際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Reformasi birokrasi untuk
kesejahteraan rakyat
Agus Dwiyanto
LAN
Evaluasi kritis terhadap pelaksanaan
RB
 Pemerintah memiliki komitmen untuk melakukan
RB;
 GDRB dan berbagai peraturan pelaksanaannya
 RB menjadi prioritas nasional
 Rekrutmen calon PNS terbuka dan fair
 UU N0.5/ 2114 tentang ASN
 Pelaksanaan RB belum memiliki efek yang jelas
terhadap perbaikan kualitas birokrasi
 Praktik korupsi
 Kualitas pelayanan publik
 Efektivitas pemerintahan masih rendah
Problema dalam implementasi RB..
 Pendekatan generik, area perubahan, kaitannya
dengan tujuan RB tidak jelas, perlakuan terhadap
K/L/D,
 Tidak ada mainstreaming reform di pimpinan
K/L/D
 Terlalu banyak paper work dan kurang perhatian
terhadap perubahan itu sendiri
 Mispersepsi RB dengan renumerasi, tujuan dari
K/L/D cenderung memperbesar prosentasi
renumerasi
Tujuan Hasil dan impak
Pemberantasan
korupsi
Kualitas
Pelayanan
publik
Kualitas
regulasi
Budaya
organisasi
Organisasi
yang solid &
efisien
Struktur
governance
yang jelas
Kesejahteraan
rakyat
Reformasi birokrasi
Kerangka kebijakan reformasi birokrasi
Mengembalikan RB ke jalur yang
seharusnya
 RB harus dikaitkan dengan tujuan dan problema yang
dihadapi K/L/D
 Problema K/L/D dan kualitas birokrasi berbeda, karena program
RB bisa berbeda antar K/L
 Fokus RB harus pada perubahan bukan paper work,
perubahan harus menyentuh perubahan kultural dan
sistimik, terutama mindset, sikap dan perilaku
 Fokus pada area strategis sehingga lebih manajebel dan
terukur, harus dikaitkan dengan tujuan strategis;
 Pemberantasan korupsi, kualitas kebijakan dan regulasi, dan
kualitas pelayanan.
 Leadership harus menjadi bagian dari RB, tidak boleh dianggap
sebagai taken for granted
Mengembalikan
 Strategi keluar dari praktik lama menuju pada
tradisi baru. Konsensus internal untuk memulai
tradisi dan prilaku baru dengan standar integritas
yang tinggi.
 Keberanian untuk mengambil garis yang tegas dengan
masa lalu
 Mengembangkan akuntabilitas tanggung-
renteng, pertanggungjawaban individual dan
kolektif.
 Sharing informasi dan tanggungjawab, peduli kepada
institusi
Mengembalikan
 Indikator sukses dari RB harus secara langsung terkait
dengan perubahan dalam tiga tujuan: pemberantasan
korupsi, perbaikan kualitas regulasi, dan kualitas
pelayanan. Indikator dibuat bersama dengan
stakeholders eksternal, terutama yang langsung terkait
dengan kegiatan K/L/D
 Kepemilikan bersama, RB menjadi gerakan sosial bukan
sekedar proyek pemerintah
 Melibatkan tokoh yang memiliki track record yang baik
di sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil untuk
menjadi mentor dan coach bagi K/L/D untuk
mempercepat dan memperkuat efektivitas RB

More Related Content

Reformasi dan pemberantasan korupsi

  • 1. Reformasi birokrasi untuk kesejahteraan rakyat Agus Dwiyanto LAN
  • 2. Evaluasi kritis terhadap pelaksanaan RB Pemerintah memiliki komitmen untuk melakukan RB; GDRB dan berbagai peraturan pelaksanaannya RB menjadi prioritas nasional Rekrutmen calon PNS terbuka dan fair UU N0.5/ 2114 tentang ASN Pelaksanaan RB belum memiliki efek yang jelas terhadap perbaikan kualitas birokrasi Praktik korupsi Kualitas pelayanan publik Efektivitas pemerintahan masih rendah
  • 3. Problema dalam implementasi RB.. Pendekatan generik, area perubahan, kaitannya dengan tujuan RB tidak jelas, perlakuan terhadap K/L/D, Tidak ada mainstreaming reform di pimpinan K/L/D Terlalu banyak paper work dan kurang perhatian terhadap perubahan itu sendiri Mispersepsi RB dengan renumerasi, tujuan dari K/L/D cenderung memperbesar prosentasi renumerasi
  • 4. Tujuan Hasil dan impak Pemberantasan korupsi Kualitas Pelayanan publik Kualitas regulasi Budaya organisasi Organisasi yang solid & efisien Struktur governance yang jelas Kesejahteraan rakyat Reformasi birokrasi Kerangka kebijakan reformasi birokrasi
  • 5. Mengembalikan RB ke jalur yang seharusnya RB harus dikaitkan dengan tujuan dan problema yang dihadapi K/L/D Problema K/L/D dan kualitas birokrasi berbeda, karena program RB bisa berbeda antar K/L Fokus RB harus pada perubahan bukan paper work, perubahan harus menyentuh perubahan kultural dan sistimik, terutama mindset, sikap dan perilaku Fokus pada area strategis sehingga lebih manajebel dan terukur, harus dikaitkan dengan tujuan strategis; Pemberantasan korupsi, kualitas kebijakan dan regulasi, dan kualitas pelayanan. Leadership harus menjadi bagian dari RB, tidak boleh dianggap sebagai taken for granted
  • 6. Mengembalikan Strategi keluar dari praktik lama menuju pada tradisi baru. Konsensus internal untuk memulai tradisi dan prilaku baru dengan standar integritas yang tinggi. Keberanian untuk mengambil garis yang tegas dengan masa lalu Mengembangkan akuntabilitas tanggung- renteng, pertanggungjawaban individual dan kolektif. Sharing informasi dan tanggungjawab, peduli kepada institusi
  • 7. Mengembalikan Indikator sukses dari RB harus secara langsung terkait dengan perubahan dalam tiga tujuan: pemberantasan korupsi, perbaikan kualitas regulasi, dan kualitas pelayanan. Indikator dibuat bersama dengan stakeholders eksternal, terutama yang langsung terkait dengan kegiatan K/L/D Kepemilikan bersama, RB menjadi gerakan sosial bukan sekedar proyek pemerintah Melibatkan tokoh yang memiliki track record yang baik di sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil untuk menjadi mentor dan coach bagi K/L/D untuk mempercepat dan memperkuat efektivitas RB