1. Identitas Film
Judul Resensi
: Cinta Sejati
Judul Film
: Habibie & Ainun
Sutradara
: Faozan Rizal
Editing
: Wawan I Wibowo
Rumah Produksi
: MD Entertainment
Tahun Pembuatan
: Pertama, 2012
Durasi
: 2 jam, 35 detik
Film ini menceritakan tentang percintaan mantan Presiden
Republik Indonesia B.J Habibie dengan istri beliau
almarhumah Ainun Habibie menjadi topik istimewa. Film berjudul Habibie & Ainun yang
diangkat dari buku biografi yang ditulis sendiri oleh Habibie ini memang memiliki cerita yang
sangat romantis. Dimulai dengan bertemunya kembali Habibie dengan Ainun di kediaman
keluarga Besari (Keluarga Ainun) setelah hampir 7 tahun tidak bertemu. Pertemuan malam Idul
Fitri itu menyisakan kenangan rindu bagi Habibie muda akan pandangan mata menyejukkan
yang diberikan oleh Ainun muda kala itu. Proses pertunangan dan pernikahan yang cukup cepat,
namun dilakukan dengan kepastian jiwa dan kekuatan cinta yang murni, suci, sejati, sempurna
dan abadi serta keyaninan bahwa Allah SWT selalu akan menemani, memungkinkan keduanya
yakin untuk bersama-sama.
Film Habibie & Ainun menceritakan seorang pemuda genius ahli pesawat terbang
bernama Rudy Habibie yang diperankan oleh Reza Rahadian yang mempunyai mimpi mulia
dengan membuat sebuah truk terbang untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. Sedangkan lawan
mainnya yaitu seorang gadis cantik bernama Ainun yang diperankan oleh Bunga Citra Lestari
(BCL) adalah seorang dokter muda yang sangat cerdas dengan masa depan karir yang cemerlang.
Dua sahabat SMP ini bertemu lagi di kota Bandung pada tahun 1962. Seketika itu Habibie jatuh
cinta kepada Ainun yang baginya memiliki raut wajah semanis gula batok. Sedangkan Ainun
tidak hanya mencintai pemuda genius tersebut, namun percaya akan mimpi dan visi Habibie.
Akhirnya mereka berdua menikah dan terbang ke Jerman. Habibie dan Ainun tahu bahwa
mereka mempunyai mimpi yang besar dan tak mudah untuk mewujudkannya. Dinginnya udara
dan salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta benda serta kekuasaan
saat mereka kembali ke negeri tercinta mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu. Bagi
Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun bagaikan mata untuk melihat hidupnya sesuai arti kata
"ainun" sebenarnya yaitu mata. Sedangkan bagi Ainun, Habibie, pemuda jenius itu adalah
segalanya, pengisi cinta dan kasih dalam hidupnya. Namun setiap awal, setiap kisah memiliki
akhir, setiap mimpi mempunyai batas. Hingga pada suatu titik, cinta dua sejoli tersebut dikatakan
cinta sejati, cinta sehidup semati.
Dalam berakting, Reza Rahardian sangat mendalami ketika menjadi tokok seorang
mantan presiden BJ. Habibie mulai dari gesture hingga cara berbicaranya. Latar tempat asli yang
digunakan di beberapa adegan seolah mengingatkan kembali pada masa sejarah. Dan tokoh
habibie merupakan bagian besar dari sejarah tersebut
Film ini sangat bagus untuk diluncurkan di berbagai kalangan, karena rasa nasionalisme
yang dimiliki Habibie sangat besar untuk Indonesia dan perlu untuk dicontoh. Di dalam film ini,
dua pasangan yang dapat terbangun cintanya karena satu mimpi yang tak akan pernah mudah
tersampaikan. Ketika mereka berada di Jerman, mereka sangat mengabdi. Mulai dari merasakan
bagaimana dinginnya hidup di Jerman. Hingga suatu ketika, Habibie pulang kuliah dan beliau
tidak mmempunyai uang untuk kembali ke rumahnya. Beliau pulang dengan jalan kaki ditengah
dinginnya salju hingga sepatu beliau berlubang. Tak jadi masalah baginya dibandingkan mimpi –
mimpinya yang belum terwujud. Godaan harta dan kekuasaan saat mereka kembali ke Indonesia
mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu. Ketika Ainun sangat menginginkan kembali ke
2. Indonesia, keinginannya tidak bisa terwujud karena tidak dapat izin dari Indonesia. Hingga
akhirnya Ainun menjadi seoarng dokter di salah satu rumah sakit di Jerman. Setelah Ainun
menjadi dokter, Habibie mendapat panggilan untuk kembali ke Indonesia. Mereka saling
mnedukung satu sama lain dengan tiap – tiap pekerjaan yang dimiliki. Jarak tidak jadi masalah
bagi mereka. Saling percaya adalah pedoman yang mereka miliki hingga semua mimpinya
tercapai. Sampai pada akhirnya mimpi mereka untuk kembali ke Negara asal dapat teruwujud
dimana di Negara asal mereka kembali berjuang untuk memajukan bangsa Indonesia.
