ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Pembimbing:
dr. Heffi Anindya Putri, Sp. D.V.E
TINEA KAPITIS
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU
KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD
2023
Aulio Fachrel Hardiman (2308437680)
Dinda Adelia Putri Lubis (2208436572)
Dwi Attahia Putri Iwangga (2308437649)
Filipi Butar-Butar (2308437659)
Kuntum Azkia (2208436623)
KOAS
PENDAHULUAN
¡ñ Indonesia negara tropis, beriklim
panas, & higiene kurang.
? Penyakit jamur
kulit di
Indonesia ¡ü
¡ñ Dermatofitosis: menyerang
jaringan dengan zat tanduk
Kerati
n
? Microsporum,
Trichophyton, dan
Epidermophyton.
Lokasi
tinea
kapitis
tinea
barbe
tinea pedis
et manum
tinea
unguium
tinea
korporis
Kemerah-merahan,
lesi bersisik, alopesia.
Anak-anak 3-14 th
Spanyol 0,23%,
? Madrid 0,64%
? Barcelona 0,23%
Turki 0,3%
London 2,5%,
Pantai Gading 11,34%
Cleveland 13%
Prevalensi Tinea Kapitis
gray patch, kerion,
black dot ringworm, dan favus.
Microsoporum
audouinii
Microsoporum
canis
Trichophyton
schoenleinii
Trichophyton
tonsurans
Trichophyton
vioolaceum
¡ñ Eropa Barat
¡ñ Mediterania
? Eropa Barat
? Mediterania
? Seluruh dunia
? Amerika Serikat
? Eropa Timur ? Amerika
Serikat
? Timur Tengah
Trichophyton
mentagrophytes
Microsporum
gypseum
Trichophyton
rubrum
Prevalensi Kasus
RSUP Dr. Soetomo
Surabaya tahun
2001-2006 sebesar
0,31-1,55%,
Medan tahun 1996-
1998 sebesar 0,4%
RS Cipto
Mangunkusumo
Jakarta tahun 1989-
1992 sebesar 0,61-
0,87%
RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado,
2012: 9,23 %
RSUP Sanglah Denpasar
tahun 2017-2018,
sebesar 7,8%
DEFINISI
¡ñ Tinea kapitis adalah suatu infeksi jamur menular pada kulit kepala dan
batang rambut yang disebabkan oleh spesies dermatofita yang
merupakan golongan jamur yang menyebabkan dermatifitosis yang
mempunyai sifat mencerna keratin, sehingga menyebabkan kerontokan
rambut yang sering dijumpai pada anak-anak.2,7
2. Djuanda A, Suriadiredja ASD, Sudharmono A, Wiryadi BE, Kurniati DD, Daili ESS, et
al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2018.
7. SSPS KE, Karna NLPRV. Profil Dermatofitosis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP
Sanglah Denpasar Periode 2017-2018. J Med Udayana. 2022;11(3):97¨C101.
ETIOLOGI
1. Gray patch ringworm ; Microsporum audouinii, Microsporum canis, Microsporum ferrugineum,dan
Trichophyton tonsurans.
2. Kerion ; Microsporum canis, Microsporum gypseum, Microsporum nanum, Trichophyton tonsurans,
Trichophyton violaceum, dan Microsporum rubrum.
3. Black dot ring worm ; terutama disebabkan oleh Trichophyton tonsurans dan Trichophyton
violaceum.
4. Favus ; disebabkan oleh Trichophyton schoenleinii.
ETIOLOGI
Gray patch
ringworm
Kerion
Black Dot
Ring Worm
Favus
PATOFISIOLOGI
Terjadinya infeksi dermatofit melalui tiga
mekanisme, yaitu:
- mekanisme gejala awal,
- non-inflamatori dan
- inflamatori.
Non-inflamatori
REFERAT TINEA KAPITIS - Dermato Venerologi
MANIFESTASI
KLINIS
1. Tipe Gray Patch Ring Worm
? Disebabkan oleh genus Microsporum.
