際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
REFLEKSI DARI KISAH
MENARA BABEL
KEJADIAN 11:1-9
I. KEADAAN MANUSIA PADA
ZAMAN BABEL
Mula-mula seluruh bumi satu bahasa satu
logatnya:
Ayat 1 dan 6: Adapun seluruh bumi, satu
bahasanya dan satu logatnya. (6) dan Ia
berfirman: "Mereka ini satu bangsa
dengan satu bahasa untuk semuanya.
Hal ini wajar dan masuk akal karena
manusia memiliki satu sumber yaitu
Adam.
Lalu bahasa apakah yang mereka pergunakan masa
itu?
Kejadian 2: 19-20 Lalu TUHAN Allah membentuk
dari tanah segala binatang hutan dan segala burung
di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia
itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan
seperti nama yang diberikan manusia itu kepada
tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti
nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama
kepada segala ternak, kepada burung-burung di
udara dan kepada segala binatang hutan
Bahasa yang diciptakan oleh Adam
Bahasa-bahasa lain muncul setelah peristiwa Babel
II. PELAJARAN DARI KISAH
MENARA BABEL
 Ayat 3-4: Mereka berkata seorang kepada
yang lain: "Marilah kita membuat batu
bata dan membakarnya baik-baik." Lalu
bata itulah dipakai mereka sebagai batu
dan ter gala-gala sebagai tanah liat. Juga
kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi
kita sebuah kota dengan sebuah menara
yang puncaknya sampai ke langit, dan
marilah kita cari nama, supaya kita
jangan terserak ke seluruh bumi."
Dalam kedua ayat ini kita melihat hampir Nama
Allah tidak ada, perintah Firman Allah untuk
Pembangunan Menara Babel tidak ada. Melainkan ini
hanya inisiatif manusia.
Ada 5 kali kata KITA diulang-ulang menunjukkan
bahwa ini hanyalah rencana dari pihak manusia.
Marilah Kita.Marilah Kita.Bagi Kita.Marilah
Kita..Bagi Kita.
Pernyataan ini menunjukkan kesombongan manusia
yang mengandalkan kekuatan diri sendiri karena
merasa mampuh tanpa bantuan dari Allah.
Ilustrasi tentang seorang Perniaga dalam Yakobus
4:13-17 merupakan contoh yang tepat untuk keadaan
orang yang membuat perencanaan tanpa mencari
kehendak Tuhan.
Ayat 16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri
dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang
demikian adalah salah (jahat).
Tuhan tidak persoalkan dengan pembuatan rencana
tapi membuat perencanaan diluar kehendakNya
adalah sebuah kejahatan. Karena apa? Kita tidak tahu
Akan apa yang terjadi hari esok tetapi Allah Maha
tahu. Kehendak kita telah dicemari oleh nafsu dosa.
II. PELAJARAN DARI KISAH
MENARA BABEL
 "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota
dengan sebuah menara yang puncaknya sampai
ke langit, dan marilah kita cari nama,
supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.
Terjemahan Lain: Let us make a great name
for ourself; Let us make our name
famous
Suatu motivasi dan semangat yang sangat jelas
untuk Mencari Nama. Motivasi yang bersifat
egosentris (berpusat pada diri sendiri).
Sebenarnya tujuan kita hidup untuk apa? Mencari
Namakah? Renungkan
Yesaya 43 Ayat 7 semua orang yang disebutkan
dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-
Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan! Ayat
21 umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan
memberitakan kemasyhuran-Ku.
Adakah kita hidup untuk Kemuliaan Allah kita?
Sudahkah hidup kita menyebabkan NamaNya
dimasyhurkan atau malah Nama Tuhan dicela karena
kesaksian hidup kita yang tidak baik?
