Film ini menceritakan daya imajinasi dan fantasi sensualitas dari sudut pandang seorang anak laki-laki berumur 10 tahun terhadap wanita pujaan hatinya.
1 of 6
More Related Content
Resensi film "Maleena"
1. Production Released
Status:
Logline: The story of a young WWII widow whose beauty bewitches every male she comes in
contact with.
Genres: Art/Foreign, Drama, Romance and Adaptation
Running Time: 1 hr. 46 min.
Release Date: December 25, 2000 Limited
MPAA Rating: R for sexuality/nudity, language and some violence.
Production Medusa Film
Co.: Pacific Pictures
Interactive SpA, Cinecitta Studios, DYTE s.r.l., tvt postproduction
Penta Studios
Penta Studios
AMIT Orchestra
Consorzio Studio 16
Italo Cameracanna
Studios: (United States): Miramax Films
U.S. Box $3,429,045
Office:
Filming Sicily, Italy
Locations: Morocco
Produced in: United States
Judul : MALENA
Pemain :
Monica Bellucci, Giuseppe Sulfaro, Luciano Federico, Matilde Piana,
Pietro Notarianni, Gaetano Aronica
Skenario : Giuseppe Tornatore
Sutradara : Giuseppe Tornatore
Genre : Drama/Roma
Bahasa : Italian/Latin
Distributor : Miramax
1. RESENSI FILM
Film Malena Di kemas dalam bahasa Italia ini berkisah tentang dua pribadi. Kehidupan dan pribadi
mereka saling mempengaruhi perjalanan hidup masing-masing. Bingkainya adalah suasana Perang Dunia
II. Lalu jalinan cinta, rasa kehilangan yang dicampur dengan kisah persahabatan pun terhidang. Pelan,
tapi penuh makna dan gelombang.
Malena (Monica Belucci), wanita muda yang cantik dan mempesona, telah
ditinggal suaminya dalam usia muda. Suaminya adalah tentara yang dikirim ke medan
perang dan akhirnya dikabarkan meninggal di medan perang dan tak pernah kembali.
Malena sangat anggun dan terlalu sadar akan kecantikannya. Ia gunakan kecantikannya
itu untuk memikat pria saat ia melintas di kota kecil di Italia. Tak hanya pria dewasa
yang memandang Malena penuh kekaguman, bahkan sekelompok 'anak baru gede'
juga memandang wanita ini dengan perasaan tak menentu. Salah satu yang sangat
2. terpengaruh adalah Renato Amaroso (Giuseppe Sulfaro), anak laki-laki berusia belasan
tahun (tepatnya 12,5 tahun pada musim semi tahun 1940, bertubuh kurus dan cebol
(sebutan untuk Renato) yang diam-diam selalu membuntuti Malena dengan sepedanya.
Renato tak hanya mengagumi kecantikan Malena. Ia begitu terobsesi dengan
kemolekan Malena.
Bersama teman-temannya, ia menunggu Malena di muka pintu rumah Malena.
Pertumbuhan Renato menjelang dewasa menjadi sentral kisah ini. Kebadungan kanak-
kanak Renato berbaur dengan reaksi hormonalnya yang sedang berangkat dewasa.
Renato bersedia mengantarkan koran untuk Malena, sekadar untuk dapat bicara
padanya.
Setiap kali Renato bertemu dan memandang Renato selalu berfantasi dengan
dunianya sendiri, entah itu mencium Malena atau yang lain. Lewat proses panjang
cinta platonik, Renato berhasil mengenali Malena apa adanya. Renato bisa merasakan
betapa terlukanya Malena, saat datang kabar kematian suaminya. Lama Malena
menanti, tapi di ujung penantian, ia justru harus menuai sepi dan kepedihan. Apalagi
kemudian wanita kota kecil yang gemar akan rumor ini menghukum Malena hanya
karena ia cantik. Sementara kaum pria di kota itu mengambil keuntungan dari
kesedihan Malena. Singkat cerita akhirnya Malena menjadi bulan-bulanan masyarakat,
dihakimi sendiri oleh masyarakat, karena mereka menggangap dia adalah gundik yang
sangat menggangu. Malena pergi ke sebuah negeri dan akhrnya diujung cerita malena
menemukan suaminya yang dikabarkan telah meninggal.Malena kembali ke daerah
asal dan warga yang semula mencemooh akhirnya bersikap baik dengan Malena.