? Sering ditemukan pada anak-anak.
? Penyakit mulai dengan papul merah yang kecil di sekitar
rambut.
? Papul melebar dan membentuk bercak yang menjadi pucat
dan bersisik.
? Lesi tampak berskuama, hyperkeratosis, dan berbatas tegas
karena rambut yang patah.
? Rambut berwarna abu-abu dan tidak mengkilat lagi, mudah
patah dan terlepas dari akarnya (mudah dicabut tanpa rasa nyeri)
sehingga menimbulkan alopesia setempat (Gray patch).
? Keluhan adanya rasa gatal.
? Pemeriksaan lampu Wood fluoresensi berwarna hijau kekuning-
kuningan.
2. Tipe Kerion
? Reaksi peradangan berat pada tinea kapitis ;
pembengkakan yang menyerupai sarang lebah
dengan sebukan sel radang di sekitarnya.
? Jika penyebabnya Microsporium canis dan
Microsporum gypseum, pembentukan kerion
ini lebih sering terlihat, agak kurang bila
penyebabnya Tricophyton tonsurans, dan
sedikit sekali bila penyebabnya Tricophyton
violaceum.
? Menimbulkan jaringan parut dan berakibat
alopesia yang menetap.
? Lesi biasanya gatal, dapat disertai nyeri dan
limfadenopati servikalis posterior.
3. Tipe Black Dot Ring Worm
? Terutama disebabkan oleh Tricophyton
tonsurans dan Tricophyton violaceum.
? Rambut yang terkena infeksi patah, tepat
pada muara folikel, dan yang tertinggal
adalah ujung rambut yang penuh dengan
spora. Ujung rambut yang hitam di dalam
folikel rambut memberi gambaran black
dot.
? Kadang masih terdapat sisa rambut
normal di antara alopesia. Skuama difus
juga umum ditemui.
4. Tipe Favus
? Penyebab utama Trichophyton Schoenleinii
? Di mulai di kepala sebagai titik kecil di bawah kulit
yang berwarna merah kuning dan berkembang
menjadi krusta berbentuk cawan (skutula).
? Krusta ditembus oleh satu atau dua rambut dan bila
krusta diangkat terlihat dasar yang cekung merah
dan basah. Rambut tidak berkilat dan akhirnya
terlepas.
? Biasanya tercium bau tikus (Mousy door).
PEMERIKSAAN
FISIK TINEA
KAPITIS
Tergantung pada etiologinya :
1. Tipe Gray Patch
? Biasanya keluhan penderita datang dengan keluhan rasa gatal
? Rambut mudah patah dan warna rambut berubah menjadi warna abu-abu dan
tidak berkilap lagi.
? Biasanya tipe ini dimulai dengan papul merah kecil di sekitar rambut dan papul
inin melebar membentuk bercak .
? Pemeriksaan dengan lampu wood dapat terlihat fluoresensi hijau kekuning-
kuningan dan Lesi tampak berskuama, hiperkeratosis, dan berbatas tegas
karena rambut yang patah.
2. Kerion (Inflammatory)
Pada karion terjadi pembengkakan yang menyerupai sarang
lebah dengan sebukan sel radang yang padat disekitarnya. Spektrum
klinis mulai dari folikulitis pustular hingga furunkel atau kerion. Sering
terjadi alopesia sikatrisial. Lesi biasanya gatal, dapat disertai nyeri dan
limfadenopati servikalis posterior. Fluoresensi lampu Wood dapat
positif pada spesies tertentu.pada kerion dapat menimbulkan jaringan
parut dan menyebabkan alopesia menetap.
3. Black dot ringworm
Rambut mudah patah pada permukaan skalp, meninggalkan
kumpulan titik hitam pada daerah alopesia (black dot). Kadang masih
terdapat sisa rambut normal di antara alopesia. Skuama difus juga
umum ditemui.