Hendaklah kita berpikir dan Bersikap
seperti Rasul Paulus, ketika ia berkata:
Jika engkau makan atau jika engkau
minum, atau jika engkau melakukan
sesuatu yang lain, lakukanlah
semuanya itu untuk kemuliaan Allah. 1
Korintus 10: 31
Aku telah disalibkan dengan Kristus;
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku
sendiri yang hidup, melainkan Kristus
yang hidup di dalam aku. Galatia 2:19b-20
II. PELAJARAN DARI KISAH
MENARA BABEL
Perhatikan kembali ayat 4 bagian Akhir: Supaya
kita jangan terserak ke seluruh bumi.
Hal ini bertentangan dengan Kehendak Tuhan yang
dari mulanya menghendaki:
 Kej. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah
berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu
Kej. 9:1 Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-
anaknya serta berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta
penuhilah bumi.
Ayat-ayat ini dikenal memuat: Cultural
Mandate/Mandat Budaya untuk:
Beranak Cucu, Memenuhi Bumi dan
Memeliharanya. Ini rencana dan Kehendak
Allah dari permulaan penciptaan sampai
sekarang.
Namun manusia cendrung atau kerap kali
Membangun Menara Babel yang membuat
mereka Tidak Terserak, Tidak Tersebar dan
Tidak Memenuhi Bumi ini.
Perintah ini ada hubungannya dengan
Amanat Agung dalam Matius 28:19-20
Tuhan Yesus di detik-detik terakhir Ia naik ke Surga, Ia
kembali mengingatkan kita, agar:
奄Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh
Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi
saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan
Samaria dan sampai ke ujung bumi. KPR 1:8
Adakah kita, rumah tangga kita, KPR kita, Gereja
kita berpikiran untuk Sampai Ke Ujung Bumi
dan Memenuhi Bumi ?
Ataukah kita hanya membangun Menara Babel
yang membuat kita tidak terserak ke seluruh penjuru
bumi?
Gereja Boleh Menjadi Menara
Babel Masa Kini
Apabila Program, project, visi & misi
Gereja Tidak Fokus Sampai ke Ujung
Bumi.
Apabila Potensi, Kekuatan, Keuangan,
Sumber Daya Gereja tidak digunakan
Untuk Menjangkau Dunia Bagi Allah.
Apabila orang-orang di dalam Gereja
hanya berpikir setakat di dalam Gereja.
RENUNGKANLAH!
Membuat Perencanaan Tanpa melibatkan
Allah adalah Kejahatan dan kesia-siaan!
Mencari Kemuliaan Diri Sendiri, Bukan
Kemuliaan Allah adalah Dosa
Kesombongan!
Membangun Menara Babel adalah
tindakan Melawan Kehendak Tuhan!
Akibat dari Pembangunan Menara Babel
adalah KACAU BALAU!

More Related Content

refleksidarikisahmenarababel-151003064127-lva1-app6891.pdf

  • 1. REFLEKSI DARI KISAH MENARA BABEL KEJADIAN 11:1-9
  • 2. I. KEADAAN MANUSIA PADA ZAMAN BABEL Mula-mula seluruh bumi satu bahasa satu logatnya: Ayat 1 dan 6: Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. (6) dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Hal ini wajar dan masuk akal karena manusia memiliki satu sumber yaitu Adam.
  • 3. Lalu bahasa apakah yang mereka pergunakan masa itu? Kejadian 2: 19-20 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan Bahasa yang diciptakan oleh Adam Bahasa-bahasa lain muncul setelah peristiwa Babel
  • 4. II. PELAJARAN DARI KISAH MENARA BABEL
  • 5. Ayat 3-4: Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat. Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."
  • 6. Dalam kedua ayat ini kita melihat hampir Nama Allah tidak ada, perintah Firman Allah untuk Pembangunan Menara Babel tidak ada. Melainkan ini hanya inisiatif manusia. Ada 5 kali kata KITA diulang-ulang menunjukkan bahwa ini hanyalah rencana dari pihak manusia. Marilah Kita.Marilah Kita.Bagi Kita.Marilah Kita..Bagi Kita. Pernyataan ini menunjukkan kesombongan manusia yang mengandalkan kekuatan diri sendiri karena merasa mampuh tanpa bantuan dari Allah.
