Materi Wajib Pasca Rapim II_Temu dokter program TBC 24 Sept 2013 di P2KCut Ampon Lambiheue
油
Pelatihan Program P2TBTB Bagi Petugas Fasyankes (Puskesmas) diselenggarakan untuk 25 peserta dari berbagai puskesmas di Aceh Besar guna meningkatkan ketrampilan mereka dalam melaksanakan program P2TB sesuai strategi DOTS dan tujuan yang telah ditetapkan.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang visi, misi, dan program kesehatan Puskesmas Kecamatan Bagan Sinembah tahun 2010. Puskesmas bertekad menjadi mitra kesehatan utama di daerah tersebut dan mendorong pembangunan kesehatan berbasis masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata. Dokumen ini juga menyajikan data demografi, sarana kesehatan, dan capaian program kesehatan tahun 2008
1. Kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di Indonesia setelah penyakit jantung.
2. Upaya pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk deteksi dini dan pencegahan kanker belum berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat.
3. Diperlukan program yang terintegrasi dan peran serta masyarakat untuk menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker.
Dokumen tersebut membahas upaya Kementerian Kesehatan dalam melakukan transformasi sumber daya manusia kesehatan di Indonesia melalui 3 hal utama: (1) peningkatan kuantitas dan distribusi tenaga kesehatan, (2) peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, dan (3) penguatan tata kelola sumber daya manusia kesehatan.
Dokumen tersebut membahas mengenai pencegahan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Tanggamus. Stunting disebabkan oleh faktor gizi buruk ibu hamil dan anak, kurangnya akses pelayanan kesehatan, serta praktek pengasuhan yang kurang baik. Data menunjukkan prevalensi stunting masih tinggi di beberapa puskesmas akibat rendahnya cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dan balita.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang analisis situasi program gizi di Puskesmas Mabelopura. Dokumen tersebut menyajikan data demografi wilayah kerja puskesmas, cakupan penduduk sasaran program gizi, sarana dan sumber daya yang ada, target capaian program untuk tahun 2018, analisis capaian target, penetapan prioritas masalah, dan rencana kegiatan untuk menyelesaikan masalah prioritas pada bulan Juli 2018.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan tentang UPT Puskesmas Gunung Intan. Mencakup visi, misi, fasilitas, tenaga kesehatan, capaian program, dan data kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.
1. Kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di Indonesia setelah penyakit jantung.
2. Upaya pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk deteksi dini dan pencegahan kanker belum berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat.
3. Diperlukan program yang terintegrasi dan peran serta masyarakat untuk menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker.
Dokumen tersebut membahas upaya Kementerian Kesehatan dalam melakukan transformasi sumber daya manusia kesehatan di Indonesia melalui 3 hal utama: (1) peningkatan kuantitas dan distribusi tenaga kesehatan, (2) peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, dan (3) penguatan tata kelola sumber daya manusia kesehatan.
Dokumen tersebut membahas mengenai pencegahan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Tanggamus. Stunting disebabkan oleh faktor gizi buruk ibu hamil dan anak, kurangnya akses pelayanan kesehatan, serta praktek pengasuhan yang kurang baik. Data menunjukkan prevalensi stunting masih tinggi di beberapa puskesmas akibat rendahnya cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dan balita.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang analisis situasi program gizi di Puskesmas Mabelopura. Dokumen tersebut menyajikan data demografi wilayah kerja puskesmas, cakupan penduduk sasaran program gizi, sarana dan sumber daya yang ada, target capaian program untuk tahun 2018, analisis capaian target, penetapan prioritas masalah, dan rencana kegiatan untuk menyelesaikan masalah prioritas pada bulan Juli 2018.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan tentang UPT Puskesmas Gunung Intan. Mencakup visi, misi, fasilitas, tenaga kesehatan, capaian program, dan data kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
