yaitu: ketelitian geometrik & ketelitian semantik. Penyederhaan tersebut berkonsekuensi
menimbulkan upaya kerja, waktu dan biaya ekstra saat akan dimigrasi ke kondisi yang diinginkan
(kondisi saat ini &/atau mendatang).
ï‚· Sistem Referensi Koordinat/ Sistem Referensi Geospasial Terdiri dari : Sistem referensi
(koordinat); Kerangka referensi koordinat; Datum geodetik; Sistem referensi tinggi; Perubahan
nilai koordinat thd fungsi waktu.
ï‚· Sistem referensi geospasial di indonesia:
 Masa Sebelum Bakosurtanal : Terdapat beberapa datum geodesi di Indonesia. Contoh:
Datum Genuk, Datum Gunung Segara, dll ; Datum vertikal: mean sea level. Datum :
Bessel-1841 & ID74.
 Masa Bakosurtanal : Datum Indonesia 74 dan Datum Geodesi Nasional Indonesia 95
(DGN95); Datum vertikal : mean sea level. Datum : DGN95, WGS84 & ITRF.
 Masa BIG : DGN95  Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013 (SRGI2013); Datum
vertikal : mean sea level  geoid. Datum : WGS84, ITRF & IGS.
ï‚· Kondisi pada saat ini:
 Adanya berbagai datum mengakibatkan adanya berbagai peta (cetak) yang
mengakibatkan IG beragam pada berbagai skala peta.
 Karena IG beragam: merugikan dalam pembangunan nasional  a.l. Kebersamaan dan
pertukaran data.
 Karena IG beragam mengakibatkan IG-dasar dan IG-tematik diantara berbagai pemangku
kepentingan menjadi tidak seamless.
ï‚· Kesiapan SRG Nasional Tunggal:
 Dari aspek legal :
 BIG & Stakeholders dipayungi UU-IG
 Secara konseptual hubungan kelembagaan lebih mudah disepakati sehingga data
sharing lebih lancar.
 Dari aspek infrastruktur, hardware, & lokasi/posisi geografis:
 Infrastruktur Geodetik Nasional (stasiun referensi, perangkat keras dan perangkat
lunak) berkelas saintifik sudah dimiliki;
 Pemilihan Datum Geodetik Nasional baru, perlu disesuaikan dengan keberadaan
wilayah NKRI yang terletak dii zona aktivitas seismik paling aktif di dunia.
ï‚· Datum :
 Statis (2D & 3D): Koordinat diikatkan pada epoch referensi tertentu; Tidak
memperhitungkan deformasi; Koordinat yang dihasilkan akan segera tidak cocok, perlu
sering update. Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat dari titik-titik bench mark
jaring kerangka koordinat, masing-masing memiliki satu nilai yang definitip dan bersifat
2. tetap dalam semua fungsi waktu. Static datum ini digunakan biasanya berdasarkan
asumsi bumi yang bersifat statis, atau pengaruh dinamika bumi diasumsikan tidak akan
mempengaruhi nilai koordinat yang telah ditetapkan.
 Dinamis: Koordinat terus berubah; Memperhitungkan deformasi; Membingungkan
pengguna dan sulit di-manage. Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat dari titik-
titik bench mark jaring kerangka koordinat, masing-masing memiliki nilai yang berubah-
ubah dalam fungsi waktu, mengikuti perubahan fisis bench mark akibat efek
geodinamika dan deformasi. Penerapan Dynamic Datum ini berdasarkan kenyataan
bumi yang bersifat dinamis, yang jelas akan mempengaruhi nilai koordinat yang
ditetapkan.
 Semi-Dinamis: Diikatkan pada epoch referensi tertentu; Memperhitungkan deformasi;
Perubahan koordinat seminimal mungkin. Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat
dari titik-titik bench mark jaring kerangka koordinat, masing-masing memiliki satu nilai
yang ditetapkan pada epoch reference tertentu (freeze coordinates). Sebagai contoh
kita tentukan epoch reference-nya ke 1 januari 2000 (epoch 2000.0). Dengan adanya
epoch reference tersebut kita dapat mengadopsi pengaruh geodinamika dan deformasi
terhadap set (kumpulan) koordinat dengan pendekatan model transformasi, yang
disusun dari pemodelan geodinamika dan deformasi.
ï‚· SRGI 2013, terdiri atas: Sistem referensi koordinat ITRS; Kerangka referensi koordinat ITRF
2008; Datum geodetik WGS1984; Sistem referensi tinggi; Perubahan nilai koordinat thd fungsi
waktu; Sistem dan layanan untuk mengakses SRGI2013.