4. Favus
Plak eritematosa perifolikular dengan skuama merupakan bentuk
kronis yang berat dari favus. Awalnya berbentuk papul kuning
kemerahan yang kemudian membentuk krusta tebal berwarna kekuningan
(skutula). Skutula dapat berkonfluens membentuk plak besar dengan
mousy odor. Plak dapat meluas dan meninggalkan area sentral yang atrofi
dan alopesia.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan lampu wood
Pemeriksaan KOH
Pemeriksaan Biakan / Kultur
Diagnosis Banding
1. Dermatitis Seboroik
2 .Psoriasis Scalp
3. Trikotilomania
TATALAKSANA
¡ñ Menjelaskan kepada pasien tentang sakit yang dialami pasien
¡ñ Pasien disarankan untuk tidak memakai penutup kepala bersamaan
dengan orang lain, begitu juga dengan sisir dan handuk.
¡ñ Mengganti sarung bantal dengan rutin minimal satu kali seminggu, dan
menjaga kepala tidak lembab.
¡ñ Pada pasien anak, perlu diberikan edukasi kepada keluarga terkait
status gizi, karena kondisi gizi buruk dapat memperberat kondisi infeksi
jamur.
Tata laksana umum
Terapi khusus
¡ñ Untuk pasien anak-anak dapat diberikan Griseofulvin dengan dosis terbaik 25 mg/kgBB/hari.
¡ñ Tinea kapitis pada pasien dewasa dapat ditatalaksana dengan terapi jamur per oral dan topikal. Pilihan obat
pada pasien dewasa dapat diberikan griseofulvin dengan dosis microsize yang direkomendasikan adalah
20-25 mg/kgBB dengan dosis tunggal atau terbagi, sementara untuk sedian ultramicrosize dapat diberikan
dosis sebanyak 15 mg/kgBB dosis tunggal atau terbagi.
¡ñ Sebagai terapi alternatif dapat diberikan golongan azol, seperti ketokonazol atau itrakonazol yang
diberikan peroral.
¡ñ Untuk pemberian itrakonazol dapat 500-100 mg/kgBB/hari atau 5 mg/kgBB/hari selama 6 minggu.
Terapi Berdasarkan Dermatofita Etiologi Penyakit
? dematofita Microsporum dapat diberikan pengobatan dengan
ultramicrosize Griseofulvin 10-15 mg/kgBB/hari selama 8 minggu.
? Trycophyton direkomendasikan pemberian terbinafin 65,2
mg/hari untuk berat badan 10-20 kg 125 mg untuk 20-40 kg
dan 250 mg/hari untuk berat badan lebih dari 40 kg selama 2-4
minggu
Pengobatan Topikal
? Sampo ketokonazol 2% digunakan tiga kali seminggu dengan cara
usapkan secara merata di kepala dan diamkan selama 5 menit
agar sampo kontak dengan kulit kepala sebelum dibilas
? pengobatan topikal dilanjutkan selama 1 sampai 3 minggu setelah
kesembuhan klinis dan mikologik membaik.
? Alternatifnya dapat diberikan selenium sulfida 1-2,5%
PROGNOSIS &
PENUTUP
PROGNOSIS
Bila dilakukan tata laksana dengan benar, penyakit
dapat sembuh dan tidak kambuh, kecuali bila terpajan
ulang dengan jamur penyebab.
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad vitam : bonam
Quo ad kosmetikum : bonam
? Diagnosis ditegakkan berdasarkan
presentasi klinis, pemeriksaan dengan
lampu wood, dan pemeriksaan langsung
pada rambut dengan KOH.
? Gold standar pengobatan tinea kapitis
adalah griseofulvin sedangkan obat baru
yang digunakan untuk alternatif terapi
tinea kapitis adalah flukonazole,
ketokonazole, itrakonazole, dan
terbinafine
? Tinea kapitis (ringworm of the scalp)
merupakan dermatofitosis pada kulit
kepala dan rambut kepala. Tinea kapitis
sering muncul pada anak-anak usia
antara 3 sampai 14 tahun dan dapat
terjadi pada dewasa.