油
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
油
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
油
REKAM DAN PANTAU BUMIL DALAM UPAYA PENURUNAN AKI AKB_PROMKES.pptx
1. PENDAMPINGAN IBU HAMIL
DALAM UPAYA PENURUNAN AKI
DAN AKB UNTUK MENDUKUNG
PROGRAM KELURGA SEHAT
OLEH:
ERLINDAWATI, SKM, MPHM
SEKSI KIA DAN GIZI DINKES ACEH
DISAMPAIKAN PADA PERTEMUN DENGAN TP-PKK
DALAM PENINGKATAN KIA
2. STATUS KESEHATAN PEREMPUAN
Anemia 23,9%
Kanker payudara
28,7%
Ca serviks 12,8%
ASFR:
48/1000 wanita 15-19 th AKI 359/100.000 KH
KDRT 280.710
IRT banyak
dilaporkan
menderita
AIDS:
6.539
kasus
KEK pada WUS 15-19 thn:
38.5% (hamil); 46.6% (tdk
hamil)
Kondisi geografis
Faktor budaya
Pendidikan
rendah
Sosial ekonomi
rendah
Ketidaksetaraan gender:
diskriminasi, subordinasi,
rentan mengalami kekerasan,
peran ganda
Kurangnya akses
ke pelayanan
kesehatan
TFR 2.6
Ketidakberdayaan
perempuan dlm mengambil
keputusan
Status gizi dan
kesehatan rendah
Persentase AIDS terbanyak pd
usia produktif 30-39 thn (42%) &
20-29 thn (36.9%), lbh bnyk pd
perempuan (68%)
Ibu Hamil
dengan HIV
2061
8. KEMATIAN IBU BERDASARKAN PENYEBAB DI
PROVINSI ACEH TAHUN 2016
39%
24%
7%
7%
1%
21% Perdarahan
HDK
Infeksi
Ggn Sistem
Peredaran Darah
Ggn Metabolik
Lain-lain
9. Penyebab Kematian Ibu Karena Perdarahan
Provinsi Aceh Tahun 2016
Kabupaten Kecamatan Desa
1 Ny Yusnawati 41 Thn Aceh Besar Darul Imarah Lambheu RSU Meuraxa
2 Ny Mariana 30 Thn Pidie Batee Cruneng RUMAH
3 Ny Nurfalah 23 Thn Singkil Singkil Suka Makmur RSUD Singkil
4 Ny Salmiati 30 Thn Aceh Utara Tanah Jambo Aye Geudong RS Kasih Ibu
5 Ny Fitriani 26 Thn Aceh Utara Dewantara Lancang Barat RS PT. Arun
6 Ny Nurhayati 39 Thn Aceh Utara Matangkuli Tengeh Seulemak RS Bunda
7 Ny Fitriani 27 Thn Aceh Timur Julok Buket Makmu RSU Graha Bunda
8 Ny Jamahiri 24 Thn Aceh Besar Blang Bintang Kayee Kenyet RSUZA
9 Ny Idawati 37 Thn Bireuen Juli Alue Rambong RS Dr. Fauziah
10 Ny Tuti Hartati 32 Thn Abdya Rambong Asrama Militer RSU Teuku Peukan
No Nama Ibu Umur
Alamat Tempat
Meninggal
10. PERIODE KEMATIAN IBU DAN INTERVENSI YANG HARUS DILAKUKAN
( Analisis Lanjut Litbangkes , SP 2010)
Pelayanan
antenatal
Pelayanan
posnatal
Pelayanan
Persalinan
Pelayanan
Emergency
Obs-Neo
4 3
2
1
11. Tidak tertanganinya
komplikasi obstetri & neonatal
Kegagalan pencegahan sekunder
Kegagalan pencegahan primer
Akses ke yankes
rendah
Kualitas yankes
rendah
Rendahnya
pengetahuan
keluarga
Hambatan
fisik (geografi
& transport)
Hambatan
finansial
Hambatan
budaya
SOP
tidak
adekuat
Yankes
terlambat
SOP
tidak
ditaati
Bukan
EBM
Tenaga dan
sarana tidak
sesuai
standard
Kurang
disiplin
Kegagalan sistem
kesehatan & PSM
Gagal
deteksi &
kelola
faktor risiko
Rendahnya
manajemen ANC
dan persalinan
normal
Pencegahan
tidak
adekuat
Buku KIA
P4K
Kelas ibu
P4K
Rumah
tunggu &
Jampersal
ANC terpadu
Orientasi SPK
PPIA
JKN
PWS KIA/KB
PONED
PONEK
AMP
CEMD
DTPS
Advokasi
CEMD
BOK
PPP / CSR
PUG - BK
Kemitraan
Bidan Dukun
Supervisi
fasilitatif
Faktor-faktor
penyebab
Kematian Ibu dan
Neonatal
Keluarga
Berencana
Safe Motherhood Strategies: a Review of the evidance, Vincent de Brouwere, 2001
12. DI RUMAH
1. Keputusan
Keluarga
Pengetahuan
Ketersediaan
Biaya
Kesibukan
Keluarga
Sosial Budaya
2. Ketersediaan
Transportasi
PERJALANAN
1. Sarana Transportasi
2. Tingkat Kesulitan
3. Waktu Tempuh
DI PUSKESMAS
1. Kesiapan Petugas
2. Ketersediaan Bahan
& Alat
3. Sikap Petugas
DI RUMAH SAKIT
1. Kesiapan
Petugas
2. Ketersediaan
Bahan & Alat
3. Sikap Petugas
4. Biaya
TERLAMBAT
1
3
2
PERJALANAN
OBSGYNS
12
Dimana Ibu dan Bayi
Meninggal ???
