ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Page 1 of 2
RESENSI BUKU
THE SWORDLESS SAMURAI
Buku The Swordless Samurai ini membawa kita kedalam dimensi
kepemimpinan yang unik, karena gaya pemimpin yang merakyat dan dimulai
dari titik 0 sebagai rakyat jelata menuju ke titik tertinggi Jepang saat itu
sebagai tokoh yang menyatukan Jepang pada saat perang antar klan.
Dalam buku ini terdiri dari 10 Bab utama dan dalam setiap bab nya ada bibit
bibit utama kepemimpinan yang bisa diambil, berikut adalah 10 bibit yang
saya ambil dari buku ini.
BAB 1 - Namaku Toyotomi Hideyoshi
" Tapi mereka yang punya aspirasi untuk memimpin mula mula harus belajar
melayani " Dari sinilah kita mulai perjalanan dengan cara melayani terlebih dahulu,
tidak mudah untuk konsisten dalam pelayanan apalagi kita yang terlahir lebih dari
cukup. Yang sering dilayani dari pada melayani, pola pikir dan sikap kita harus
berubah dan menerima kenyataan bahwa pemimpin itu dasarnya adalah melayani.
BAB 2 - Melayani Lord Nobunaga
" Siapa yang akan kau pilih sebagai pemimpinmu? " Ini pertanyaan mendasar untuk
kita dalam melayani pemimpin kita, Hideyoshi memilih Lord Nobunaga sebagai
pemimpinnya karena visi yang kuar dan terfokus pada masa depan, yaitu Jepang
yang bersatu. Kita harus sadar bahwa pemimpin yang diharapkan adalah yang
menginspirasi harapan dan kepercayaan diri pengikutnya. Jika kita melayani
pemimpin seperti itu lakukan dengan seluruh kekuatanmu demi tugas yang
diberikan oleh pemimpinmu.
BAB 3 - Benteng Kiyoshu
"Pelihara Asetmu yang paling berharga - jaringan personal"
Kita tidak akan tau kapan kolega dibutuhkan atau tidak, kita tidak akan menyangka
peluang untuk kita melesat akan datang. Tetap jalin komunikasi antar teman dekat
ataupun jauh, baru ataupun lama dan pastikan jika kita membutuhkan bantuan
mereka persiapkan sematang mungkin rencana mu, berani bertindak dan apresiasi
pekerjaan yang dilakukan bersama dengan kolega kita.
IDENTITAS BUKU
 Judul Buku: The Swordless
Samurai, pemimpin legendaris
Jepang Abad XVI
 Nama Pengarang: Kitami Masao
 Nama Penerbit: Pustaka Inspira
 Ketebalan Buku: 262 halaman
 Tahun Terbit: Oktober 2013
 Cetakan: Kedua
PLUS & MINUS
Buku ini sangat menyenangkan
untuk dibaca dan tidak sulit
memahami setiap cerita dan
makna yang terkandung
didalamnya.
Kelemahan buku ini kurangnya
gambar atau visual dr keadaan
abad ke XVI.
Page 2 of 2
BAB 4 - Memimpin di Saat Kritis
" Mungkin kau merasa ini sulit dipercaya, tapi keadaan
darurat memberikan kesempatan yang terbaik untuk
memimpin. Biarkan krisis menjadikanmu seorang
pemimpin! " Kalimat diatas sangat mudah di baca dan
diucapkan, tetapi implementasinya tidak mudah. Jangan
berpikir akan kehilangan yang besar pada saat darurat,
biarkan apa yang terjadi menuntun hidup kita, berikan
apa yang kamu mampu dan percayakan selanjutnya
kepada Tuhan.
BAB 5 - Pemimpin yang Kuat
" Pemimpin yang sesungguhnya memahami tindakan
mereka harus ditentukan oleh integritasnya. Untuk
menarik pengikut, lakukanlah ketulusan. Hargai
komitmenmu. "Tindakan seorang pemimpin dilihat dari
apa yang diucapkan dan bagaimana mewujudkan
komitmen, kadang tertutup oleh ego, kesombongan,
dan nafsu. Saat komitmen itu terucap jangan hanya
mengharapkan hak saja, tapi kewajiban atas komitmen
harus dituntaskan.
BAB 6 - Mengepung Benteng Miki
" Pemimpin mana yang sama sekali tidak belajar apa -
apa dari pengikutnya? " Mendengarkan suara dari
bawah dengan hati yang lapang dan siap untuk di kritik,
karena gengsi bisa membunuh seorang pemimpin.