  • 7. Ilustrasi tentang seorang Perniaga dalam Yakobus 4:13-17 merupakan contoh yang tepat untuk keadaan orang yang membuat perencanaan tanpa mencari kehendak Tuhan. Ayat 16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah (jahat). Tuhan tidak persoalkan dengan pembuatan rencana tapi membuat perencanaan diluar kehendakNya adalah sebuah kejahatan. Karena apa? Kita tidak tahu Akan apa yang terjadi hari esok tetapi Allah Maha tahu. Kehendak kita telah dicemari oleh nafsu dosa.
  • 8. II. PELAJARAN DARI KISAH MENARA BABEL
  • 9. "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi. Terjemahan Lain: Let us make a great name for ourself; Let us make our name famous Suatu motivasi dan semangat yang sangat jelas untuk Mencari Nama. Motivasi yang bersifat egosentris (berpusat pada diri sendiri).
  • 10. Sebenarnya tujuan kita hidup untuk apa? Mencari Namakah? Renungkan Yesaya 43 Ayat 7 semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan- Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan! Ayat 21 umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku. Adakah kita hidup untuk Kemuliaan Allah kita? Sudahkah hidup kita menyebabkan NamaNya dimasyhurkan atau malah Nama Tuhan dicela karena kesaksian hidup kita yang tidak baik?
  • 11. Hendaklah kita berpikir dan Bersikap seperti Rasul Paulus, ketika ia berkata: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. 1 Korintus 10: 31 Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Galatia 2:19b-20
  • 12. II. PELAJARAN DARI KISAH MENARA BABEL
  • 13. Perhatikan kembali ayat 4 bagian Akhir: Supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi. Hal ini bertentangan dengan Kehendak Tuhan yang dari mulanya menghendaki: Kej. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu Kej. 9:1 Lalu Allah memberkati Nuh dan anak- anaknya serta berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi.
  • 14. Ayat-ayat ini dikenal memuat: Cultural Mandate/Mandat Budaya untuk: Beranak Cucu, Memenuhi Bumi dan Memeliharanya. Ini rencana dan Kehendak Allah dari permulaan penciptaan sampai sekarang. Namun manusia cendrung atau kerap kali Membangun Menara Babel yang membuat mereka Tidak Terserak, Tidak Tersebar dan Tidak Memenuhi Bumi ini. Perintah ini ada hubungannya dengan Amanat Agung dalam Matius 28:19-20
  • 15. Tuhan Yesus di detik-detik terakhir Ia naik ke Surga, Ia kembali mengingatkan kita, agar: 奄Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. KPR 1:8 Adakah kita, rumah tangga kita, KPR kita, Gereja kita berpikiran untuk Sampai Ke Ujung Bumi dan Memenuhi Bumi ? Ataukah kita hanya membangun Menara Babel yang membuat kita tidak terserak ke seluruh penjuru bumi?
  • 16. Gereja Boleh Menjadi Menara Babel Masa Kini Apabila Program, project, visi & misi Gereja Tidak Fokus Sampai ke Ujung Bumi. Apabila Potensi, Kekuatan, Keuangan, Sumber Daya Gereja tidak digunakan Untuk Menjangkau Dunia Bagi Allah. Apabila orang-orang di dalam Gereja hanya berpikir setakat di dalam Gereja.
  • 17. RENUNGKANLAH! Membuat Perencanaan Tanpa melibatkan Allah adalah Kejahatan dan kesia-siaan! Mencari Kemuliaan Diri Sendiri, Bukan Kemuliaan Allah adalah Dosa Kesombongan! Membangun Menara Babel adalah tindakan Melawan Kehendak Tuhan! Akibat dari Pembangunan Menara Babel adalah KACAU BALAU!