13. Terlalu sering dan banyak: 32,4%
KARAKTERISTIK 4 TERLALU PADA KEMATIAN IBU
Terlalu muda
dan tua: 32, 5%
Sumber: Analisis SP, 2010
14. Ibu Mendapat Penjelasan Tanda Bahaya Kehamilan
58.9
55.4
52
51.3
51.2
51.1
50.5
50.3
49.2
48.9
47.9
47.3
47.1
45.58
45.4
45
44.5
44.1
43.8
43.8
41.9
41.8
41.7
40.2
39.7
39.4
38.7
35.9
33.9
33.9
32.7
31.8
26.9
25.7
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
D
I
LAMPUNG
NUSA
BALI
SUMATERA
IRIAN
JAYA
SULAWESI
KEPULAUA
KALIMANTA
KALIMANTA
JAWA
TIMUR
SUMATERA
BANTEN
SULAWESI
DKI
JAKARTA
GORONTALO
INDONESIA
JAWA
RIAU
JAWA
BARAT
JAMBI
SULAWESI
KALIMANTA
SULAWESI
BENGKULU
SUMATERA
MALUKU
KEPULAUA
KALIMANTA
PAPUA
NUSA
NAD
MALUKU
SULAWESI
Sumber : Riskesdas 2010
15. Sebagian besar kematian dapat dicegah
Pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan
menagani kasus risiko tinggi secara memadai
Pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh
tenaga kesehatan terampil
Pelayanan rujukan maternal dan perinatal yang
terjangkau pada saat diperlukan
Dapat dilakukan dengan mengembangkan Konsep Audit
Maternal Perinatal
Sekitar 70% dari kematian dapat dicegah menurut ilmu
medis namun tetap terjadi karena beberapa faktor teknis
terkait dengan kompetensi SDM, kondisi peralatan,
kelengkapan obat serta mekanisme rujukan (Hanevi
Djasri, dkk, 2013).
16. 1. Penjaminan Ketersediaan SDM dalam Pelayanan
Kesehatan Ibu
2. Penjaminan Kompetensi Tenaga Kesehatan Sesuai
standar.
3. Penjaminan Ketersediaan Fasilatas Pelayanan
Kesehatan untuk pertolongan persalinan 24/7 sesuai
standar. (Sarana/Prasarana serta Logistik Obat )
4. Penjaminan Seluruh RS kab/kota Mampu PONEK
24/7 sesuai standar.
5. Penjaminan terlaksananya rujukan efektif pada
kasus komplikasi
Prasyaratan dalam Percepatan Penurunan Jumlah
Kematian Ibu
17. Kebijakan dalam bidang KIA yang disusun dalam upaya
peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan KIA
baik di sektor hulu maupun hilir
A. Pendekatan kebijakan di hilir:
1. Strategi Penurunan Jumlah Kematian Bayi: Pengembangan Audit Kematian
Maternal Perinatal (AMP) dan Penggunaan Prinsip Surveilans Respon (Policy
Brief 1)
2. Kebijakan Surveilans - Respons dan Sistem Informasi Kesehatan di Pusat dan
Daerah (Policy Brief 2)
3. Penggunaan Data Kematian "Absolut" Untuk Memicu Penurunan Kematian Ibu
dan Bayi di Kabupaten / Kota (Policy Brief 3)
4. Institutional based contracting out dengan penugasan tim dokter spesialis (Policy
Brief 4)
5. Peningkatan Kualitas Kepemimpinan dan Manajemen Direktur RS dalam
Program KIA (Policy Brief 5)
6. Pengembangan kompetensi Leadership Dokter Spesialis dalam upaya penurunan
kematian ibu dan bayi (Policy Brief 6)
7. Peningkatan mutu Pelayanan Klinik KIA di RS (Policy Brief 7)
B. Pendekatan Kebijakan yang mencakup hulu-hilir:
8. Perencanaan program KIA berbasis bukti (Policy Brief 8)
9. Kebijakan Menggunakan DAK untuk KIA (Policy Brief 9)
18. Strategi Penurunan JumlahKematian Bayi:
Pengembangan Audit Kematian Maternal Perinatal (AMP)
Mengapa AMP belum maksimal?