2. Plot
Alur film ini mengarah pada alur mundur, karena disini Renato menceritakan kembali
tentang perjalanan kisahnya mengagumi Malena. Dari mulai awal dia mengenal
Malena sampai dapat menyapa Malena. Pada awal film terdapat kata-kata, waktu itu
umurku baru 12,5 di musim semi tahun 1940, saat aku melihat dia.
3. Penokohan1. Malena
Sosok wanita pujaan semua laki-laki, karena kecanyikan dan keseksiannya, sayang
terhadap ayahnya. Sayangnya ketika orang-orang yang di cintai pergi
meninggalkan dia dan badai menerpa hidupnya, Malena tak tahan dan lebih
memilih jalan pintas untuk hidupnya, yaitu menjadi seorang gundik.
2. Renato
Sosok anak 12,5 tahun yang ingin segera dewasa, tidak mau dianggap remeh oleh teman-temannya.
Seorang yang setia untuk orang yang dipujanya, naluri hormone yang cukup tinggi untuk usia anak se
Renato.
3. Ayah Renato
Sosok ayah yang sangat keras terhadap anaknya, tetapi sangat sayang kepada
Renato. Tidak percaya hal-hal mistis. Mengajari Renato untuk menjadi dewasa
3. 4. Ibu Renato
Seorang penakut, sabar dan percaya terhadap hal-hal mistis
5. Suami Malena
Pribadi yang lapang, dapat menerima keadaan pasangannya apa adanya. Setia.
6. Teman-teman Renato (Agustino, Pine, Nicole, Sasa, Tanino)
Berwatak keras, dan yang ada dipikiran mereka hanya sex, bagaimana bisa mereka
mencumbu Malena.
2. PENDAPAT PARA AHLI
Sinopsis
Renato berusia 12.5 tahun. Dia adalah sosok anak remaja laki-laki yang ingin mencoba
untuk menjadi dewasa diusianya yang masih belia. Saat itu, dia belum diterima oleh
lingkungan pergaulannya. Sepeda baru yang dimilikinya telah memberinya sedikit
harapan, hingga akhirnya Renato diterima oleh teman-temannya. Mereka adalah Pine,
Nicola, Agostino, Tonimo, dan Sasa. Mulai saat itulah ia melihat dan bertemu dengan
sosok cantik nan sexy idaman semua pria Itali, ia adalah Malena. Setiap hari ia mengikuti
langkah sexy Malena kemanapun dia pergi. Namun sayangnya keberanian yang dimiliki
Renato sangat kecil, sehingga ia hanya bisa berfantasi tentang gadis pujaannya itu. Hampir
setiap malam ia membayangkan wajah cantik Malena dan ingin memuaskan nafsu
birahinya dengan jalan Onani. Kebiasaan itu telah membuat dia menjadi sadomasokis (sex
menyimpang). Dari hari ke hari Malena selalu dipergunjingkan oleh masyarakat, apalagi
setelah suami Malena diberitakan meninggal. Dia dianggap sebagai gundik yang melayani
banyak pria berhidung belang. Setiap kali Renato mendengar pembicaraan orang tentang
Malena, Renato langsung menghina orang itu dengan cara meludah di air minumnya,
kencing ditasnya, hingga memecahkan kaca rumahnya. Renato tidak rela kalau sang
pujaan hati diperlakukan seperti itu. Lama kelamaan wanita-wanita didaerah itu merasa iri
karena suami mereka telah tergoda oleh kesexyan Malena. Akhirnya para wanita itu
menganiaya Malena dengan sangat keji, diseret, dicambuki, dicacimaki, ditelanjangi,
sampai dicabik-cabik dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sungguh anarkis, hingga
Renato merasa sangat iba. Sayangnya Renato tak bisa berbuat apa-apa. Setelah kejadian itu
Malena diusir oleh masyarakat dan ia pun memutuskan untuk pindah ke kota lain,
Messina. Beberapa hari setelah Malena pergi, anggapan masyarakat tentang suami Malena
yang meninggal itu salah, Nino Scordia masih hidup walaupun tangan kanannya bunting.