ï‚· Sistem Referensi Koordinat : idealisasi atau konsep yang diperlukan untuk menjamin adanya
konsistensi dan standardisasi dalam menyatakan koordinat.
 Titik Pusat Sumbu Koordinat (Origin) berimpit dengan pusat massa bumi
 Satuan dari sumbu koordinat menggunakan satuan Standar Internasional atau SI.
 Orientasi dari sumbu kordinat adalah equatorial dimana sumbu X adalah perpotongan
bidang equator dengan bujur nol (greenwich meridian), sumbu Z searah dengan sumbu
rotasi bumi dan sumbu Y berpotongan tegak lurus terhadap sumbu X dan Z pada bidang
equator.
ï‚· Kerangka Referensi Koordinat : realisasi dari Sistem Referensi Koordinat yaitu berupa Jaring
Kontrol Geodesi Nasional dengan nilai koordinat awal yang didefinisikan pada epoch 2012.0
tanggal 1 Januari 2012, yang terikat kepada kerangka referensi global ITRF2008
ï‚· Datum Geodetik : pemilihan ellipsoida referensi yang ditentukan orientasinya terhadap tubuh
bumi sesuai yang didefinisikan pada sistem referensi koordinat . Dimensi ellipsoid yang
digunakan : WGS84
ï‚· Perubahan nilai koordinat terhadap fungsi waktu merupakan besaran dan arah perubahan nilai
koordinat terhadap fungsi waktu dari suatu titik kontrol geodesi yang diakibatkan karena
pengaruh pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi
ï‚· Sistem Referensi Tinggi merupakan bidang referensi yang dijadikan sebagai acuan untuk
menyatakan tinggi (tinggi nol). Terdiri atas : Ellipsoid Referensi (tinggi geodetik) & Geoid
(tinggi ortometrik).
ï‚· Posisi dalam definisi sederhana dapat kita artikan sebagai keberadaan relatif suatu objek (bisa
berupa titik, garis, atau bidang) terhadap objek lainnya, atau keberadaan kita terhadap lingkungan
3. sekitar kita. Produk peta merupakan rangkaian kesinambungan dari keberadaan posisi suatu objek
(titik, garis, atau bidang) terhadap objek lainnya. Posisi suatu objek dapat dinyatakan secara
kualitatif maupun kuantitatif.
ï‚· Koordinat adalah suatu besaran (numeris) untuk menyatakan letak atau posisi suatu titik di
lapangan dalam suatu sistem referensi tertentu atau datum tertentu. Koordinat dapat dinyatakan
dalam Sistem Geodetik, Sistem toposentrik, Koordinat Sistem Proyeksi, Geosentrik, dan lain-lain.
Untuk menjamin konsistensi & standardisasi koordinat, diperlukan suatu sistem yang
menyatakan koordinat yang disebut sistem referensi koordinat dengan konseptualnya disebut
sistem referensi dan realisasinya dinamakan kerangka referensi. Sistem Referensi Koordinat
hanya diperuntukan untuk menjelaskan Sistem Referensi dan Kerangka Referensinya, dan datum
geodetik, sementara Sistem Referensi Geodesi atau Geospasial turut mejelaskan Sistem Referensi
Vertikal, Garis Pantai, dan juga Sistem Implementasi, seperti manajemen, pemeliharaan, dan law
enforcement, serta beberapa hal lainnya.
ï‚· Sistem referensi (koordinat) adalah sistem (termasuk teori, konsep, deskripsi fisis dan geometris,
serta standar dan parameter) yang digunakan dalam pendefinisian koordinat dari suatu atau
beberapa titik dalam ruang. Dalam pendekatan geodetik, ada 3 Parameter yang mendefinisikan
sistem Referensi (koordinat), yaitu: Lokasi titik asal (titik nol) dari sistem koordinat; Orientasi
sumbu koordinat; Besaran yang digunakan dalam mendefinisikan posisi dalam sistem koordinat
tersebut. Berdasarkan orientasi sumbunya, dan lokasi titik asal, Sistem Referensi (Koordinat) ini
dibagi menjadi dua, yaitu Sistem terikat bumi (CTS) (sumbu-sumbunya ikut berotasi bersama
bumi), umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik yang berada di bumi & Sistem terikat
langit (CIS) (sumbu-sumbunya diikatkan kepada benda-benda langit lain), umumnya digunakan
untuk menyatakan posisi titik-titik dan objek-objek angkasa (contoh: Sistem Satelit).