Audit dianggap sebagai pengadilan;
Penyusunan notulen audit dan rekomendasi tindak lanjut sering tidak
dilakukan
Terdapat beberapa perbedaan antara hasil AMP di tingkat dinas
kesehatan dengan hasil audit kematian ditingkat sarana pelayanan
kesehatan
Keterlambatan dilakukannya AMP
Tidak dijalankannya rekomendasi
Rekomendasi AMP:
AMP untuk kematian ibu dan bayi di fasilitas pelayanan didahului
dengan death conference/konferensi kematian yang dilakukan
maksimal 2 x 24 jam untuk mencari respon segera atau terencana
Keterlibatan Dokter Sp. OG dan Sp. A sebagai pemimpin klinis
diharapkan lebih besar
20. Kebijakan Surveilans Respons dalam KIA dan
Sistem Informasi Kesehatan
8 kegiatan utama:
1. Deteksi Kasus;
2. Registrasi;
3. Konfirmasi;
4. Pelaporan;
5. Analisis dan Interpretasi
Kasus;
6. Umpan Balik;
7. Respon Segera;
8. Respon Terencana
Rekomendasi prinsip surveilans respons dalam program KIA:
AMP untuk kematian ibu dan bayi merupakan bagian dari
surveilans respons yaitu pada Analisis dan Interpretasi Kasus.
Rekomendasi AMP dipergunakan semaksimal mungkin untuk
melakukan respon segera atau respon terencana
Pemakaian surveilans respons harus dibarengi dengan penguatan
sistem informasi dan komunikasi di suatu wilayah
21. Peningkatan Kualitas Kepemimpinan dan
Manajemen Direktur RS dalam Program KIA
Permenkes No 971 Tahun 2009 mengatur tentang kompetensi direktur dan
wakil direktrur RS aspek teknis maupun manajerial.
Ulrich pemimpin memiliki 4 karakteristik:
Memberi arah (visi masa depan dan menjawab tantangan)
Merupakan pribadi yang berkarakter (kebiasaan, integritas, dapat
dipercaya, mempunyai kemampuan analitis)
Menggerakkan komitmen orang lain (mendukung orang lain, membagi
kekuasaan)
Memicu kemampuan organisasi (membangun kelompok dan mengelola
perubahan)
Rekomendasi Prinsip Peningkatan Kualitas Kepemimpinan dan Manajemen Direktur RS:
1. Menyusun perencanaan berbasis bukti yan didukung oleh sistem penganggaran
yang fleksibel.
2. Pemimpin RS bertanggung jawab dalam mengarahkan pengembangan sistem
operasional RS nya untuk mendukung upaya menurunkan angka kematian bayi.
3. Mengoptimalkan penggunaan sarana komunikasi jarak jauh (internet) sebagai alat
transfer of knowledge yang lebih efektif
22. Peningkatan Mutu Klinis Pelayanan Kesehatan
Ibu dan Bayi di Rumah Sakit
Mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak di rumah sakit kurang baik:
Kurangnya adekuasi sumber daya masih banyak rumah sakit yang
tidak memiliki dokter jaga UGD yang onsite
Dokter jaga UGD juga belum sesuai standar belum terdiri dari formasi
spesialis bedah, anak, obgin dan penyakit dalam.
Kurangnya fasilitas pelayanan maternal dan neonatal seperti ruang, alat
dan obat
Masalah sumber daya Pada beberapa kasus maternal dan neonatal,
dokter spesialis diluar obgin dan anak dirasa kurang berperan optimal.
Rumah sakit kurang ambil peran dalam upaya memperbaiki proses
rujukan dari Puskesmas maupun Bidan Praktek Swasta (BPS). Bila ada
kelalaian dalam proses rujukan ke rumah sakit yang disalahkan hanya
pihak Puskesmas dan sarana rujukan yang buruk.
Penanganan proses persalinan juga kadang tidak berbasis bukti. Misalnya
dilakukan tindakan SC tanpa indikasi.
23. Rekomendasi untuk peningkatan mutu klinis
pelayanan kesehatan ibu dan anak di rumah sakit
1. Adekuasi sumber daya yang terlibat dalam pelayanan
kesehatan ibu dan anak di rumah sakit
2. Meningkatkan peran dokter spesialis di luar obgyn dan
anak
3. Melakukan pembinaan terhadap jejaring rujukan baik
Puskesmas dan Rumah Sakit
4. Melakukan perbaikan proses internal rumah sakit
5. Implementasi pelayanan berbasis bukti
6. Mengatasi pemborosan biaya pelayanan kesehatan
(meningkatkan efisiensi biaya)
24. DAK Kesehatan 2016
Reguler (Fisik)
Da
sa
r
Ru
juk
an
Fa
rm
asi
Pengalihan TP
Ke DAK
DAK
Fisik
D
a
s
a
r
R
u
j
u
k
a
n
DAK
non
Fisik
B
O
K
A
k
r
e
d
it
a
si
P
u
s
k
e
s
m
a
s
&
R
S
Jampersal
Ditentukan Oleh Pusat
Alokasi & Lokasinya
Mempertimbangkan Usulan Kepala Daerah
Kebijakan Menggunakan DAK untuk KIA
25. Jampersal Tahun 2016
(Permenkes 82 Tahun 2015 ttg Juknis DAK Bid Kesehatan)
Digunakan untuk mendekatkan akses dan
mencegah terjadinya keterlambatan
penanganan pada ibu hamil, ibu bersalin, nifas
dan bayi baru lahir terutama di daerah sulit
akses ke fasilitas kesehatan melalui
penyediaan Rumah Tunggu Kelahiran.