Ia datang kembali ke kota dimana Malena tinggal tapi nyatanya Nino tak menemukan
istrinya. Bebagai cara untuk mencari informasi tentang keberadaan istrinya telah
dilakukan, namun tak berhasil apa-apa. Ia malah dicela oleh orang-orang. Hingga
akhirnya, Renato secara sembunyi-sembunyi memberikan secarik kertas yang menyatakan
bahwa Malena selalu setia dan hanya mencintai Nino Scordia. Surat itu juga
memberitahukan tentang keberadaan istrinya.
Setahun kemudian, Nino dan Malena kembali ke kota Custelcuto, kota yang dulu pernah
mereka tinggali. Serentak masyarakat terkejut melihat perubahan yang drastis terjadi pada
4. hubungan mereka yang terkesan mesra. Para wanita yang dulunya memfitnah dan
menganiaya Malena, kini mereka semua bersikap baik dan menyapa Malena dengan
sebutan Ny. Scordia.
Pro & Contra about the movie
Dalam suatu karya seni, hal yang lumrah ketika karya seni itu dipertontonkan kepada
khalayak, sedikit banyak pasti ada komentar-komentar yang positif dan negatif. Film ini
memang mengandung unsur sensualitas yang sangat tinggi, karena ada si cantik Malena
yang berperan apik dalam menunjang keberhasilan film ini. Contradiksi dalam film ini
terjadi ketika film ini beredar di negara-negara timur, seperti Indonesia contohnya.menurut
data yang didapati dari salah satu blog yang ada di internet yang mengatasnamakan
anggota MUI, film ini ditentang. MUI mengangap film ini menyajikan tayangan yang
menjerumuskan anak-anak usia remaja untuk berkembang ke arah yang negatif, yaitu ke
arah sex menyimpang.
Ada kontra tentu ada pula masyrakat yang melihat film ini dari kacamata yang
berbeda. Menurut Simone Ernestine Lucia Marie Bertnand seorang pakar feminisme, kita
tidak dapat melihat film ini dari kacamata minus saja, tapi kita juga harus melihat apa isi
pesan yang akan disampaikan lewat film ini.. Inilah pesan yang ingin disampaikan film
Malena, bahwa perempuan harus dapat menunjukkan eksistensinya tanpa laki-laki.
Movie Kritiks
Masih menurut Simone Ernestine Lucia Marie Bertnand Film ini sungguh
mengharukan, khususnya saat adegan-adegan terakhir. Sang suami sangat baik dan
mencintai Malena. Ia menerima Malena apa adanya sekalipun istrinya telah menjadi
pelacur. Apalagi adegan sang suami membawa pulang Malena ditampilkan tanpa
percakapan apapun. Seolah menekankan penerimaan penuh dari suaminya. Namun setelah
dilihat dari feminisme eksistensialisme, terdapat sisi lain dari film tersebut. Bahwa film
tersebut sangat tidak feminis dan tidak eksistensialis. Malena tidak hanya menjadi obyek.
Ia bahkan digambarkan tidak eksis tanpa laki-laki, dan hanya eksis karena laki-laki.
