1. Pembimbing:
dr. Heffi Anindya Putri, Sp. D.V.E
TINEA KAPITIS
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU
KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD
2023
8. Prevalensi Kasus
RSUP Dr. Soetomo
Surabaya tahun
2001-2006 sebesar
0,31-1,55%,
Medan tahun 1996-
1998 sebesar 0,4%
RS Cipto
Mangunkusumo
Jakarta tahun 1989-
1992 sebesar 0,61-
0,87%
RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado,
2012: 9,23 %
RSUP Sanglah Denpasar
tahun 2017-2018,
sebesar 7,8%
10. ¡ñ Tinea kapitis adalah suatu infeksi jamur menular pada kulit kepala dan
batang rambut yang disebabkan oleh spesies dermatofita yang
merupakan golongan jamur yang menyebabkan dermatifitosis yang
mempunyai sifat mencerna keratin, sehingga menyebabkan kerontokan
rambut yang sering dijumpai pada anak-anak.2,7
2. Djuanda A, Suriadiredja ASD, Sudharmono A, Wiryadi BE, Kurniati DD, Daili ESS, et
al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2018.
7. SSPS KE, Karna NLPRV. Profil Dermatofitosis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP
Sanglah Denpasar Periode 2017-2018. J Med Udayana. 2022;11(3):97¨C101.
18. 1. Tipe Gray Patch Ring Worm
? Disebabkan oleh genus Microsporum.
? Sering ditemukan pada anak-anak.
? Penyakit mulai dengan papul merah yang kecil di sekitar
rambut.
? Papul melebar dan membentuk bercak yang menjadi pucat
dan bersisik.
? Lesi tampak berskuama, hyperkeratosis, dan berbatas tegas
karena rambut yang patah.
? Rambut berwarna abu-abu dan tidak mengkilat lagi, mudah
patah dan terlepas dari akarnya (mudah dicabut tanpa rasa nyeri)
sehingga menimbulkan alopesia setempat (Gray patch).
? Keluhan adanya rasa gatal.
? Pemeriksaan lampu Wood fluoresensi berwarna hijau kekuning-
kuningan.
19. 2. Tipe Kerion
? Reaksi peradangan berat pada tinea kapitis ;
pembengkakan yang menyerupai sarang lebah
dengan sebukan sel radang di sekitarnya.
? Jika penyebabnya Microsporium canis dan
Microsporum gypseum, pembentukan kerion
ini lebih sering terlihat, agak kurang bila
penyebabnya Tricophyton tonsurans, dan
sedikit sekali bila penyebabnya Tricophyton
violaceum.
? Menimbulkan jaringan parut dan berakibat
alopesia yang menetap.
? Lesi biasanya gatal, dapat disertai nyeri dan
limfadenopati servikalis posterior.
20. 3. Tipe Black Dot Ring Worm
? Terutama disebabkan oleh Tricophyton
tonsurans dan Tricophyton violaceum.
? Rambut yang terkena infeksi patah, tepat
pada muara folikel, dan yang tertinggal
adalah ujung rambut yang penuh dengan
spora. Ujung rambut yang hitam di dalam
folikel rambut memberi gambaran black
dot.
? Kadang masih terdapat sisa rambut
normal di antara alopesia. Skuama difus
juga umum ditemui.
21. 4. Tipe Favus
? Penyebab utama Trichophyton Schoenleinii
? Di mulai di kepala sebagai titik kecil di bawah kulit
yang berwarna merah kuning dan berkembang
menjadi krusta berbentuk cawan (skutula).
? Krusta ditembus oleh satu atau dua rambut dan bila
krusta diangkat terlihat dasar yang cekung merah
dan basah. Rambut tidak berkilat dan akhirnya
terlepas.
? Biasanya tercium bau tikus (Mousy door).
23. Tergantung pada etiologinya :
1. Tipe Gray Patch
? Biasanya keluhan penderita datang dengan keluhan rasa gatal
? Rambut mudah patah dan warna rambut berubah menjadi warna abu-abu dan
tidak berkilap lagi.
? Biasanya tipe ini dimulai dengan papul merah kecil di sekitar rambut dan papul
inin melebar membentuk bercak .
? Pemeriksaan dengan lampu wood dapat terlihat fluoresensi hijau kekuning-
kuningan dan Lesi tampak berskuama, hiperkeratosis, dan berbatas tegas
karena rambut yang patah.