Semakin terlihat nyata film ini dengan penerbangan pesawat pertama yang diimpikan
Habibie, dihadiri pak Soaharto dan ibu Tien. Tidak hanya kisah cinta mereka, pemilik nama
lengkap Bachrudin Jusuf Habibie ini di hadapkan pada suatu titik dimana beliau harus
menghadapi intrik politik yang merupakan bagian dari terwujudnya mimpi Beliau ketika sudah
menjadi seorang Menteri. Semakin terlihat nyata Setelah intrik politik berhasil diselesaikan
dengan berbagai dukungan dari sang istri, Ainun, baliau diangkat menjadi seorang Wakil
Presiden dari Presiden Soeharto. Pada saat Habibie menjadi Wakil Presiden, terjadi inflasi yang
sangat besar – besaran di Indonesia. Hingga pada akhirnya pak Soeharto mengundurkan diri dari
jabatan Presiden yang digantikan oleh Habibie. Habibie kembali berjuang untuk mengatasi
inflasi yang terjadi di Indonesia. Dukungan dari seorang istri yang berjuang dengan kanker
ovariumnya, teratasilah inflasi tersebut dengan terbukanya Bank Mata pada tahun 1999.
Pada suatu ketika Habibie mengetahui bahwa istrinya, ainun mengalami kanker ovarium,
beliau kembali berjuang. Berjuang menyelamatkan nyawa sang istri. Kanker ovarium tidak
memisahkan mereka. Habibie sangat setia berada di samping sang istri di etngah sakitnya beliau,
Ainun. Beberapa operasi telah dijalani. Tapi apa daya kanker sudah menyebar ke seluruh tubuh.
Sampai pada akhirnya nyawa seorang istri tak dapat tertolong lagi. Film ini disajikan sangat
menggugah semangat untuk peduli terhadap orang lain. Tidak hanya kepentingan diri sendiri.
Selain memiliki kelebihan, adapun kekurangan dari film ini. Boleh disebutkan bahwa
Bunga Citra Lestari yang menjadi tokoh Ainun kurang mengimbangi Reza Rahardian yang
begitu mendalami menjadi tokoh Habibie. Kostum yang digunakan masih sangat terlihat modern.
Mobil yang digunakan habibie ketika silaturahmi hari raya idul fitri ke rumah ainun terlihat
sangat bagus. Barang – barang yang ada di dalam rumah Habibie ketika beliau sudah menjadi
soerang menteri juga sangatlah modern. Adapun make up yang digunakan oleh Ainun terlihat
sangat menawan, tidak memperlihatkan pada zaman dahulu.
Sedikit kecewa pada penampilan Habibie dan Ainun yang tetap awet muda meski
pernikahan mereka sudah berjalan hampir setengah abad lamanya. Sulit rasanya membayangkan
manusia berusia 70 tahun dengan fisik layaknya 40 tahun. Entahlah, ini mungkin hanya karena
Habibie adalah tokoh yang sudah dikenal luas oleh masyarakat sehingga penonton
mengharapkan adanya kemiripan fisik antara Habibie versi film dengan Habibie yang
sebenarnya. Tio Pakusadewo yang hadir sekilas memerankan sosok pak Harto juga kurang pas
gesture-nya, menurut saya hanya rambut belakangnya saja yang mirip. Memang di dalam film
terlihat rambut dari Habibie beruban ketika usianya sudah beranjak tua, tetapi pada selanjutnya
kembali hitam. Sangat terlihat bahwa sangat kurang dalam penyesuaian fisik dengan umur.
Ainun yang terkena kanker ovarium dan sangat parah tidak menunjukkan cirri – cirri
sebagaimana mestinya orang yang terserang penyakit kanker. Terlihat ketika detik – detik
meninggalnya Ainun, mata seorang Ainun begitu bening tidak seperti orang terkena kanker.
Begitu pula dari bibirnya yang masih terlihat sehat. Tidak ditunjukkan pula dalam film ini
bagaimana Habibie menjalani hidupnya tanpa Ainun.