26. RUANG LINGKUP PEMANFAATAN DANA JAMPERSAL 1
Biaya sewa Rumah Tunggu Kelahiran (RTK)
selama 1 tahun;
Belanja langganan daya (biaya listrik, air, dll);
1. Biaya operasional Rumah
Tunggu Kelahiran (RTK)
Biaya konsumsi ibu hamil, bersalin, nifas serta
pendamping (suami/keluarga/kader kesehatan/
sukarelawan kesehatan) selama di Rumah Tunggu
Kelahiran (RTK)
2. BIAYA OPERASIONAL
ibu hamil, bersalin, nifas,
tenaga kesehatan dan
pendamping di Rumah
Tunggu Kelahiran (RTK)
Biaya transportasi atau pembelian bahan bakar kendaraan,
untuk pergi pulang dari rumah ke Puskesmas yang mampu
melakukan pertolongan persalinan atau Rumah Sakit;
Biaya transportasi atau pembelian bahan bakar kendaraan
untuk pergi pulang dari rumah ke Rumah Tunggu Kelahiran
(RTK); dan atau dari rumah tunggu kelahiran ke fasilitas
kesehatan.
Biaya perjalanan dinas bagi petugas Kesehatan, kader/lintas
sektoral, baik dalam maupun luar wilayah Tata cara
penyelenggaraannya mengacu pada ketentuan perjalanan dinas
yang ditetapkan dengan Permendagri
3. Biaya transportasi
dan/atau perjalanan dinas
ibu hamil, nifas dan bayi
baru lahir dari rumah ke
RTK maupun RTK ke
fasilitas kesehatan dan
sebaliknya
27. RUANG LINGKUP PEMANFAATAN DANA
JAMPERSAL 2
4. Biaya penyelenggaraan rapat, pertemuan,
konsinyasi;
RUMAH TUNGGU KELAHIRAN
Adalah suatu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM), berupa tempat (rumah/bangunan tersendiri)
yang dapat digunakan untuk tempat tinggal sementara bagi ibu
hamil yang akan melahirkan hingga nifas, termasuk bayi yang
dilahirkannya serta pendampingnya (suami/keluarga/ kader
kesehatan), agar dekat dengan Puskesmas yang mampu
melakukan pertolongan persalinan atau Rumah Sakit Umum
Daerah/Pusat
28. Rumah Tunggu Kelahiran (RTK)
Suatu tempat atau
ruangan yang berada
dekat fasilitas kesehatan
(RS, Puskesmas,
Poskesdes), yang dapat
digunakan sebagai tempat
tinggal sementara ibu
hamil dan pendampingnya
(suami/kader/dukun atau
keluarga) selama
beberapa hari, saat
menunggu persalinan tiba
dan beberapa hari setelah
bersalin.
29. Berdasarkan lokasi & fungsinya, RTK
dapat dibedakan menjadi:
a)Rumah Tunggu Poskesdes rumah tunggu
yang berada dekat Poskesdes, digunakan bagi
ibu hamil yang non-risiko.
b)Rumah Tunggu Puskesmas rumah tunggu
yang berada dekat Puskesmas, digunakan bagi
ibu hamil yang non-risiko atau yang memiliki risiko
yang dapat ditangani sesuai kemampuan
Puskesmas.
c)Rumah Tunggu Rumah Sakit, yaitu rumah
tunggu yang berada dekat rumah sakit, digunakan
bagi ibu hamil dengan risiko tinggi
30. DUKUNGAN
RUMAH TUNGGU KELAHIRAN (RTK)
1. Bantuan tempat tidur dan fasilitas
lainnya.