 Sistem terikat ke langit (Conventional Inertial System) – CIS
 Titik Nol sistem koordinat adalah pusat bumi (earth-centred) dan sumbu- sumbu sistem
koodinatnya terikat ke langit (space-fixed) .
 Sumbu-X mengarah ke titik semi (vernal equinox) pada epoch standar J2000 dan
terletak pada bidang ekuator bumi
Sistem
Referensi
Koordinat
Datum Statik
Datum Semi
Dinamik/
Kinematik
Datum
Dinamik/
Kinematik
Sistem Referensi
(Koordinat)
Datum Geodetik
Kerangka
Referensi
(Koordinat)
Sistem Referensi
Geospasial
Sistem
Referensi
Tinggi
Datum
Statik
Datum
Semi
Dinamik/
Kinematik
Datum
Dinamik/
Kinematik
Sistem
Referensi
Koordinat
Kerangka
Referensi
Sistem
Referensi
Sistem
Implementasi
, dll
Datum
Geodetik
4.  Sumbu-Z mengarah ke CEP (Conventional Ephemeris Pole) pada epoch standar J 2000.0
 Sumbu-Y tegak lurus sumbu-sumbu X dan Z, dan membentuk sistem koordinat tangan
kanan (right-handed system).
 Digunakan untuk pendeskripsian posisi dan pergerakan satelit
ï‚· Sistem terikat ke bumi (Conventional Terrestrial System) - CTS
 Titik Nol sistem koordinat adalah pusat bumi (earth-centred) dan sumbu-sumbu sistem
koodinatnya terikat ke bumi (earth-fixed) .
 Sumbu-X berada dalam bidang meridian Greenwich (meridian nol) dan terletak di bidang
ekuator bumi.
 Sumbu-Z mengarah ke CTP (Conventional Terrestrial Pole) sebagai kutub menengah.
 Sumbu-Y tegak lurus dengan sumbu-sumbu X dan Z, dan membentuk sistem koordinat
tangan kanan (right-handed system).
 Digunakan untuk pendeskripsian posisi dan pergerakan titik-titik yang ada di permukaan
bumi.
ï‚· International Terrestrial Reference System (ITRS) merupakan salah satu sistem referensi
(koordinat) yang mengacu pada sistem CTS (terikat bumi). Secara umum karakteristik dari sistem
referensi ITRS adalah sebagai berikut:
 Sistem geosentrik, dimana pusat massanya didefinisikan untuk seluruh bumi.
 Unit panjang yang digunakan adalah meter
 Sumbu Z mengarah ke kutub CTP
 Sumbu X berada dalam meridian Greenwich
 Sumbu Y tegak lurus terhadap sumbu X dan sumbu Z mengikuti kaidah tangan
kanan.(right handed System)
ï‚· Kerangka referensi (koordinat) dimaksudkan sebagai realisasi praktis dari sistem referensi,
sehingga sistem tersebut dapat digunakan untuk pendeskripsian secara kuantitatif posisi dari titik-
titik, baik dipermukaan bumi (kerangka terestris), atau pun di luar bumi (kerangka celestial atau
ekstra terestris). Kerangka referensi (koordinat) biasa direalisasikan dengan melakukan
pengamatan-pengamatan geodetik, dan umumnya direpresentasikan dengan menggunakan
suatu set koordinat dari sekumpulan titik maupun obyek.
ï‚· Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa besaran koordinat dapat dinyatakan dengan besaran
sudut, jarak yang terbagi menjadi jenis jenis koordinat seperti di bawah ini :
 Sistem koordinat Geodetik (Lintang, Bujur,h ellipsoid),
 Sistem koordinat toposentrik (x,y,z) (disebut juga sistem koordinat lokal)
 Koordinat Sistem Proyeksi (Easting, Northing) (UTM, TM3, dan lain-lain)
 Sistem Koordinat Geosentrik (X,Y,Z).
 Sistem Koordinat Astronomis (Lintang Bujur), dan lain-lain.
ï‚· Permukaan Bumi dapat didekati secara baik oleh suatu ellipsoid. Dengan begitu koordinat titik-
titik di permukaan bumi juga dapat dinyatakan koordinatnya dalam sistem referensi ellipsoid.