? Kelainan tinea kapitis ditandai dengan
lesi bersisik, kemerah-merahan,
alopesia dan kadang terjadi gambaran
yang lebih berat yang disebut kerion.
PENUTUP
Terima Kasih
Mohon Saran dan Bimbingan Dokter

More Related Content

REFERAT TINEA KAPITIS - Dermato Venerologi

  • 1. Pembimbing: dr. Heffi Anindya Putri, Sp. D.V.E TINEA KAPITIS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU RSUD ARIFIN ACHMAD 2023
  • 2. Aulio Fachrel Hardiman (2308437680) Dinda Adelia Putri Lubis (2208436572) Dwi Attahia Putri Iwangga (2308437649) Filipi Butar-Butar (2308437659) Kuntum Azkia (2208436623) KOAS
  • 4. ¡ñ Indonesia negara tropis, beriklim panas, & higiene kurang. ? Penyakit jamur kulit di Indonesia ¡ü
  • 5. ¡ñ Dermatofitosis: menyerang jaringan dengan zat tanduk Kerati n ? Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton.
  • 6. Lokasi tinea kapitis tinea barbe tinea pedis et manum tinea unguium tinea korporis Kemerah-merahan, lesi bersisik, alopesia. Anak-anak 3-14 th Spanyol 0,23%, ? Madrid 0,64% ? Barcelona 0,23% Turki 0,3% London 2,5%, Pantai Gading 11,34% Cleveland 13% Prevalensi Tinea Kapitis gray patch, kerion, black dot ringworm, dan favus.
  • 7. Microsoporum audouinii Microsoporum canis Trichophyton schoenleinii Trichophyton tonsurans Trichophyton vioolaceum ¡ñ Eropa Barat ¡ñ Mediterania ? Eropa Barat ? Mediterania ? Seluruh dunia ? Amerika Serikat ? Eropa Timur ? Amerika Serikat ? Timur Tengah Trichophyton mentagrophytes Microsporum gypseum Trichophyton rubrum
  • 8. Prevalensi Kasus RSUP Dr. Soetomo Surabaya tahun 2001-2006 sebesar 0,31-1,55%, Medan tahun 1996- 1998 sebesar 0,4% RS Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 1989- 1992 sebesar 0,61- 0,87% RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, 2012: 9,23 % RSUP Sanglah Denpasar tahun 2017-2018, sebesar 7,8%
  • 10. ¡ñ Tinea kapitis adalah suatu infeksi jamur menular pada kulit kepala dan batang rambut yang disebabkan oleh spesies dermatofita yang merupakan golongan jamur yang menyebabkan dermatifitosis yang mempunyai sifat mencerna keratin, sehingga menyebabkan kerontokan rambut yang sering dijumpai pada anak-anak.2,7 2. Djuanda A, Suriadiredja ASD, Sudharmono A, Wiryadi BE, Kurniati DD, Daili ESS, et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2018. 7. SSPS KE, Karna NLPRV. Profil Dermatofitosis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah Denpasar Periode 2017-2018. J Med Udayana. 2022;11(3):97¨C101.
  • 12. 1. Gray patch ringworm ; Microsporum audouinii, Microsporum canis, Microsporum ferrugineum,dan Trichophyton tonsurans. 2. Kerion ; Microsporum canis, Microsporum gypseum, Microsporum nanum, Trichophyton tonsurans, Trichophyton violaceum, dan Microsporum rubrum. 3. Black dot ring worm ; terutama disebabkan oleh Trichophyton tonsurans dan Trichophyton violaceum. 4. Favus ; disebabkan oleh Trichophyton schoenleinii. ETIOLOGI Gray patch ringworm Kerion Black Dot Ring Worm Favus
  • 14. Terjadinya infeksi dermatofit melalui tiga mekanisme, yaitu: - mekanisme gejala awal, - non-inflamatori dan - inflamatori.
