際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Abses hepar
JOHANES HANSEN
112015378
FK UKRIDA
SUPERVISOR : Dr dr SOROY LARDO SpPD FINASIM
Pendahuluan
 Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena
infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari
sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi
dengan pembentukan pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel
inflamasi atau sel darah didalam parenkim hati
 Abses Hati Amebik
 Abses Hati Pyogenik
Epidemiologi
 Di negara  negara yang sedang berkembang, AHA didapatkan secara
endemik dan jauh lebih sering dibandingkan AHP. AHP ini tersebar di
seluruh dunia, dan terbanyak di daerah tropis dengan kondisi hygiene
/sanitasi yang kurang. Secara epidemiologi, didapatkan 8  15 per 100.000
kasus AHP yang memerlukan perawatan di RS, dan dari beberapa
kepustakaan Barat, didapatkan prevalensi autopsi bervariasi antara 0,29 
1,47% sedangkan prevalensi di RS antara 0,008  0,016%.
Etiologi
 Abses Hati Amebik
 Entamoeba hystolitica
 Abses Hati Pyogenik
 E.Coli, Klebsiella pneumoniae, Proteus vulgaris, Enterobacter aerogenes dan
spesies dari bakteri anaerob ( contohnya Streptococcus Milleri ).
Patogenesis AHA
 Fecal Oral
 Kista tertelan  tahan asam lambung  dinding sel terurai oleh tripsin di
usus halus  kista pecah melepaskan trofozoit yang menginfeksi mukosa
usus  masuk ke submukosa (ke kapiler darah)  ikut aliran vena porta
dan masuk ke hati  Sekresi enzim proteolitik yang merusak jaringan hati
dan membentuk abses
Patogenesis AHP
 Adanya focus infeksi di rongga peritoneum  masuk ke vena porta 
paparan bakteri berulang
Manifestasi Klinis AHA
 Demam internitten ( 38-40 oC)
 Nyeri perut kanan atas, kadang nyeri epigastrium dan dapat menjalar hingga bahu
kanan dan daerah skapula
 Anoreksia
 Nausea
 Vomitus
 Keringat malam
 Berat badan menurun
 Batuk
 Pembengkakan perut kanan atas
 Ikterus
 Buang air besar berdarah
 Kadang ditemukan riwayat diare
 PF : Ikterus
 Temperatur naik
 Malnutrisi
 Hepatomegali yang nyeri spontan atau nyeri tekan atau disertai komplikasi
 Nyeri perut kanan atas
 Fluktuasi
Manifestasi Klinis AHP
 Demam yang sifatnya dapat remitten, intermitten atau kontinyu yang
disertai menggigil
 Nyeri spontan perut kanan atas ditandai dengan jalan membungkuk ke
depan dan kedua tangan diletakkan di atasnya.
 Mual dan muntah
 Berkeringat malam
 Malaise dan kelelahan
 Berat badan menurun
 Berkurangnya nafsu makan
 Anoreksia
 PF
 Hepatomegali
 Nyeri tekan perut kanan
 Ikterus, namun jarang terjadi
 Kelainan paru dengan gejala batuk, sesak nafas serta nyeri pleura
 Buang air besar berwarna seperti kapur
 Buang air kecil berwarna gelap
Diagnosis AHA
 Diagnosis abses hati amebik di daerah endemik dapat dipertimbangkan
jika terdapat demam, nyeri perut kanan atas, hepatomegali yang juga ada
nyeri tekan
 Disamping itu bila didapatkan leukositosis, fosfatase alkali meninggi
disertai letak diafragma yang tinggi dan perlu dipastikan dengan
pemeriksaan USG
Diagnosis AHP
 Diagnosis AHP kadang-kadang sulit ditegakkan sebab gejala dan tanda
klinis sering tidak spesifik.
 CT-Scan
Penatalaksanaan AHA
 Metronidazol 3x500mg
 Klorokuin 2x300 mg/hari pada hari pertama dan dilanjutkan dengan 2x150
mg/hari selama 2 atau 3 minggu
 Dehydroemetine (DHE) 3x500 mg
 Aspirasi
 Drainase Perkutan
 Drainase Bedah
Penatalaksanaan AHP
 Sefalosporin generasi ke 3  Cefoperazone 1-2 gr/i.v
 Klindamisin + Metronidazol
 Ampicilin + Sulbaktam
 Drainase Abses
 Drainase Bedah
Komplikasi AHA
 Ruptur Abses
 Empyema
Komplikasi AHP
 Sepsis
 Ruptur abses hati + peritonitis generalisata
 Gagal hati
Prognosis
 AHA  Mortalitas di RS dengan fasilitas memadai 2% (tidak memadai
10%), jika disertai peritonitis 40  50 %
 AHP  bila diberikan antibiotic yang sesuai dengan bakteri penyebab dan
disertai drainase  10-16%
 Prognosis AHP menjadi buruk apabila umur di atas 70 tahun, abses
multipel, infeksi polimikroba, adanya hubungan dengan keganasan atau
penyakit immunosupresif, terjadinya sepsis, keterlambatan diagnosis dan
pengobatan, tidak dilakukan drainase terhadap abses, adanya ikterus,
hipoalbuminemia, efusi pleural atau adanya penyakit lain.
Diagnosis Banding
 Hepatoma
 Kolesistitis Akut