Semasa ayahnya masih hidup, sikap masyarakat terhadap Malena belum negatif meskipun
suaminya tidak ada. Setelah ayahnya meninggal, semua pelecehan terhadap Malena
langsung terjadi.
Jadi sang ayah, laki-laki, menggantikan posisi suami Malena, yang juga laki-laki.
Setelah tidak ada laki-laki, maka tidak ada lagi pelindung Malena. Malena tidak
mendapat pekerjaan karena laki-laki tidak memberikannya. Malena akhirnya bekerja
sebagai pelacur untuk melayani kebutuhan laki-laki. Dan ketika suaminyalaki-laki
kembali, Malena pun kembali dihormati. Ia kembali mendapatkan eksistensinya di mata
masyarakat. Jadi Malena, si perempuan, tidak dapat menjadi subyek bagi hidupnya sendiri.
Lebih dari itu, eksistensi Malena, si perempuan, hanya dimungkinkan karena adanya laki-
laki
Dengan setting Sisilia, Italia pada Perang Dunia II, film ini berhasil memadukan kegetiran dan humor
dalam satu pigura. Adegan pengadilan (resmi) dan pengadilan (jalanan) ketika ia dianiaya adalah adegan
yang sangat mengganggu, tapi mewakili hidup nyata. Tetapi, pada akhir film ini, ketika Malena mencoba
memungut kepingan harga diri dan
5. martabatnya dengan cara yang elegan, kita kemudian belajar percaya: masih ada kebaikan.
Malena adalah sebuah harapan untuk bertahan dalam hidup.
3. ANALISA FILM
WAHAI angin, hembuskanlah sutra yang membungkus kaki itu agar seluruh Sisilia
bisa menatap keindahan karunia Tuhan. Demikian impian Renato (Giuseppe Sulfaro)
bersama serombongan lelaki tanggung sebayanya, yang menatap Malena (Monica
Belluci) yang jelita itu berjalan di pinggir Kota Sisilia, menembus angin pantai. Bak
seorang dewi, Malena Scordia, istri seorang tentara yang tengah bertugas di dalam
peperangan, mampu menghentikan napas seluruh negeri hanya dengan kehadirannya.
Malena adalah film yang mecerminkan seorang laki-laki yang ingin mencari
kedewasaan hidupnya. Malena seolah terkutuk oleh kecantikannya. Para lelaki
mengaguminya, terobsesi oleh tubuhnya; sementara para perempuan mendelik cemburu
penuh kedengkian. Hanya Renato satu-satunya warga desa itu yang percaya pada
kebaikannya dan dengan tulus membantunya tanpa sepengetahuan Malena.
Di dalam film Malena, penonton diajak melakukan sebuah perjalanan coming of age,
perjalanan masa akil balik Renato, yang menyangka dirinya jatuh cinta pada sosok Malena.
Pria remaja berusia 12,5 tahun yang baru mengenal anatomi tubuhnya, sembari saling
mengukur panjang penis dengan kawan-kawannya, itu adalah representasi kehidupan yang
seolah tanpa derita. Kehidupan remaja adalah dunia pencaharian yang riuh-rendah.
Malena, obyek yang diteropongnya setiap malam, adalah representasi kesempurnaan
bentuk yang dianiaya oleh kedengkian.
Sebenarnya film ini adalah gabungan dari multiculture dan non-multiculture.diawal
tampak jelas bahwa di dalam film ini terdapat kelainans exu al pada Renato, saampai-
sampai ayahnya menyebutkansod on is me(sex menyimpang) dimana setiap kali dia melihat
wanita pujaannya, yaitu Malena, Renato langsung berfantasi dengan wanita pujaannya
tersebut. Begitu marahnya sang ayah ketika waktu membangunkan Renato,
ayahnyamenemukan celana dalam wanita di atas kepalanya. Ya, celana itu adalah celana
milik Malena yang siambil Renato. Lalu ayahnya menyebut Renato mengalami
penyimpangan sexual (sodonisme). Renato tidak boleh keluar kamar sampai dia sembuh
dari penyakit tersebut.