  • 18. 1. Tipe Gray Patch Ring Worm ? Disebabkan oleh genus Microsporum. ? Sering ditemukan pada anak-anak. ? Penyakit mulai dengan papul merah yang kecil di sekitar rambut. ? Papul melebar dan membentuk bercak yang menjadi pucat dan bersisik. ? Lesi tampak berskuama, hyperkeratosis, dan berbatas tegas karena rambut yang patah. ? Rambut berwarna abu-abu dan tidak mengkilat lagi, mudah patah dan terlepas dari akarnya (mudah dicabut tanpa rasa nyeri) sehingga menimbulkan alopesia setempat (Gray patch). ? Keluhan adanya rasa gatal. ? Pemeriksaan lampu Wood fluoresensi berwarna hijau kekuning- kuningan.
  • 19. 2. Tipe Kerion ? Reaksi peradangan berat pada tinea kapitis ; pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang di sekitarnya. ? Jika penyebabnya Microsporium canis dan Microsporum gypseum, pembentukan kerion ini lebih sering terlihat, agak kurang bila penyebabnya Tricophyton tonsurans, dan sedikit sekali bila penyebabnya Tricophyton violaceum. ? Menimbulkan jaringan parut dan berakibat alopesia yang menetap. ? Lesi biasanya gatal, dapat disertai nyeri dan limfadenopati servikalis posterior.
  • 20. 3. Tipe Black Dot Ring Worm ? Terutama disebabkan oleh Tricophyton tonsurans dan Tricophyton violaceum. ? Rambut yang terkena infeksi patah, tepat pada muara folikel, dan yang tertinggal adalah ujung rambut yang penuh dengan spora. Ujung rambut yang hitam di dalam folikel rambut memberi gambaran black dot. ? Kadang masih terdapat sisa rambut normal di antara alopesia. Skuama difus juga umum ditemui.
  • 21. 4. Tipe Favus ? Penyebab utama Trichophyton Schoenleinii ? Di mulai di kepala sebagai titik kecil di bawah kulit yang berwarna merah kuning dan berkembang menjadi krusta berbentuk cawan (skutula). ? Krusta ditembus oleh satu atau dua rambut dan bila krusta diangkat terlihat dasar yang cekung merah dan basah. Rambut tidak berkilat dan akhirnya terlepas. ? Biasanya tercium bau tikus (Mousy door).
  • 23. Tergantung pada etiologinya : 1. Tipe Gray Patch ? Biasanya keluhan penderita datang dengan keluhan rasa gatal ? Rambut mudah patah dan warna rambut berubah menjadi warna abu-abu dan tidak berkilap lagi. ? Biasanya tipe ini dimulai dengan papul merah kecil di sekitar rambut dan papul inin melebar membentuk bercak . ? Pemeriksaan dengan lampu wood dapat terlihat fluoresensi hijau kekuning- kuningan dan Lesi tampak berskuama, hiperkeratosis, dan berbatas tegas karena rambut yang patah.
  • 24. 2. Kerion (Inflammatory) Pada karion terjadi pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang yang padat disekitarnya. Spektrum klinis mulai dari folikulitis pustular hingga furunkel atau kerion. Sering terjadi alopesia sikatrisial. Lesi biasanya gatal, dapat disertai nyeri dan limfadenopati servikalis posterior. Fluoresensi lampu Wood dapat positif pada spesies tertentu.pada kerion dapat menimbulkan jaringan parut dan menyebabkan alopesia menetap.
  • 25. 3. Black dot ringworm Rambut mudah patah pada permukaan skalp, meninggalkan kumpulan titik hitam pada daerah alopesia (black dot). Kadang masih terdapat sisa rambut normal di antara alopesia. Skuama difus juga umum ditemui.