2. Penyediaan media informasi
3. Bantuan alat transportasi
Pemenuhan
Kebutuhan
Obat, alat, dan
BHP di faskes
Kader sebagai Pendamping selama Ibu
Hamil di Rumah Tunggu Kelahiran
Jaminan Keberadaan
nakes (Bidan) di
desa
SURAT KE
MENDAGRI/MENDESA
1. Penyediaan RTK
oleh Pemda
2. Penyediaan biaya
operasional
melalui ADD
Dukungan
partisipasi
swasta melalui
CSR
Promosi
Kesehatan
terkait
Pengembangan
Pembentukan
Rumah Tunggu
Kelahiran
31. PEMBIAYAAN RUMAH TUNGGU KELAHIRAN
MELALUI KEGIATAN JAMPERSAL TAHUN 2016
Jenis Pembiayaan Dalam Pengelolaan Rumah Tunggu
Kelahiran (RTK) :
Biaya konsumsi
Sewa rumah/ruangan
Biaya operasional gedung
Ongkos transport
33. PENYUSUNAN MANUAL RUJUKAN
MATERNAL NEONATAL DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
(LOKAL SPESIFIK)
Pelaksanaan sistem rujukan tidak memiliki pola
yang jelas, tata hubungan kerja antar pelaku
(Puskesmas, RSUD, RS Swasta, RS Top Referal)
belum terpola dengan baik.
Sistem pembiayaan, sistem informasi & komunikasi,
serta sistem transportasi tidak terkoneksi dengan
baik dengan program, masing - masing dibangun
oleh para pelaku yang berbeda sesuai tupoksinya
masing-masing
34. Prinsip utama manual rujukan
Untuk mengurangi kepanikan dengan cara menyiapkan
persalinan (rujukan terencana) bagi yang membutuhkan (pre -
emptive strategy).
Persalinan dengan emergency harus ada alur yang jelas;
Bertumpu pada proses pelayanan KIA yang menggunakan
continuum of care;
Harus ada RS PONEK 24 jam dengan hotline yang dapat
dihubungi 24 jam;
Ada hotline di Dinas Kesehatan 24 jam dengan sistem jaga untuk
mendukung kegiatan persalinan di RS;
Memperhatikan secara maksimal ibu-ibu yang masuk ke dalam
risiko tinggi saat ANC dan risiko tinggi saat persalinan;
Menekankan pada koordinasi antar lembaga dan pelaku;
35. Rekomendasi Prinsip Sistem Rujukan:
1. Untuk mengurangi kematian ibu dan bayi diperlukan Sistem
Rujukan Maternal Neonanal yang jelas
2. Sistem rujukan harus dilengkapi dengan Manual Rujukan yang
bersifat lokal spesifik di tingkat kabupaten/kota.
3. Dalam Manual Rujukan harus tercantum dengan jelas sumber
pendanaan, baik untuk tindakan klinis maupun non klinis.
4. Manual Rujukan harus disertai dengan pengembangan sistem
informasi dan komunikasi, serta sistem transportasi.
5. Dalam menyusun Manual Rujukan Maternal Neonatal, harus
dibarengi dengan memperbaiki Pelayanan Ante Natal (ANC
berkualitas), Puskesmas PONED, dan RS PONEK
6. Pemberlakuan Manual Rujukan Maternal Neonatal dengan
Surat Keputusan Kepala Daerah
36. ANTENATAL BERKUALITAS
Trimester I (kunjungan 1 2 kali)
Riwayat penyakit, riwayat keluarga
penentuan resiko, penilaian kemungkinan komplikasi
perencanaan ANC selanjutnya
Trimester II (kunjungan 2 kali)
Penilaian pertumbuhan janin, kesejahteraan ibu
Deteksi pre eklampsia
Seleksi malformasi kongenital : USG 18 minggu
Seleksi diabetes gestational : 24 28 minggu
Trimester III (kunjungan 4 kali)
Penilaian pertumbuhan janin, kesejah-teraan ibu dan deteksi pre
eklampsia
Menilai persiapan persalinan, rumah sakit atau di rumah
Penilaian kesejahteraan janin pada 35 37 minggu
37. Pendekatan Risiko terhadap Asuhan Antenatal
Study di Zaire:
71% ibu mengalami persalinan macet tidak bisa diprediksikan
90% ibu yang diidentifikasi sebagai yang beresiko tidak pernah
mengalami komplikasi
PEMBELAJARAN:
Setiap wanita hamil mempunyai risiko komplikasi dan harus mempunyai
akses terhadap asuhan ibu bersalin yang berkualitas.
Wanita yang masuk dalam kelompok dengan risiko rendah bisa saja
mengalami komplikasi.
Tidak ada jumlah penapisan yang bisa membedakan wanita mana saja
yang akan membutuhkan asuhan kegawatdaruratan dan mana saja
yang tidak memerlukan asuhan semacam itu.