Kesetiaan seorang pelayan bisa didapat, tetapi tidak
akan pernah bisa dibeli. untuk meraihnya perlakukan
pengikutmu sebagai keluarga.
BAB 7 - Tujuh Tombak
" Hadiah paling berharga di dapatkan seorang
pemimpin adalah kepuasan dalam membangkitkan
kinerja terbaik timnya. Pemimpin yang baik tidak
mendemonstrasikan kehebatan diri sendiri, tapi
menunjukan kepada pengikutnya bahwa mereka bisa
menjadi hebat!" kutipan yang jelas atas kepuasan
seorang pemimpin
BAB 8 - Teman dan Keluarga
" Pemimpin yang tahu diri akan mencari nasihat bijak
untuk meyakinkan efektivitas akan terus berlangsung
dan keputusan - keputusannya memang tepat. "
Kebijaksanaan dalam mendengarkan saran dari orang
terdekat, orang yang tidak sependapat dan orang yang
lebih hebat dari padamu akan membantu dalam
menjalankan roda kepemimpjnan yang efektif.
BAB 9 - Wakil Kaisar
"Untuk membangun sebuah organisasi, temukan
Rahasia Sumber Daya Manusia. Mencari bukan
meminta, menugaskan bukan melatih."
Rahasia ini akan mendukung kita dalam mencari orang
yang tepat dengan mengamati organisasi, dan
memberikan tugas spesifik, tunjukan kepada mereka
bagaimana pekerjaan yang berhasil. Lalu peruntahkan
mereka untuk mulai bekerja.
BAB 10 - Kekuasaan yang Melenakan
" Jangan manjakan diri kelawat batas "
" Waspada akan kesombongan "
" Jangan Pamer "
" Bersikap tegas untuk menghindari pertikaian "
" Kekang Obsesimu "
Dari hal hal negatif yang menyebabkan mabok
kekuasaan akan menyebabkan kau jauh dr
keberuntungan dan diajuhi kebenaran. Kontrol selalu
diri sendiri, cambuk selalu diri sendiri, dan refleksikan
diri sendiri
 Resensi By : Moses Sahala Halomoan Panjaitan, 30 Juni 2017

More Related Content

Resensi Buku - The Swordless Samurai

  • 1. Page 1 of 2 RESENSI BUKU THE SWORDLESS SAMURAI Buku The Swordless Samurai ini membawa kita kedalam dimensi kepemimpinan yang unik, karena gaya pemimpin yang merakyat dan dimulai dari titik 0 sebagai rakyat jelata menuju ke titik tertinggi Jepang saat itu sebagai tokoh yang menyatukan Jepang pada saat perang antar klan. Dalam buku ini terdiri dari 10 Bab utama dan dalam setiap bab nya ada bibit bibit utama kepemimpinan yang bisa diambil, berikut adalah 10 bibit yang saya ambil dari buku ini. BAB 1 - Namaku Toyotomi Hideyoshi " Tapi mereka yang punya aspirasi untuk memimpin mula mula harus belajar melayani " Dari sinilah kita mulai perjalanan dengan cara melayani terlebih dahulu, tidak mudah untuk konsisten dalam pelayanan apalagi kita yang terlahir lebih dari cukup. Yang sering dilayani dari pada melayani, pola pikir dan sikap kita harus berubah dan menerima kenyataan bahwa pemimpin itu dasarnya adalah melayani. BAB 2 - Melayani Lord Nobunaga " Siapa yang akan kau pilih sebagai pemimpinmu? " Ini pertanyaan mendasar untuk kita dalam melayani pemimpin kita, Hideyoshi memilih Lord Nobunaga sebagai pemimpinnya karena visi yang kuar dan terfokus pada masa depan, yaitu Jepang yang bersatu. Kita harus sadar bahwa pemimpin yang diharapkan adalah yang menginspirasi harapan dan kepercayaan diri pengikutnya. Jika kita melayani pemimpin seperti itu lakukan dengan seluruh kekuatanmu demi tugas yang diberikan oleh pemimpinmu. BAB 3 - Benteng Kiyoshu "Pelihara Asetmu yang paling berharga - jaringan personal" Kita tidak akan tau kapan kolega dibutuhkan atau tidak, kita tidak akan menyangka peluang untuk kita melesat akan datang. Tetap jalin komunikasi antar teman dekat ataupun jauh, baru ataupun lama dan pastikan jika kita membutuhkan bantuan mereka persiapkan sematang mungkin rencana mu, berani bertindak dan apresiasi pekerjaan yang dilakukan bersama dengan kolega kita. IDENTITAS BUKU  Judul Buku: The Swordless Samurai, pemimpin legendaris Jepang Abad XVI  Nama Pengarang: Kitami Masao  Nama Penerbit: Pustaka Inspira  Ketebalan Buku: 262 halaman  Tahun Terbit: Oktober 2013  Cetakan: Kedua PLUS & MINUS Buku ini sangat menyenangkan untuk dibaca dan tidak sulit memahami setiap cerita dan makna yang terkandung didalamnya. Kelemahan buku ini kurangnya gambar atau visual dr keadaan abad ke XVI.