Di film ini juga terdapat prejudice yang sangat berlebihan dari warga kota Itali
tempat Malena tinggal. Intrik dan kedengkian satu kota terhadapnya, tuduhan berzina
dengan seorang dokter tua, diadili di sebuah pengadilan, ditelanjangi dan dipukuli serta
disiksa di muka publik dengan semena-mena hanya karena satu alasan yang tidak masuk
akal: dia cantik dan karena itu dia pasti seorang pelacur.
Jelas sekali nampak bahwap reju d ice masyarakat setempat masih tampak tinggi
sekali, apalagi wanita-wanita tang sirik padanya. Apalagi pada saat malena ditarik keluar dari sebuah
gedung dan kemudian disiksa dan ditelanjangi, sungguh miris. Prejudice yang berlebihan dapat
mengakibattkansekelompok masyarakat melakukan hal anarki dan tak bermoral seperti yang
ditampilkan di film ini.
6. Malena adalah kaum minoritas dalam lingkungan, dimana masyarakat telah
menorehkan tinta hitam dalam lembar kehidupannya. Kaum minoritas biasanya adalah
kaum yang gampang menjadi gunjingan masyarakat. Film ini juga kental sekali dengan
feminisme. Menurut Beauvoir, laki-laki dapat menguasai perempuan dengan menciptakan
mitos bahwa perempuan yang dipuja laki-laki adalah perempuan yang mau mengorbankan
dirinya untuk laki-laki.
Behauvoir juga melihat perempuan pekerja menjadi Liyan karena di mana pun juga
ia diharuskan menjadi dan bersikap sebagai femininitas. Namun menurut Beauvoir, tiga
jenis perempuan yang memainkan peran perempuan hingga ke puncaknya adalah pelacur,
narsis, dan perempuan mistis. Analisis Beauvoir terhadap pelacur sangat kompleks. Di satu
sisi ia memandang pelacur sebagai Liyan, obyek, yang dieksploitasi. Di sisi lain, pelacur
dapat menjadi Diri, Subyek, yang mengeksploitasi. Beauvoir memandang perempuan
panggilan (hetaira) mempunyai lebih banyak kekuasaan, setidaknya ia memanfaatkan
keliyanannya untuk kepentingan dirinya.
Berangkat dari pemahaman eksistensialisme perempuan adalah obyek dan laki-laki
adalah subyeknya. Dalam filmMalena yang dibintangi Monica Belucci, Malena adalah
seorang perempuan yang sangat cantik. Suatu ketika ia ditinggalkan suaminya untuk
mengikuti wajib militer. Sejak saat itu kehidupannya mulai berubah. Ia mengalami banyak
hambatan untuk menghidupi dirinya sendiri, terlebih setelah ayahnya meninggal dunia.
Nasib buruk mulai menimpa Malena dan penyebab utamanya adalah kecantikannya.
Banyak laki-laki menggodanya, dan banyak perempuan membencinya. Malena tidak
menanggapi godaan para laki-laki, namun hal itulah yang menyebabkan ia sulit
memperoleh pekerjaan. Akhirnya ia pun menjadi pelacur yang melayani tentara-tentara
musuh.
Ketika perang usai, negara musuh kalah dan negara Malena menang, ia dihujat oleh
para perempuan di lingkungannya. Ia diseret ke luar, diludahi, dimaki, dan
perlakuan lain yang tidak baik ditujukan kepada Malena. Sampai akhirnya
suaminya kembali dan menemukan Malena dalam situasi demikian. Hujatan pun
terhenti. Sang suami membawanya pulang. Selanjutnya kehidupan Malena kembali
normal. Film diakhiri dengan adegan Malena kembali disapa para tetangga dan
diberi anggukan saat ia berjalan sambil memegang tangan suaminya.