SETIAP WANITA HAMIL HARUS DIDAMPINGI
38. PENDEKATAN KELUARGA
Cara kerja Puskesmas yg tdk hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di DLM GEDUNG, melainkan juga LUAR GEDUNG dg
mengunjungi KELUARGA di wilayah kerjanya (tdk hanya
mengandalkan UKBM yg ada)
Pendekatan pelayanan yg mengintegrasikan UKP & UKM
Secara berkesinambungan
Dgn target keluarga
Didasari data & informasi dari profil kes keluarga
TUJUAN:
1. Meningkatkan akses keluarga thd pelayanan kes yg
komprehensif
2. Mendukung pencapaian SPM kab/kota & SPM Provinsi
3. Mendukung pelaksanaan JKN
4. Mendukung tercapainya program Indonesia Sehat
38
40. TENAGA KESEHATAN:
PENGUATAN SISTEM RUJUKAN MATERNAL
NEONATAL
SUPERVISI FASILITATIF
AUDIT MATERNAL NEONATAL
MEMANFAATKAN DANA JAMPERSAL DAN
RTK
PENDAMPINGAN IBU HAMIL
BAGAIMANA UPAYA SEKARANG DAN KEDEPAN
PENINGKATAN MUTU LAYANAN KESEHATAN
MENUJU SEHAT SEMUA RAKYAT
41. PEMDA DAN MASYARAKAT:
MEMANTAU IBU HAMIL SEBELUM DAN SETELAH
BERSALIN DARI TINGKAT DESA SAMPAI RUJUKAN KE
RUMAH SAKIT DILAKUKAN BERBAGAI PIHAK
PENDAMPINGAN IBU HAMIL OLEH KADER DAN BIDAN
DESA
PENGGUNAAN DANA DESA SECARA EFISIEN DAN
TEPAT GUNA
KEBIJAKAN PEMDA UNTUK PELAKSANAAN KEGIATAN
INOVASI DALAM MENURUNKAN KEMATIAN IBU DAN
BAYI
BAGAIMANA UPAYA SEKARANG DAN KEDEPAN
PENINGKATAN MUTU LAYANAN KESEHATAN MENUJU
SEHAT SEMUA RAKYAT
42. MODEL PENDAMPINGAN
Tujuan partisipasi komunitas sbg pendamping
Perlu Buku saku pendamping
Siapa yg ditunjuk sebagai pendamping
Rasio pendamping 1 vs 2 bumil ( atau... Disesuaikan )
Pengetahuan utk pendamping Penjab Dinkes Kab/Kota
Jalin kerjasama dgn Pusk setempat sediakan daftar tilik
Pendamping akan dapat data informasi Pusk/Kec/Desa sesuai lokasi ibu hamil (by
identitas)
Pendamping sebagai penghubung ibu hamil dan Puskesmas
Pendamping harus memastikan bhw ibu hamil bersedia didampingi
Mengingatkan bumil menjalankan keg di kartu pengingat bumil
Peran pendamping memantau bumil sesuai daftar tilik kartu pengingat selama
kehamilan.
Pendamping melaporkan ke pusk jika ada bumil tdk menjalankan keg sesuai yg ada
didaftar tilik
Pusk akan melakukan tindakan utk memastikan agar bumil menjlnkan keg sesuai
daftar tilik kartu pengingat bumil
Program berjalan baik jika bumil mampu menjalankan seluruh keg.dalam daftar tilik
kartu pengingat dgn baik
43. DAFTAR TILIK
PENDAMPING
KETERANGAN
NAMA
TTP
ALAMAT
KEHAMILAN KE
NAMA FASILITAS PUSK. A , RS.. Bidan C, dokter D
ALAMAT
NO TELP
PERIKSA KEHAMILAN
(v) BILA Ibu periksa hamil ke fasyankes atau ke
bidan/dokter serta buat tanggalnya
MINUM TTD
(v) BILA ibu memimun tablet tambah
darah setiap hari
SIAP DANA
SIAPKAN KENDARAAN
TENTUKAN TEMP PERSALINAN
INFO TANDA BAHAYA
HUBUNGI TEMPAT PERSALINAN
PENGGUNAAN KONTRASEPSI
KELAS IBU HAMIL
PERIKSA NIFAS
IDENTITAS IBU HAMIL
TEMPAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN/PENOLONG PERSALINAN
HAL-HAL YANG PERLU DI INGATKAN
UNTUK PENDAMPING
44. KETERANGAN
NAMA Isi nama pendamping
ALAMAT
NAMA FASILITAS
isi nama faskes tempat pemeriksaaan
mis.nya :PUSK. A , RS.. Bidan C, dokter D
ALAMAT
NO TELP
PERIKSA KEHAMILAN (v) BILA Ibu periksa hamil ke fasyankes atau ke
bidan/dokter serta buat tanggalnya
MINUM TTD
(v) BILA ibu memimun tablet tambah
darah setiap hari
SIAP DANA
SIAPKAN KENDARAAN
TENTUKAN TEMP PERSALINAN
INFO TANDA BAHAYA
Di isis bila ibu telah membaca tanda
bahaya saat hamil bersalin dan nifas
HUBUNGI TEMPAT PERSALINAN