  • 2. Page 2 of 2 BAB 4 - Memimpin di Saat Kritis " Mungkin kau merasa ini sulit dipercaya, tapi keadaan darurat memberikan kesempatan yang terbaik untuk memimpin. Biarkan krisis menjadikanmu seorang pemimpin! " Kalimat diatas sangat mudah di baca dan diucapkan, tetapi implementasinya tidak mudah. Jangan berpikir akan kehilangan yang besar pada saat darurat, biarkan apa yang terjadi menuntun hidup kita, berikan apa yang kamu mampu dan percayakan selanjutnya kepada Tuhan. BAB 5 - Pemimpin yang Kuat " Pemimpin yang sesungguhnya memahami tindakan mereka harus ditentukan oleh integritasnya. Untuk menarik pengikut, lakukanlah ketulusan. Hargai komitmenmu. "Tindakan seorang pemimpin dilihat dari apa yang diucapkan dan bagaimana mewujudkan komitmen, kadang tertutup oleh ego, kesombongan, dan nafsu. Saat komitmen itu terucap jangan hanya mengharapkan hak saja, tapi kewajiban atas komitmen harus dituntaskan. BAB 6 - Mengepung Benteng Miki " Pemimpin mana yang sama sekali tidak belajar apa - apa dari pengikutnya? " Mendengarkan suara dari bawah dengan hati yang lapang dan siap untuk di kritik, karena gengsi bisa membunuh seorang pemimpin. Kesetiaan seorang pelayan bisa didapat, tetapi tidak akan pernah bisa dibeli. untuk meraihnya perlakukan pengikutmu sebagai keluarga. BAB 7 - Tujuh Tombak " Hadiah paling berharga di dapatkan seorang pemimpin adalah kepuasan dalam membangkitkan kinerja terbaik timnya. Pemimpin yang baik tidak mendemonstrasikan kehebatan diri sendiri, tapi menunjukan kepada pengikutnya bahwa mereka bisa menjadi hebat!" kutipan yang jelas atas kepuasan seorang pemimpin BAB 8 - Teman dan Keluarga " Pemimpin yang tahu diri akan mencari nasihat bijak untuk meyakinkan efektivitas akan terus berlangsung dan keputusan - keputusannya memang tepat. " Kebijaksanaan dalam mendengarkan saran dari orang terdekat, orang yang tidak sependapat dan orang yang lebih hebat dari padamu akan membantu dalam menjalankan roda kepemimpjnan yang efektif. BAB 9 - Wakil Kaisar "Untuk membangun sebuah organisasi, temukan Rahasia Sumber Daya Manusia. Mencari bukan meminta, menugaskan bukan melatih." Rahasia ini akan mendukung kita dalam mencari orang yang tepat dengan mengamati organisasi, dan memberikan tugas spesifik, tunjukan kepada mereka bagaimana pekerjaan yang berhasil. Lalu peruntahkan mereka untuk mulai bekerja. BAB 10 - Kekuasaan yang Melenakan " Jangan manjakan diri kelawat batas " " Waspada akan kesombongan " " Jangan Pamer " " Bersikap tegas untuk menghindari pertikaian " " Kekang Obsesimu " Dari hal hal negatif yang menyebabkan mabok kekuasaan akan menyebabkan kau jauh dr keberuntungan dan diajuhi kebenaran. Kontrol selalu diri sendiri, cambuk selalu diri sendiri, dan refleksikan diri sendiri  Resensi By : Moses Sahala Halomoan Panjaitan, 30 Juni 2017