24. 2. Kerion (Inflammatory)
Pada karion terjadi pembengkakan yang menyerupai sarang
lebah dengan sebukan sel radang yang padat disekitarnya. Spektrum
klinis mulai dari folikulitis pustular hingga furunkel atau kerion. Sering
terjadi alopesia sikatrisial. Lesi biasanya gatal, dapat disertai nyeri dan
limfadenopati servikalis posterior. Fluoresensi lampu Wood dapat
positif pada spesies tertentu.pada kerion dapat menimbulkan jaringan
parut dan menyebabkan alopesia menetap.
25. 3. Black dot ringworm
Rambut mudah patah pada permukaan skalp, meninggalkan
kumpulan titik hitam pada daerah alopesia (black dot). Kadang masih
terdapat sisa rambut normal di antara alopesia. Skuama difus juga
umum ditemui.
26. 4. Favus
Plak eritematosa perifolikular dengan skuama merupakan bentuk
kronis yang berat dari favus. Awalnya berbentuk papul kuning
kemerahan yang kemudian membentuk krusta tebal berwarna kekuningan
(skutula). Skutula dapat berkonfluens membentuk plak besar dengan
mousy odor. Plak dapat meluas dan meninggalkan area sentral yang atrofi
dan alopesia.
34. ¡ñ Menjelaskan kepada pasien tentang sakit yang dialami pasien
¡ñ Pasien disarankan untuk tidak memakai penutup kepala bersamaan
dengan orang lain, begitu juga dengan sisir dan handuk.
¡ñ Mengganti sarung bantal dengan rutin minimal satu kali seminggu, dan
menjaga kepala tidak lembab.
¡ñ Pada pasien anak, perlu diberikan edukasi kepada keluarga terkait
status gizi, karena kondisi gizi buruk dapat memperberat kondisi infeksi
jamur.
Tata laksana umum
35. Terapi khusus
¡ñ Untuk pasien anak-anak dapat diberikan Griseofulvin dengan dosis terbaik 25 mg/kgBB/hari.
¡ñ Tinea kapitis pada pasien dewasa dapat ditatalaksana dengan terapi jamur per oral dan topikal. Pilihan obat
pada pasien dewasa dapat diberikan griseofulvin dengan dosis microsize yang direkomendasikan adalah
20-25 mg/kgBB dengan dosis tunggal atau terbagi, sementara untuk sedian ultramicrosize dapat diberikan
dosis sebanyak 15 mg/kgBB dosis tunggal atau terbagi.
¡ñ Sebagai terapi alternatif dapat diberikan golongan azol, seperti ketokonazol atau itrakonazol yang
diberikan peroral.
¡ñ Untuk pemberian itrakonazol dapat 500-100 mg/kgBB/hari atau 5 mg/kgBB/hari selama 6 minggu.
36. Terapi Berdasarkan Dermatofita Etiologi Penyakit
? dematofita Microsporum dapat diberikan pengobatan dengan
ultramicrosize Griseofulvin 10-15 mg/kgBB/hari selama 8 minggu.
? Trycophyton direkomendasikan pemberian terbinafin 65,2
mg/hari untuk berat badan 10-20 kg 125 mg untuk 20-40 kg
dan 250 mg/hari untuk berat badan lebih dari 40 kg selama 2-4
minggu
37. Pengobatan Topikal
? Sampo ketokonazol 2% digunakan tiga kali seminggu dengan cara
usapkan secara merata di kepala dan diamkan selama 5 menit
agar sampo kontak dengan kulit kepala sebelum dibilas
? pengobatan topikal dilanjutkan selama 1 sampai 3 minggu setelah
kesembuhan klinis dan mikologik membaik.
? Alternatifnya dapat diberikan selenium sulfida 1-2,5%
39. PROGNOSIS
Bila dilakukan tata laksana dengan benar, penyakit
dapat sembuh dan tidak kambuh, kecuali bila terpajan
ulang dengan jamur penyebab.
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad vitam : bonam
Quo ad kosmetikum : bonam
40. ? Diagnosis ditegakkan berdasarkan
presentasi klinis, pemeriksaan dengan
lampu wood, dan pemeriksaan langsung
pada rambut dengan KOH.
? Gold standar pengobatan tinea kapitis
adalah griseofulvin sedangkan obat baru
yang digunakan untuk alternatif terapi
tinea kapitis adalah flukonazole,
ketokonazole, itrakonazole, dan
terbinafine
? Tinea kapitis (ringworm of the scalp)
merupakan dermatofitosis pada kulit
kepala dan rambut kepala. Tinea kapitis
sering muncul pada anak-anak usia
antara 3 sampai 14 tahun dan dapat
terjadi pada dewasa.
? Kelainan tinea kapitis ditandai dengan
lesi bersisik, kemerah-merahan,
alopesia dan kadang terjadi gambaran
yang lebih berat yang disebut kerion.
PENUTUP