  • 26. 4. Favus Plak eritematosa perifolikular dengan skuama merupakan bentuk kronis yang berat dari favus. Awalnya berbentuk papul kuning kemerahan yang kemudian membentuk krusta tebal berwarna kekuningan (skutula). Skutula dapat berkonfluens membentuk plak besar dengan mousy odor. Plak dapat meluas dan meninggalkan area sentral yang atrofi dan alopesia.
  • 34. ¡ñ Menjelaskan kepada pasien tentang sakit yang dialami pasien ¡ñ Pasien disarankan untuk tidak memakai penutup kepala bersamaan dengan orang lain, begitu juga dengan sisir dan handuk. ¡ñ Mengganti sarung bantal dengan rutin minimal satu kali seminggu, dan menjaga kepala tidak lembab. ¡ñ Pada pasien anak, perlu diberikan edukasi kepada keluarga terkait status gizi, karena kondisi gizi buruk dapat memperberat kondisi infeksi jamur. Tata laksana umum
  • 35. Terapi khusus ¡ñ Untuk pasien anak-anak dapat diberikan Griseofulvin dengan dosis terbaik 25 mg/kgBB/hari. ¡ñ Tinea kapitis pada pasien dewasa dapat ditatalaksana dengan terapi jamur per oral dan topikal. Pilihan obat pada pasien dewasa dapat diberikan griseofulvin dengan dosis microsize yang direkomendasikan adalah 20-25 mg/kgBB dengan dosis tunggal atau terbagi, sementara untuk sedian ultramicrosize dapat diberikan dosis sebanyak 15 mg/kgBB dosis tunggal atau terbagi. ¡ñ Sebagai terapi alternatif dapat diberikan golongan azol, seperti ketokonazol atau itrakonazol yang diberikan peroral. ¡ñ Untuk pemberian itrakonazol dapat 500-100 mg/kgBB/hari atau 5 mg/kgBB/hari selama 6 minggu.
  • 36. Terapi Berdasarkan Dermatofita Etiologi Penyakit ? dematofita Microsporum dapat diberikan pengobatan dengan ultramicrosize Griseofulvin 10-15 mg/kgBB/hari selama 8 minggu. ? Trycophyton direkomendasikan pemberian terbinafin 65,2 mg/hari untuk berat badan 10-20 kg 125 mg untuk 20-40 kg dan 250 mg/hari untuk berat badan lebih dari 40 kg selama 2-4 minggu
  • 37. Pengobatan Topikal ? Sampo ketokonazol 2% digunakan tiga kali seminggu dengan cara usapkan secara merata di kepala dan diamkan selama 5 menit agar sampo kontak dengan kulit kepala sebelum dibilas ? pengobatan topikal dilanjutkan selama 1 sampai 3 minggu setelah kesembuhan klinis dan mikologik membaik. ? Alternatifnya dapat diberikan selenium sulfida 1-2,5%
  • 39. PROGNOSIS Bila dilakukan tata laksana dengan benar, penyakit dapat sembuh dan tidak kambuh, kecuali bila terpajan ulang dengan jamur penyebab. Quo ad sanam : dubia ad bonam Quo ad vitam : bonam Quo ad kosmetikum : bonam
  • 40. ? Diagnosis ditegakkan berdasarkan presentasi klinis, pemeriksaan dengan lampu wood, dan pemeriksaan langsung pada rambut dengan KOH. ? Gold standar pengobatan tinea kapitis adalah griseofulvin sedangkan obat baru yang digunakan untuk alternatif terapi tinea kapitis adalah flukonazole, ketokonazole, itrakonazole, dan terbinafine ? Tinea kapitis (ringworm of the scalp) merupakan dermatofitosis pada kulit kepala dan rambut kepala. Tinea kapitis sering muncul pada anak-anak usia antara 3 sampai 14 tahun dan dapat terjadi pada dewasa. ? Kelainan tinea kapitis ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia dan kadang terjadi gambaran yang lebih berat yang disebut kerion. PENUTUP
  • 41. Terima Kasih Mohon Saran dan Bimbingan Dokter