PENGGUNAAN KONTRASEPSI
(V) bila ibu telah ada rencana utk
menggunakan kontrasepsi stlh persalinan
KELAS IBU HAMIL (V) Bila ibu telah mengikuti kelas ibu
PERIKSA NIFAS
TEMPAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN/PENOLONG PERSALINAN
HAL-HAL YANG SUDAH DILAKUKAN
UNTUK IBU HAMIL
IDENTITAS PENDAMPING DAFTAR TILIK
IBU HAMIL
45. NAMA PENDAMPING
Isi nama pendamping
ALAMAT
NO No urut Bumil
NAMA IBU Nama Bumil
ALAMAT
USIA KEHAMILAN
Usia kehml.an ibu saat sekali kontak dgn
pendamping
PERIKSAAN KEHAMILAN
(v) pada Trimester dimana ibu hamiltelah
melakukan pemeriks
PUSKESMAS Nama Pusk tempat Bumil tinggal
KEPESERTAAN DALAMKELAS IBU
HAMIL
RENCANA TEMP PERSALINAN
PERSALINAN
Tempat Bersalin : Nama Faskes saat
persalinan atau peneolong persalinan
KONTRASEPSI yang dipakai
(V) bila ibu telah ada rencana utk
menggunakan kontrasepsi stlh persalinan
PERIKSAAN NIFAS
Diisi, dimana ibu sudah melakukan
pemeriksaan nifa
REKAPITULASI IBU HAMIL YANG DI DAMPINGI
REKAP YANG
DIDAMPINGI
KOLOM INPUT DISKUSI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Dst..
46. CONTOH KARTU KENDALI/PENGINGAT
NAMA :
ALAMAT : Jln......
Kec.......
NAMA :
ALAMAT :
NO TELP :
TW1 TW2 TW3
8. Penggunaan Kontrasepsi
9. Mengikuti Kelas Ibu hamil
10. Periksa Nifas
HALPENTING YANG PERLU DI INGATKAN
KARTU PENGINGAT BUMIL SEHAT
BAGI PENDAMPING
IDENTITAS IBU HAMIL
3. Siapkan dana /Jaminan
4. Siapkan kendaraan
5. Tentukan tempat persalinan
1. Periksa kehamilan
6. Info tanda bahaya
7. Hubungi tempat persalinan
2. Minum Tablet Tambah Darah (TTD)
KEGIATAN
Tanggal Perkiraan Persalian (TTP)
Kehamilan ke.......
Kelurahan..................
Kab/Kota.....................
TEMPAT PERIKSA HAMIL/PENOLONG PERSALINAN
NAMA :
ALAMAT : Jln......
Kec.......
NAMA :
ALAMAT :
NO TELP :
TW1 TW2 TW3
6. Info tanda bahaya
7. Hubungi tempat persalinan
8. Penggunaan Kontrasepsi
9. Mengikuti Kelas Ibu hamil
10. Periksa Nifas
KEGIATAN
1. Periksa kehamilan
2. Minum Tablet Tambah Darah (TTD)
3. Siapkan dana /Jaminan
4. Siapkan kendaraan
5. Tentukan tempat persalinan
Kab/Kota.....................
TEMPAT PERIKSA HAMIL/PENOLONG PERSALINAN
HALPENTING YANG PERLU DI INGATKAN
KARTU PENGINGAT BUMIL SEHAT
BAGI IBU
IDENTITAS IPENDAMPING
Kelurahan..................
47. 47
Tugas kita bukanlah untuk berhasil.
Tugas kita adalah untuk mencoba,
karena di dalam mencoba itulah kita
menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil
(Mario Teguh)
TERIMA KASIH
Editor's Notes
#14: Salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh ibu, keluarga, dan masyarakat adalah tanda bahaya pada kehamilan. Hal ini sangat penting dalam perilaku pencarian pertolongan pada saat kegawatdaruratan obstetri neonatal ke sarana kesehatan.
Secara nasional, ibu yang mendapat penjelasan tentang tanda bahaya persalinan masih rendah. Dengan kondisi seperti ini, dikhawatirkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan reproduksi masih rendah.
#31: Pemilihan rumah (RTK) yang dekat dengan fasilitas kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan ibu untuk bersalin.
Sewa rumah/ ruangan untuk 12 bulan (1 tahun)
Biaya operasional rumah selama 12 bulan (1 tahun)
Biaya Konsumsi untuk 2 orang (ibu dan nakes/pendamping/keluarga) selama 5 hari di rumah tunggu kelahiran
Ongkos transport diberikan untuk 3 orang yaitu ; nakes, ibu dan pendamping ibu selama di rumah tunggu kelahiran