More Related Content

Referrat Liver Asbcess

  • 1. Abses hepar JOHANES HANSEN 112015378 FK UKRIDA SUPERVISOR : Dr dr SOROY LARDO SpPD FINASIM
  • 2. Pendahuluan Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel inflamasi atau sel darah didalam parenkim hati
  • 3. Abses Hati Amebik Abses Hati Pyogenik
  • 4. Epidemiologi Di negara negara yang sedang berkembang, AHA didapatkan secara endemik dan jauh lebih sering dibandingkan AHP. AHP ini tersebar di seluruh dunia, dan terbanyak di daerah tropis dengan kondisi hygiene /sanitasi yang kurang. Secara epidemiologi, didapatkan 8 15 per 100.000 kasus AHP yang memerlukan perawatan di RS, dan dari beberapa kepustakaan Barat, didapatkan prevalensi autopsi bervariasi antara 0,29 1,47% sedangkan prevalensi di RS antara 0,008 0,016%.
  • 5. Etiologi Abses Hati Amebik Entamoeba hystolitica Abses Hati Pyogenik E.Coli, Klebsiella pneumoniae, Proteus vulgaris, Enterobacter aerogenes dan spesies dari bakteri anaerob ( contohnya Streptococcus Milleri ).
  • 6. Patogenesis AHA Fecal Oral Kista tertelan tahan asam lambung dinding sel terurai oleh tripsin di usus halus kista pecah melepaskan trofozoit yang menginfeksi mukosa usus masuk ke submukosa (ke kapiler darah) ikut aliran vena porta dan masuk ke hati Sekresi enzim proteolitik yang merusak jaringan hati dan membentuk abses
  • 7. Patogenesis AHP Adanya focus infeksi di rongga peritoneum masuk ke vena porta paparan bakteri berulang
  • 8. Manifestasi Klinis AHA Demam internitten ( 38-40 oC) Nyeri perut kanan atas, kadang nyeri epigastrium dan dapat menjalar hingga bahu kanan dan daerah skapula Anoreksia Nausea Vomitus Keringat malam Berat badan menurun Batuk Pembengkakan perut kanan atas Ikterus Buang air besar berdarah Kadang ditemukan riwayat diare
  • 9. PF : Ikterus Temperatur naik Malnutrisi Hepatomegali yang nyeri spontan atau nyeri tekan atau disertai komplikasi Nyeri perut kanan atas Fluktuasi
  • 10. Manifestasi Klinis AHP Demam yang sifatnya dapat remitten, intermitten atau kontinyu yang disertai menggigil Nyeri spontan perut kanan atas ditandai dengan jalan membungkuk ke depan dan kedua tangan diletakkan di atasnya. Mual dan muntah Berkeringat malam Malaise dan kelelahan Berat badan menurun Berkurangnya nafsu makan Anoreksia
  • 11. PF Hepatomegali Nyeri tekan perut kanan Ikterus, namun jarang terjadi Kelainan paru dengan gejala batuk, sesak nafas serta nyeri pleura Buang air besar berwarna seperti kapur Buang air kecil berwarna gelap
  • 12. Diagnosis AHA Diagnosis abses hati amebik di daerah endemik dapat dipertimbangkan jika terdapat demam, nyeri perut kanan atas, hepatomegali yang juga ada nyeri tekan Disamping itu bila didapatkan leukositosis, fosfatase alkali meninggi disertai letak diafragma yang tinggi dan perlu dipastikan dengan pemeriksaan USG
  • 13. Diagnosis AHP Diagnosis AHP kadang-kadang sulit ditegakkan sebab gejala dan tanda klinis sering tidak spesifik. CT-Scan
  • 14. Penatalaksanaan AHA Metronidazol 3x500mg Klorokuin 2x300 mg/hari pada hari pertama dan dilanjutkan dengan 2x150 mg/hari selama 2 atau 3 minggu Dehydroemetine (DHE) 3x500 mg Aspirasi Drainase Perkutan Drainase Bedah
  • 15. Penatalaksanaan AHP Sefalosporin generasi ke 3 Cefoperazone 1-2 gr/i.v Klindamisin + Metronidazol Ampicilin + Sulbaktam Drainase Abses Drainase Bedah
  • 16. Komplikasi AHA Ruptur Abses Empyema
  • 17. Komplikasi AHP Sepsis Ruptur abses hati + peritonitis generalisata Gagal hati
  • 18. Prognosis AHA Mortalitas di RS dengan fasilitas memadai 2% (tidak memadai 10%), jika disertai peritonitis 40 50 % AHP bila diberikan antibiotic yang sesuai dengan bakteri penyebab dan disertai drainase 10-16% Prognosis AHP menjadi buruk apabila umur di atas 70 tahun, abses multipel, infeksi polimikroba, adanya hubungan dengan keganasan atau penyakit immunosupresif, terjadinya sepsis, keterlambatan diagnosis dan pengobatan, tidak dilakukan drainase terhadap abses, adanya ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleural atau adanya penyakit lain.
  • 19. Diagnosis Banding Hepatoma Kolesistitis Akut