Secara umum karakteristik dari sistem koordinat referensi ellipsoid adalah sebagai berikut:
 Titik nol sistem referensi koordinatnya adalah pusat ellipsoid
 Sumbu Z berimpit dengan sumbu pendek ellipsoid
 Sumbu X berada dalam meridian nol dan terletak pada bidang ekuator ellipsoid
 Sumbu Y tegak lurus terhadap sumbu X dan sumbu Z mengikuti kaidah tangan kanan
(right handed System)
5. ï‚· Ellipsoid Referensi adalah ellipsoid putaran yang digunakan sebagai bentuk matematis yang
mewakili bentuk bumi, dan selanjutnya digunakan untuk penentuan posisi (koordinat) dalam
sistem koordinat geodetik. Datum Geodetik adalah sejumlah parameter yang digunakan untuk
mendefinisikan bentuk dan ukuran ellipsoida referensi (sumbu panjang-a, sumbu pendek-b,
pegepengan-f ) serta kedudukan dan orientasinya dalam ruang terhadap tubuh bumi yang
digunakan untuk pendefinisian koordinat geodetik
ï‚· Parameter Sistem Koordinat (sistem dinamis) : Sistem referensi koordinat; Kerangka referensi
koordinat; Datum Geodetik; Datum Koordinat (static, dynamic, semi dynamic)
ï‚· Model geodinamika (pergerakan lempeng atau blok) dapat di dekati dengan model Euler Pole.
Model deformasi gempa bumi dapat dimodelkan dengan model interseismic, coseismic,
poseismic. Model geodinamika dan deformasi gempa bumi juga dapat dimodelkan oleh griding
data geodetic. Model deformasi lokal yang sifatnya lebih komplek dapat didekati dengan model
komplek deformasi.
ï‚· Sistem Tinggi Berdasarkan Gaya Berat :
 Garis nivo : adalah garis yang tegak lurus terhadap arah garis gaya berat dititik
pengamatan.
 Garis mendatar : adalah garis lurus yang menyinggung satu titik pada garis nivo.
 Bidang nivo : adalah suatu bidang yang arah gaya berat disetiap titik padanya selalu
tegak lurus. Karena arah gaya berat menuju pusat bumi, makabidang nivo akan
melingkupi permukaan bumi secara tertutup. Permukaan bumi tidak rata tergantung
letaknya (tingginya) sehingga akan terdapat banyak sekali bidang nivo.
ï‚· Geoid : Suatu bidang ekuipotensial gaya berat yang berada pada ketinggian MSL dalam keadaan
setimbang (kedudukannya hanya dipengaruhi gaya berat). MSL: Muka laut rata-rata dari
pengamatan setiap jam pada suatu periodepengamatan (sebaiknya 18,6 tahun untuk
mendapatkan harga yang tetap).
ï‚· Koreksi Gaya Berat : Ketinggian titik-titik dari Jaring Tinggi Teliti (KDV) diperoleh melalui
pengukuran sipat datar teliti yang dilengkapi dengan pengukuran gaya berat (IAG, 1950):
Pengukuran sipat datar teliti, menggunakan spesifikasi pengukuran secarateliti, yang mencakup
peralatan, prosedur pengukuran dan hitungan, serta persyaratan ketelitian tertentu.
Pengukuran gaya berat, dilakukan untuk memperoleh hubungan antaraketinggian hasil ukuran
sipat datar teliti dengan ketinggian berdasarkan gaya berat. Sistem tinggi berdasarkan gaya
berat diperlukan karena hasil pengukuran sipat datar teliti, tidak memberikan arti
geometriksebagai beda tinggi antara dua bidang nivo, dalam hal ini, bidang-bidangnivo tidak lagi
bisa dianggap sejajar.
ï‚· Sistem Tinggi : Sistem koordinat satu dimensi yang digunakan untuk menentukan jarak vertikal
suatu titik dengan suatu acuan.
ï‚· Jenis system tinggi :
 Berdasarkan satuan: Sistem Tinggi Geometrik & Sistem Tinggi Fisis
 Berdasarkan Acuannya: Sistem Tinggi Dinamik; Sistem Tinggi Ortometrik; Sistem Tinggi
Normal
ï‚· Tinggi Normal:
6.  Telluroid merupakan bidang tambahan dimana potensial medan gaya berat normal
sama dengan medan gaya berat di permukaan bumi (UQ=WP).
 Jarak antara permukaan bumi dan telluroid disebut sebagai anomali tinggi (ζ) dan jarak
antara ellipsoid dengan telluroid disebut tinggi normal (H*).
 Quasigeoid adalah bidang non-ekipotensial dari medan gaya berat bumi yang cukup
dekat dengan geoid.